Anda di halaman 1dari 17

SIRUP PARACETAMOL

Kelompok : 4C
Anggota :
3311181107 Khansa Nurul Ashila
3311181109 Nindyra Salsabila
3311181110 Fabiola Indah Rahayu
3311181111 Hafizha Shofina Bilqis
3311181112 Maria Theresia C.R.M.
3311181113 Sunjaya Ahmad

A. BATCHSHEET

PRODUK MASUNI PHARMACEUTICAL


Produksi Disahkan Oleh :
CIMAHI-INDONESIA
Nindyra Salsabila
MASUNIMOL®SIRUP Tanggal: 06 April 2021
Bentuk sediaan Sirup
Kandungan Parasetamol 120 mg/5mL
Batch No PAL 080310
Proses No Liquid 01
Ruangan LIQUID
Berlaku tanpa
Desember 2021
perubahan sampai

Nama Sediaan : MASUNIMOL®Sirup


Besar batch : 600 mL
No batch : PAL 080310
Bentuk : Sirup
Komposisi :

NAMA KANDUNGAN TIAP 1 BATCH


BAHAN 5 ML (600 mL)
Parasetamol 120 mg 14,4 g
Propilenglikol 2,0 mL 240 mL
Sukrosa 3,35 mL 402 mL
Maltol 0.012 g 1.44 g
Karmin 0,01 g 1,2 g
Natrium
0,01375 1,65 g
Sakarin
Kalium Sorbat 0,010 g 1,2 g
Natrium Asetat 0,067 g 8,2 g
Asam Asetat 0,00017 g 0,0204 g
Air Suling
5 mL 600 mL
hingga

MASUNI PROSEDUR TETAP


PHARMACEUTICAL Hal 1 dari 2 halaman
Cimahi-Indonesia MASUNIMOL® SIRUP
Disusun : Tanggal : No. Dokumen : Tanggal :
Dept. Produksi Seksi Liquid
06 April 2021 PAL 080310 / 06 April 2021
Disetujui: Tanggal: Disetujui: Tanggal: Disetujui: Tanggal: Mengganti No: Tanggal:
06 April 2021 06 April 2021 06 April 2021 06 April 2021
I. PENIMBANGAN
Bahan No.Kode Penimbangan Paraf Cek

Parasetamol PCT01 14,4 g

Propilenglikol PPG02 240 mL

Sukrosa SK03 402 mL

Maltol MA04 1.44 g

Karmin CA05 1,2 g

Natrium Sakarin NAS06 1,65 g

Kalium Sorbat KS07 1,2 g

Natrium Asetat NA08 8,2 g

Asam Asetat AA09 0,0204 g


Tanggal Tanggal
Pengawas Apoteker Kepala Seksi
06 April 2021 06 April 2021

II. PEMBUATAN
Pembuatan Sirup Gula Paraf Cek
1. Dipanaskan sebagian aquadest dengan suhu 800C, dimasukkan
sukrosa sedikit demi sedikit.

2. Diaduk sampai dengan larut.

3. Didinginkan larutan tersebut sampai dengan mencapai suhu


400C.
Pembuatan Larutan Sirup Parasetamol

1. Dimasukkan propilenglikol dalam labu Erlenmeyer.

2. Dimasukkan kalium sorbat ke dalam labu Erlenmeyer, diaduk


ad larut.

3. Dipanaskan larutan hingga mencapai suhu 500C – 600C.

4. Dimasukkan parasetamol secara bertahap, diaduk ad larut.

5. Didinginkan ada suhu 400C

Pembuatan Larutan Dapar dan Zat Warna


1. Dimasukan secara bertahap natrium asetat, asam asetat, dan
natrium sakarin.

2. Dilarutkan dalam aquadest, diaduk ad larut dan homogen.

3. Ditambahkan zat warna karmin, diaduk ad homogen.

Pembuatan Sirup Akhir

1. Dimasukkan larutan sirup parasetamol ke dalam erlenmeyer

2. Ditambahkan sedikit sirupus simplex, kemudian diaduk ad


homogen.

3. Ditambahkan larutan dapar dan zat warna, diaduk ad homogen.

4. Dikalibrasi botol 600 mL dan dimasukkan campuran larutan


tersebut ke dalamnya.
5. Dimasukkan sisa sirupus simplex dan ditambahkan aquades ad
600 mL.

6. Dikalibrasi botol 60 mL dan dikemas sirup dalam botol 60 mL.

Tanggal Tanggal
Pengawas Apoteker Kepala Seksi
06 April 2021 06 April 2021

MASUNI PROSEDUR TETAP


PHARMACEUTICAL Hal 2 dari 2 halaman
Cimahi-Indonesia MASUNIMOL® SIRUP
Disusun : Tanggal : No. Dokumen : Tanggal :
Dept. Produksi Seksi Liquid
06 April 2021 PAL 080310 / 06 April 2021
Disetujui: Tanggal : Disetujui: Tanggal: Disetujui: Tanggal: Mengganti No : Tanggal:
06 April 2021 06 April 2021 06 April 2021 06 April 2021
III. EVALUASI
Jenis Evaluasi Prosedur Hasil Paraf Cek
Viskositas 1. Dinyalakan tombol power yang berada
pada belakang alat.
2. Dibuka tutup spindel.
3. Diklik “enter” dua kali untuk mengubah
spindel.
4. Dipasang spindel pada alat dengan cara
diputar dengan menggunakan dua tangan,
dipegang bagian atas dengan
menggunakan tangan satu dan diputar
serta dikunci dengan menggunakan tangan
yang satu lagi.
5. Diubah ketinggian alat pada bagian
belakang untuk memasukkan spindel pada
sampel.
6. Dimasukkan spindel sampai dengan batas
yang tertera pada spindel.
7. Diklik “start”sampai pada mpas muncul
angka.
8. Diatur rpm atau kecepatan alat.
9. Diklik “enter”hingga display mpas
menjadi stabil. Setelah stabil, dilihat
angka yang muncul dan angka tersebut
merupakan nilai viskositas dari sampel
yang diuji.
10. Dicatat nomor spindel, rpm, dan nilai
mpas diubah ke dalam satuan poise.
1. Disiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan.
2. Ditekan tombol “power” dan dibiarkan
menyala.
3. Dilepaskan batang elektroda dari tabung
tempatnya. Ujung batang elektroda tidak
boleh bersentuhan dengan tangan atau
pada benda lainnya.
4. Dibilas batang elektroda dengan aquadest
dan diseka dengan tissue.
5. Dikalibrasi alat dengan menggunakan
cairan pH standar.
6. Ditekan “CAL” pada alat, kemudian
muncul layer CAL 1.
7. Dimasukkan elektroda ke dalam tabung
dengan pH 7 dan ditunggu sampai kedipan
kecil pada alat berhenti dan muncul angka
7.00, kemudian diklik “enter”. Muncul
pH tanda CAL 2 pada layar alat.
8. Dibilas batang elektroda dan diseka
dengan menggunakan tissue.
9. Dimasukkan batang elektroda pada tabung
dengan pH 4.00 dan ditunggu sampai
dengan alat berhenti, kemudian muncul
angka 4.00 yang menunjukkan nilai pH
dan kemudian ditekan “enter”.
10. Dibilas batang elektroda dan diseka
dengan menggunakan tissue.
11. Dimasukkan batang elektroda ke dalam
tabung berisi sampel uji dan ditunggu
hasil uji pH dari sampel sampai dengan
muncul icon smile pada lauar alat.
12. Dibilas batang elektroda dengan
menggunakan aquadest dan diseka dengan
menggunakan tissue.
13. Dimasukkan batang elektroda ke dalam
tabungnya.
1. Disiapkan alat dan bahan (30 botol sampel
uji) yang dibutuhkan.
2. Diambil 10 botol sampel uji secara acak.
3. Dikocok isi wadah satu persatu.
Volume 4. Dituang setiap sampel uji ke dalam gelas
Terpindahkan ukur secara hati-hati untuk menghindari
pembentukkan gelembung udara.
5. Didiamkan selama tidak lebih dari 30
menit
6. Diukur volume dari tiap wadah uji.

Tanggal Tanggal
Pengawas Apoteker Kepala Seksi
06 April 2021 06 April 2021
B. PRAFORMULASI SEDIAAN
a. Zat Aktif

Paracetamol (Asetaminofen)
4’-Hidroksiasetanilida (C₈H₉NO₂)

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C8H9NO2,
dihitung terhadap zat kering.

SIFAT FISIKO KIMIA


Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit
Kelarutan : 1 bagian  paracetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mendidih;
dalam 7 sampai 10 bagian etanol (95%); dalam 13 bagian aseton; dalam 40
bagian gliserol; dan dalam 9  bagian propilenglikol; sangat mudah larut dalam
kloroform; agak sukar larut dalam eter; larut dalam larutan alkali hidroksida
membentuk larutan jenuh dalam air  (saturasi) dengan pH 5,1 sampai 6,5
BM : 151,16
Titik Didih : 500 ℃
Titik Lebur : 168 – 170 ℃
pH : 5,5 – 6,5
Stabilitas : a. Terhidrolisis pada ph minimal 5-7
b. Stabil pada temperatur 45 ℃ (dalam bentuk serbuk)
c. Dapat terdegradasi oleh quinominim dan terbentuk warna pink, coklat
dan hitam
d. Relatif stabil terhadap oksidasi
e. Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada suhu 250C dan
kelembaban 90%
Inkompabilitas : Inkompabilitas terhadap permukaan nilon dan rayon
Wadah : Disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Penyimpanan : Disimpan pada suhu ruang, terlindung dari kelembapan dan panas

AKTIVITAS FARMAKOLOGI
Acetaminophen adalah salah satu derivate dari para amino fenol. Asetaminofen merupakan
metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus
aminobenzen. Asetaminofen di Indonesia lebih dikenal dengan nama paracetamol dan tersedia
dalam golongan obat bebas.
Mekanisme : Paracetamol bekerja secara non selektif dengan menghambat enzim
siklooksigenase (cox-1 dan cox-2). Pada cox-1 memiliki efek cytoprotektif yaitu
melindungi mukosa lambung, apabila dihambat akan terjadi efek samping pada
gastrointestinal. Sedangkan ketika cox-2 dihambat akan menyebabkan
menurunnya 20 produksi prostaglandin yang merupakan mediator nyeri, demam
dan anti inflamasi. Sehingga apabila parasetamol menghambat prostaglandin,
maka akan menyebabkan menurunnya rasa nyeri. Sebagai Antipiretik,
parasetamol bekerja dengan menghambat cox-3 pada hipotalamus. Parasetamol
memiliki sifat yang lipofil sehingga mampu menembus Blood Brain Barrier,
sehingga menjadi first line pada antipiretik. Paracetamol tidak menimbulkan
ketergantungan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang merugikan.
Oleh karena itu paracetamol aman diminum 30 menit – 1 jam setelah makan
atau dalam keadaan perut kosong untuk mengatasi efek samping tersebut
(Goodman and Gilman, 2012)
Farmakokinetik : Paracetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan waktu
paruh plasma antara 1-3 jam. Paracetamol tersebar ke seluruh cairan tubuh.
Paracetamol dimetabolisme oleh enzim microsom hati. Sebagian paracetamol
(80%) di konjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan
asam sulfat. Selain itu, obat ini diekskresikan melalui ginjal, sebagian kecil
dalam bentuk paracetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk konjugasi.
Indikasi : Paracetamol digunakan sebagai analgesic dan antipiretik. Sebagai anlagesik
lainnya, paracetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena
kemungkinan menimbulkan gangguan fungsi hati. Jika dosis terapi tidak
memberikan manfaat, biasanya dosis besar pun tidak menolong
Kontraindikasi : Penggunaan paracetamol tidak diberikan kepada penderita yang hipersensitif
terhadap acetaminophen dan penderita yang mempunyai ganguan fungsi hati
Efek Samping : Jarang sekali terjadi adanya alergi pada kulit, alergi silang dengan salisilat,
leucopenia, neutropenia, panzikopenia, methemoglobinemia, nefopati analgesic
(pada penyalahgunaan kronis), tumor pada saluran pembuangan urine. Pada
dosis tinggi, kerusakan hati yang berat dan mungkin lethal disebabkan oleh
pembentukan metabolit yang reaktif dan toksik

b. Eksipien
1. Propilen Glikol

Kegunaan : Pengawet (mencegah pertumbuhan mikroba) , desinfektan , humektan ,pelarut,


zat penstabil dan kosolven yang menyatu dengan air
Penampilan : Jernih , tidak berwarna , kental / viskos , praktis tidak beraroma , memiliki rasa
manis dan rasa sedikit tajam seperti gliserin.
Sifat Fisikokimia :
a. Kelarutan : larut di dalam aseton,kloroform, etanol 95% , gliserin dan air .
tidak larut dengan minyak mineral ringan atau minyak
tetap namun dapat larut dengan minyak astsiri tertentu
o
b. Titik didih : 371 C
c. Densitas : 1,038 g/cm3 suhu 20oC
d. Titik nyala : 99 oC
e. Panas pembakaran : 1803,3 kJ/mol (431,0 kcal/mol)
f. Panas penguapan : 705,4 J/g (168,6 cal/g)
g. Titik leleh : -59 oC
h. Refractive index : 1,4324 , spesifik rotasi yaitu -15 (R) dan +15,8 (S)
i. Tegangan permukaan : 40,1 mN.m (40,1 dynes/cm) pada suhu 25 oC
j. Kerapatan uap (relative) : 2,52 (udara=1)
k. Tekanan uap : 9,33 Pa (o,o7 mmHg) pada suhu 20 oC
l. Viskositas : 58,1 mPa s (58,1 cP) pada suhu 20 oC
Inkompatibilitas : propilen glikol inkompatibilitas dengan reagen pengoksidasi
seperti kalium permanganate
Kadar penggunaan :
Konsentrasi
Penggunaan Jenis Sediaan
(%)
Humektan Topikal 15
Pengawet Larutan dan semi solid 15-30
Aerosol 10-30
Pelarut atau Ko- Larutan Oral 10-30
soven Parenteral 10-60
Topikal 5-80

2. Sukrosa (C12H22O11)

Bobot Molekul : 342,30


Kegunaan : basis, zat penyalut, pemanis, pengikat tablet, pengencer tablet, dan
kapsul , pengisi tablet, agen terapetik dan zat peningkat viskositas.
Penampilan : kristal tidak berwarna atau dalam bentuk krital berwarna putih, tidak
beraroma dan memiliki rasa yang manis

Sifat Fisikokimia :
a. Kelarutan

Pelarut Kelarutan suhu 20oC


Kloroform Praktis tidak larut
Etanol 1 dalam 400
Etanol 95 % 1 dalam 170
Propan 2-ol 1 dalam 400
Air 1 dalam 0,5 dan 1 dalam 0,2 pada suhu 100 oC

b. Kerapatan ruahan : 0,93 g/cm3 (kristal) dan 0,60 g/cm3 (serbuk)


c. Kerapatan mampat : 1,03 g/cm3 (kristal) dan 0,82 g/cm3 (serbuk)
d. Kerapatan sebenarnya : 1,6 g/cm3
e. pKa : 12,62
f. Titik leleh : 160-186 g/cm3 (dengan dekomposisi)
g. Kelembaban : higroskopis dapat menyerap air sampai 1%
h. Indeks bias : 1,34783 (10% b/v larutan aquadest)
Inkompatibilitas : sukrosa dapat terkontaminasi dengan logam berat sehingga dapat
inkompbilitas dengan zat aktif seperti asam aksorbat . untuk sukrosa yang
terkontaminasi sulfit dalam kadar yang tinggi dapat akibatkan terjadinya
perubahan warna pada tablet selaput gula . Bila dicampur dengan asam
encer atau pekat sukrosa dapat terhidrolisis menjadi dekstrosa dan
sukrosa .Sukrosa dapat berinteraksi dengan wadah yang terbuat dari
alumunium.
Kadar Penggunaan :
Penggunaan Konsentrasi % (w/w)
Sirup untuk formulasi larutan oral 67
Zat pemanis 67
Pengikat (granulasi basah) 2-20
Pengikat (granulasi kering ) 50-67
Zat penyalut (sirup) 50-67

3. Kalium Sorbat

Kegunaan : Mencegah pertumbuhan bakteri (pengawet)


Penampilan : bubuk kristal berwarna putih dengan aroma yang khas
Sifat Fisikokimia :
1. Aktivitas antibakteri : Tidak ada aktivitas antibakteri diatas pH 6 .Efektivitas sebagai
antibakteri akan meningkat dengan meningkatnya suhu serta dengan meningkatknya
konsentrasi dari kalium sorbat , serat dapat meningkat bila digunakan dalam kombinasi
dengan zat pengawet lainnya atau glikol karena memiliki efek sinergis
2. Kerapatan : 1,363 g/cm3
3. Titik leleh : 270 oC
4. Kelarutan :

Pelarut Kelarutan pada suhu 20oC


Aseton 1 dalam 100
Benzena Praktis tidak larut
Kloroform Sangat sukar larut
Minyak Jagung Sangat sukar larut
Etanol 1 dalam 50
Etanol 95% 1 dalam 35
Etanol 5% 1 dalam 1,7
Eter Sangat sukar larut
1 dalam 1,8
Propilen glikol 1 dalam 2,1 suhu 50 oC
1 dalam 5 suhu 100 oC
1 dalam 1,72
Air 1 dalam 1,64 suhu 50 oC
1 dalam 1,56 suhu 100 oC

Kadar penggunaan : 0,1 -0,2 % untuk formulasi sediaan oral dan topical
Inkompatibilitas : aktivitas antimikroba dapat menurun dengan keberadaan non ionik
surfaktan dan plastik

4. Natrium sakarin

Penggunaan : Pemanis
Penampilan : bubuk kristal warna putih , tidak berbau atau sedikit berbau , berkilau .
Memiliki rasa yang sangat manis dengan rasa logam atau pahit
setelahnya namun rasa tersebut dapat ditutupi dengan mencampurkan
sakarin dengan pemanis lainnya , mengandung air dengan jumlah yang
bervariasi
Sifat fisikokimia :
a. Keasaman / kebasaan : pH =6,6
b. Titik leleh : terurai saat dipanaskan
c. Kandungan air : natrium sakarin 76 % mengandung 14,5% w/w air , natrium
sakrin 84% mengandung 5,5% w/w air . Selama pengeringan , evolusi air terjadi dalam dua
fase berbeda . 76% bahan mongering dibawah kondisi ambien sampai dengan kurang lebih 5,5
%
d. Kerapatan ruahan : 0,8- 1,1 g/cm3 (natrium sakarin 76%) dan 0,8-1,1 g/cm 3 (84%
natrium sakarin)
e. Kelarutan :

Pelarut Kelarutan
Dapar
a. pH 2,2 (ftalat) 1 dalam 1,15
b. pH 4 (sitrat-fosfat) 1 dalam 0,66 sugu 60 oC
c. pH 7 (sitrat-fosfat) 1 dalam 1,21
d. pH 9 (borat) 1 dalam 1,21
Etanol 1 dalam 102
Etanol 95% 1 dalam 50
Propilen Glikol 1 dalam 50
Propan 2-ol Praktis tidak larut
Air 1 dalam 1,2

Inkompatibilitas: mengalami perubahan sedikit menjadi berwarna coklat melalui reaksi


maillard
Kadar Penggunaan :
Penggunaan Konsentrasi (%)
Gel / pasta gigi 0,12-0,3
Injeksi IM/IV 0,9
Larutan oral 0,075-0,6
Sirup oral 0.04-0,25

5. Maltol (C6H6O3)

Kegunaan : Penambah rasa dan pemberi rasa


Penampilan : kristal putih , beraroma caramel dan berasa caramel . Dalam larutan
encer memili rasa manis dan aroma seperti stroberi atau rasa dan bau
seperti nanas
Sifat Fisikokimia :
a. Keasamaan / kebasaan : pH = 5,3 (o,5% b/v larutan air)
b. Titik leleh : 162 – 164 oC

c. Kelarutan :

Pelarut Kelarutan
Kloroform Sangat Mudah Larut
Dietil eter Larut dengan cepat
Etanol 95% 1 dalam 21
Gliserin 1 dalam 80
Propile glikol 1 dalam 28
Propan-2-ol 1 dalam 53
Air 1 dalam 83

Inkompabilitas : interaksi dengan wadah logam termasuk baja tahan karat


mengakibatkan terjadinya perubahan warna selama penyimpanan.
Penggunaan pemakaian : pada makanan digunakan sebesar 30 ppm namun pada
konsentrasi 5-75 ppm dapat menurunkan kadar gula hingga 15%
namun dengan mempertahankan rasa manis yang sama.

6. Karmin (C22H20O13)

Penggunaan : pewarna untuk obat kecuali obat untuk mata


Penampilan : massa berwarna coklat keunguan tua atau merah cerah atau bubuk merah tua
Sifat fisikokimia :
1. Membentuk warna merah di air dan kuning sampe violet di larutan asam
2. Titik leleh : 277 oF
3. Kelarutan : larut dalam alcohol , asam sulfat pekat : sedikit larut dalam eter :
praktis tidak larut dalam petroleum eter , benzene dan kloroform . Pada suhu 25 oC,
memiliki kelarutan 1,3 mg/mL
4. Tekanan uap : 5,07 x 10 -27 mmHg pada suhu 25 oC
5. Log P : 0,97
6. Rotasi optik : +51,6 pada suhu 15 oC
Inkompabilitas : adanya paparan sinar dapat mengakibatakan memudarnya warna dan
inkompatibel dengan zat pengoksidasi
Kadar Penggunaan : pada rentang 0,05% - 10 % dengan konsentrasi optimum yaitu 0,09%
C. KEMASAN

1. KEMASAN DUS
2. STICKER PADA BOTOL
3. BROSUR OBAT
DAFTAR PUSTAKA

Berrie, B. H., & Strumfels, Y. (2017). Change is permanent: Thoughts on the fading of
cochineal-based watercolor pigments. Heritage Science, 5(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s40494-017-0143-4

Carmine | C22H20O13 - PubChem. (n.d.). Retrieved April 4, 2021, from


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Carmine#section=Depositor-
Supplied-Patent-Identifiers

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2014). Farmakope Indonesia edisi
VI halaman 1359. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Dravenstadt, L. V, Lem, R. A., & Schmidt, E. (1992). United States Patent (19). 19.

Giannopoulou, I., Saïs, F., & Thomopoulos, R. (2015). Linked data annotation and fusion
driven by data quality evaluation. Revue Des Nouvelles Technologies de
l’Information, E.28, 257–26

Goodman & Gilman, 2012, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10, Editor Joel. G. Hardman &
Lee E. Limbird, Konsultan Editor Alfred Goodman Gilman, Diterjemahkan oleh
Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lund, Walter. (1994). The Pharmaceutical Codex, 12th edition, The Pharmaceutocal Press,
London

Martindale 36th Edition. (2009). Paracetamol, dalam : Martindale (The Complete Drug


Reference) 36 th Edition. Pharmaceutical Press : USA. Page : 108 – 111

National Center for Biotechnology Information (2021). PubChem Compound Summary for
CID 1983, Acetaminophen. Retrieved April 4, 2021 from
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Acetaminophen

Anda mungkin juga menyukai