Anda di halaman 1dari 33

Ekstraksi Fase Padat

(Solid Phase Extraction)


Anggi Gumilar
SPE merupakan teknik yang relatif baru.

SPE digunakan untuk sampel yang kotor, misal sampel-


sampel yang mempunyai kandungan matriks yang
tinggi seperti garam-garam, protein, polimer, resin, dll.
Pendahuluan SPE merupakan pemisahan yang efisien karena
recovery yang tinggi (>99%).

SPE lebih mudah daripada ekstraksi cair-cair.


Proses ekstraksi lebih sempurna

Pemisahan analit dari pengganggu yang mungkin


ada menjadi lebih efisien

Mengurangi pelarut organik yang digunakan


Keuntungan
SPE Fraksi analit yang diperoleh lebih mudah
dikumpulkan

Mampu menghilangkan partikulat

Lebih mudah diotomatisasi


Pelarut
Waktu lebih organik yang
cepat digunakan
Kelebihan lebih sedikit
SPE
dibanding
ECC Mencegah
Biaya lebih
terbentuknya
murah
emulsi
Kerugian SPE

Banyaknya jenis cartridge


(berisi penjerap tertentu)
yang beredar di pasaran Adanya adsorpsi yang bolak-
sehingga reprodusibilitas hasil balik pada cartridge SPE
bervariasi jika menggunakan
cartridge yang berbeda
Memiliki persentasi yang
reprodusibel dimana analit yang
terlarut dalam sampel harus dapat
Prinsip Pemilihan terjerap dalam ektraktan padat.
Sorbent(penjerap)
dalam SPE
Zat terlarut yang terjerap dalam
fase padat harus dengan mudah
dielusi
Jenis Sorben (Polar)

• Interaksi yang terjadi antara


analit dengan sorbent polar
adalah ikatan hidrogen dan
dipol-dipol.
• Jenis sorbent polar yang biasa
digunakan dalam SPE fase
normal adalah silika (SiO2)x,
alumina (Al2O3), Magnesium
silikat (MgSiO3 atau florisil),
sorbent silika yang terikat pada
gugus fungsi yang sangat polar.
Jenis Sorben (Resin
Polimer Non Polar)
• Salah satu yang biasa digunakan adalah PS-DVB
(polystyrene-divinylbenzene).
• Karakteristik dari sorbent ini adalah sangat
hidrofobik dan memiliki luas permukaan yang
lebih besar dibanding sorbent silika yang terikat.
• Sifat ikatannya yang kuat berasal dari gugus
aromatik, struktur polimerik yang dapat
berinteraksi dengan analit aromatik melalui
interaksi π-π.
• Karena sifatnya yang sangat hidrofobik maka
sorbent ini kurang selektif dan ikatan dengan
analit polar sangat sedikit.
Jenis Sorben (Bonded
Silica)
• Secara umum paling banyak digunakan dalam
SPE fase terbalik.
• Umumnya partikel silika terikat dengan
senyawa organik non polar, polar, atau ligan
ionik melalui gugus silanol pada
permukaannya secara reaksi kovalen.
• Ikatan antara analit dan silika yang terikat
pada gugus non polar adalah melalui gaya van
der waals.
Digunakan untuk senyawa yang
sangat polar, senyawa organik
yang sangat larut dalam air dari
Jenis Sorben sampel yang berair.
(Karbon
Grafit) Ada 2 jenis yang biasa
digunakan dalam SPE yaitu
karbon grafit hitam dan karbon
grafit berpori.
• Sorbent ini berperan untuk memperbaiki
Jenis Sorben karakteristik dari PS-DVB yang sangat non
(Functionalized polar dengan menambahkan gugus polar
Polymeric seperti asetil, benzoil, nitrobenzoil, dll.
Resins) • Sehingga dapat kontak lebih baik dengan
sampel berair.
Jenis Sorben
(Penukar ion)
• Sorben penukar ion biasanya
mengandung gugus fungsi terionisasi
seperti amin kuartener atau asam
sulfonat. Gugus fungsi yang dapat
diionisasi seperti amin primer/sekunder
atau asam karboksilat.
• Gugus fungsi bermuatan pada sorben
berhubungan dengan muatan/ion yang
berrlawanan pada analit melalui ikatan
elektrostatik, atau ionik.
• Ketika sorben mengandung gugus fungsi
bermuatan positif dan counterion yang
dapat ditukar pada analit dalam matriks
sampel cair bermuatan negatif, proses
akumulasi disebut anion exchange.
Jenis Sorben (Akses
Terkendali)

• Dimaksudkan untuk masuk kedalam


kriteria “inklusi” atau “eksklusif” dari
sampel molekul besar dan
makromolekul. Pori-pori yang lebar,
atau pori besar, sorben dirancang
secara sengaja untuk memungkinkan
aksesibilitas makromolekul ke struktur
pori internal sorben sehingga mereka
akan dijerap. Sorben SPE yang
konvensional umumnya memiliki pori-
pori 60 Å, sedangkan sorben SPE pori-
pori yang lebar memiliki pori-pori
berukuran 275 hingga 300 Å.
Jenis Sorben
(Immunosorben)

• Antibodi dapat bereaksi silang dengan


analit pada golongan kimia tertentu.
Kerugian ini telah digunakan untuk
keuntungan di SPE. Oleh karena itu,
immunosorben telah dirancang untuk
analit tunggal, analit tunggal dan
metabolitnya, atau kelas analit terkait
strukturnya.
Bagan Pemilihan Sorben
Jenis SPE cartridge dan SPE disk
Memilih pelarut yang mampu menahan secara total
analit yang dituju pada penjerap yang digunakan,
sementara senyawa-senyawa yang mengganggu akan
terelusi. Analit yang tertahan pada penjerap
selanjutnya dielusi dengan sejumlah kecil pelarut
Strategi organik. Strategi ini bermanfaat jika analit yang dituju
berkadar rendah.
Penyiapan
Sampel
Dengan mengusahakan supaya analit yang dituju
keluar (terelusi), sementara senyawa pengganggu
terikat pada penjerap.
Pengkondisian

Retensi
Prosedur SPE
Pembilasan

Elusi
• Kolom (cartridge) dialiri dengan pelarut sampel
untuk membasahi permukaan penjerap dan
untuk menciptakan nilai pH yang sama,
sehingga perubahan-perubahan kimia yang
tidak diharapkan ketika sampel dimasukkan
dapat dihindari.
• Untuk penjerap non polar seperti C18 dan
Pengkondisian penjerap penukar ion dikondisikan dengan
mengalirinya dengan metanol lalu akuades.
Pencucian berlebihan dengan akuades akan
mengurangi recovery analit. Penjerap-penjerap
polar seperti diol, siano, amino, dan silika harus
dibilas dengan pelarut non polar seperti metilen
klorida.
• Larutan sampel dilewatkan ke cartridge baik untuk
menahan analit yang diharapkan sementara komponen
lain terelusi atau untuk menahan komponen yang tidak
diharapkan sementara analit yang dikehendaki terelusi.

Retensi/Tertahannya sampel
• Tahap ini penting untuk menghilangkan seluruh komponen
yang tidak tertahan oleh penjerap selama tahap retensi.

Pembilasan
• Tahap ini merupakan tahap akhir untuk
Elusi mengambil analit yang dikehendaki jika analit
tersebut tertahan pada penjerap.
Mekanisme pemisahan dengan SPE
Ekstraksi Fase Padat (SPE)
Tahapan
pemisahan
SPE
Jenis interaksi sorben dengan analit

FASE NORMAL (Fase cair non polar, dan


FASE BALIK (Fase cair polar dan fase
fase padat polar) : Interaksi hidrofilik
padat non polar): Interaksi hidrofobik
(interaksi polar-polar, ikatan hidrogen,
(interaksi nonpolar-nonpolar, ikatan van
interaksi φ- φ, interaksi dipol-dipol,
der Waals, gaya dispersif).
interaksi dipol-dipol terinduksi).

PERTUKARAN ION: gaya atraktif


ADSORPSI : Interaksi permukaan
elektrostatik antara gugus bermuatan
(hidrofobik atau hidrofilik, tergantung
pada analit dengan gugus bermuatan
pada jenis sorbennya)
pada permukaan sorben.
Menentukan penjerap mana yang paling baik
dalam hal menahan analit yang dituju.

Pelarut apa yang dibutuhkan untuk mengelusi


Pengembangan analit yang dituju
metode
menggunakan Menguji matriks, sampel, dan blanko untuk
SPE mengevaluasi adanya pengganggu yang mungkin
ada
Menetukan recovery dengan menambah analit
dalam jumlah tertentu
Solid Phase Micro Extraction (SPME)
merupakan suatu teknik penyiapan
sampel tanpa pelarut dimana analit
Solid Phase langsung diabsorbsi dari matrik sampel
dengan fiber silika yang dilapisi dengan
Microextraction bahan polimer organik. Selain tidak
(SPME) memerlukan pelarut, metode ini juga
sangat praktis karena fiber SPME dapat
digunakan secara langsung untuk
memasukkan sampel ke GC atau GC-MS
Prinsip dasar SPME

Prinsip dasar SPME adalah


proses keseimbangan partisi
analit antara lapisan fiber dan
larutan sampel. Mikro ektraksi
fase padat adalah teknik
preparasi sampel tanpa pelarut
dimana fiber silika dilapisi oleh
suatu lapisan polimer yang
berperan mengadsorpsi analit
dari sampel. Analit organik
volatil diekstraksi dan
dipekatkan dalam fiber tersebut
Alat SPME
Sekian dan Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai