Anda di halaman 1dari 20

PENIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN DAN

STOIKIOMETRI REAKSI
(Laporan Praktikum Kimia Pertanian)

Oleh:

Nabila Faras Haifa


2310512120015
Kelompok 2

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2023
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI...........................................................................................i

DAFTAR TABEL...................................................................................ii

DAFTAR GRAFIK…………………………………………………….iii

PENDAHULUAN...................................................................................1
Latar Belakang............................................................................1
Tujuan..........................................................................................2

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................3

BAHAN DAN METODE ......................................................................6

Bahan dan Alat............................................................................6


Bahan......................................................................................6
Alat.........................................................................................6
Waktu dan Tempat......................................................................7
Prosedur Kerja.............................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................8

Hasil.............................................................................................8
Pembahasan.................................................................................6

KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................18

Kesimpulan..................................................................................18
Saran............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Stoikiometri Reaksi Pengendapan.............................................8


Tabel 2. Stoikiometri Sistem Asam-Basa.........................................9

ii
DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Stoikiometri Reaksi Pengendapan...........................................8


Grafik 2. Stoikiometri Sistem Asam-Basa.......................................9

iii
PENDAHULUAN

Latar belakang

Ilmu kimia adalah ilmu yang memperlajari tentang susunan , struktur, serta
sifat-sifat materi. Dalam ilmu kimia tidak hanya memepelajari teori saja, tetapi
berusaha mencari prinsip yang mengatur serta merumuskan teori untuk
menerangkan mengapa hal itu terjadi. Selain itu, ilmu kimia juga menerangkan
sesuatu sampai hal kecil, meliputi zat maupun buakan zat, misal nya dalam
larutan, kita bisa mempelajari bagaimana melakukan pengenceran, penyaringan,
titrasi, dan lain-lain. Semua itu akan dibahas dalam ilmu kimia, dari materi atau
zat apa yang terkandung di dalamnya, hasil apa yang didapat, dan baiamana
caranya (Brady, 2000).

Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur- unsur


dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara
stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia (Brady, 1999).

Stoikiometri (stoi-kee-ah-met-tree) merupakan bidang dalam ilmu kimia


yang menyangkut hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi
kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil reaksi. Stoikiometri juga
menyangkut perbandingan atom antar unsur-unsur dalam suatu rumus kimia,
misalnya, perbandingan atom H dan atom O dalam molekul H2O. Kata
stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoicheon yang artinya unsur dan
metron yang berarti mengukur. Seorang ahli Kimia Perancis, Jeremias Benjamin
Richter(1762- 1807) adalah orang yang pertama kalimeletakkan prinsip-prinsip
dasar stoikiometri. Menurutnya stoikiometri adalah ilmu tentang pengukuran
perbandingan kuantitatif atau pengukuran perbandingan antar unsur kimia yang
satu dengan yang lain (Kusuma, 2012)

Stoikiometri juga merupakan suatu aspek atau bagian dalam ilmu kimia
yang mempelajari data-data kuantitatif yang terjadi dalam suatu reaksi kimia.
Data-data kuantitatif sendiri adalah suatu data yang wujudnya berupa angka-angka
2

yang merepresentasikan keadaan-keadaan tertentu yang terjadi dalam suatu reaksi


kimia. Data-data dari suatu reaksi kima sendiri dapat bersifat kuantitatif atau
bersifat kualitatif. Suatu data bersifat kualitatif apabila ia tidak dipresentasikan
dalam bentuk angka. Dengan demikian analisis stoikiometris tidak dapat
dilakukan kepada data yang berbentuk non-angka. (Satria, 2015)

Oleh sebab itu, pada saat unsur digabungkan kemudian menghasilkan reaksi
kimia, sesuatu yang dikenal dan juga spesifik yang akan terjadi serta hasil reaksi
bisa untuk diprediksi dengan berdasarkan unsur-unsur dan juga jumlah yang
terlibat. Stoikiometri ialah matematika di balik ilmu kimia. (Zahra, 2012)

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pemebntukan endapan
dan perubahan temperature.
2. Menentukan hasil reaksi berdasrkan konsep mol.
TINJAUAN PUSTAKA

Stoikiometri adalah ilmu kimia yang mempelajari dan menghitung


hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia didasarkan pada
hukum hukum dasar dan persamaan reaksi. Sederhananya stoikiometri merupakan
pokok bahasan dalam ilmu kimia. Reaktan itu sendiri adalah zat yang diperoleh
sebagai hasil reaksi kimia (Chang, 2005).
Stoikiometri mewakili Hukum Konservasi Massa dalam konteks reaksi
kimia. baik masuk maupun keluar dari kesetaraan kimianya itu dapat dinyatakan
sebagai seperangkat persamaan linear yang melibatkan konservasi massa, elemen
kimia, atau jumlah lain yangsesuai. Misalnya kimia unit genetik. Stoikiometri
reaksi kimia mengungkapkannya dalam bentuk persamaan stoikiometri yang
merupakan representasi setara dari Hukum Konservasi Massa (Glasser, 2019).
Ilmu yang mempelajari stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif reaksi
kimia atau rumus kimia yang diperoleh melalui pengukuran massa, volume,
jumlah dan sebagainya, yang terkait dengan jumlah atom, ion, molekul, atau
rumus kimia, serta keterkaitannya dalam suatu reaksi kimia (Ariyanti, 2017).
Hal tersebut juga diperjelas oleh (Winarni dkk, 2013) yang menyatakan
bahwa materi stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan
kuantitatif dalam reaksi kimia. Pemaknaan lebih luas menjelaskan bahwa
stoikiometri mempelajari aspek kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal tersebut
diperoleh melalui pengukuran massa, volume, jumlah dan sebagainya yang terkait
dengan atom, ion atau rumus kimia serta saling keterkaitannya dalam suatu
mekanisme reaksi kimia (Ernawati, 2015).
Reaksi kimia adalah suatu perubahan dari suatu senyawa atau molekul
menjadi senyawa lain. Reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik biasanya
merupakan reaksi antara ion, sedangkan reaksi pada senyawa organik biasanya
dalam bentuk molekul. Struktur organik ditandai dengan adanya ikatan kovalen
antara atom-atom molekulnya. Oleh karena itu, reaksi kimia pada senyawa
organik ditandai dengan adanya pemutusan ikatan kovalen dan pembentukan
ikatan kovalen yang baru. Proses ini mungkin terjadi secara berpisah, seperti pada
reaksi yang berlangsung secara bertahap dimana pemutusan ikatan mungkin
mendahului pembentukan ikatan baru, atom dapat berlangsung secara serentak
(Goldberg, 2007).
Reaksi pengendapan adalah reaksi yang terjadi di dalam suatu laruta yang
dicirikan terbentuknya endapan, yakni fase padatan yang terpisah dari larutannya.
4

Endapan yang terbentuk dari suatu reaksi dalam larutan tergantung pada kelarutan
zat terlarutnya. Kelarutan zat terlarut adalah jumlah maksimum zat terlarut yang
dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu spesifik untuk zat terlarut
yang bersangkutan (Mulyanti, 2015).
Endapan merupakan zat yang memisahkan diri dari larutan, berfase padat,
terbentuk jika larutan lewat jenuh. Pembentukan endapan adalah salah satu teknik
untuk memisahkan analit dari zat lain, dan endapan ditentukan dengan cara
ditimbang dan dilakukan perhitungan stoikhiometri. Reaksi pengendapan
merupakan reaksi yang salah satu produknya berbentuk endapan. Endapan terjadi
karena zat yang terjadi tidak atau sukar larut didalam air atau pelarutnya. Tidak
semua zat mengendap, sehingga reaksi pengendapan juga dipergunakan untuk
identifikasi sebuah kation atau anion (Pranan, 2010).
Pada beberapa reaksi, salah satu reaktan terpakai seluruhnya, sementara
reaktan lainnya berlebih. Reaktan yang terpakai seluruhnya menentukan
banyaknya produk yang terbentuk dan disebut reaktan pembatas. Pada beberapa
reaksi, reaktan terpakai secara serempak dan tidak ada reaktan tersisa. Reaktan
seperti ini dikatakan berada dalam produk stoikiometrik. Pada beberapa reaksi,
reaktan pembatas harus ditentukan sebelum perhitungan stoikiometrik dapat
diselesaikan (Petrucci, 2011).
Kofigurasi elektron unsur-unsur menunjukkan suatu keragaman periodik
dengan bertambahnya nomor atom. Akibatnya, unsur-unsur juga akan
menunjukkan keragaman periodik dalam perilaku fisika dan kimianya. Pada
umumnya unsur-unsur yang segolongan dalam Sistem Periodik Unsur mempunyai
sifat yang hampir mirip. Unsur-unsur tersebut sifat-sifatnya akan bertambah atau
berkurang secara periodik dari atas ke bawah. Begitu pula jika unsur-unsur itu
membentuk senyawa. Sifat-sifat senyawa yang terbentuk juga mirip. Namun ada
Penentuan stoikiometri larutan asam – basa dan CuSO4 – NaOH menggunakan
percobaan sederhana. Stoikiometri otersebut dapat dipelajari dengan mudah,
salah satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang
mekanismenya yaitu dengan dilakukan pengamatan terhadap kuantitas molar
pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. Sifat fisika tertentunya
(massa, volume,suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk
meramal stoikiometri sistem (Dheny, 2011).
Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik
maksimum atau minimum yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan
5

perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi


kimia bergantung jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan
volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimum ,
yaitu dengan mengeluarkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran
(Munawar, 2012).
Percobaan ini dilakukan untuk mencari titik stoikiometri asam – basa. Pada
pencampuran NaOH dan HCl, baik larutan NaOH dan HCl tidak berwarna
(bening). Setelah pencampuran tidak terjadi perubahan warna tetapi terjadi
perubahan suhu (Fitri, 2014)
Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu
reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Secara garis besar, terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut, yaitu pada reaksi redoks terjadi
perubahan bilangan oksidasi (biloks), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada
perubahan biloks. Kedua kelompok reaksi kimia ini dapat dikelompokkan ke
dalam 4 tipe reaksi: Sintesis, Dekomposisi, Penggantian Tunggal, dan
Penggantian Ganda (Nikmatul, 2012).
BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. NaOH 0,1 M
2. NaOH 1,0 M
3. CuSO₄ 0,1 M
4. HCl 1,0 M

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Gelas beker 50 ml (4)
2. Mistar ukuran 20 cm (1)
3. Termometer (2)

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 07 November 2023 pukul 13.00-
14.40 di Laboratorium Kimia dan Fisika Jurusan Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
.
Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai


berikut:
a. Stokiometri Reaksi Pengendapan
1. Sediakan dua buah gelas beker 50 ml. Kedalam 1 gelas beker masukkan 5
ml NaOH 0,1 M. Pada gelas beker yang lain masukkan 25 ml CuSO₄ 0,1
M. Campurkan kedua larutan itu kemudian kocok.
7

2. Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di dasar


gelas beker.
3. Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunakan mistar (agar akurat
terapkan satuan mili-meter)
4. Lakukan cara yang sama dengan langkah (1-3) untuk percobaan berikut,
dengan mengubah volume pereaksi masing-masing tetapi volume total
tetap 30 ml, yaitu:
- 10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO₄ 0,1 M
- 15 ml NaOH 0,1 M dan15 ml CuSO₄ 0,1 M
- 20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO₄ 0,1 M
- 25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO₄ 0,1 M
5. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y)
dan volume larutan (sumbu x), sehinggi diperoleh titik optimum kurva.
6. Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang
diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
7. Bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan
persamaan reaksi.
b. Stokiometri Sisten Asam-Basa

1. Ke dalam gelas beker 50 ml, masukkan 5 ml NaOH 1,0 M dan ke dalam


gelas beker lainnya masukkan 25 ml HCl 1,0 M. Kemudian ukur
temperatur kedua larutan tersebut (T M ) dan diusahakan agar sama
(dapat dilakukan dengan merendam kedua gelas beker tersebut dalam
penangas air.
2. Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total 30 ml, ukur
temperatur campuran dan catat suhu maksimum yang konstan ( TA ).
3. Lakukan cara yang sama untuk percobaan berikut dengan mengubah
volume pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah
30 ml, yaitu:
- 10 ml NaOH 1,0 M dan 20 ml HCl 1,0 M
- 15 ml NaOH 1,0 M dan 15 ml HCl 1,0 M
- 20 ml NaOH 1,0 M dan 10 ml HCl 1,0 M
8

- 25 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M


4. Buat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur
(sumbu y) dan volume asam/basa (sumbu x).
5. Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang
diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
Bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan
koefisien reaksi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum ini berupa beberapa data pengamatan yang dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Stoikiometri Reaksi Pengendapan

NaOH CuSO4 Tinggi Endapan Warna Warna


(mL) (mL) (mm) Endapan Larutan
5 25 5 mm Biru Tosca Biru
Muda
10 20 10 mm Bening Biru
Muda
15 15 25 mm Bening Biru
Muda
20 10 30 mm Hitam Bening
25 5 20 mm Hitam Pekat Bening

Grafik 1. Hasil Stoikiometri Reaksi Pengendapan.

Stoikiometri Reaksi
35

30

25
Tinggi endapan(mm)

20

15

10

0
5:25 10:20 15:15 20;10 25;5
NaOH (ml) : CuSO4 (ml)
10

Tabel 2. Stoikiometri Asam Basa

NaOH (mL) HCl (mL) Tm Ta dT


5 25 33℃ 35℃ 2℃
10 20 34℃ 37℃ 3℃
15 15 36℃ 40℃ 4℃
20 10 37℃ 40℃ 3℃
25 5 34℃ 36℃ 2℃

Grafik 2. Hasil Stoikiometri Reaksi Asam-Basa

Stoikiometri Asam-Basa
4.5
4
3.5
3
dT (Selisih Suhu)

2.5
2
1.5
1
0.5
0
5:25 10:20 15:15 20:10 25;5
NaOH : HCl (mL)

Pembahasan

Dari hasil diatas dapat kita ketahui bahwa bahan yang digunakan ada 3 bahan
yaitu NaOH, CuSO₄, dan HCL. Serta alat yang digunakan sebanyak 3 buah. Pada
percobaan stoikiometri reaksi pengendapan dilakukan 5 percobaan yang
berbeda. Percobaan pertama yang dilakukan yaitu stoikiometri reaksi
pengendapan dengan lima perlakuan yang berbeda. Perlakuan pertama dengan
mencampurkan 5 ml. NaOH dan 25 ml. CuSO₄, akan menghasilkan endapan
setinggi 5 mm, endapan yang dihasilkan berwarna biru dan warna larutan biru.
Perlakuan kedua dengan mencampurkan 10 ml. NaOH dan 20 ml. CuSO₄, akan
11

menghasilkan endapan setinggi 10 mm, endapan yang dihasilkan berwarna biru


dan wana larutan biru. Perlakuan ketiga dengan mencampurkan 15 ml NaOH dan
15 mL. CuSO₄ akan menghasilkan endapan setinggi 25 mm, endapan yang
dihasilkan berwarna biru dan warna larutan bening. Perlakuan keempat dengan
mencampurkan 20 mL. NaOH dan 10 mL CuSO₄, akan menghasilkan endapan
setinggi 30 mm, endapan yang dihasilkan berwarna hitam dan warna larutan
bening. Perlakuan kelima dengan mencampurkan 25 mL. NaOH dan 5 mL. CuSO₄,
menghasilkan endapan setinggi 20 mm, endapan yang dihasilkan berwarna hitam
dan warna larutan bening.
Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa endapan yang dihasilkan
yaitu CuSO₄, berwarna gelap dengan tekstur lunak. Warna endapan yang
berbeda- beda tergantung pada volume NaOH yang dilarutkan. Semakin banyak
volume NaOH yang dicampurkan akan menghasilkan warna endapan yang
semakin gelap. Sebaliknya jika volume NaOH yang dicampurkan semakin sedikit,
maka warna endapan yang dihasilkan semakin cerah. Penambahan volume NaOH
juga berpengaruh pada ketinggian endapan CuSO₄. Semakin banyak volume
NaOH yang dicampurkan maka endapan yang dihasilkan semakin tinggi.
Sebaliknya jika volume NaOH yang dicampurkan semakin sedikit, maka endapan
yang dihasilkan semakin rendah. Hal yang membuat endapan tersebut berwarna
biru karena volume CuSO₄, lebih banyak dan di dalamnya masih terkandung
garam.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapat diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada reaksi antara NaOH dan CuSO₄ merupakan reaksi pengendapan,


yang dicirikan terbentuknya endapan di bawah larutan dan terbentuknya
warna endapan.
2. Pada reaksi antara NaOH dan HCl merupakan reaksi penetralan yaitu
reaksi yang terjadi antara asam(HCl) dan basa (NaOH).
3. Pada konsentrasi 20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO₄ 0,1M
menunjukkan endapan tertinggi sebesar 20 mm dan terendah sebesar 10
mm pada konsentrasi 5 ml NaOH 0,1 M dan 25 ml CuSO4 0,1 M.

Saran

Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya waktu yang telah ditentukan
agar digunakan seefektif mungkin, sehingga praktikum dapat berjalan sesuai
prosedurnya dan dan praktikan tetap tenang pada saat asisten dosen menjelaskan
materi agar terdengar jelas praktikum yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma Putri Kencanawa, 2012, Diktat Mata Kuliah Kimia Dasar,Bali,


Universitas Udayana.

Brady, JE 2000. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: .

Alfian, Zul. 2009. Kimia Dasar. USU press, Medan.

Ernawati, D. (2015). Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Kemampuan


Berpikir Kritis Siswa Kelas X MIA 7 Dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Problem Solving pada Materi Stoikiometri .

Goldberg, D. E. (2007). Kimia Untuk Pemula edisi ketiga. Terjemahan dari


Schaum’s Outline’s of Theory and Problems of Beginning Chemistry, oleh
Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.

Petrucci, et al. (2015). Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Jilid I Edisi
9. Erlangga. Jakarta.

Chang. (2003). Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Penerbit

Dheny. 2011.erlangga Hidrat


Fitri. 2014. Laporan Stokiometri kimia Dasar

Munawar, R. 2012. Laporan Stoikiometri Kimia dasar


14

LAMPIRAN

Dokumentasi praktikum stoikiometri reaksi :

Hasil larutan dan endapan Larutan CuSO₄0,1 dan NaOH


pencampuran larutan NaOH dan 0,1
CuSO₄

Praktikan mengamati tinggi


endapan, warna larutan dan warna
endapan
15

LAMPIRAN

Dokumentasi praktikum stoikiometri

Hasil larutan dan endapan Asisten memperkenalkan kertas


pencampuran senyawa NaOH dan saring, cara penggunaan dan
fungsi kertas tersebut.

Asisten memperkenalkan desikator Asisten memperkenalkan neraca


dan menjelaskan cara penggunaan analitis,kaca arloji, sepatula, serta
dan fungsi dari alat tersebut. menjelaskan cara pemakaian dan
fungsinya dari alat tersebut

Asisten menjelaskan alat shaker Asisten menjelaskan beberapa pipet


untuk pencampuran suatu unsur sepert,mikropipet,pipet ukur,dll dan
kimia dan cara penggunaannya. menjelaskn cara penggunaannya

Anda mungkin juga menyukai