Anda di halaman 1dari 18

STOIKIOMETRI REAKSI

(Laporan Praktikum Kimia Pertanian)

Oleh:
Maya Meryam
2210515220025
Kelompok 5

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii

DAFTAR GRAFIK ................................................................................................ iv

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

Latar Belakang .................................................................................................... 1

Tujuan .................................................................................................................. 2

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3

BAHAN DAN METODE ....................................................................................... 5

Bahan dan Alat .................................................................................................... 5

Prosedur Kerja ..................................................................................................... 6

Waktu dan Tempat .............................................................................................. 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8

Hasil..................................................................................................................... 8

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 15

Kesimpulan ........................................................................................................ 15

Saran .................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

LAMPIRAN .......................................................................................................... 15
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Hasil Percobaan Stoikiometri Reaksi Pengendapan ..................... 8

Tabel 2. Hasil Percobaan Stoikiometri Reaksi Asam-Basa ........................ 9


DAFTAR GRAFIK
Halaman

Grafik 1. Hasil Pengamatan Tinggi Endapan ......................................... 8

Grafik 2. Hasil Pengamatan Perubahan Suhu ........................................ 9


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tak pernah lepas dari yang namanya hitungan,
termasuk dalam kita mempelajari ilmu kimia. Perhitungan ini meliputi misalnya
berapa banyak bahan reaktan yang diperlukan bila ingin memperoleh sejumlah
produk tertentu. Atau sebaliknya, bila tersedia sejumlah bahan reaktan berapa hasil
produk maksimal yang dapat diperoleh. Yang mana dalam perhitungannya
menyangkut reaksi-reaksi kimia. Masalah tersebut dapat kita pecahkan dengan
stoikiometri. Stoikiometri sendiri merupakan hubungan kuantitatif antara zat-zat
yang terkait dalam suatu reaksi kimia. Sedangkan reaksi stoikiometri adalah suatu
reaksi yang semua reaktan nya habis bereaksi dan reaksi non stoikiometri adalah
suatu reaksi yang salah satu diantaranya tidak habis bereaksi (bersisa) dan reaktan
yang lain habis bereaksi.

Pada stoikiometri persamaan reaksi akan sangat dibutuhkan dalam


pembuatan reaksi dan perhitungannya dalam kehidupan sehari-hari ilmu kimia
sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang industri seperti industri, tekstil makanan,
dan industri farmasi. Dalam industri farmasi dan obat-obatan dihasilkan barang
yang berupa obat, baik dalam bentuk padat maupun cair. Pembuatan obat-obatan
tersebut biasanya dilakukan dengan reaksi kimia dan melibatkan perhitungan kimia
yang rumit. Selain itu hubungan kuantitatif zat-zat dalam reaksi kimia juga sangat
berpengaruh dalam perhitungan kimia.

Oleh karena itu praktikum kali ini diperlukan untuk memahami lebih dalam
mengenai prinsip dan cara kerja dari stoikiometri dalam hal ini untuk mengetahui
hasil reaksi dari sistem NaOH dan HCl beserta jumlahnya dan perubahan
temperatur sistem tersebut, untuk mengetahui hasil reaksi dan sistem NaOH dan
H2SO4 beserta jumlahnya dan perubahan temperatur sistem tersebut, serta untuk
mengetahui konsep dari reaksi stoikiometri dan reaksi non stoikiometri
2

Tujuan
Tujuan pada prraktikum ini adalah menentukan koefisien reaksi
berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan temperatur dan menentukan
hasil reaksi berdasarkan konsep mol
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul
menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya
merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi pada senyawa organik biasanya
dalam bentuk molekul. Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen
antara atom-atom molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa organik
ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan ikatan kovalen
yang baru. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah, seperti pada reaksi yang
berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin mendahului
pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak (Goldberg,
2007)

Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Sebagai contoh makanan


yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna berubah menjadi tenaga tubuh.
Nitrogen dan Hidrogen bergabung membentuk ammonia yang digunakan sebagai
pupuk, pati tanaman dalam daun disintetis dari CO2 dan H2O oleh pengaruh energi
matahari. Jadi dapat dikatakan bahwa stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari
kuantitas produk dan reaktan dalam reaksi kimia. Dengan kata lain stoikiometri
adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat
dalam reaksi (Brady, 1999)

Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung


hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia didasarkan pada
hukum hukum dasar dan persamaan reaksi. Sederhananya stoikiometri merupakan
pokok bahasan dalam ilmu kimia. Reaktan itu sendiri adalah zat yang diperoleh
sebagai hasil reaksi kimia (Chang, 2005)

Stoikiometri berasal dari kata “stoicheion” dalam bahasa Yunani yang


berarti mengukur. Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari
kuantitas suatu zat dalam reaksi kimia. Zat-zat tersebut meliputi massa, jumlah mol,
volume, dan jumlah partikel. Tak hanya itu, stoikiometri juga diartikan sebagai
perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam
4

reaksi. Suatu reaksi kimia dapat dikatakan sebagai reaksi stoikiometri apabila
reaktan dalam reaksi habis seluruhnya (Dewanty, 2021)

Stoikiometri bergantung pada kenyataan bahwa unsur unsur berperilaku


dengan cara yang dapat diprediksi, dan materi yang tidak dapat diciptakan atau
dihancurkan, karena itu ketika unsur digabungkan menghasilkan reaksi kimia,
sesuatu yang dikenal dan spesifik yang akan terjadi dan hasil reaksi dapat diprediksi
berdasarkan unsur unsur yang terlibat. Stoikiometri dapat menemukan bagaimana
unsur unsur dan komponen diencerkan dalam larutan yang konsentrasinya
diketahui, bereaksi dalam kondisi eksperimen (Syukri, 1999)

Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya


dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu
dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-
ubah, namun molar totalnya sama. Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu,
daya serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri
sistem. Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik
maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan
perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia
bergantung jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume
tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni
dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran. (Keenan,
1980)

Persamaan kimia terdiri dari tiga hal yaitu pereaksi, anak panah dan hasil
reaksi. Pereaksi adalah zat mula-mula yang terdapat sebelum terjadi reaksi. Hasil
reaksi adalah zat apa saja yang dihasilkan selama reaksi kimia berlansung. Suatu
reaksi kimia berimbang menujukkan rumus pereaksi kemudian anak panahdan hasil
reaksi dengan jumlah atom dikiri dan di kanan anak panah sama. Persamaan kimia
memberikan dua macam informasi penting yaitu tentang sifat reaktan dan produk.
Sifat reaktan dan produk harus ditentukan secara percobaan. Persamaan reaksi
sering ditunjukkan keadaan fisika reaktan dan produk. (Keenan K. W., 1980)
5

Setiap zat murni yang diketahui dalam bahasa Kimia, baik itu unsur maupun
senyawa, mempunyai nama dan rumus uniknya sendiri. Cara yang paling singkat
untuk memberikan suatu reaksi kimia ialah menulis rumus untuk tiap zat yang
terlibat dalam bentuk suatu persamaan kimia. Suatu persamaan kimia meringkaskan
sejumlah besar informasi mengenai zat – zat yang terlibat dalam reaksi. Persamaan
ini tidaklah sekedar pernyataan kualitatif yang menguraikan zat – zat yang terlibat,
tetapi juga pernyataan kuantitatif, yang menjelaskan berapa banyak pereaksi dan
hasil reaksi terlibat. Proses membuat perhitungan yang didasarkan pada rumus –
rumus dan persamaan – persamaan berimbang dirujuk sebagai stoikiometri
(Respati, 1992)
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. NaOH 0,1 M
2. NaOH 1,0 M
3. CuSO4 0,1 M
4. HCL 1,0 M

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Gelas Beker
2. Termometer
3. Mistar ukuran 20 cm
4. Neraca analitik
5. Corong
6. Labu takar
7. Gelas arloji
8. Tabung reaksi
9. Rak tabung reaksi
10. Spatula
11. Akuades
12. Gelas beker 50 ml
6

Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Stokiometri Reaksi Pengendapan

1. Sediakan dua buah gelas beker 50 ml. Ke dalam 1 gelas beker masukkan 5
ml NaOH 0,1M. Pada gelas beker yang lain masukkan 25 ml CuSO4 0,1 M.
Campurkan kedua larutan itu kemudian kocok.
2. Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di dasar
gelas beker.
3. Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunakan mistar (agar akurat
terapkan satuan mili-meter).
4. Lakukan cara yang sama dengan langkah (1-3) untuk percobaan berikut,
dengan mengubah volume pereaksi masing-masing tetapi volume total tetap
30 ml, yaitu:
- 10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4 0,1 M

- 15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 0,1 M

- 20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4 0,1 M

- 25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M

5. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y)


dan volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.
6. Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang
diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
7. Bandingkan dengan koefesien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan
persamaan reaksi.
b. Stokiometri Sistem Asam-Basa

1. Ke dalam gelas beker 50 ml, masukkan 5 ml NaOH 1,0 M dan ke dalam


gelas beker lainnya masukkan 25 ml HCl 1,0 M. Kemudian ukur temperatur
kedua larutan tersebut (TM ) dan diusahakan agar sama (dapat dilakukan
dengan merendam kedua gelas beker tersebut dalam penangas air.
2. Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total 30 ml, ukur
temperatur campuran dan catat suhu maksimum yang konstan ( TA ).
7

3. Lakukan cara yang sama untuk percobaan berikut dengan mengubah


volume pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah 30
ml, yaitu:
- 10 ml NaOH 1,0 M dan 20 ml HCl 1,0 M
- 15 ml NaOH 1,0 M dan 15 ml HCl 1,0 M
- 20 ml NaOH 1,0 M dan 10 ml HCl 1,0 M
- 25 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M
4. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur
(sumbu y) dan volume asam/basa (sumbu x).
5. Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang
diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
Bandingkan dengan koefesien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan
persamaan reaksi

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2022. Pukul 14.40–
Selesai. Di Laboratorium Kimia, Fisika dan Biologi Jurusan Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil percobaan stoikiometri Reaksi Pengendapan


NaOH (ml) CuSO$ (ml) Tinggi Endapan Warna Endapan Warna
(mm) Larutan
5 25 5 Biru Biru
10 20 20 Biru Biru
15 15 25 Biru Muda Biru Muda
20 10 40 Hitam Bening
25 5 25 Hitam Pekat Bening

Grafik 1. Hasil Pengamatan Tinggi Endapan

Stoikiometri Endapan
14

12
Tinggi Endapan (mm)

10

6 Endapan

0
5;25 10;20 15;15 20;10 20;5
NaOH (ml) : CuSO4 (ml)
9

Tabel 2. Hasil Percobaan Stoikiometri Reaksi Asam-Basa


NaOH (ml) HCl (ml) TM (0C) Ta (0C) dT (0C)
5 25 33℃ 35℃ 2
10 20 34℃ 35℃ 3
15 15 36℃ 40℃ 4
20 10 37℃ 42℃ 3
25 5 34℃ 36℃ 2

Grafik 2. Hasil pengamatan perubahan suhu

Stoikiometri Suhu
4.5

3.5
Selisih Suhu (℃)

2.5

2
Suhu
1.5

0.5

0
5;25 10;20 15;15 20;10 25;5

NaOH(ml) : HCL (ml)


10

Pembahasan

Pada percobaan yang dilakukan terdapat dua sistem, yaitu sistemcampuran


NaOH-HCl dan sistem NaOH-H2SO4. Pada kedua sistem ini didasarkan pada
penentuan titik maksimum dan titik minimum serta apakah reaksi
tersebutmerupakan reaksi stoikiometri atau non stoikiometri. Pada stoikiometri
sistem NaOH-HCl terdapat lima kali percobaan. Tujuan pada praktikum kali ini
adalah suatu perhitungan kimia yang menyangkut tentang hubungan kuantitatif
antara zat yang terlibat dalam reaksi stotikiometri sendiri reaksi yang berada di
dalam reaksi kimia tersebut harus habis bereeaksi dalam reaksi kimia tersebut
sehingga tidak ada mil sisa dalam reaksi tersebut atau tidak adanya pereaksi
pembatas.

Pada percobaan pertama yaitu percobaan dengan sistem NaOH dan


CuSO4 . Pertama masukkan larutan NaOH 0,1 M sebanyak 5 ml kedalam gelas
beker 50 ml, kemudian masukkan larutan CuSO4 0,1 M sebanyak 25 ml.
Campurkan kedua larutan tersebut kemudian kocok. Yang kedua biarkan campuran
tersebut agar endapan yang tebentuk berada di dasar gelas beker.Yang terakhir ukur
tinggi endapan menggunakan mistar (agar akurat terapkan satuan ml).

Laukukan percobaan berikut 1-5 kali dengan mengubah volume pereaksi


masing-masing tetapi volume tetap yaitu 30ml.

Hasil dari percobaan pertama adalah NaOH (mL) 5,10,15,20,25, CuSO4 (mL)

25,20,15,10,5, Tinggi Endapan (mm) 2mm, 6mm, 8mm, 9mm, 12mm,


Temperatur (Tm) Biru, Biru, Biru muda, Hitam, Hitam pekat, dan Konstanta (Ta)
Biru, Biru, Biru muda, Bening,Bening.

Hasil percobaan kedua yaitu NaOH(mL) 5,10,15,20,25. HCI (mL)


25,20,15,10,5. Temperatur (Tm) 33°C, 34°C, 36°C, 37°C, 34°C. Kostanta (Ta)
35°C, 37°C, 40°C, 40°C, 36°C
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan antara lain
sebagai berikut:
1. Apabila 2 zat dicampurkan maka akan terjadi perubahan suhu, warna, dan
endapan.
2. Hasil endapan tertinggi dihasilkan oleh larutan dengan perbandingan 25 ml
NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M yaitu setinggi 12 mm.
3. Titik maksimum kenaikan suhu berada pada perbandingan campuran 15 ml
NaOH 1,0 M dengan 15 ml HCl 1,0 M dengan kenaikan suhu sebanyak 40C.
Sedangkan titik minimum kenaikan suhu yang terjadi terdapat pada campuran
5 ml NaOH 1,0 M dengan 25 ml HCl 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M dengan 25
ml NaOH dengan kenaikan suhu sebanyak 20C.

Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar selalu menjaga kebersihan
laboratorium dan diri agar dalam proses praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, D. 2015. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Kemampuan Berpikir


Kritis Siswa Kelas X MIA 7 dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Problem Solving pada Materi Stoikiometri di SMA
Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan
Kimia. Vol. 4; 4, Hal 17-26.

Brady, j. E. (1999). Kimia Universitas: Asas dan Struktur. Terjemahan dari


General Chemistry: Principes and Structures, oleh Sukriah Maun.
Jakarta: Binarupa Aksara.

Chang, R. (2005). Kimia dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:


Erlangga.

Dewanty, F. (2021, April ). Retrieved from Pahami Materi:


https://pahamify.com/blog/pahami-materi/materi-ipa/materi-kimia-
stoikiometri-utbk/

Goldberg, D. E. (2007). KImia Untuk Pemula Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Keenan, K. W. (1980). imia Untuk Universitas edisi keenam jilid satu.


Terjemahan dari General College Chemistry, oleh A. Hadyana
Putjaatmaka. Jakarta: Erlangga.

Keenan, K. W. (1980). Kimia Untuk Universitas edisi keenam jilid satu.


Terjemahan dari General College Chemistry, oleh A. Hadyana
Putjaatmaka. Jakarta: Erlangga.

Respati. (1992). Dasar- Dasar Ilmu Kimia. Jakarta: Rineka Cipta.

Syukri. (1999). Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: UI Press.


LAMPIRAN

Gambar 1. Proses Titrasi

Gambar 2. Proses Penyaringan sampel tanah

Anda mungkin juga menyukai