KELOMPOK XII
APRIANTO (11811288)
MUTMAINNAH (11211281)
SEMESTER/KELAS: II/H
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat beserta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umat manusia dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang dapat kita rasakan saat ini.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas tentang Peranan Sekolah
Sebagai Lembaga Pengembangan Multikultural untuk memenuhi tugas mata kuliah
yang diampu oleh Bapak Suhardiman, S. Pd.I., M.S.I.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini, untuk
itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Penyusun
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
C. Tujuan ..................................................................................................................2
...................................................................................................................................6
A. Kesimpulan ..........................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................9
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Multikultural juga merupakan proses dimana semua tujuannya tidak akan
bisa terealisasi secara penuh. Persamaan pendidikan seperti kebebasan dan keadilan
merupakan ideal terhadap mana umat manusia berkerja nmun tidak pernah tercapai
secara penuh. Karena tujuan Pendidikan Multikultural yang tidak akan pernah
tercapai secara penuh, maka kita harus bekerja secara terencana da berkelanjutan
untuk meningkatkan persamaan pendidikan bagi semua siswa. Multikutural adalah
suatu realita masyarakat dan bangsa Indonesia. Realita tersebut memang berposisi
sebagai objek dalam proses pengembangan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan,
termasuk di dalamnya Pendidikan Multikultural. Tetapi posisi sebagai objek yang
terabaikan dalam pengembangan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
ini berubah menjadi subjek yang menentukan dalam implementasinya. Sekalipun
sebenarnya multikultural menjadi penentu dalam implementasi tetapi tetap tidak
dijadikan landasan ketika guru mengembangkan pembelajaran. Padahal multikultural
itu berpengaruh langsung terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, kemampuan sekolah dalam memberikan pengalaman belajar, dan
kemampuan siswa dalam proses belajar serta mengolah informasi menjadi sesuatu
yang dapat diterjemahkan sebagai hasil belajar. Oleh karena itu, multikultural tersebut
harus menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan filsafat, teori, visi,
pengembangan pembelajaran pendidikan, termasuk di dalamnya Pendidikan
Multikultural.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh sebab itulah, kebudayaan merupakan salah satu landasan kuat dalam
pengembangan pendidikan di Indonesia yang memiliki kebergaman budaya yang
banyak untuk meningkatkan toleransi dan saling pengertian antar budaya yang
berbeda di Indonesia.
1. Pengembangan Ide
- Penemuan filosofi
3
- Bentuk format atau silabus
4
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran harus secara tegas menyikapi
bahwa siswa bukan belajar bukan untuk kepentingan mata pelajaran, namun mata
pelajaranlah yang di jadikan sebagai wahana untuk mengembankan kepribadian
siswa. Jadi, inti dari pendekatan adalah bukan banyaknya materi yang harus dipelajari
, namun bagaimana cara memelajari sebuah materi.
Secara teknis, filsafat pendidikan dasar harus berubah dengan esensi kearah
yang lebih memanusiakan manusia. Pendekatan multikultural bukan saja mampu
menjadi media pengembangan budaya local, namun juga pengembang budaya
nasional maupun universal. Pengembangan perencanaan dan pelaksanaan dalam
dimensi ide harus jelas mengungkapkan hal ini dan kemudian harus tercermin dalam
pengembangan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
5
dalam kurikulum 1975 dan 1984. Kurikulum 1994 memang mencoba untuk
mengembangkan pengertian konten yang lebih luas tetapi belum mencakup
keseluruhan gerak pengembangan. Pengertian konten harus diartikan lebih luas yang
mencakup hal-hal substantif (teori, generalisasi, konsep, fakta), nilai, keterampilan,
dan proses.
6
(2) cara belajar siswa yang ditentukan oleh latar belakang budayanya,
(3) lingkungan budaya mayoritas masyarakat dan pribadi siswa adalah entry behavior
kultural siswa,
Posisi keragaman yang berada pada tataran sekolah dan masyarakat tak boleh
diabaikan. Oleh karena itu, keragaman sosial dan budaya harus menjadi faktor yang
dipertimbangkan dalam penentuan filsafat, teori, visi, pengembangan dokumen,
sosialisasi kurikulum, dan pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://viviana4areguler.blogspot.com/2017/06/makalah-pendidikan-multi-
kultural.html
https://text-id.123dok.com/document/dzx3pw7dz-perencanaan-pembelajaran-
pendidikan-multikultural.html