Disusun Oleh :
Ahmad Fatrija Ladien 120280113
Dea Amanda Nugraha 120280019
Mediansyah Mauliddin 120280013
Putri Indah Ayu Stuaningsih 120280051
Syalsa Fadhila 120280071
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam prosesnya tentu diperlukan analisis serta simulasi terkait efisiensi
berbagai peralatan yang digunakan seperti absorber, stripper, heat exchanger, dan
sebagainya. Analisis dan simulasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
bantu berupa software seperti Aspen Hysys. Penggunaan hysys memiliki keuntungan
utama yaitu dapat menghemat waktu melakukan perhitungan desain proses yang
rumit dan kompleks dibandingkan dengan perhitungan manual. Aspen hysys juga
mampu melakukan studi optimasi proses. Dengan kata lain, hysys mampu melakukan
studi pengoptimalan suatu proses yang ada pada sebuah pabrik kimia. Dengan
optimasi menggunakan software Hysys tentunya dapat memudahkan ketika
melakukan trial and error untuk memperoleh kondisi terbaik suatu proses dengan
memperhatikan cost yang dikeluarkan. Sebagai seorang engineer teknik kimia maka
diperlukanlah pemahaman dalam penggunaan serta simulasi yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, pemahaman terhadap mata kuliah Optimasi and Troubleshooting
perlu untuk dilakukan dan dipahami.
2
7. Bagaimana analisis tentang amine losses. Apakah ada DEA yang terbuang di
kolom absorber, flash drum dan kolom stripper (kg/jam)?
8. Bagaimana cara menentukan sizing HE sesuai dengan rule of (tipe HE, OD &
thickness tube, pitch, tube pattern, material tube, dll)?
9. Bagaimana menentukan nilai fouling factor pada bagian shell dan tube pada
HE?
10. Bagaimana perbandingan nilai pressure drop yang diasumsikan pada HE
dengan hasil kalkulasi EDR?
11. Bagaimana tampilan datasheet HE, setting plant, dan tubesheet layout?
12. Bagaimana bentuk kurva antara panjang shell/tube vs vapor fraction, jika HE
memproses perubahan fasa sehingga dapat diketahui pada jarak berapa fluida
mengalami kondensasi atau penguapan?
3
9. Untuk mengetahui nilai fouling factor pada bagian shell dan tube pada HE
10. Untuk mengetahui perbandingan nilai pressure drop yang diasumsikan pada
HE dengan hasil kalkulasi EDR
11. Untuk mengetahui datasheet HE, setting plant, dan tubesheet layout
12. Untuk mengetahui bentuk kurva antara panjang shell/tube vs vapor fraction,
jika HE memproses perubahan fasa sehingga dapat diketahui pada jarak
berapa fluida mengalami kondensasi atau penguapan.
4
BAB II
METODOLOGI
Gambar 2. 1 Flowsheet
5
DEA MU 1 46 1,6 1,374e-003
Lean Amine MU 46,04 1,6 7748
8 46,62 43 7748
6
Tabel 2. 4 Komposisi Pada Heat Exchanger
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Konsentrasi DEA (wt%) dan Laju Alir Massa Lean Amine
Dalam proses penangkapan gas CO2 dengan menggunakan pelarut DEA.
Simulasi yang dijalankan yaitu umpan masuk ke dalam absorber berupa sour gas
dengan sejumlah komponen gas dengan lean amine. Pada absorber konsentrasi DEA
(wt%) yaitu 55% dengan laju alir massa yang masuk ke dalam absorber sebanyak
256,6 ton/jam.
8
DEA sebesar 55%. Hasil trial and error pada simulasi diperoleh laju alir sour gas
sebesar 5479 kgmol/jam dan lean amine sebesar 7748 kgmol/jam.
Temperature larutan penyerap atau lean amine diasumsikan lebih tinggi 6,62℃
daripada gas asam (sour gas). Umpan lean amine dan sour gas diumpankan ke dalam
absorber dengan spesifikasi absorber seperti yang ditampilkan pada tabel resume
kolom absorber pada tabel 3.1 dibawah ini.
Pada tabel 3.1 dapat dilihat optimasi pada absorber yaitu jenis packing yang
digunakan adalah flexipac 1,4X dengan material packed berupa metal. Diameter
kolom 2,166 m dengan HETP 0,3 m. Tinggi kolom absorber yaitu 7,5 m dan jumlah
tahap yaitu 25 tahap. Berdasarkan hasil hidrodinamika yang ditampilkan, Analisa
yang dapat dilakukan yaitu pada keseluruhan tahap proses menunjukkan zona aman
dengan tampilan warna biru di sepanjang kolom absorpsi. Warna biru ini menandakan
tidak akan terjadi flooding dan weeping pada proses absorpsi ini dan perhitungan dari
segi tinjauan neraca massa dan energi sudah tepat.. Flooding yaitu fenomena karena
adanya aliran uap berlebih sehingga liquid terjebak pada uap diatas kolom. Hal ini
ditandai dengan adanya penurinan tekanan diferensial dalam kolom dan penurunan
efisiensi pemisahan yang signifikan. Weeping yaitu fenomena mulai Adaya rembesan
liquid melalui perforasi yang disebabkan karena adanya aliran uap yang rendah
sehingga tekanan yang dihasilkan oleh uap tidak cukup untuk menahan liquid pada
tray [5]. Hasil analisa hidrodinamika kolom tertampil pada gambar 3.3
Tabel 3. 1 Resume Sizing Kolom Absorber
Umpan
C-101 Satuan
Sour Gas Lean Amine
Laju Alir 5479 7748 Kgmol/jam
Tekanan 42 43 Bar
Temperature 40 46,62 ℃
Kondisi Umpan
H2S 0,000000 0,000000
CO2 0,136435 0,000481
H2O 0,001639 0,826236
DEA 0,000000 0,173283
9
Produk
Sweet Gas Rich Amine
Laju Alir 4924 8302 Kgmol/jam
Tekanan 40 41 Bar
Temperature 62,26 96,49 ℃
Komposisi Produk
H2S 0,0000000 0,000000
CO2 0,0380874 0,067904
H2O 0,005114 0,769071
DEA 0,0000000 0,161704
Dimensi Kolom
Jumlah Tahap 25
HETP 0,3 m
Diameter 2,166 m
Tinggi 7,5 m
Total Pressure 1,871 mbar
Drop
Dimensi Packing
Jenis Packing FLEXIPAC
Packing Vendor KOCH
Packing Material METAL
Packing Dimension 1,4X
10
3.3 Hasil Sizing dan Tampilan Hidrodinamika Kolom Stripper
Setelah melalui kolom absorpsi, produk bawah keluaran absorber akan mengandung
DEA dengan jumlah yang tinggi (stream Rich Amine). Kolom desorpsi atau stripper
ini berdiameter 2,913 meter dan tinggi 16,8 meter memiliki jenis packing Mellapac
125Y dengan material Plastic. Kondisi tersebut membuat kolom stripper lolos uji
hidrodinamika, dimana titik operasi berada pada zona aman dengan pressure drop
0,7922 mbar
Tabel 3. 2 Resume Sizing Kolom Stripper
T-101 Umpan Regenerator Satuan
Laju Alir 8267 Kgmol/jam
Tekanan 2,5 Bar
Temperature 95,09 ℃
Kondisi Umpan
H2S 0
CO2 0,065934
H2O 0,771630
DEA 0,162391
Produk
CO2 Produk Lean Amine
Laju Alir 591,6 7676 Kgmol/jam
Tekanan 1,15 1,8 Bar
Temperature 45 123,6 ℃
Komposisi Produk
H2S 0,000000 0,000000
CO2 0,915064 0,000489
H2O 0,084300 0,824604
DEA 0,000000 0,174906
Dimensi Kolom
Jumlah Tahap 56
HETP 0,3 m
Diameter 2,913 m
Tinggi 16,8 m
Total Pressure Drop 0,7922 mbar
Dimensi Packing
Jenis Packing MELLAPAK
Packing Vendor SULZER
Packing Material PLASTIC
Packing Dimension 125Y
11
Gambar 3. 4 Tampilan Hidrodinamika Kolom Stripper
12
3.6 Sistem Make-Up
Penggunaan sistem make-up pada regenerasi DEA penting untuk menjaga
konsentrasi DEA yang efektif dalam larutan penyerap. Sistem make-up melibatkan
penambahan DEAmine segar ke dalam proses regenerasi untuk menggantikan
DEAmine yang terkikis atau terdegradasi selama proses absorpsi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan make-up DEA meliputi tingkat penyerapan asam gas,
kerugian/kehilangan DEA selama proses, dan kualitas DEA yang diperlukan untuk
menjaga efisiensi penyerapan.
Kebutuhan amine makeup yang digunakan sebesar 0,1445 kg/jam,kebutuhan
water make up yang digunakan sebesar 1294 kg/jam.
13
3.7 Optimasi Heat exchanger (E-100)
Pada Heat Exchanger E-101 dan E-102 tipe Heat exchanger yang digunakan
adalah Plain Sedangkan OD dan thickness tube berturut-turut pada E-101 dan E-102
memiliki nilai 0,787 in dan 0,079 in. Pitch tube berturut-turut pada E-101 dan E-102
memiliki nilai 1,969 in. Jenis material yang digunakan dalam heat exchanger adalah
carbon steel atas dasar pertimbangan ketahanan terhadap korosi untuk fluida
DEAmine dengan konsentrasi rendah dan juga lebih ekonomis dibanding harus
menggunakan material lain seperti stainless steel. Tube pitch memiliki nilai 0,9375 in
seangkan Tube pattern nya adalah 30-Triangular.
14
Tabel 3. 3 Parameter Pada Heat Exchanger
Parameter Nilai
Type HE Plain
OD Shell (in) 24
OD Tube (in) 0,787
ID Shell (in) 23,35
Length (mm) 1828,8
Thickness Tube 0,079 in
Tube Pattern 30-Triangular
Material Tube Carbon Steel
Service (W/(m^2K) 425,5
Dirty (W/(m^2K) 727,7
Clean (W/(m^2K) 1280,8
Fouling Factor (Shell) 0,0003
Fouling Factor (Tube) 0,00023
15
BAB IV
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
Resume Sizing Kolom Stripper
19
20
21
22