PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Asam asetat atau acetic acid atau ethanoic acid adalah senyawa organic yang
termasuk dalam golongan carboxylic acid dengan gugus fungsinya (RCOOH) dan rumus
kimia (CH3COOH) (Triharto,2010). Asam asetat dapat dibuat dari substrat yang
mengandung alkohol, yang diperoleh dari berbagai macam bahan seperti buah buahan,
kulit nanas, pulp kopi, dan air kelapa. Asam asetat merupakan sumber utama dalam
pembuatan garam, derivate, dan ester asam asetat (Wirtanto,2013).
Pada saat ini produksi asam asetat di Indonesia 36.000 ton/tahun. Dimana jumlah
impor asam asetat semakin tahun semakin meningkat dan pada tahun 2006 mencapai
100.348 ton/tahun. Padahal di Indonesia memiliki banyak sumber daya yang bisa
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan asam diantaranya adalah buah-buahan yang
mengandung glukosa. Pada proses pembuatannya dengan fermentasi aerob hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah pemilihan mikroba, kualitas bahan dasar, fermentasi oleh yeast,
keasaman, dan suhu (Waluyo,1984). Starter yang dapat digunakan yaitu air legen yang
memiliki kandungan gula antara 10-15 % dan air kelapa (Rukmana,1998).
Proses pembuatan asam asetat yaitu dari senyawa C 2H5OH (etanol) atau buah buahan
yang mengandung senyawa tersebut melalui proses oksidasi biologis yang menggunakan
mikroorganisme. Etanol dioksidasikan menjadi acetaldehid dan air. Asetaldehid dihidrasi
yang kemudian dioksidasi menjadi asam asetat dan air (Arsyad, 2001).
I.2 Tujuan Percobaan
1. Membuat inokulum untuk bahan dasar pembuatan asam asetat.
2. Membiakan starter asamasetat dengan menggunakan mikroba
3. Membuat asam asetat dengan fermentasi aerob.
4. Membandingkan produk asam asetat yang terbentuk dengan berbagai kondisi operasi.
I.3 Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa mengetahui proses pembuatan asam asetat secara fermentasi dengan
berbagai kondisi operasi
2. Mahasiswa mampu memanfaatkan bahan yang tersedia di lingkungan sebagai bahan
baku asam asetat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi Asam Asetat
Asam asetat merupakan salah satu produk industri yang banyak dibutuhkan di
Indonesia. Asam asetat dapat dibuat dari substrat yang mengandung alkohol, yang
diperoleh dari berbagai macam bahan seperti buah buahan, kulit nanas, pulp kopi, dan air
kelapa. Hasil dari fermentasi asam asetat sering disebut sebagai vinegar yang berarti sour
wine. Dalam keadaan murni asam asetat bebas dari air (asam asetat glasial) merupakan
cairan berwarna bening yang menyerap air dari lingkungan (bersikap higroskopis) dan
membeku di bawah suhu 16,70C (620F) menjadi sebuah kristal padat tidak
berwarna(Wirtanto,2013). Asam asetat atau acetic acid atau ethanoic acid adalah senyawa
organic yang termasuk dalam golongan carboxylic acid dengan gugus fungsinya adalah (
Triharto , 2010):
Baterium
cuvrum biasanya dipakai untuk memproduksi asam asetat biasanya dipakai asam
asetat dari etanol dengan quick vinegar process, sedang Bacteruim orleanense pada
proses Orleans (proses lambat) (Nina,2012).
b. Waktu Fermentasi
Salah satu factor pengaruh fermentasi asam asetat yaitu waktu fermentasi. Semakin
lama waktu fermentasi, maka konsentrasi gula reduksi akan semakin rendah,
konsentrasi ethanol yang dihasilkan akan semakin besar, dan semakin besar pula
konsentrasi asam asetat yang dihasilkan (Hardoyo,2007).
c. Keasaman
Kebanyakan mikroba dapat tumbuh pada kisaran pH sebesar 3 4 unit pH atau pada
kisaran 1000 10.000 kali konsentrasi ion hidrogen. Kebanyak bakteri mempunyai
pH optimum sekitar pH 6.5 7.5 (Kusnadi,2003)
d. Suhu
Suhu selama fermentasi mempengaruhi pertumbuhan dari bakteri asam asetat. Bila
suhu:
12-150C : pertumbuhan bakteri lambat, sel selnya menjadi gemuk, pendek.
42-450C : sel bakteri akan memanjang membentuk semacam mycelium yang tidak
bersekat
15-34 0C : pertumbuhan sel normal dan cepat
Untuk fermentasi asam asetat suhu yang paling sesuai 26,7-29,4 0C, sebab bila suhu
rendah fermentasi akan berjalan lambat sedang bila suhu tinggi akan banyak alkohol
yang menguap bersama-sama dengan bahan-bahan volatile yang membentuk flavor
dan aroma dari asam asetat, sehingga asam asetat yang dihasilkan akan mempunyai
flavor ataupun aroma yang kurang sedap/ enak. (Waluyo,1986).
e. Penambahan Alhokol
Alkohol dalam konsentrasi tinggi akan memperlemah aktivitas, bahkan bisa menjadi
racun bagi bakteri Acetobacter aceti pada proses fermentasi asam asetat. Adapun
konsentrasi alkohol yang digunakan adalah antara 6% sampai12%.Pada proses
pembuatan asam asetat terdapat dua tahap pembentukan yaitu pembentukan etanol
dan asam asetat. Alkohol sangat berperan aktif dalam pembentukan etanol sehingga
tahap pembentukan etanol dapat lebih cepat terjadi. Hal ini menyebabkan asam aseat
yang terbentuk juga semakin cepat (Hardoyo,2007).
II.5 Starter Asam Asetat
Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologis yang siap
diinokulasikan dengan biakan murni. Pada pembuatan asam asetat dipergunakan starter
air legen dan air kelapa. Legen adalah cairan yang disadap dari bunga pohon siwalan,
cairan ini mengandung gula antara 10-15 %. Glukosa yang terkandung dalam nira
menunjang pertumbuhan aktif organisme-organisme fermentative (Rukmana, 1998).
Legen (nira siwalan) yang disimpan pada suhu kamar akan mengalami proses fermentasi
atau peragian gula karena adanya proses enzimatis. Bahan baku energi yang paling
banyak digunakan adalah glukosa. Metabolisme tipe anaerobik menghasilkan sejumlah
kecil energi, karbondioksida, air, dan produk akhir metabolik organik lain, seperti asam
laktat, asam asetat, dan etanol (Buckle et.al, 1985).
Tabel 2.1 Komposisi Air legen
1
O2 oksidasi
CH 3CHO H 2 O
2
CH 3CHO H 2 O hidrasi
CH 3CH (OH ) 2
1
CH 3CH (OH ) 2 O2 oksidasi
CH 3COOH H 2 O
2
kenaikannya relative konstan, maka pada penelitian ini digunakan system kontinyu
(kultur sinambung).
Penelitian yang dilakukan oleh Iia Nurika dan Nur Hidayat ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi optimum produksi asam asetat dari air kelapa secara fermentasi
kontinyu dengan menggunakan kolom biooksidasi.
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Bahan
1. Bahan Utama:
a. Air legen (tempat pembelian bahan)
b. Sari buah (tempat pembelian bahan)
c. Ragi roti
III.2 Variabel
1. Variabel Tetap
2. Variabel Berubah
3. Respon yang diamati : Volume Larutan, Densitas Larutan, dan Kadar Asam Asetat
III.3 Pengambilan Sampel
1.
2.
3.
h. Autoclave
i. Pengaduk
2. Bahan Pendukung
a. Glukosa Anhidris
b. Alkohol (etanol)
c. Indikator PP
d. HCl
e. NaOH 0,05 N
III.6 Gambar Alat
Erlenmeyer
Gelas Ukur
Beaker Glass
Aerator
Pipet Tetes
Kompor Listrik
Autoclave
Pengaduk
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2012. Tentang Pengolahan Pangan. Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Gedung II BPP Teknologi . Jakarta
Arsyad,
M.
Natsir,
2001,
Kamus
Kimia:
ArtidanPenjelasanIstilah.
Jakarta:
GramediaPustakaUtama
Buckle, K. A, Edwards, R.A, Fleet, G.H. and Wooton, M. 1985. IlmuPangan. UI-Press.
Jakarta..
Hardoyo, dkk. 2007. Kondisi Optimum Fermentasi Asam Asetat Menggunakan
Acetobacter Aceti B166. Balai Besar Teknologi Pati
Kailaku, Sari Intan, dkk. 2006. Potensi Likopen Dalam Tomat Untuk Kesehatan. Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Kusnadi, dkk. 2003. Kultur Campuran dan Faktor Lingkungan Mikroorganisme yang
Berperan dalam Fermentasi Tea-Cider.Institut Teknologi Bandung
Mariska, VirandaPutri. 2009. Pengujian Kandungan Fenol Total Tomat Secara In Vitro.
Universitas Indonesia
Nina. 2012. Vinegar. http://www.slideshare.net diakses tanggal 21 Maret 2015
Pramuka,Yudha,2013. Kegunaan Asam Asetat
Rukmana. 1998. Ganyong Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius
Triharto, Dandi Panggih Triharto.,2010. Studi Ketahanan Korosi SUS 316L, SUS 317L,
SUS 329J dan Hastelloy C-276 dalam Asam Asetat yang Mengandung Ion
Bromida, Universitas Indonesia.
Waluyo, Sugeng, 1984, Beberapa Aspek Tentang Pengolahan Vinegar, Dewaruci Press:
Jakarta.
Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
Gramedia, Jakarta.
Wirtanto, Eric., 2013. Pembuatan N-Butyl Asetat dari Asam Asetat dan Butadiene dengan
Kapasitas 5.000 Ton/Tahun, Universitas Sumatera utara