Anda di halaman 1dari 12

Tugas Resume

FITOKIMIA
Nama : M. Yudha Febrian Noor
NPM : 1848201110072
Kelas/Semester : C/4
Dosen Pengajar : Nita Triadisti, M.Farm., Apt
FRAKSINASI
adalah suatu proses pemisahan senyawa–senyawa
berdasarkan tingkat kepolaran. Pada prakteknya
dalam melakukan fraksinasi digunakan dua metode
yaitu dengan menggunakan corong pisah dan
kromatografi kolom
Fraksinasi Kasar dengan Partisi

Ekstrak (metanol, etanol 70%, atau etanol 96%) yang diperoleh


masih kasar dan sangat kompeks isinya. Untuk itu perlu dilakukan
fraksinasi cair-cair atau partisi. Lazimnya untuk ekstrak metanol
atau etanol 70% dilarutkan ke dalam air hingga tepat larut.
Kemudian dipartisi bertingkat mulai dari:
1. Butanol 2. Etilasetat 3. Kloroform/diklorometana 4. Heksan
Diagram partisi cair-cair. Ekstrak kering dari
metanol atau etanol berair dilarutkan terlebih
dahulu dalam air. Heksana, kloroform, etil asetat,
dan butanol adalah yang digunakan untuk
mempartisi. Selain kloroform pelarut organik
selalu di lapisan atas air.
Pemisahan kasar
Setelah mendapatkan ekstrak Fraksinasi ekstrak air
kental atau ekstrak kering, bisa dilakukan dengan Jika ekstraksi dilakukan
dilakukan pemisahan kasar dari cara partisi atau secara langsung dengan
ekstrak berdasarkan tingkat pelarutan pada solven menggunakan kloroform
polaritasnya mulai dari non organik. Semua fraksi atau diklorometana atau
polar, semi polar dan polar. yang dihasilan dipantau heksana biasanya tidak
Fraksinasi biasanya dilakukan potensinya dengan uji dilakukan fraksinasi.
untuk ekstrak pola: air, metanol farmakologi
atau etanol 70%.
Tahapan Pengentalan/pengeringan
Diuapkan diatas Water Bath
Baik sistem terbuka maupun tertutup. Sistem tertutup
01 mencegah solven meracuni ke mana-mana

Diuapkan dengan Rotaroy Evaporatory


Digunakan untuk semua pelarut organik. Tidak cocok
02 untuk bahan berair.

Liofilisasi ( freeze dryer)


Digunakan untuk bahan yang berair tidak untuk pelarut
03 organik

Dialiri dengan gas N2


Untuk bahan yang termolabil, harga mahal, jumlah
04 rendemen kecil dan pengaliran N2 akan menghasilkan
material dalam bentuk serbuk.
Dasar-dasar Kromatografi untuk
Pemisahan
2. Kromatografi ekslusi: Pemisahan
berdasarkan ukuran partikel
senyawa terhadap fase diameter
pori antar fase diam (ekslusi),
1. Kromatografi adsorbsi: hampir dikatakan tidak terjadi
Pemisahan berdasarkan interaksi kimia antara fase diam
interaksi kimia antara dengan analit.
fase diam normal atau
terbalik baik dengan lapis
tipis maupun kolom (fase
normal dan terbalik).
Pendahuluan sebelum melakukan KLT, memiliki beberapa
aspek:
1. Fase diam tipe normal: Fase diam/penjerap yang banyak
diandalkan digunakan adalah silika. Interaksi dasar yang terjadi
adalah ikatan hidrogen. Tahap ini dilakukan untuk memilih
pemisahan kasar dengan kolom kromatografi kolom biasanya
silika
2. Fase diam terbalik (RP = reversed phase ). Kebanyakan fase diam
yang digunakan adalah Okta Desil Silika (ODS). Interaksi dasar
yang terjadi antara fase diam dengan sampel adalah gaya London
dan van der Waals. Pada fase diam tipe ini dibutuhkan fase gerak
yang bersifat polar
3. Pemisahan alkaloid : Modern PowerPoint
membutuhkan Presentation
fase diam silika dengan fase
gerak dengan orientasi tetapi perlu ditambahkan basa lemah:
misalnya CHCl3 - metanol – ammonia (atau basa lemah lain)= 7:
3 : 0.1.

MODERN POWERPOINT PRESENTATION INFOGRAPHIC


Ukuran Partikel Silika Tahap Fraksinasi
1. 40-63 µm (230-400 Mesh).

2. 63-200 µm (70-230 Mesh)

3. Ukuran lebih kecil dari 40 µm

1. Luas penggunaan 3. digunakan untuk KLT


dan lazim digunakan
2. untuk kolom yang mengandalkan
gravitasi
Interaksi pada Kromatografi

1. Interaksi pada Kromatografi Fase Normal ( Normal


Phase )
2. Interaksi pada Kromatografi Fase Terbalik
( Reversed Phase )

Permukaan fase diam normal dan terbalik. Pada fase diam normal terdapat berbagai
gugus polar yang bisa menyumbangkan lone pair elektron untuk ikatan hidrogren.
Pada fase diam terbalik rantai karbon panjang menyumbang interaksi van der Waals.
Harap dipahami perbedaannya.
Pemantauan hasil
fraksinasi

Fraksi pekat hasil pemisahan dengan kolom tersebut


dipantau profilnya dengan menggunakan KLT dengan
dimensi plate 5 x 8 cm, jarak penotolan 0.4 cm sehingga
diperlukan pipa kapiler untuk menotolkan dengan
diameter sekecil mungkin.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai