Dosen Pengampu :
Apt. Jena Hayu Widyasti S.farm
KELOMPOK : 3
Disuse oleh :
1. Margaretta Putri Pusfita (27216651A)
2. Retni Novilasani (27216653A)
3. Clarita Feridiana Grace Sada (27216655A)
4. Elok Rihadatul Mastuti (27216657A)
5. Priscilla Kanzha Renanditia Putri (27216660A)
6. Awanda Rusmin Erdila Rahma (27216663A)
I. Tujuan
Mengetahui perbandingan % disolusi tablet asetosal dengan pelarut etanol dan
kloroform.
dC/dt = K.S.(Cs-C)
Dengan
dC/dt = kecepatan disolusi bahan obat
3. Dissolution tester
4. Stopwach
5. Spektrofotometer
6. Jangka sorong
7. Mesin pencentak tablet
Bahan :
1. Pelarut (Etanol 95%, cloroform )
2. Bahan obat : Acetosal
Melakukan sampling tiap 15 menit sebanyak 10 ml, dan setiap sampling larutan
dapar diganti dengan volume yang sama agar medium disolusi tetap 500 ml
melarutkan asetosal dengan alcohol 95% beberapa tetes dalam labu takar 50 ml,
menambkan dapar acetat ad tanda batas
Dengan pipet volume mengambil 1 ml, 1,5 ml, 2 ml, 2,5 ml, 3 ml, 3,5 ml
larutan stok tersebut. Masing masing dimasukkan kedalam dalam labu takar 50
ml dan tambahkan larutan dapar ad tanda batas
% mg / 100 ml
140 𝑚𝑔 280 𝑚𝑔
= 100 𝑚𝑙
50 𝑚𝑙
a. 1 ml
V1.C1 = V2.C2
1 × 280 = 50. C2
280
= 5,6
50
b. 1,5 ml
V1.C1 = V2.C2
1,5 .280 = 50. C2
420
= 8,4
50
c. 2 ml
V1.C1 = V2.C2
2 × 280 = 50. C2
560
= 11,2
50
d. 2.5 ml
V1.C1 = V2.C2
2.5 × 280 = 50. C2
700
= 14
50
e. 3 ml
V1.C1 = V2.C2
3 × 280 = 50. C2
850
= 16,8
50
f. 3,5 ml
V1.C1 = V2.C2
3,5 × 280 = 50. C2
980
= 19,6
50
Data Kurva Baku
ml Konsentrasi Absorbansi
1 5,6 0.295
1,5 8,4 0.389
2 11,2 0.483
2,5 14 0.569
3 16,8 0.656
3,5 19,6 0.761
a = 0,1119
b = 0,0328
r = 0,999
f. Data sampling
No Waktu Absorbansi
( menit )
Tablet A Tablet B
1 15 0.133 0.135
2 30 0.259 0.257
3 45 0.385 0.345
4 50 0.539 0.417
a. Konsentrasi mg %
1. y = a + bx
0,133 = 0.1119 + 0,0328x
0,133−0,1119
x =
0.0328
= 0,6432 mg%
2. y = a + bx
0,259 = 0.1119 + 0,0328x
0,259−0.1119
x =
0.0328
= 4,4847 mg%
3. y = a + bx
0,385 = 0.1119 + 0,0328x
0,385−0.1119
x =
0.0328
= 8,3262 mg%
4. y = a + bx
0,539 = 0.1119 + 0,0328x
0,1119−0,539
x =
0.0328
= 13,0213 mg%
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑔
b. K = × Volume disolusi
100 𝑚𝑙
0,6432 𝑚𝑔
1. K 15 menit = × 500 ml = 3,216 mg
100 𝑚𝑙
4,4847 𝑚𝑔
2. K 30 menit = × 500 ml = 22,4235 mg
100 𝑚𝑙
8,3262 𝑚𝑔
3. K 45 menit = × 500 ml = 41,631 mg
100 𝑚𝑙
13,0213 𝑚𝑔
4. K 60 menit = × 500 ml = 65,1065 mg
100 𝑚𝑙
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔
fk = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 × Kt sebelumnya
10 𝑚𝑙
1. fk = 500 𝑚𝑙 × 0 = 0
10 𝑚𝑙
2. fk = 500 𝑚𝑙 × 3,216 mg = 0,0643 mg
10 𝑚𝑙
3. fk = 500 𝑚𝑙 × 22,4235 mg = 0,4487 mg
10 𝑚𝑙
4. fk = 500 𝑚𝑙 × 41,631 mg = 0,8326 mg
10 𝑚𝑙
5. fk = 500 𝑚𝑙 × 65,1065 mg = 1,3021 mg
K terkoreksi = K + fk
𝐾 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
c. % disolusi = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 × 100%
3,216 𝑚𝑔
1. % disolusi 15 menit = × 100% = 0,56 %
566,1 𝑚𝑔
22,4878𝑚𝑔
2. % disolusi 30 menit = × 100% = 3,97 %
566,1 𝑚𝑔
42,0797𝑚𝑔
3. % disolusi 45 menit = × 100% = 7,43 %
566,1 𝑚𝑔
65,9391 𝑚𝑔
4. % disolusi 60 menit = × 100% = 11,64 %
566,1 𝑚𝑔
𝑑𝐶 𝐾 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
d. Kec disolusi = = 𝑡.𝑠 ( 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 )
𝑑𝑡
𝑑𝐶 3,216
1. 15 menit = 15 ( 3,14 . = 0,0210
𝑑𝑡 1,82 )
𝑑𝐶 22,4878
2. 30 menit = = 0,0736
𝑑𝑡 30 ( 3,14 . 1,82 )
𝑑𝐶 42,0797
3. 45 menit = = 0,0919
𝑑𝑡 45 ( 3,14 . 1,82 )
𝑑𝐶 65,9391
4. 60 menit = 60 ( 3,14 . = 0, 1080
𝑑𝑡 1,82 )
e. AUC Total
Data Sampel Tablet A ( Etanol 95% )
a. Konsentrasi mg %
1. y = a + bx
0,135 = 0.1119 + 0,0328x
0,135−0.1119
x =
0.0328
= 0,7042
2. y = a + bx
0,257 = 0.1119 + 0,0328x
0,257−0,1119
x =
0.0328
= 4,4237
3. y = a + bx
0,345 = 0.1119 + 0,0328x
0,345−0.1119
x =
0.0328
= 7,1067
4. y = a + bx
0,417 = 0.1119 + 0,0328x
0,417−0.1119
x =
0.0328
= 9,3018
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑔
b. K = × Volume disolusi
100 𝑚𝑙
0,7042 𝑚𝑔
1. K 15 menit = × 500 ml = 3,521 mg
100 𝑚𝑙
4,4237 𝑚𝑔
2. K 30 menit = × 500 ml = 22,1185 mg
100 𝑚𝑙
7,1067 𝑚𝑔
3. K 45 menit = × 500 ml = 35,5335mg
100 𝑚𝑙
9,3018𝑚𝑔
4. K 60 menit = × 500 ml = 46,509 mg
100 𝑚𝑙
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔
fk = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑑𝑖𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 × Kt sebelumnya
10 𝑚𝑙
1. fk 0 menit = ×0=0
500 𝑚𝑙
10 𝑚𝑙
2. fk 15 menit = × 3,521 mg = 0,0704mg
500 𝑚𝑙
10 𝑚𝑙
3. fk 30 menit = × 22,1185 mg = 0,4423 mg
500 𝑚𝑙
10 𝑚𝑙
4. fk 45 menit = × 35,5335 mg = 0,7106 mg
500 𝑚𝑙
10 𝑚𝑙
5. fk 60 menit = × 46,509 mg = 0,9308 mg
500 𝑚𝑙
K terkoreksi = K + fk
3,521𝑚𝑔
1. % disolusi 15 menit = × 100% = 0,40 %
874,2 𝑚𝑔
22,1889 𝑚𝑔
2. % disolusi 30 menit = × 100% = 2,53 %
874,2 𝑚𝑔
35,9758 𝑚𝑔
3. % disolusi 45 menit = × 100% = 4,11 %
874,2 𝑚𝑔
47,4368𝑚𝑔
4. % disolusi 60 menit = × 100% = 5,42 %
874,2 𝑚𝑔
𝑑𝐶 𝐾 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖
d. Kecepatan disolusi = =
𝑑𝑡 𝑡.𝑠 ( 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 )
𝑑𝐶 3,521
1. 15 menit = = 0,0244
𝑑𝑡 15 ( 3,14 . 1,752 )
𝑑𝐶 22,1887
2. 30 menit = = 0,1150
𝑑𝑡 30 ( 3,14 . 1,752 )
𝑑𝐶 35,9758
3. 45 menit = = 0,0831
𝑑𝑡 45 ( 3,14 . 1,752 )
𝑑𝐶 47,4368
4. 60 menit = = 0,0822
𝑑𝑡 60 ( 3,14 . 1,752 )
e. AUC Total
Data sampel tablet B ( Kloroform )
Sampel yang digunakan pada praktikum ini yaitu asetosal, dengan medium
disolusi 500ml dan volume sampel yang digunakan 10 ml. Pemipetan dilakukan pada
waktu-waktu yang berbeda yaitu pada 15 menit, 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui pada menit ke berapa asetosal tersebut dapat terdisolusi
dengan baik pada medium pelarutnya. Pengolesan vaselin pada seluruh permukaan
kecuali satu bagian yaitu permukaan tablet bertujuan untuk menghambat atau
mengontrol lepasnya zat aktif pada satu sisi
Dari hasil pratikum yang dilakukan menunjukan bahwa %disolusi etanol pada
menit ke 15, 30, 45 dan 60 lebih besar dibandingkan dengan % disolusi chloroform.
Hal ini dikarenakan chloroform dan etanol 96% berbeda kepolaran. etanol 95% bersifat
polar dan chloroform bersifat nonpolar. Hal ini dapat dijelaskan oleh polaritas masing-
masing senyawa dan interaksi yang terjadi antara senyawa-senyawa tersebut.
Etanol memiliki gugus hidroksil (-OH) yang polar, sehingga membuat etanol
memiliki momen dipol yang cukup besar. Sedangkan acetosal juga memiliki gugus
hidroksil yang polar dan gugus karboksilat (-COOH) yang lebih polar lagi. Karena
polaritas acetosal lebih besar daripada kloroform, maka etanol dapat lebih mudah
melarutkan acetosal daripada kloroform.
Sementara itu, kloroform merupakan senyawa nonpolar yang tidak memiliki
momen dipol yang besar. Karena itu, interaksi antara kloroform dan senyawa polar
seperti acetosal cenderung lemah, sehingga kloroform tidak dapat melarutkan acetosal
dengan baik.
Secara umum, senyawa polar cenderung larut dalam pelarut polar, sementara
senyawa nonpolar cenderung larut dalam pelarut nonpolar. Oleh karena itu, etanol
sebagai pelarut polar lebih cocok untuk melarutkan senyawa polar seperti acetosal,
sedangkan kloroform sebagai pelarut nonpolar lebih cocok untuk melarutkan senyawa
nonpolar.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa % disolusi etanol
lebih besar dibandingkan dengan % disolusi chloroform, hal ini dikarenakan
chloroform dan etanol 96% bersifat polar dan chloroform bersifat nonpolar. Etanol
sebagai pelarut polar lebih cocok untuk melarutkan senyawa polar seperti acetocal
sedangkan untuk chloroform sebagai pelarut nonpolar lebih cocok untuk melarutkan
senyawa nonpolar.
Amir, Syarif.dr, dkk.2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi kelima. Gaya Baru:Jakarta