Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR LANJUTAN

LAJU REAKSI

Disusun oleh:

Nama Praktikan : Irvan Saputra


NIM : 191910801021
Kelompok/Kelas : 2/
Asisten : Dian Retno Ayu

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul: Laju Reaksi
II. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari Praktikum Laju Reaksi adalah untuk mempelajari
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
III. Tinjauan Pustaka
3.1 Laju Reaksi
Laju reaksi dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar
reaktan atau laju pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu satuan
waktu (Mufidah, 2014).
∆[𝑅]
𝑣=− (3.1)
∆𝑡

atau
∆[𝑃]
𝑣=+ (3.2)
∆𝑡

Keterangan:
v = laju reaksi
∆[𝑅] = perubahan konsentrasi molar reaktan
∆[𝑃] = perubahan konsentrasi molar produk
∆[𝑅]
− = laju pengurangan konsentrasi molar salah satu reaktan dalam
∆𝑡

per satuan waktu


∆[𝑃]
+ = laju penambahan konsentrasi molar salah satu produk dalam
∆𝑡

per satuan waktu.


Reaksi kimia adalah proses perubahan reaktan menjadi hasil reaksi atau
produk. Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan atau laju tertentu. Laju
reaksi adalah perubahan konsentrasi dari pereaksi ataupun produk per satuan
waktu. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi perlu dikendalikan jika kita
melakukan perbandingan laju reaksi dari berbagai macam reaksi. Laju reaksi
dopengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi suhu, konsentrasi pereaksi,
sifat pereaksi dan katalis. Laju reaksi dapat ditentukan dengan memberikan
variasi salah satu faktor, misalnya konsentrasi reaktan dan mengendalikan
faktor lainnya (Syukri, 1999).
Reaksi kimia dapat terjadi apabila partikel-partikel zat pereaksi saling
bertumbukan satu sama lain. Tumbukan yang terjadi tidak semuanya akan
menghasilkan zat baru yang berupa hasil reaksi atau produk. Zat baru tersebut
bisa diperoleh dari tumbukan yang berlangsung sempurna. Tumbukan
sempurna disebut tumbukan efektif. Partikel zat pereaksi yang saling
bertumbukan terkadang juga tidak langsung berubah menjadi zat produk.
Tumbukan tersebut akan membentuk molekul kompleks terlebih dahulu yang
dinamakan molekul kompleks teraktivasi. Molekul kompleks teraktivasi yang
terbentuk tersebut mempunyai hubungan dengan energi aktivasi (Suarsa, 2017).

3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Laju reaksi biasanya dijumpai dalam beberapa keadaan, ada yang
berlangsung sangat cepat dan adapula yang berlansung lambat. Menurut Brady
(1998), keadaan laju reaksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
3.2.1 Sifat reaktan
Senyawa ada yang bersifat sangat reaktif dibandingkan dengan senyawa
lainnya. Reaksi yang terjadi antara ion dalam suatu larutan biasanya
berlangsung lebih cepat, sementara reaksi antara molekul kovalen berlangsung
lebih lambat.
3.2.2 Konsentrasi
Konsentrasi suatu zat jika semakin besar maka laju reaksinya semakin
besar, dan begitu juga sebaliknya, bila konsentrasi semakin kecil maka laju
reaksinya semakin kecil. Laju reaksi untuk beberapa reaksi kimia dapat
dinyatakan dengan persamaan matematis yang dinamakan dengan hukum laju
reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat–pangkat dalam persamaan laju
reaksi dikenal dengan orde reaksi. Orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada
prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahaan konsentrasi laju
reaksi terhadap konsentrasi reaktan dan produk.
3.2.3 Luas Permukaan
Reaksi yang terjadi dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi
yang terjadi secara heterogen. Sistem reaksi homogen campuran zatnya
bercampur seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat terjadinya reaksi kimia,
karena molekul - molekul ini dapat bersentuhan antara satu sama lainnya.
Sistem heterogen, reaksi hanya berjalan pada bidang–bidang yang bersentuhan
dari kedua fasenya. Reaksi kimia berlangsung pada kedua molekul–molekul,
atom–atom atau ion–ion dari zat–zat yang bereaksi telebih dahulu
bertumbukkan. Reaksi kimia jika semakin luas permukaannya maka semakin
cepat reaksi itu berlangsung, dan begitu pula sebaliknya.
3.2.4 Suhu atau Temperatur
Temperatur yang tinggi, energi molekul–molekul akan bertambah. Laju
reaksi semakin meningkat dengan naiknya temperatur, biasanya kenaikan
temperatur sebesar 10 oC akan menyebabkan kenaikkan laju reaksi sebesar dua
atau tiga kalinya. Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan oleh kenaikkan
temperatur atau menyebabkan semakin cepatnya molekul-molekul reaktan
bergerak, sehingga memperbesar kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif.
Energi tumbukan bertambah yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan
sehingga suatu reaksi dapat terjadi disebut energi pengaktifan.
3.2.5 Katalis
Reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan
menambahkan zat lain yang disebut katalis. Konsep yang menerapkan
pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis yang menurunkan energi-
energi pengaktifan suatu reaksi dengan jalan menbentuk tahap-tahap reaksi
yang baru. Katalis dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Katalis homogen adalah katalis yang satu fase dengan zat yang dikatalis.
Jenis katalis ini umumnya ikut juga bereaksi, tetapi pada akhir reaksi akan
kembali lagi ke bentuk semula.
b. Katalis heterogen adalah katalis yang tidak satu fase dengan zat-zat yang
bereaksi. Jenis katalis ini umumnya logam-logam dan reaksi yang
dipercepat umumnya gas-gas.

3.3 Orde Reaksi


Orde reaksi merupakan bilangan eksponen yang menyatakan bertambahnya
laju reaksi kimia yang dikarenakan naiknya konsentrasi zat-zat yang bereaksi.
Orde reaksi juga menyatakan hubungan konsentrasi suatu zat yang sedang
bereaksi dengan laju reaksinya. Reaksi kimia yang berbanding lurus dengan
pangkat satu dari konsentrasi zat pereaksinya, maka reaksi tersebut dinamakan
sebagai orde pertama atau k [A]1. Reaksi kimia yang berbanding lurus dengan
pangkat dua dari konsentrasi zat pereaksinya, maka reaksi itu dinamakan orde
kedua atau k [A]2 (Kitti, 1993).

3.4 Energi Aktivasi


Energi aktivasi adalah suatu reaksi perubahan yang mulai berlangsung jika
diberikan sejumlah energi minimum, yang dapat dinyatakan dalam persamaan:
𝐸
ln 𝑘 = ln 𝑘0 𝑅𝑇𝑎 3.3

Dengan Ea adalah energi aktivasi, yang nilainya dianggap tetap (konstan)


pada rentang suhu tertentu, R adalah konstanta gas (8,314 J/mol K), dan T
adalah suhu yang dinyatakan dalam Kelvin (Martono, 2014).
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat:
- Erlemenyer
- Gelas Kimia
- Mortar
- Neraca Analitik
- Pipet Tetes
- Pipet Ukur
- Pipet Volume
- Plat Tetes
- Stopwatch
- Tabung Reaksi

4.1.2 Bahan:
- Aquadest
- CH3COOH
- H2O2
- H2SO4
- HCl Pekat
- HNO3 Pekat
- KlO3
- Larutan Kanji
- Logam Co
- Logam Mg
- Logam Zn
- MgO
- NaHSO3
4.2 Skema Kerja
4.2.1 Preparasi Larutan

HCl Pekat, H2SO4, HNO3, CH3COOH

disiapkan larutan HCl pekat


dilarutkan menggunakan akuades hingga mencapai 6 M
dilakukan prosedur yang sama untuk H2SO4, HNO3,
CH3COOH hingga masing-masing mempunyai
Hasil konsentrasi 3 M, 6 M, 6 M

4.2.2 Sifat Reaktan

Logam Mg

disiapkan tabung reaksi


diisikan pada tabung satu potong logam Mg sepanjang
1 cm
dimasukkan 1 mL larutan H2SO4 3M pada tabung
reaksi
diamati reaksi yang terjadi
dicatat waktu untuk melarutkan logam
dihitung laju reaksinya
diulangi prosedur diatas dengan mengganti larutan
asam sebagai berikut: HCl 6 M, HNO3 6 M,
H3PO4 2 M, CH3COOH 6 M
Hasil
4.2.3 Sifat Reaktan

HCl 6 M
disiapkan tabung reaksi
diisikan 1 mL asam HCl 6 M
dimasukkan 1 cm potongan logam Mg
diamati laju reaksi menggunakan stopwatch
dicatat hasil pengamatan
diulangi prosedur dengan potongan Zn dan Co

Hasil

4.2.4 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi

Logam Zn
disiapkan alat suntik 5 mL dan botol obat suntik
dengan tutupnya
dimasukkan Zn sebanyak 0.2 g ke dalam botol
suntik dan ditutup rapat
diambil 3 mL larutan HCl 1M dengan alat suntik
disuntikkan larutan HCl ke dalam botol melalui
karet
dicatat waktu mulai HCl disuntikkan sampai alat
penyedot naik ke ketinggian tertentu
diulangi untuk konsentrasi HCl yang berbeda

Hasil
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
5.1.1 Sifat Reaktan I

Tabel 5.1 Tabel Hasil Percobaan Sifat Reaktan I

1 cm Logam Fenomena yang


No. Waktu Laju Reaksi
Magnesium (Mg) Terbentuk
Ada gas, gelembung,
Tabung reaksi I
peningkatan suhu,
1 1 mL asam klorida 00:45 0,067 M/s
berwarna keruh,
6M (HCl)
kecepatan reaksi ++++
Ada gas, gelembung,
Tabung reaksi II
tidak ada peningkatan
2 1 mL asam sulfat 3M 01:14 0,0405 M/s
suhu, berwarna keruh,
(H2SO4)
kecepatan reaksi +++
Ada gas, gelembung,
Tabung reaksi III
peningkatan suhu,
3 1 mL asam nitrit 6M 00:32 0,0937 M/s
berwarna kecoklatan,
(HNO3)
kecepatan reaksi ++++
Ada gas, gelembung,
Tabung reaksi IV
tidak ada peningkatan
4 1 mL asam asetat 6M 01:55 0,00869 M/s
suhu, berwarna bening,
(CH3COOH)
kecepatan reaksi +
Ada gas, gelembung,
Tabung reaksi V
tidak ada peningkatan
5 1 mL asam fosfat 2M 02:15 0,0074 M/s
suhu, berwarna bening,
(H3PO4)
kecepatan reaksi ++
5.1.2 Sifat Reaktan II

Tabel 5.2 Tabel Hasil Percobaan Sifat Reaktan II

Fenomena
1 mL Asam Klorida
yang Waktu Laju Reaksi
6M (HCl)
Terbentuk
Tabung Reaksi I Tidak ada
1 cm logam tembaga perubahan - -
(Cu)
Tabung Reaksi II Ada gas dan
1 cm logam zink (Zn) gelembung 00:45 0,067 M/s
(++++)

5.1.3 Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi

Tabel 5.3 Tabel Hasil Percobaan Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi

Pengaruh Konsentrasi Fenomena yang


Waktu Laju Reaksi
terhadap Laju Reaksi Terbentuk
0,2gram serbuk zink Ada gas dan
(Zn) + 3 mL asam gelembung(++++) 00:04 0,125 M/s
klorida 1M (HCl)
5.1.4 Pengaruh Temperatur pada Laju Reaksi

Tabel 5.4 Tabel Hasil Pengaruh Temperatur pada Laju Reaksi

Potongan Logam Zink Fenomena


(Zn) + 5 mL Asam yang Waktu Laju Reaksi
Klorida 6M (HCl) Terbentuk

Tabung reaksi I (suhu Ada


100C) gelembung 00:48 0,0625 M/s
(++)

5.1.5 Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi

Tabel 5.5 Tabel Hasil Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi

5 mL Asam Klorida 2M Fenomena yang


Waktu Laju Reaksi
(HCl) Terbentuk

Tabung reaksi I Larutan berwarna


0,05gram zink (Zn) keruh, terdapat gas
00:45 0,022 M/s
dan gelembung (++)

Tabung reaksi II Larutan berwarna


0,05gram zink (Zn) + 1 cm keruh, terdapat gas
00:32 0,031 M/s
kawat tembaga (Cu) dan gelembung (+++)
5.2 Pembahasan

Laju reaksi dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar reaktan


atau laju pertambahan konsentrasi molar produk untuk satu satuan waktu,
beberapa faktor dapat mempengaruhi laju reaksi diantaranya, yaitu sifat
reaktan, konsentrasi, luas permukaan, temperature dan katalis.Praktikum Laju
Reaksi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju
reaksi.

Percobaan pertama pada praktikum adalah menguji sifat reaktan yang mana
reaktan yang digunakan berasal dari logam Mg yang akan ditambahkan
beberapa campuran senyawa lainnya, diantaranya asam klorida (HCl), asam
sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam asetat (CH3COOH), dan asam
fosfat (H3PO4). Logam Mg sepanjang 1 cm dicampurkan dengan HCl pada
tabung 1, reaksi yang terjadi, yaitu menimbulkan gas, gelembung, dan terdapat
peningkatan suhu. Larutan menjadi berwarna keruh, dan waktu reaksi yang
terjadi selama 45 detik dengan kecepatan reaksi sangat cepat (++++).
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.

Mg (s) + 2HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2 (g) (5.1)

Perlakuan yang kedua adalah dengan menambahkan H2SO4 pada logam


Mg, hasil yang diperoleh dari reaksi antara logam Mg dengan H2SO4 yaitu
menghasilkan gelembung, gas, dan tidak ada peningkatn suhu yang terjadi.
Campuran antara logam Mg dengan H2SO4 menghasilkan warna keruh dengan
waktu reaksi 1 menit 14 detik dan kecepatan reaksi tergolong cepat (+++),
persamaan reaksinya sebagai berikut:

Mg (s) + H2SO4 (aq) MgSO4 (aq) + H2 (g) (5.2)

Perlakuan yang ketiga adalah dengan menambahkan HNO3 pada logam Mg,
hasil yang diperoleh dari reaksi antara logam Mg dengan HNO3 yaitu
menimbulkan gelembung dan gas, terjadi peningkatan suhu, campuran
berwarna kecoklatan dan waktu reaksi 32 detik dengan kecepatan reaksi sangat
cepat (++++), persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Mg (s) + 2HNO3 (aq) Mg(NO3)2 (aq) + H2 (g) (5.3)

Perlakuan yang keempat adalah dengan menambahkan CH3COOH pada


logam Mg, hasil yang diperoleh dari reaksi antara logam Mg dengan
CH3COOH yaitu terdapat gas dan gelembung, tidak ada peningkatan suhu,
campuran berwarna bening dan waktu reaksi 1 menit 55 detik dengan kecepatan
reaksi sangat lambat (+), persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Mg (s) + 2CH3COOH (aq) Mg(H3COO)2 (aq) + H2 (g) (5.4)

Perlakuan yang kelima adalah dengan menambahkan H3PO4 pada logam


Mg, hasil yang diperoleh dari reaksi antara logam Mg dengan H3PO4 yaitu
terdapat gas dan gelembung, tidak ada peningkatan suhu, campuran berwarna
bening dan waktu reaksi 2 menit 15 detik dengan kecepatan reaksi lambat (++).
Waktu yang diperlukan tabung V untuk bereaksi lebih lama dibandingkan
dengan tabung IV, namun kecepatan reaksinya lebih cepat dibandingkan
dengan tabung IV. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Mg (s) + 2H3PO4 (aq) Mg(PO4)2 (aq) + 3H2 (g) (5.5)

Untuk reaksi kelima perlakuan pada percobaan 1 ini, terjadi reaksi


pembentukan garam magnesium dan gas H2. Laju reaksi di setiap perlakuan
dapat diamati dari pelepasan gas yaitu adanya timbul gelembung udara dan
waktu yang diperlukan untuk menghabiskan logam Mg. Kelima perlakuan di
atas, semuanya menghasilkan gas dan gelembung dan beberapa diantaranya
terjadi peningkatan suhu dan terjadi perubahan warna, serta kecepatan dan
durasi waktu reaksi di setiap perlakuan yang berbeda. Reaksi yang paling cepat
terjadi pada tabung reaksi III dengan durasi waktu 32 detik, dan reaksi paling
lambat terjadi pada tabung reaksi V dengan durasi waktu 2 menit 15 detik.
Faktor-fakor yang mempengaruhi reaksi-reaksi diatas, secara alami
mengakibatkan beberapa reaksi berlangsung lebih cepat dibanding reaksi
lainnya.

Percobaan kedua yaitu mengetahui sifat reaktan II. Percobaan dilakukan


dengan menambahkan potongan Zn dan Cu pada tabung reaksi yang telah berisi
HCl. Hasil yang diperoleh dari tabung reaksi I yang ditambahkan dengan logam
Cu yaitu tidak menimbulkan gas dan gelembung, hal ini menunjukkan bahwa
tidak ada reaksi yang terjadi antara HCl dengan Cu dalam satu larutan.
Persamaan reaksinya sebagai berikut:

Cu (s) + 2HCl (aq) (5.6)

Perlakuan kedua pada tabung reaksi II, dilakukan dengan menambahkan


logam Zn menghasilkan gas dan gelembung dengan waktu reaksi 45 detik,
peristiwa ini menunjukkan adanya reaksi diantara keduanya. Persamaan
reaksinya ialah:

Zn (s) + 2HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2(g) (5.7)

Berdasarkan kedua perlakuan tersebut diperoleh hasil yang sangat berbeda


yaitu tidak adanya reaksi yang terjadi terhadap penambahan logam Cu pada
tabung reaksi I, sedangkan pada tabung reaksi II terdapat reaksi yang terjadi
ketika penambahan logam Zn. Hal ini dikarenakan afinitas elektorn antara
logam Cu dan Zn yang berbeda, berdasarkan tabel periodik, jika suatu unsur
berada semakin ke kanan dalam satu tabel periodik maka afinitas elektronnya
juga semakin bertambah. Unsur Zn berada lebih ke kanan daripada unsur Cu
pada tabel periodik, sehingga afinitas electro Zn lebih besar disbanding Cu.

Percobaan ketiga yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap


laju reaksi. Percobaan dilakukan dengan memasukkan Zn sebanyak 0,2 gram
ke dalam botol suntik dan ditutup rapat, kemudian disuntikkan HCl sebanyak 3
mL ke dalam botol suntik tersebut melalui tutup karet. Waktu yang diperlukan
untuk HCl mulai disuntikkan hingga alat penyedot naik adalah 4 detik. Alat
penyedot yang naik tersebut menunjukkan bahwa reaksi tersebut menghasilkan
gas H2 dan terbentuk gelembung yang menyebabkan alat penyedot tadi naik.
Hal ini menunjukkan bahwa jika konsentrasi dinaikkan/ditambah, maka
kecepatan reaksinya juga bertambah, artinya semakin tinggi konsentrasinya,
maka semakin banyak molekul reaktan sehingga akan terjadi tumbukan yang
mengakibatkan kecepatan reaksinya meningkat. Persamaan reaksinya, sebagai
berikut:

Zn(s) + 2HCl(aq) Zn(Cl)2(aq) + H2(g) (5.8)

Percobaan keempat adalah membuktikan pengaruh temperatur pada laju


reaksi. Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 5 mL HCl 6 M pada
masing-masing tabung reaksi. Tabung I diberi variabel suhu 10℃, tabung II
suhu 25℃ dan tabung III 50℃, kemudian dimasukkan logam Zn pada masing-
masing tabung. Waktu yang diperlukan larutan tersebut agar dapat bereaksi
pada tabung I sampai tabung III berturut turut adalah 48 detik, 40 detik dan 22
detik. Waktu yang diperlukan ketiga larutan tersebut untuk bereaksi akan
semakin cepat, jika suhu atau temperaturnya semakin tinggi ini dikarenakan
semakin tinggi temperatur atau suhu, maka semakin tinggi energi kinetik dari
partikel reaktannya, sehingga frekuensi tumbukan dan energi tumbukan akan
meningkat. Temperatur larutan yang tinggi, maka laju reaksinya juga semakin
cepat. Reaksi dari percobaan ini dibuktikan dengan adanya gas dan gelembung
pada masing-masing tabung. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Zn (s) + 2HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2(g) (5.9)

Percobaan kelima atau terakhir adala menguji pengaruh katalis terhadap laju
reaksi. Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan Zn dengan HCl pada
perlakuan pertama, sedangkan perlakuan kedua mereaksikan Zn dengan HCl
dan ditambah Cu sebagai katalis. Waktu yang diperlukan agar perlakuan
pertama dapat bereaksi sempurna adalah 45 detik dengan menghasilkan adanya
gelembung dan berwarna keruh, sementara waktu yang diperlukan untuk
perlakuan kedua dapat bereaksi sempurna adalah 32 detik dengan menghasilkan
adanya gelembung dan berwarna keruh. Perlakuan kedua membuktikan bahwa
penambahan katalis dapat mempercepat laju reaksi. Katalis disini berfungsi
sebagai penyedia alternatif jalur reaksi dengan menurunkan energi aktivasi
reaksinya, sehingga laju reaksinya menjadi semakin cepat. Cu yang bertindak
sebagai katalis pada reaksi Zn dengan HCl, berhasil menurunkan energi aktivasi
reaksinya, sehingga laju reaksinya menjadi meningkat. Persamaan reaksinya
sebagai berikut:

Zn (s) + 2HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2(g) (5.10)

Dengan Cu tidak ikut bereaksi, karena berperan sebagai katalis dalam reaksi
tersebut.
VI. Penutup

6.1 Kesimpulan

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi dari reaktan atau produk per
satuan waktu. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi perlu dikendalikan dan
diketahui, ketika kita melakukan perbandingan laju reaksi dari berbagai macam
reaksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya, yaitu sifat
pereaksi atau reaktan, temperatur, konsentrasi pereaksi, dan katalis. Percobaan
pertama dan kedua pada praktikum ini membuktikan bawah laju reaksi
dipengaruhi oleh sifat reaktan. Percobaan ketiga membuktikan bahwa semakin
tinggi konsentrasi suatu reaksi, maka semakin cepat laju reaksinya. Percobaan
keempat membuktikan pengaruh kenaikan suhu terhadap laju reaksi, dan yang
memiliki laju reaksi paling cepat adalah tabung yang bersuhu 50oC. Percobaan
terakhir adalah menunjukkan bahwa dengan adanya katalis dapat mempercepat
laju reaksi, ini dibuktikan dengan semakin cepatnya laju reaksi Zn dengan HCl
saat ditambahkan Cu sebagai katalis.

6.2 Saran

Saran untuk praktikan sebaiknya memahami dan mempelajari dengan


seksama modul dan MSDS bahan yang digunakan dalam setiap percobaan demi
kelancaran praktikum. Praktikan juga sebaiknya berhati-hati dalam melakukan
percobaan agar bisa mengurangi risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
dan mempeoleh data yang valid demi kelancaran penyusunan laporan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E. dan J. L. Holum. 1998. Fundamental of Chemistry. 3 Ed. New York: John
Wiley & Sons Inc.

Kitti, Surra. 1993. Kimia Fisika Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia

Martono, Y., Y. E. P. Sari, dan J. Hidarto. 2014. PENGGUNAAN MODEL


ARRHENIUS UNTUK PENDUGAAN MASA SIMPAN PRODUK MINUMAN
KEMASAN BERDASARKAN KANDUNGAN VIT C. Salatiga: Universitas Kristen
Satya Wacana.

Mufidah, Annisatul. 2014. ANALISIS KESTABILAN PADA REAKSI OSILASI


FEROSIANIDAIODAT-SULFIT. Mathunesa. 3(3).

Suarsa, I Wayan. 2017. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEORI TUMBUKAN


PADA LAJU REAKSI KIMIA. Denpasar: Universitas Udayana

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Institut Teknologi Bandung.


LEMBAR HASIL PENGAMATAN

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

Sifat Reaktan I

1 cm Logam
Peningkatan Kecepatan Waktu
Magnesium Gas Gelembung Warna
Suhu Reaksi Reaksi
(Mg)
- Tabung
reaksi I
✓ ✓ ✓ ++++ Keruh 00:45
1 mL asam
klorida 6M
(HCl)
- Tabung
reaksi II
✓ ✓ - +++ Keruh 01:14
1 mL asam
sulfat 3M
(H2SO4)
1 - Tabung
reaksi III
✓ ✓ ✓ ++++ Kecoklatan 00:32
1 mL asam
nitrit 6M
(HNO3)
- Tabung
reaksi IV
✓ ✓ - + Bening 01:55
1 mL asam
asetat 6M
(CH3COOH)
- Tabung
reaksi V
✓ ✓ - ++ Bening 02:15
1 mL asam
fosfat 2M
(H3PO4)
LEMBAR HASIL PENGAMATAN
Sifat Reaktan II
1 mL Asam Gas Gelembung Waktu Reaksi
Klorida 6M
(HCl)
- Tabung
Reaksi I
- - -
2 1 cm logam
tembaga
(Cu)
- Tabung
Reaksi II ✓ ✓ 00:45
1 cm logam
zink (Zn)
Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
0,2 gram Terbentuk gas, terbentuk gelembung
serbuk zink Waktu yang dibutuhkan penyedot naik 00:04
3
(Zn) + 3 mL
asam klorida
1M (HCl)
Pengaruh Temperatur pada Laju Reaksi
Potongan
Logam Zink
(Zn) + 5 mL Gelembung Waktu Reaksi
Asam Klorida
6M (HCl)
- Tabung
reaksi I(suhu ✓ 00:48
0
4 10 C)
- Tabung
reaksi II ✓ 00:40
0
(suhu 25 C)
- Tabung
reaksi III ✓ 00:22
0
(suhu 50 C)
LEMBAR PENGAMATAN

Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi


5 mL Asam Klorida 2M (HCl) Warna Gelembung Waktu Reaksi
- Tabung reaksi I
Keruh ✓ 00:45
5 0,05 gram zink (Zn)
- Tabung reaksi II
0,05 gram zink (Zn) + Keruh ✓ 00:32
1 cm kawat tembaga
(Cu)
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1.1 Percobaan 1 Mengenai Gambar 1.2 Percobaan 2 Mengenai


Sifat Reaktan I Sifat Reaktan II

Gambar 1.3 Percobaan 3 Mengenai Gambar 1.4 Percobaan 4 Mengenai


Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Pengaruh Temperatur terhadap Laju
Reaksi Reaksi

Gambar 1.5 Percobaan 5 Mengenai


Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Sifat Reaktan
a. H2SO4 3 M , t = 1 menit 14 detik
Mg(s) + H2SO4(aq) MgSO4(aq) + H2(g)
1 [H2SO4 ] 3
v=-1 =- = - 0,0405 M/s
𝑑𝑡 74

b. HCl 6 M, t = 45 detik
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
1 [HCl ] 1 6
v=-2 = - 2 45 = - 0,067 M/s
𝑑𝑡

c. HNO3 6 M, t = 32 detik
Mg(s) + 2HNO3(aq) Mg(NO3)2(aq) + H2(g)
1 [HNO3 ] 1 6
v=-2 = - 2 32 = - 0,0937 M/s
𝑑𝑡

d. H3PO4 2 M, t = 2 menit 15 detik


Mg(s) + 2H3PO4(aq) Mg(PO4)2(aq) + 3H2(g)
1 [H3PO4 ] 1 2
v=-2 = -2 135 = - 0,0074 M/s
𝑑𝑡

e. CH3COOH 6 M, t = 1 menit 55 detik


Mg(s) + 2CH3COOH(aq) Mg(CH3COO)2(aq) + H2(g)
1 [CH3COOH ] 1 2
v=-2 = - 2 115 = - 0,00869 M/s
𝑑𝑡

2. Sifat reaktan
HCl 6 M, t = 45 detik
Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
1 [HCl ] 1 6
v=-2 = - 2 45 = - 0,067 M/s
𝑑𝑡

Cu + HCl tidak terjadi reaksi


3. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
HCl 1 M, t= 4 detik
Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
1 [HCl ] 11
v=-2 𝑑𝑡
= - 2 4 = - 0,125 M/s
4. Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi
5 ml HCl 6 M
Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
a. Pada suhu 10°C t = 48 detik
1 [HCl ] 1 6
v=-2 = - 2 48 = - 0,0625 M/s
𝑑𝑡

b. Pada suhu 25°C t = 40 detik


1 [HCl ] 1 6
v=-2 = - 2 40 = - 0,075 M/s
𝑑𝑡

c. Pada suhu 50°C t = 22 detik


1 [HCl ] 1 6
v=-2 = - 2 22 = - 0,136 M/s
𝑑𝑡

5. Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi


HCl 2 M, t = 45 detik
a. Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
1 [HCl ] 1 2
v=-2 = - 2 45 = - 0,022 M/s
𝑑𝑡

b. HCl + Zn + Cu t = 32 detik
Cu tidak ikut bereaksi hanya sebagai katalis
Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)
1 [HCl ] 1 2
v=-2 = - 2 32 = - 0,03125 M/s
𝑑𝑡

Anda mungkin juga menyukai