Anda di halaman 1dari 104

PENGARUH DIET MAYO TERHADAP PERUBAHAN KADAR

PROFIL LIPID DARAH

THE EFFECT OF MAYO DIET ON THE CHANGE OF BLOOD LIPID


PROFILE LEVEL

Dwi Anggita

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK KONSENTRASI FISIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PENGARUH DIET MAYO TERHADAP PERUBAHAN KADAR
PROFIL LIPID DARAH

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi
Ilmu Biomedik
Fisiologi

Disusun dan diajukan oleh

DWI ANGGITA

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : DWI ANGGITA

Nomor Mahasiswi : P1502213005

Pogram Studi : BIOMEDIK

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar- benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pemikiran orang lain. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia

menerima sangsi atas perbuatan tersebut.

Makassar, November 2017

Dwi Anggita

iii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya, nikmat kesehatan dan kekuatan yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Diet Mayo
Terhadap Perubahan Kadar Profil Lipid Darah” sebagai syarat dalam
menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Teriring salam dan shalawat selalu tercurah kepada teladan dan junjungan kita
Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang
senantiasa istiqamah mengikuti jalan dakwahnya hingga akhir zaman.
Berbagai hambatan penulis rasakan baik pada saat penelitian maupun
pada saat penyusunan tesis ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Karena itu perkenankan penulis
dengan tulus menyampaikan rasa terima kasih yang dalam dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Ibunda Prof. DR. dr. Suryani As’ad, MSc, Sp.GK(K) selaku
ketua komisi penasehat dan Ayahanda dr. M. Aryadi Arsyad, M.BiomedSc.,Ph.D
selaku anggota komisi penasehat yang tak pernah lelah meluangkan waktu di sela-
sela kesibukannya dan dengan penuh kesabaran memberikan arahan, masukan,
motivasi dan dukungan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan
pula kepada dr. Agussalim Bukhari, M.Med, Ph.D, Sp.GK(K), Prof. Dr.
Rosdiana Natsir, Ph.D, dan DR. dr. Wardihan Sindrang, MS atas kesediannya
menjadi penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan yang
berharga.
Rasa terima kasih penulis sampaikan pula kepada :
1. Dr.dr.Hj.A.Mardiah Tahir, Sp.OG (K) selaku Ketua Program Studi
Biomedik Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin yang telah banyak
memberikan petunjuk dan arahan kepada penulis selama masa pendidikan.

iv
2. Prof.Dr.Muhammad Ali, SE., M.S selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Hasanuddin beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan dalam waktu yang telah
ditentukan.
3. Prof. Dr. Dwia A. Tina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas
Hasanuddin beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin.
4. Bapak dr. Djumadi Achmad, Sp.PA(K), Sp.F, Ibu Irianti dan saudara-saudara
saya (dr. Tirta Swarga, dr. Maya Puspita, dr. Dara Nur Ilmi, dr. Ditia Moeriza
dan Zulvicar, S.P) yang mendukung saya untuk selalu semangat dalam
menyelesaikan sekolah saya.
5. Suami tercinta Chandra Irawan Saleh, ST yang senantiasa mengingatkan
tugas yang harus dikerjakan dan sabar dalam mendampingi saya selama
menyelesaikan studi ini.
6. Rekan-rekan dosen FK UMI yang selalu memberikan motivasi dan bantuan
sehingga studi ini dapat terselesaikan.
7. Mahasiswa-mahasiswa FK UMI yang turut membantu dalam pengumpulan
data sehingga studi ini dapat berjalan.
8. Sahabatku serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya
yang telah banyak membantu dalam penulisan selama ini.

Penulis sangat menyadari bahwa apa yang penulis paparkan dalam tesis ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis berharap agar
tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Akhir kata, semoga segala bantuan, dukungan dan do’a yang diberikan
kepada penulis dibalas olehNya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

v
Puji Syukur kehadiratmu Ya Allah, yang senantiasa memberikan jalan
kepada hamba-hambanya yang senantiasa berusaha.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Makassar, November 2017

Penulis

vi
vii
viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iii
PRAKATA ............................................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................ vii
ABSTRACK .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................... ix
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... xv
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid ..................................................................................... 6
2.1.1 Pencernaan, Absorpsi, Dan Transportasi Lipid .......... 7
2.1.2 Unsur Yang Mempengaruhi Kadar Profil Lipid ........... 19
2.2 Diet Mayo ............................................................................. 23
2.3 Kerangka Teori .................................................................... 31
2.4 Hipotesis .............................................................................. 32
2.5 Variabel Penelitian ............................................................... 32
2.6 Kerangka Konseptual ........................................................... 33
2.7 Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif ............................ 34
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Dan Jenis Penelitian ........................................ 37
ix
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian ............................................. 37
3.3 Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel ............................. 37
3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ................................................. 39
3.5 Prosedur Kerja ..................................................................... 39
3.6 Izin Penelitian Dan Kelaikan Etik ......................................... 43
3.7 Alur Penelitian ...................................................................... 44
3.8 Teknik Analisa Data ............................................................. 44
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Sampel Dan Komposisi Menu Diet ................. 46
4.2 Perubahan Antropometri Sebelum dan Setelah Diet Mayo . 52
4.3 Perubahan Kadar Profil Lipid Sebelum dan Setelah
Diet Mayo ............................................................................. 55
BAB 5. PEMBAHASAN ........................................................................ 60
5.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian dan Komposisi Diet.... 61
5.2 Pengaruh Diet Mayo Terhadap Perubahan Antropometri ..... 64
5.3 Pengaruh Diet Mayo Terhadap Perubahan Kadar
Profil Lipid ............................................................................. 67
5.4 Kekurangan dan Keterbatasan Penelitian............................. 72
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ......................................................................... 74
6.2 Saran ................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 76
LAMPIRAN

x
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Perubahan Antropometri Sebelum dan Setelah Diet ........ 53

Diagram 2. Perubahan Rerata Antropometri Sebelum dan Setelah

Diet Mayo .......................................................................... 55

Diagram 3. Perubahan Kadar Profil Sebelum dan Setelah Diet Mayo . 57

Diagram 4. Perubahan Rerata Kadar Profil Lipid Sebelum dan Setelah

Diet Mayo ........................................................................... 59

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Karakteristik kelompok lipoprotein .......................................... 14

Tabel 2. Karakteristik Data Awal Sampel ............................................ 48

Tabel 3. Rerata Komposisi Menu Diet Selama 13 Hari ....................... 51

Tabel 4. Perbandingan Rerata Antropometri Sebelum dan Setelah

Diet Mayo .............................................................................. 54

Tabel 5. Perbandingan Rerata Kadar Profil Lipid Sebelum dan Setelah

Diet Mayo .............................................................................. 58

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur lipoprotein ............................................................ 15

Gambar 2. Transportasi Lipid .............................................................. 19

Gambar 3. Mayo Healty Weight Pyramid ............................................ 23

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Master Tabel Hasil Penelitian

Lampiran 2. Perhitungan Angka Kecukupan Gizi Menu Diet

Lampiran 3. Persetujuan Etik

xiv
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

VLDL : Very-Low-Density Lipoprotein

IDL : Intermediated-Density Lipoprotein

LDL : Low-Density Lipoprotein

HDL : High-Density Lipoprotein

TG : trigliserida

KOL : kolesterol

Apo-B : apolipoprotein-B

MTP : Microsomal Trigliserida Protein Transport

FABP : Fatty Acid-Banding Protein

LPL : Lipoprotein Lipase

BMI : Body Mass Index

BIA : Bioelectrical Impedance Analysis

IMT : Index Massa Tubuh

BB : Berat Badan

LP : Lingkar Pinggang

SPSS : Statistical Package For Social Sciences

MUFA : Monounsaturated Fatty Acid

PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid

NCEP : National Cholesterol Education Panel

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegemukan dan obesitas pada sekarang ini masih merupakan

masalah yang diperhitungkan di dunia. Sedikitnya 35,8 juta orang

meninggal setiap tahun akibat komplikasi dari kegemukan dan obesitas.

Pada data WHO tahun 2008, menunjukkan 35% kasus kegemukan dan

obesitas pada orang diatas umur 20 tahun (Global Health Observatory

WHO, 2015).

Prevalensi gemuk dan obesitas di Indonesia pada 5 tahun terakhir

masih tergolong tinggi. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2010

menunjukkan bahwa kegemukan dan obesitas mulai meningkat pada umur

25-29 tahun dimana pada wanita ditemukan sebanyak 21,3% kasus serta

pada laki-laki ditemukan sebanyak 11,2% kasus. Terdapat kecenderungan

prevalensi meningkat seiring dengan peningkatan usia. Angka kejadian

kegemukan dan obesitas tertinggi terlihat pada umur 40-44 tahun dimana

pada wanita ditemukan sebanyak 36,9% kasus serta pada laki-laki

ditemukan sebanyak 21.8% kasus (Balitbangkes, 2010).

Hasil Riskesdes 2013 menunjukkan bahwa prevalensi penduduk

laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7% dimana lebih

tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Sedangkan


prevalensi obesitas perempuan dewasa 32,9% dimana lebih tinggi dari

tahun 2007 (13,9)% dan tahun 2010 (15,5%) (Balitbangkes, 2013).

Berdasarkan karakteristik, permasalahan kegemukan dan obesitas

sangat dominan pada kelompok penduduk yang tinggi di perkotaan, status

ekonomi yang lebih baik, dan pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini di

dapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Depkes pada tahun 2010.

Obesitas sangat berhubungan dengan kadar profil lipid darah. Pada

analisa data yang dilakukan oleh Sihadi di dapatkan bahwa orang dengan

berat badan lebih dan obes memiliki risiko 1,6-2,3 kali dari orang normal

untuk mempunyai kolesterol tinggi (Sihadi & Djaiman, 2006).

Hal ini di dukung oleh penelitian yang dilakukan pada sebuah rumah

sakit pendidikan, didapatkan perbedaan kadar profil lipid pada obes dan

non obes. Dimana kadar kolesterol total pada sampel obes meningkat

sebanyak 68,3% sedangkan pada non obes meningkat hanya 34,5%. Kadar

HDL pada obes dan non obes tidak terlalu menunjukkan perbedaan dimana

HDL rendah sebanyak 51,2% pada obes sedangkan pada non obes

sebanyak 51,7%. Kadar LDL meningkat pada obes sebanyak 75,6%

sedangkan pada non obes sebanyak 44,8%. Kadar trigliserida terlihat

meningkat pada obes sebanyak 75,6% sedangkan pada non obes

meningkat sebanyak 24,1% (Jacob, J., & Paul, 2014).

Meningkatnya kadar profil lipid (dislipidemi) darah sangat berdampak

pada kesehatan. Sonny Hermawanto dkk menyatakan adanya hubungan


yang signifikan antara dislipidemia dengan angka kejadian akut miokard

infark (Hermawanto dkk, 2012).

Selain itu, penelitian yang dilakukan Eti Nurwahyu juga menunjukkan

adanya hubungan antara LDL, trigliserida dan kolesterol yang tinggi dengan

obesitas sentral pada pasien penyakit jantung koroner (Nurwahyu, 2012).

Serta ditegaskan pula oleh Rahmat Feriyadi dkk, dikatakan bahwa kadar

kolesterol dan trigliserida yang meningkat mempunyai hubungan yang

bermakna dengan angka kejadian hipertensi (Feryadi dkk, 2014).

Tingginya angka kejadian kegemukan dan obesitas yang merupakan

faktor risiko berbagai macam penyakit, membuat berbagai pihak membuat

solusi untuk menguranginya. Kementrian Kesehatan menyadari

keterbatasan kemampuan pemerintah menyediakan anggaran disaat

beban pembangunan kesehatan meningkat, Maka pemerintah mengambil

kebijakan dengan meminta partisipasi masyarakat secara luas untuk

pencegahan dan penanggulangan kegemukan dan obesitas. Di dalam

pedoman yang di keluarkan Kemenkes, terdapat penyesuaian daftar menu

untuk anak yang kegemukan dan obes. Dimana diaturkan pola makan dari

pagi hingga malam (Kementrian Kesehatan RI, 2012).

Begitu banyak pihak yang berusaha turut serta berpartisipasi dalam

menurunkan angka kejadian kegemukan dan obesitas ini. Terbukti

banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang suplemen penurun berat

badan. Selain itu terdapat berbagai macam program penurunan berat

badan seperti P90x Nutrition Plan serta metode Diet Food Combining yang


mengkonsumsi makanan yang alami, serta metode rendah karbohidrat

yang sangat banyak dilakukan oleh orang.

Akhir-akhir ini metode diet yang popular di masyarakat adalah

metode diet mayo

Diet mayo merupakan diet yang digagas oleh Mayo Clinic. Diet mayo

Indonesia telah diadaptasikan dari versi Mayo Clinic. Diet mayo versi Mayo

Clinic secara garis besar terdiri dari 3 tahap, yaitu Lose It!, Live It!, dan All

the Extra Stuff. Di Indonesia hanya mengambil tahap Lose It! yang di

adaptasikan kemudian digunakan di Indonesia.

Maraknya program diet mayo di Indonesia ini terbukti dengan

banyaknya usaha-usaha baru yang menyediakan menu diet mayo. Mulai

dari sekedar pembuatan menu harian, sampai kepada jasa katering diet

mayo.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, ada beberapa pertanyaan yang diangkat

pada penelitian ini, antara lain:

1. Apakah diet mayo (fase Lose it!) dapat mempengaruhi status

gizi?

2. Apakah diet mayo (fase Lose it!) dapat mempengaruhi kadar

profil lipid darah?


Dari pertanyaan diatas maka didapatkan rumusan masalah pada penelitian

ini adalah apakah diet mayo (fase Lose it!) dapat mempengaruhi status gizi

dan kadar profil lipid darah.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh diet mayo terhadap perubahan

status gizi dan kadar profil lipid darah.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh diet mayo (fase Lose it!) terhadap

perubahan berat badan

b. Mengetahui pengaruh diet mayo (fase Lose it!) terhadap

perubahan indeks massa tubuh

c. Mengetahui pengaruh diet mayo (fase Lose it!) terhadap

perubahan lingkar perut

d. Mengetahui pengaruh diet mayo (fase Lose it!) terhadap

perubahan kolesterol total

e. Mengetahui pengaruh diet mayo (fase Lose it!) terhadap

perubahan trigliserida

f. Mengetahui pengaruh diet mayo (fase Lose it!) terhadap

perubahan LDL


g. Mengetahui pengaruh diet mayo (fase Lose it!) terhadap

perubahan HDL

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Bidang Keilmuan

a. Memberikan informasi ilmiah/sumbangan ilmiah di bidang gizi.

b. Mendapatkan informasi mengenai perubahan kadar profil lipid

darah sebelum dan sesudah menjalani diet mayo.

c. Mendapatkan informasi mengenai hubungan diet mayo

terhadapat perubahan kadar profil lipid darah.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penderita

kegemukan dan obesitas dalam proses penurunan berat badan.

1.4.3 Bagi Penelitian

Sebagai informasi mengenai diet mayo terhadap kadar profil lipid

darah dan ukuran lemak tubuh.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LIPID

Lipid merupakan sumber energi besar bagi tubuh, dimana tiap

gram lipid dapat menyediakan sekitar 9 kkal. Lipid dapat diperoleh dari

makanan sehari-hari yang mengandung lemak dan akan di katabolisme

untuk menghasilkan energi (Mahan & Escott-Stump, 2008).

Selain sumber energi, lemak juga berguna sebagai pelindung

tubuh yang dikenal sebagai lemak struktural. Lemak ini memegang

peranan sebagai pelindung organ tubuh dan saraf apabila terjadi

perubahan posisi dan juga terhadap cedera atau trauma (Mahan &

Escott-Stump, 2008). Lemak disimpan di jaringan adiposa yang

berfungsi sebagai insulator panas di jaringan subkutan dan di sekitar

organ tertentu (Murray dkk, 2014).

Senyawa ini merupakan kandungan makanan yang penting

karena fungsinya sebagai pengikat vitamin dan sebagai asam lemak

esensial yang dibutuhkan oleh tubuh (Murray dkk, 2014).

Tidak seperti karbohidrat, lipid tidak bersifat polimer yang tidak

larut dalam pelarut polar seperti air. Hal ini karena lipid terdiri dari rantai

hidrokarbon dan cincin yang nonpolar dan hidrofobik. Meskipun lipid

yang tidak larut dalam air, mereka dapat larut dalam pelarut nonpolar


seperti eter, benzena, dan senyawa terkait (Fox, 2011; Murray dkk,

2014).

2.1.1 PENCERNAAN, ABSORPSI DAN TRANSPORT LIPID

PENCERNAAN LIPID

Lemak bersifat hidrofobik, oleh karena itu, untuk dapat

dicerna, lemak memerlukan beberapa proses. Pencernaan lemak

dimulai dari mulut melalui proses salivasi dan mastikasi. Kemudian

lemak mengalami proses emulsifikasi yang sangat kompleks. Di

mana pada proses ini yang mengambil peran penting adalah garam

empedu. Proses emulsifikasi pada dasarnya meningkatkan luas

permukaan lipid yang dapat dicerna. Akibatnya, enzim untuk

pencernaan lemak sangat meningkat dengan adanya garam

empedu. Enzim pencernaan yang terlibat dalam pencernaan lipid di

saluran cerna adalah esterase yang membelah ikatan ester dalam

trigliserida (lipase), fosfolipid (fosfolipase), dan kolesterol ester

(kolesterol esterase) (Gropper dkk, 2009).

Pencernaan Trigliserida

Proses pencernaan trigliserida dimulai pada mulut dengan

dikeluarkan lipase lidah oleh kelenjar ludah yang berada di bawah

lidah, dan lipase lambung yang diproduksi oleh sel utama di

lambung. Pada dasarnya sekresi kedua lipase ini terjadi terus

menerus tetapi dapat distimulasi oleh saraf (agonis simpatis),


konsumsi makanan (tinggi lemak), dan faktor mekanik (menelan).

Jumlah lipase ini sangat banyak yang diperlukan untuk mencerna

sekitar 10%-30% trigliserida yang masuk ke lambung. Setelah itu

trigliserida akan mengalami lebih banyak pencernaan di lumen usus

halus (Gropper dkk, 2009).

Segera setelah makanan yang mengandung trigliserida

masuk ke mulut, trigliserida akan dicerna oleh lipase lidah. Jumlah

trigliserida yang dicerna disini sangat sedikit. Sehingga proses

pencernaan oleh lipase lidah menghasilkan digliserida dan asam

lemak serta trigliserida yang tidak tercerna. Setelah melewati mulut,

hasil pencernaan tadi akan masuk ke dalam lambung. Di lambung

terjadi proses pencernaan dengan bantuan lipase lambung.

Kontraksi dari otot lambung dan kumpulan lemak membuka spingter

pilori sehingga menghasilkan gaya yang cukup untuk emulsifikasi.

Selain itu, proses emulsifikasi ini berpotensial pula terhadap

polisakarida, fosfolipid dan makanan yang mengandung protein

(Gropper dkk, 2009).

Proses pencernaan di lambung mengubah lebih banyak

trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak. Namun proses di

lambung ini pun masih terdapat trigliserida yang tidak tercerna

(Gropper dkk, 2009).

Setelah melalui proses pencernaan di mulut dan dilambung,

kemudian akan masuk ke dalam duodenum. Kebanyakan


pencernaan trigliserida terjadi di duodenum. Pada duodenum

terdapat dua fase pencernaan. Pertama proses emulsifikasi, dimana

yang mengambil peran penting adalah empedu yang menghasil

garam empedu. Pada prosess ini tidak memerlukan enzim. Garam

empedu akan mengemulsi trigliserida, digliserida dan asam lemak

sehingga tidak bersifat hidrofobik (Gropper dkk, 2009).

Proses kedua yang terjadi adalah proses pencernaan

enzimatik. Proses ini membutuhkan enzim lipase dan pankreas

untuk mencerna. Namun prosesnya lebih kompleks. Dalam kerjanya,

enzim lipase akan dibantu oleh kolipase, ion kalsium dan garam

empedu (Gropper dkk, 2009).

Enzim lipase pankreas ini akan mengubah hasil dari proses

pertama yang berupa trigliserida, digliserida dan asam lemak yang

sudah teremulsi menjadi monogliserida yang sudah terhidrolisis dan

asam lemak bebas (Gropper dkk, 2009).

Pencernaan Kolesterol dan Fosfolipid

Kolesterol dalam tubuh dapat berasal dari makanan dan

dapat pula berasal dari empedu. Makanan yang di makan dapat

berupa kolesterol bebas ataupun kolesterol yang terikat dengan

asam lemak yang disebut dengan kolesterol ester (Ross dkk, 2014).

dalam penceranaannya, kolesterol bebas, kolesterol ester serta

fosfolipid mengalami proses hidrolisis (Gropper dkk, 2009).

10


Kolesterol dalam usus berasal dari makanan serta empedu.

Jumlah kolesterol yang dimakan bervariasi tergantung pada

makanan selain sayuran, sedangkan sekresi kolesterol oleh empedu

lebih konsisten. Kolesterol dari makanan dan dari empedu berbeda

dalam beberapa cara dalam pencernaannya. Kolesterol dari empedu

diserap di lokasi lebih proksimal dalam usus halus dari pada

kolesterol makanan (Ross dkk, 2014).

Oleh karena kolesterol bersifat hidrofobik, kolesterol

memerlukan sistem khusus untuk pencernaan dan penyerapan

terutama pada lingkungan yang larut air. Penyerapan kolesterol jauh

lebih sedikit dibandingkan trigliserida, dan faktor utama yang

membedakan adalah kurangnya kelarutan misel akan kolesterol.

Dalam keadaan normal, manusia hanya mengabsorpsi 40-65%

kolesterol. Kolesterol ester dicerna dengan bantuan pankreas. Sterol

bebas kemudian bersatu oleh misel di bagian atas dari usus halus.

Penyerapan makanan dan endogen kolesterol dikontrol ketat oleh

protein membran pengikat yang berfungsi sebagai penjaga gerbang

penyerapan kolesterol di usus (Ross dkk, 2014).

Fosfolipid hanya sebagian kecil dari keseluruhan lipid yang

dimakan. Namun, fosfolipid merupakan hasil ekskresi yang paling

banyak dari empedu. Fosfolipid membantu dalam emulsifikasi

trigliserida dan solubilisasi kolesterol dari misel. Secara khusus

fosfatidilkolin juga penting dalam stabilisasi misel dalam lapsan

11


mukosa usus. Fosfolipid dicerna dengan fosfolipase A2 di empedu,

dengan membelah sn-2 pada asam lemak dari fosfolipid. Hasil

pencernaan ini membentuk lisofosfogliserida (Ross dkk, 2014).

ABSORPSI LIPID

Proses penyerapan lipid tampaknya terjadi di sebagian besar

melalui difusi pasif. Misel yang mengandung produk pencernaan

lemak berada dalam keseimbangan yang dinamis satu sama lain.

Adanya peristaltik usus peristaltik menyamakan konsentrasi antara

misel (Ross dkk, 2014).

Penetrasi misel pada mukosa usus merupakan tahap pertama

dari absorpsi. Misel lebih cepat terdifusi dibandingkan tetesan lipid.

Hal ini dikarenakan dua alasan: pertama, misel jauh lebih kecil

dibandingkan partikel dari tetesan emulsi lemak; dan kedua, sifat

hidrofobik dari hasil lipid droplet yang lebih besar mengurangi

kelarutan di lokasi lapisan permeabel (Ross dkk, 2014).

Transportasi produk misel ke enterosit pada lapisan dinding

usus menciptakan efek reaksi berantai. Tindakan ini bergantung

pada konsentrasi seluler, dimana konsentrasi yang lebih rendah

masuk ke enterosit. Di usus protein pengikat asam lemak, dalam hal

ini lipase, membantu dalam proses transmukosal dari produk hasil

pencernaan terutama asam lemak (Ross dkk, 2014). Hal ini

menyebabkan isi dari misel (asam lemak bebas, monoasilgliserol,

12


kolesterol dan lisofosfatidilkolin) berdifusi masuk ke dalam enterosit

(Gropper dkk, 2009; Lim, 2007).

Setelah asam lemak bebas, monoasilgliserida, kolesterol, dan

lisofosfatidilkolin masuk ke enterosit, terjadi pembentukan ulang

trigliserol, fosfatidilkolin, dan kolesterol ester. Proses ini merupakan

peranan dari asam lemak rantai panjang yang terlibat. Asam lemak

yang memiliki lebih dari 10 sampai 20 atom karbon diaktifkan oleh

CoA, kemudian kembali menjadi trigliserida, fosfatidilkolin, dan

kolesterol ester. Asam lemak rantai pendek yang mengandung

kurang dari 10 sampai 12 atom karbon bekerja sebaliknya. Setelah

melewati sel langsung masuk ke dalam sirkulasi darah, dimana

mereka mengikat abumin dan di angkut ke hati. Proses ini sangat

dipengaruhi oleh panjang rantai karbon pada asam lemak (Gropper

dkk, 2009).

TRANSPORTASI LIPID

Kelarutan Lipid

Transportasi lipid untuk masuk ke sirkulasi sebagian besar

menggunakan agregat dari lipid dan protein yang disebut lipoprotein.

Pada dasarnya, komponen-komponen lipoprotein antara lain

trigliserida, kolesterol, kolesterol ester, dan fosfolipid. Unsur

proteinnya disebut apolipoprotein, atau apoprotein, berfungsi untuk

meningkatkan baik kelarutan partikel dan pengakuan oleh enzim dan

13


reseptor yang terletak di permukaan luar lipoprotein. Ada beberapa

kelompok lipoprotein, berdasarkan besar molekul dan

kandungannya. Yaitu, kilomikron, VLDL, IDL, LDL dan HDL.

Perbedaan kelompok ini dapat dilihat pada table di bawah (Ross dkk,

2014).

KARAKTERISTIK KELOMPOK LIPOPROTEIN


LIPID (%)
Massa
Densitas Diameter
Lipoprotein molekul
(g/dL) (nm) TG KOL Fosfolipid
(dalton)

1400 x
Kilomikron 0.95 6 75-1200 80-095 2-7 3-9
10
0.95- 10-80 x
VLDL 6 30-80 55-80 5-15 10-20
1.0006 10
1.006- 5-10 x
IDL 6 25-35 20-50 20-40 15-25
1.019 10
1.019- 2.3 x
LDL 6 18-25 5-15 40-50 20-25
1.063 10
1.063- 1.7-3.6
HDL 5 5-12 5-10 15-25 20-30
1.21 x 10
Tabel 1. Karakteristik kelompok lipoprotein

Lipoprotein berbeda dalam komposisi. Namun, semua jenis

apolipoprotein bersifat hidrofilik, dimana kepala dari fosfolipid

membungkus lipoprotein, dan kelompok hidroksil kolesterol

menghadap ke luar berhubungan dengan air, dengan ekor asil

fosfolipid dan kolesterol yang merupakan inti dari steroid berada

pada bagian dalam lipoprotein. Kolesterol ester yang hidrofobik dan

molekul trigliserida membentuk inti dari partikel lipoprotein. Dengan

cara ini, lipid hidrofobik dapat dilarutkan dan diangkut dalam media

berair bening, plasma, dan cairan ekstraseluler. Di bawah ini

14


memperlihat struktur umum dari lipoprotein (Ross dkk, 2014).

Gambar 1. Struktur Lipoprotein

Sistem Transportasi Eksogen

Sistem transportasi eksogen lipid berlangsung dari usus ke

jaringan perifer dan hati. Sistem eksogen dimulai dengan proses

difusi di enterosit dimana diserapnya asam lemak, 2-monogliserida,

lisophospholipid, fosfolipid, sejumlah kecil gliserol, dan kolesterol

menjadi kilomikron (Ross dkk, 2014).

Pembentukan kilomikron dalam enterosit usus diatur secara

ketat oleh produksi apolipoprotein-B (Apo-B) dan aktivitas

microsomal trigliserida protein transpor (MTP), yang mentransfer

lipid ke partikel Apo-B. Penyerapan asam lemak rantai panjang,

penggabungan ke trigliserida dengan jalur gliserol-3-fosfat, dan

pembentukan lipoprotein semua memerlukan FABP (fatty acid-

banding protein) (Ross dkk 2014).

15


Tidak semua asam lemak harus dimasukkan ke dalam

kilomikron untuk transportasi. Asam lemak dengan panjang kurang

dari 14 karbon atau memiliki beberapa ikatan ganda, langsung

mengalami transportasi internal melalui sirkulasi portal baik sebagai

lipoprotein pengikat trigliserida atau sebagai asam lemak terikat

albumin. Perpindahan melalui sirkulasi portal merupakan proses

pengiriman asam lemak ke hati yang lebih cepat dibandingkan ikut

bersama kilomikron (Ross dkk, 2014).

Kilomikron dilepaskan dari sel-sel mukosa kemudian masuk

sistem limfatik usus dan kemudian masukkan vena kava superior.

Masuknya ke dalam sirkulasi diikuti oleh hidrolisis trigliserida pada

permukaan kapiler jaringan oleh lipoprotein lipase (LPL). Kilomikron

yang terhidrolisis akan melepaskan asam lemak ke dalam jaringan

dan men kilomikron remnant. Kilomikron remnant akan bergabung

dengan kolesterol ester dan kemudian akan masuk ke hati (Ross

dkk, 2014).

Sistem Transportasi Endogen

Jalur transportasi endogen dan metabolisme untuk lipid terdiri

dari tiga komponen yang saling terkait. Pertama, yang melibatkan

verry-low-density lipoprotein (VLDL), intermediated-density

lipoprotein (IDLs), dan LDL, dimana pergerakan lipid dari hati ke

jaringan perifer. Yang kedua, yang melibatkan HDL, meliputi

16


serangkaian acara yang mengembalikan kolesterol dari jaringan

perifer ke hati, disebut transportasi balik kolesterol. Komponen ketiga

dari sistem, tidak melibatkan lipoprotein, melainkan asam lemak

bebas yang termediasi lalu diangkut ke hati (Ross dkk, 2014).

Sistem ini dimulai dengan pembentukan partikel VLDL,

terutama di hati. Pembentukan inti dari VLDL dimulai di retikulum

endoplasma dan tergantung pada kehadiran kolesterol ester, dan

trigliserida. Untuk pembentukan permukaan yang terjadi di

apparatus golgi, tergantung pada fosfolipid dan kolesterol bebas

(Ross dkk, 2014).

Kemudian sekresi partikel VLDL ke dalam sirkulasi, lalu di

bawa ke jaringan perifer. Hidrolisis trigliserida dari VLDL terjadi

melalui aksi LPL (lipoprotein lipase), sebuah enzim yang terletak di

sisi endotel jaringan pembuluh darah. Asam lemak yang terikat

lipase yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sumber energi,

sebagai komponen struktural untuk lipid, atau dikonversi kembali ke

trigliserida dan disimpan. Trigliserida dan fosfolipid dari kedua

kilomikron remnant dan LDL juga menjalani hidrolisis oleh enzim

lipase hepatik. Ketika lipase hepatik tidak ada, akumulasi partikel

besar LDL yang merupakan lipoprotein yang kaya dengan

trigliserida. Akibat hidrolisis oleh lipase hepatik ini terjadi

pengurangan trigliserida, sehingga partikel VLDL dikonversi menjadi

padat, kolesterol lebih kecil dan trigliserida menjadi lebih sedikit.

17


Kadar lipoprotein yang kaya trigliserida berhubungan dengan

perkembangan penyakit arteri koroner. Lipoprotein yang kaya

trigliserida ini sendiri dapat dibersihkan dari plasma melalui reseptor

lipoprotein hati atau dikonversi ke LDL yang lebih kecil. LDL adalah

lipoprotein utama pembawa kolesterol. Meskipun tingkat LDL

berhubungan dengan risiko penyakit jantung pada umumnya, bukti

menunjukkan bahwa dominasi yang lebih kecil, partikel LDL padat

dalam sirkulasi dapat peningkatan risiko penyakit jantung koroner.

Bila terdapat banyak LDL reseptor memungkinkan untuk penyerapan

di hati menjadi lebih efisien dan katabolisme LDL. LDL termodifikasi

atau LDL teroksidasi juga dapat diambil oleh reseptor pengangkut

pada makrofag dalam berbagai jaringan, termasuk dinding arteri

(Ross dkk, 2014).

Komponen kedua dari sistem transportasi endogen, sering

disebut transport balik kolesterol, melibatkan pergerakan kolesterol

dari jaringan perifer ke hati. Partikel HDL sangat heterogen, dengan

subkomponen yang berasal dari kedua saluran yaitu usus dan hati.

Partikel HDL berpartisipasi dalam transportasi balik dengan

mengumpulkan kolesterol dan lipoprotein lain dari jaringan dan

membawanya ke hati untuk ekskresi. Banyak reseptor yang terlibat

dalam proses pengambilan kolesterol dari jaringan perifer ke HDL

(Ross dkk, 2014).

18


Komponen ketiga dari sistem transportasi lipid endogen

melibatkan gerakan asam lemak menuju sirkulasi. Asam lemak ini,

sebagian besar berasal sebagai produk seluler hidrolisis trigliserida,

disekresikan oleh jaringan adiposa dalam plasma di mana mereka

terikat dengan albumin. Asam lemak bebas terikat albumin

dikeluarkan oleh jaringan yang aktif secara metabolik dan digunakan

sebagian besar sebagai sumber energi (Ross dkk, 2014)

Secara ringkas proses transportasi lipid melalui jalur eksogen

dan endogen dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 2. Transportasi Lipid

2.1.2 UNSUR YANG MEMPENGARUHI KADAR PROFIL LIPID

2.1.2.1 Umur dan Jenis Kelamin

Pada umumnya jenis kelamin menunjukkan perbedaan kadar

kolesterol yang bermakna. Kolesterol total, HDL dan LDL pada

wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Sedangkan kadar trigliserida

19


pada wanita lebih rendah dibandingkan pada pria (Darmawan &

Irfanuddin, 2007). Namun pada tahun 2011, didapatkan data bahwa

keseluruhan profil lipid pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada

pria (Okęcka-Szymańska dkk, 2011).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar profil lipid

akan meningkat seiringan dengan bertambahnya umur (Darmawan

& Irfanuddin, 2007; Okęcka-Szymańska dkk, 2011).

2.1.2.2 Aktivitas

Aktivitas fisik diketahui berperan penting untuk mencegah

obesitas dan memegang peranan terhadap perbaikan kadar profil

lipid darah.

Penelitian yang dilakukan selama satu semester pada anak

sekolah sewaktu jam pelajaran olah raga dengan memberikan

intervensi olahraga selama 30 menit, 3 kali seminggu menunjukkan

adanya perbaikan kadar profil lipid darah.

Penelitian lain dilakukan dengan memberikan aktivitas

treadmill selama satu jam memperlihatkan penurunan pada kadar

trigliserida darah (Gill dkk, 2001).

2.1.2.3 Diet

Faktor makanan sangat mempengaruhi tingkat lipoprotein

dan metabolisme, yang pada akhirnya, mempengaruhi kemungkinan

terjadinya aterosklerosis. Beberapa faktor makanan utama telah

diidentifikasi termasuk lemak, kolesterol, serat, pitosterol, protein,

20


konsumsi alkohol, dan keseimbangan energi. Studi terdahulu

menemukan bahwa konsumsi lemak jenuh meningkatkan kadar LDL

pada manusia. Adanya peningkatan kadar kolesterol ini dipercaya

sebagai akibat meningkatnya kadar kolesterol bebas pada pool liver.

Meningkatnya kadar kolesterol bebas di dalam hati menyebabkan

ditekannya reseptor LDL sehingga menyebabkan meningkatnya

kadar LDL sirkulasi (Ross dkk, 2014).

Konsumsi makanan yang kaya akan asam lemak jenuh, akan

menyebabkan peningkatan kadar VLDL yang lebih lama

dibandingkan dengan mengkonsumsi asam lemak tak jenuh ganda

(Ross dkk, 2014).

Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi omega 6 dan

asam lemak tak jenuh tunggal dapat menurunkan kadar kolesterol

darah. Sedangkan omega 3 dapat menurunkan kadar trigliserida

darah. Sebaliknya konsumsi asam lemak trans juga telah

ditunjukkan untuk meningkatkan LDL dan menurunkan kadar HDL

(Ross dkk, 2014).

Serat makanan juga diketahui dapat mempengaruhi kadar

kolesterol. Secara umum, serat dapat dibagi menjadi serat larut dan

serat tidak larut. Contoh serat larut adalah gums dan pectin yang

terdapat dalam kacang-kacangan dan buah-buahan. Sedangkan

contoh serat tidak larut seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin dari

biji-bijian dan sayuran. Serat larut dapat menurunkan kadar

21


kolesterol lebih banyak dibandingkan serat tidak larut. Terdapat tiga

mekanisme serat dalam menurunkan kolesterol. Pertama, serat

dapat mengikat kolesterol dan asam empedu dalam usus halus

sehingga menghambat absorpsi lemak di usus halus. Kedua, serat

menghambat peningkatan kadar insulin sehingga menghambat

absorpsi karbohidrat yang mengakibatkan perlambatan sintesis

kolesterol. Ketiga, fermentasi serat di kolon akan menghasilkan

asam lemak rantai pendek, yang akan diserap ke sirkulasi portal

sehingga menghambat sintesis kolesterol (Ross dkk, 2014).

Fitosterol, adalah sterol nabati mirip dengan struktur

kolesterol mamalia. Fitosterol telah teliti dapat menurunkan kadar

kolesterol karena dapat menghambat absorpsi kolesterol di usus.

Metaanalisis menunjukkan bahwa konsumsi fitosterol sebanyak 2

g/hari dapat menurunkan kadar kolesterol sebesar 10% (Ross dkk,

2014).

Konsumsi protein juga mempegaruhi kadar kolesterol darah.

Makanan yang mengandung protein hewani menyebabkan

peningkatan kolesterol lebih banyak dibandingkan protein nabati

(Ross dkk, 2014).

Singkatnya, untuk mempertahan kadar profil lipid dianjurkan

untuk mengurangi konsumsi bahan makanan hewani yang padat

kalori dan kaya akan lemak jenuh dan memperbanyak konsumsi

bahan makanan nabati (Ross dkk, 2014).

22


2.2 DIET MAYO

Diet mayo adalah diet yang di gagas oleh Mayo Clinic di Amerika.

Mayo Clinic mengeluarkan buku yang dimana merupakan penuntun

untuk diet secara sehat. Dikatakan di dalam buku, seseorang harus

mencari motivasi diri untuk menurunkan berat badan, misalnya tiga

bulan lagi menikah dan semacamnya. Motivasi tidak harus satu. Lebih

banyak motivasi lebih baik. Dimana hal ini yang menjadikan keinginan

yang kuat untuk mencapai berat badan ideal (Mayo Clinic, 2011).

Sebelum menjalani diet ada beberapa poin yang harus dilakukan,

yaitu menimbang berat badan sekarang pada saat pagi hari, menghitung

BMI (body mass index), dan mengukur lingkar perut (Mayo Clinic, 2011).

Dalam buku ini digambarkan pula mengenai Mayo Healty Weight

Pyramid.

Gambar 3
Mayo Healty Weight Pyramid

23


Yang perlu diketahui dari gambar ini yaitu makan lebih banyak

makanan yang di ada pada dasar piramid dan sesedikit mungkin

makanan pada puncak piramid (Mayo Clinic, 2011).

Setelah mengetahui dan menjalani smua langkah tersebut, diet

dapat dilakukan. Secara garis besar di lakukan dengan dua tahap, yaitu

Lose it dan Live it (Mayo Clinic, 2011).

2.2.1 Lose it!

Tahap pertama adalah Lose It! Atau di bahasakan sebagai

Hilangkan! Yang dimaksudkan Hilangkan! adalah menurunkan berat

badan dengan cara yang sehat dan aman. Target pada langkah

pertama ini adalah menurunkan berat badan 6 sampai 10 pound atau

sekitar 2,7 sampai 4,5 kg dalam waktu dua minggu. Jadi langkah ini

dilakukan selama dua minggu. Langkah ini memegang tiga prinsip,

yaitu menambah 5 kebiasaan baik, menghilangkan 5 kebiasaan

buruk, dan melakukan 5 kebiasaan tambahan (Mayo Clinic, 2011).

a. Menambahkan 5 kebiasaan dalam rutinitas sehari-hari untuk

mebuat perubahan yang sehat.

1. Makan Sarapan Yang Sehat, namun jangan terlalu banyak.

Sarapan setiap pagi (tidak perlu terlalu banyak)

membantu untuk memulai hari dengan baik. Penelitian

menunjukkan bahwa orang yang makan sarapan mampu

menjaga berat badan mereka lebih baik daripada orang yang

tidak makan sarapan. Sarapan dikaitkan dengan peningkatan

24


kinerja di sekolah dan saat bekerja, dan membantu mencegah

seseorang menjadi rakus dikemudian hari.

Jika tidak makan sarapan, akhirnya tubuh akan

mengatakan, "Jika kamu tidak memberi saya makanan, saya

tidak akan lapar," dan tidak melewatkan makan sarapan. Tapi

pada jam makan berikutnya maka akan makan berlebihan.

Sarapan dapat membantu menurunkan berat badan dan

meningkatkan kesehatan.

2. Makan Sayur dan Buah, 4 porsi atau lebih sayur perhari dan

3 porsi atau lebih buah.

Makan setidaknya empat porsi sayuran dan tiga posi

buah setiap hari. Sayuran segar dan buah-buahan adalah

dasar dari diet sehat dan penurunan berat badan yang

sukses. Sebagian besar makanan olahan, misalnya soda dan

permen mengandung banyak kalori meskipun hanya pada

porsi kecil. Sayuran dan buah-buahan sebaliknya jumlah

banyak dan sedikit kalori. Sehingga, kita bisa tetap bisa

merasa kenyang walaupun mengkonsumsi kalori dalam porsi

kecil.

3. Makan Gandum Untuh

Fokus pada roti gandum, pasta, beras merah, oatmeal

dan produk gandum lainnya, bukan putih, halus dan produk

yang diproses. Semua biji-bijian termasuk kernel gandum,

25


yang dikemas dengan vitamin, mineral dan serat merupakan

bagian dari diet yang sehat. Semua biji-bijian juga membuat

kenyang dalam jumah besar, namun mengurangi risiko

kelebihan berat badan.

4. Makan Lemak Sehat

Ketika mengkonsumsi lemak, pilihlah lemak yang sehat

seperti minyak zaitun, minyak sayur, alpukat, kacang-

kacangan dan selai kacang, serta minyak yang berasal dari

kacang-kacangan. Lemak ini adalah yang paling sehat untuk

jantung. Tapi semua lemak mengandung sekitar jumlah kalori

yang sama, jadi bahkan untuk jenis yang sehat sekalipun

harus dikonsumsi dengan hati-hati untuk mengatur berat

badan.

5. Bergerak

Setiap hari, setidaknya luangkan sekitar 30 menit untuk

latihan atau berjalan. Makanan menyediakan kalori. Aktivitas

fisik membakar kalori. Semakin kita aktif secara fisik, semakin

banyak kalori yang dapat dibakar. Selain itu, aktivitas fisik,

termasuk olahraga, memiliki banyak manfaat kesehatan.

26


b. Menghilangkan 5 kebiasaan buruk, yang dapat membuat

perbedaan pada berat badan.

1. Tidak menonton TV saat makan

Studi menunjukkan bahwa menonton TV memberikan

kontribusi dalam peningkatan berat badan - kita tidak

bergerak, dan juga ada kesempatan baik dimana kita dapat

menghisap atau menggigit sesuatu. Jika seandainya

ditetapkan aturan; tidak menonton TV atau "screen time" saat

makan, dan waktu menonton TV habiskan untuk berolahraga,

maka dengan begitu, kita telah mengubah satu kebiasaan

buruk (ngemil) dan disaat bersamaan berusaha membangun

sebuah kebiaaan yang baik (menjadi lebih aktif).

2. Tidak Ada Gula

Jika ingin sesuatu yang manis, konsumsi buah segar.

Sebaliknya, tidak menggunakan gula dari sumber lainnya –

permen, gula meja, gula merah, madu, selai, jelly, makanan

pencuci mulut, permen, dan makanan yang mengandung gula

melebihi batas minimalnya atau sirup jagung tinggi fruktosa

(seperti soda dan beberapa minuman kopi). Gula memiliki

jumlah kalori yang bayak tapi tidak mengandung nilai gizi.

Konsumsi gula telah meningkat pesat di Inggris. Dilaporkan

bahwa selama beberapa dekade terakhir, hal tersebut telah

27


memberikan kontribusi terhadap peningkatan kejadian

obesitas.

3. Tidak Ada Cemilan

Jika ada keinginan untuk ngemil di antara waktu

makan, maka jadikan buah dan sayuran sebai satu-satunya

cemilan, bukan yang lain. Sayuran dan buah-buahan

sebaliknya – dapat membuat kenyang tanpa memberikan

kontribusi banyak kalori total harian, dan buah dan sayur pun

dikemas dengan nutrisi sehat.

4. Daging Ukuran Sedang Dan Susu Rendah Lemak

Gambar ukuran setumpuk kartu (sekitar 3 ons daging).

Batasi total konsumsi daging harian, unggas dan ikan. Selain

itu, jika terbiasa mengkonsumsi produk susu, pilih yang hanya

menggunakan susu skim dan produk susu rendah lemak, dan

konsumsi dalam jumlah sedang. Bahkan potongan daging

yang tipis dan unggas tanpa kulit mengandung beberapa

lemak jenuh dan kolesterol serta tinggi kalori. Produk susu

tinggi lemak mengandung lemak jenuh yang meningkatkan

kolesterol. Pilihlah produk yang rendah lemak dan kalori yang

tersedia untuk kedua makanan tersebut. Jika makan berbagai

makanan hingga mendapatkan kalori yang cukup, maka

protein yang cukup bisa didapatkan bahkan pada diet

vegetarian.

28


5. Tidak Makan di Restoran

Baik tidak makan, ataupun ketika makan, pastikan

untuk memesan makanan dan minuman yang sesuai dengan

kebiasaan di fase Lose It!. Makan di luar selau dikaitkan

dengan penambahan berat badan. Pemandangan menggoda

dan aroma dari restoran, deli counter, display toko roti, atau

food court akan menarik perhatian dengan menu makanan

berkalori tinggi, dan sering terjadi disaat-saat kita tidak benar-

benar sedang merasa lapar.

c. Melakukan 5 kebiasaan tambahan, yaitu mencatat semua yang

dimakan, mencatat berbagai macam aktivitas, lama dan

intensitasnya, lebih banyak bergerak, misalnya jalan atau

olahraga sampai 60 menit atau lebih setiap hari, makan

“makanan yang sebenarnya” tau makanan yang lebih fresh tanpa

melalui proses pengolahan, lalu setiap hari menuliskan goal atau

apa yang hendak dilakukan hari itu, misalnya olahraga 40 menit

di lapangan atau semacamnya, lalu simpan di tempat yang

terlihat, seperti di cermin, sehingga tidak lupa untuk dilakukan

(Mayo Clinic, 2011).

2.2.2 Live it!

Memasuki tahap kedua ini, ada tiga kegiatan yang dijadikan

kebiasaan untuk dilakukan, yaitu menentukan goal mengenai

makanan sehari-hari dan penurunan berat badan untuk jangka

29


panjang. Selain itu, menjadikan Mayo Healthy Weight Pyramid

sebagai sumber untuk membuat pola makanan. Serta menjadi lebih

banyak olahraga untuk membakar kalori dan untuk meningkatkan

kebugaran (Mayo Clinic, 2011).

2.2.3 All Extra Stuff

Adanya Pyramid Servings sangat memudahkan bagi orang

yang menjalankan program mengenai bagaimana komposisi

makanan yang mesti di makan (Mayo Clinic, 2011).

Di Indonesia, diet mayo terlah diadaptasikan dari versi Mayo

Clinic. Diet mayo versi Mayo Clinic secara garis besar terdiri dari 3

tahap, yaitu Lose It!, Live It!, dan All the Extra Stuff. Di Indonesia hanya

mengambil tahap Lose It! yang di adaptasikan kemudian digunakan di

Indonesia.

Sudah banyak yang melakukan diet mayo, namun diet yang di

lakukan sedikit berbeda dengan diet mayo versi Mayo Clinic. Telah

beredar beberapa menu diet mayo di Indonesia, dimana menganut

prinsip tidak memakan garam atau menghilangkan makanan asin sama

sekali selama 13 hari (Thamrin, 2014). Hal ini tidak dinyatakan secara

jelas oleh Mayo Clinic namun juga tidak di larang, sehingga dapat

dikatakan diet mayo yang di lakukan di Indonesia adalah diet mayo yang

sudah dimodifikasi.

30


2.3 KERANGKA TEORI

jaringan perifer
usus
sirkulasi kilomikron
kolesterol
otot dan

LPL
kilomikron adiposa
Kol ester
LIPID trigliserid
Asam lemak + Kilomikron
a
trigliserida albumin remnant
sirkulasi

glukosa Triose piruvat Asetil CoA Asam


fosfat lemak

Siklus krebs
sirkulasi
VLDL
gliserol HDL

Asam Oxaloasetat
hati
amino

sirkulasi
LPL LPL VLDL kolesterol
VLD VLDL remnant LDL
L
Kol ester
otot dan
LPL

LPL

adiposa

VLDL trigliserida
jaringan otot dan adiposa
perifer

DIET UMUR JENIS KELAMIN

31


2.3 HIPOTESIS

Hipotesis pada penelitian ini, adalah: Terdapat pengaruh diet mayo

terhadap perbaikan status gizi dan kadar profil lipid darah.

2.4 VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel independen : diet mayo versi Indonesia

2. Variabel dependen : kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida

3. Variabel kontrol : umur dan jenis kelamin

4. Variabel perancu : aktivitas sehari-hari

32


2.5 KERANGKA KONSEPTUAL


Umur Jenis kelamin

Asam lemak

VLDL


Kolesterol
Diet Mayo
(LOSE IT!)
Trigliserida

HDL


LDL


Aktivitas sehari-hari

Keterangan :


Variable independen

Variable dependen yang diteliti

Variable dependden yang tidak diteliti



Variable kontrol

Variable perancu

33


2.6 DIFINISI OPERASIONAL DAN KRITERIA OBJEKTIF

2.6.1 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi :

a. Umur : usia kronologis yang dihitung berdasarkan pengurangan

tanggal, bulan dan tahun saat diambil sebagai sampel dengan

tanggal,bulan dan tahun kelahiran yang dinyatakan dalam tahun

dan atau bulan.

b. Jenis kelamin : perempuan yang ditentukan berdasarkan dengan

pemeriksaan fisik.

c. Aktivitas fisik : setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot

rangka yang memerlukan pengeluaran energi.

d. Diet mayo : diet yang dijalani selama 13 hari pada salah satu

katering diet mayo di Makassar dengan ketentuan menggunakan

menu diet mayo Indonesia (menu terlampir pada halaman 40-42).

e. Berat badan : berat badan yang diukur dengan menggunakan

Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) merk TANITA BC-541

yang sudah distandarisasi dengan kapasitas 150 kg, tingkat

ketelitian 100 gram dan satuannya kilogram (kg). Penimbangan

dilakukan tanpa alas kaki dan memakai baju seminimal mungkin

yang telah ditentukan oleh peneliti. Pengukuran dilakukan

sebanyak tiga kali untuk memperoleh hasil yang akurat.

f. Tinggi badan : pengukuran dengan menggunakan stadiometer,

yang sudah distandarisasi dengan kapasitas maksimum 200 cm,

34


tingkat ketelitian 0,1 cm dan satuannya sentimeter (cm).

Pengukuran dilakukan dengan posisi tegak, wajah menghadap

lurus ke depan dengan posisi Frankfurt plane, belakang kepala,

bokong dan tumit menyentuh tembok, tanpa memakai alas kaki

dan topi. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk

memperoleh hasil yang akurat

g. IMT : data yang didapatkan dari hasil perhitungan berdasarkan

berat badan dibagi dengan tinggi badan kuadrat (kg/m2).

h. Kolesterol total : jumlah kadar kolesterol pada pagi hari yang

sebelumnya melakukan puasa makan minimal 8 jam. Darah yang

diambil menggunakan spoit 5 cc di vena cubiti, lalu disimpan di

tabung plain, dan di sentrifus untuk mendapatkan serum,

kemudian 0,5 - 1 cc diambil dan diperiksa menggunakan metode

Enzymatic Colorimetri.

i. Kolesterol LDL: jumlah kadar kolesterol LDL pada pagi hari yang

sebelumnya melakukan puasa makan minimal 8 jam Darah yang

diambil menggunakan spoit 5 cc di vena cubiti, lalu disimpan di

tabung plain, dan di sentrifus untuk mendapatkan serum,

kemudian 0,5 - 1 cc diambil dan diperiksa menggunakan metode

Enzymatic Colorimetri.

j. Kolesterol HDL : jumlah kadar kolesterol HDL pada pagi hari yang

sebelumnya melakukan puasa makan minimal 8 jam. Darah yang

diambil menggunakan spoit 5 cc di vena cubiti, lalu disimpan di

35


tabung plain, dan di sentrifus untuk mendapatkan serum,

kemudian 0,5 - 1 cc diambil dan diperiksa menggunakan metode

Enzymatic Colorimetri.

k. Trigliserida : jumlah kadar trigliserida pada pagi hari yang

sebelumnya melakukan puasa makan minimal 8 jam. Darah yang

diambil menggunakan spoit 5 cc di vena cubiti, lalu disimpan di

tabung plain, dan di sentrifus untuk mendapatkan serum,

kemudian 0,5 - 1 cc diambil dan diperiksa menggunakan metode

Enzymatic Colorimetri.

l. Kandungan makronutrien : jumlah kadar makronutrien berupa

karbohidrat, lemak dan protein yang di analisa dengan

menggunakan aplikasi Nutri Survey berdasarkan daftar menu

yang didapatkan.

m. Kandungan kalori : jumlah kadar kalori yang dianalisa dengan

menggunakan aplikasi Nutri Survey berdasarkan daftar menu

yang didapatkan.

2.7.2 Kriteria Objektif

a. Terjadi perbaikan status gizi apabila terjadi penurunan BB dan

IMT.

b. Terjadi perbaikan kadar profil lipid apabila terjadi penurunan

kadar kolesterol, trigliserida dan LDL serta kenaikan kadar HDL.





36


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat analitik observasional

dengan pendekatan two times repeated cross sectional study. Penelitian

dilakukan pada orang yang menjalani diet mayo pada salah satu jasa

penyedia katering diet mayo di Makassar tanpa mengontrol aktivitas

sampel. Semua data yang dibutuhkan akan di kumpulkan dalam dua waktu,

yaitu sebelum dan sesudah menjalani diet mayo.

3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2016 –

Januari 2017, bekerja sama dengan salah satu katering diet mayo di kota

Makassar.

3.3 SAMPEL DAN CARA PENGAMBILAN SAMPEL

Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik consecutive

random sampling dimana pengambilan sampel dilakukan secara acak

hingga jumlah sampel terpenuhi. Sampel adalah wanita berusia 20-45

tahun yang bersedia menjalankan program diet mayo dari awal sampai

akhir penelitian.

37


Untuk besar sampel menggunakan rumus Besar Sampel untuk data

continue/ data nominal

( Zα + Zβ ) S .
𝑛1 = 𝑛2 = ( )
d

Sehingga didapatkan :

Kesalahan tipe I = 5 %, hipotesis satu arah, Zα = 1,64

Power 80 %, Zβ = 0,842

Selisih rerata minimal yang dianggap bermakna d = 40 mg/dl

Simpang baku gabungan (S) = Karena tidak ada di kepustakaan maka

peneliti menduga bahwa simpang baku diperkirakan 2 kali selisih rerata

minimal yang dianggap bermakna, yaitu sebesar 80 mg/dl

( Zα + Zβ ) S .
𝑛1 = 𝑛2 = ( )
d
.
1.96 + 0.842 80
𝑛1 = 𝑛2 =
40

= 31.4

= dibulatkan menjadi 32

Dengan demikian, besar sampel minimal 32, untuk dua kali pengambilan

Sampel akan diambil sehari sebelum menjalankan program diet

yang sebelumnya dilakukan puasa makan minimal 8 jam. Sampel akan di

ambil di daerah cubiti dengan menggunakan spoit 10 cc kemudian

dimasukkan ke dalam tabung khusus untuk menghindari rusaknya sampel.

Pengambilan sampel dilakukan oleh tenaga terlatih dan di periksa di

laboratorium Parahita Makassar.


38


3.4 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Kriteria inklusi :

1. Jenis kelamin wanita

2. Umur 18-35 tahun

3. Menjalani program diet mayo dari hari 1 sampai hari 13

4. Bersedia menjadi sampel

Kriteria eksklusi :

Mengkonsumsi obat penurun kolesterol selama menjalankan program

Kriteria drop out :

Menyatakan diri berhenti dari program sebelum hari ke-13

3.5 PROSEDUR KERJA

1. Tahap Persiapan

a. Mendatangi pihak katering dan meminta kerjasama untuk

dilakukan pemeriksaan profil lipif sebelum dan sesudah program

diet dijalankan.

b. Inform concent serta mendata orang yang ingin menjalankan

program diet mayo.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Hari 1 jam 00.00-08.00 dilakukan puasa makan, diperbolehkan

minum air putih.

b. Jam 08.00-09.00 pengambilan sampel ke rumah

39


c. Hari 2 program diet mayo dilaksanakan. Adapun menu yang

diberikan, yaitu:

Hari 1 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula 1-2 sdt (tanpa susu)

Siang : telur rebus + tomat + bayam rebus

Malam : daging bakar + slada (daun slada / letes dicampur

dengan perasan jeruk lemon atau jeruk nipis dan 1 sendok

makan salad oil / olive oil)

Hari 2 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula (tanpa susu)

Siang : ikan tim + buttergarlic + letucce dicampur dengan

perasan jeruk lemon atau jeruk nipis dan 1 sendok makan

salad oil / olive oil) + buah segar

Malam : ayam panggang + selada + letucce + yoghurt.

Hari 3 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula (tanpa susu) + 1 potong

roti bakar

Siang : mangkuk buah segar

Malam : omlette dengan isian ayam + letucce + selada +

wortel

Hari 4 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula ( tanpa susu )

Siang : sandwich isi telur + keju + jus

40


Malam : buah segar + yoghurt.

Hari 5 diet

Pagi : jus

Siang : salmon panggang lemon madu

Malam : daging tumis bawang + tomat segar + selada +

edamame

Hari 6 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula ( tanpa susu ) + 1 potong

roti bakar

Siang : ayam panggang bumbu +selada

Malam : 2 butir telur di rebus + wortel di kukus

Hari 7 diet

Pagi : 1 cangkir teh tanpa gula

Siang : pasta + smoked beef + sliced beef

Malam : apel + konsumsi air sebanyak-banyaknya

Hari 8 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula (tanpa susu)

Siang : telur kukus + 1 buah tomat + bayam rebus

Malam : rolade (daun slada / letes dicampur dengan perasan

jeruk lemon atau jeruk nipis dan 1 sendok makan salad oil /

olive oil)

Hari 9 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula ( tanpa susu )

41


Siang : ikan + slada ( daun slada / letes dicampur dengan

perasan jeruk lemon atau jeruk nipis dan 1 sendok makan

salad oil / olive oil) + 1 buah segar

Malam : ayam + 1 gelas yoghurt.

Hari 10 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula ( tanpa susu ) + 1 potong

roti bakar

Siang : buah segar

Malam : omlette dengan isian ayam + letucce + selada +

wortel

Hari 11 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula (tanpa susu)

Siang : sandwich isi telur + keju + jus wortel

Malam : buah segar + yoghurt.

Hari 12 diet

Pagi : jus

Siang : salmon panggang lemon madu

Malam : daging + selada + edamame + tomat

Hari 13 diet

Pagi : 1 cangkir kopi atau teh + gula (tanpa susu) + 1 potong

roti bakar

Siang : ayam panggang bumbu selada + jeruk nipis

Malam : 2 butir telur di rebus + wortel kukus

42


d. Hari 15 jam 00.00-08.00 dilakukan puasa makan, diperbolehkan

minum air putih.

e. Jam 08.00-09.00 pengambilan sampel ke rumah

f. Hari 15-17 sampel di periksa di laboratorium

g. Hari 18 data diterima dari laboratorium

h. Hari 19-30 proses pengolahan data

i. Hari 31-60 pembuatan laporan hasil penelitian

3.6 IZIN PENELITIAN DAN KELAIKAN ETIK

Izin penelitian diperoleh dari Komite Etik Penelitian Kesehatan pada

Manusia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar dengan

nomor registrasi UH16101003. Setelah mendapat izin, maka penelitian ini

dilaksanakan dengan memenuhi persyaratan etik yang telah ditetapkan.

Demi menghormati hak asasi subjek, maka dalam pelaksanaan

penelitian ini, semua subjek penelitian akan diberi penjelasan tentang

maksud, tujuan dan kegunaan penelitian. Setelah mendapat penjelasan

dan disetujui, subjek penelitian akan diminta menandatangani Surat

Persetujuan Peserta Penelitian.

43


3.7 ALUR PENELITIAN

Melakukan kontrak kerjasama dengan pihak katering

Seleksi subjek penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi

Informed consent

Pengambilan sampel darah

Menjalankan diet mayo

Pengambilan sampel darah

Pemeriksaan sampel di laboratorium

Data sampel di terima

Analisis dan pengolahan data

Penyusunan laporan hasil penelitian

3.8 TEKNIK ANALISA DATA

Data yang diperoleh dari subjek penelitian diolah dengan

menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS)

versi 20 dengan rincian sebagai berikut:

44


1. Karakteristik penelitian yang berskala numerik disajikan dalam

bentuk rerata ± simpang baku jika distribusi data normal atau

median (nilai minimum-maksimum) jika distribusi data tidak

normal. Uji normalitas data dilakukan dengan Saphiro Wilk Test.

Batas kemaknaan ditetapkan p>0,05

2. Karakteriktis penelitian yang berskala kategorik disajikan dalam

bentuk n (%)

3. Hubungan antara diet mayo dengan perubahan kadar profil lipid

di analisis dengan Paired T test bila distribusi data normal, atau

dengan uji Wilcoxon signed-rank test. Batas kemaknaan

ditetapkan p<0,05

45


BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga

Januari 2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian two times

repeated cross sectional study, dimana pengambilan sampel dilakukan

sebelum dan sesudah diet dilakukan dengan menggunakan pendekatan

analitik observasional. Pada awal penelitian subjek diberikan penjelasan

mengenai program diet mayo, mulai dari yang disarankan sampai yang

tidak dibolehkan.

4.1 KARAKTERISTIK SAMPEL DAN KOMPOSISI MENU DIET

Subjek penelitian diambil dengan teknik consecutive random

sampling, dimana subjek penelitian diambil secara random sampai

memenuhi jumlah perhitungan sampel yaitu 32 orang. Subjek penelitian ini

merupakan orang yang menjalankan diet mayo pada salah satu katering

diet mayo di Makassar yang menyatakan diri bersedia menjadi subjek

penelitian. Subjek penelitian keseluruhannya berjenis kelamin perempuan

yang berumur 18-35 tahun. Dimana didapatkan umur subjek terendah 19

tahun dan tertinggi 34 tahun.

Dilakukan analisis deskriptif terhadap umur dengan menggunakan

uji Shapiro-Wilk. Secara statistik umur subjek penelitian tidak terdisitribusi

normal dimana didapatkan p<0.05. Hal ini memperlihatkan bahwa

46


penyebaran umur subjek tidak merata, dimana ada yang terlalu tinggi dan

ada yang terlalu rendah dengan rata-rata umur subjek 24.47 tahun dengan

nilai terendah 19 dan nilai tertinggi 34.

Pada penelitian ini, jenis kelamin dan umur ditentukan, dimana

keseluruhan subjek penelitian adalah perempuan serta umur yang diambil

adalah umur produktif yaitu 18-35 tahun. Kedua variabel ini dikendalikan

untuk dapat memberikan hasil yang lebih baik dikarenakan jenis kelamin

dan umur mempengaruhi kadar lipid darah (Darmawan & Irfanuddin, 2007;

Okęcka-Szymańska dkk, 2011).

Sehari sebelum subjek menjalankan diet, dilakukan pengambilan

sampel darah oleh pihak laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan kadar

profil lipid. Sehari sebelum pengambilan sampel, subjek diminta untuk

puasa makan minimal 8 jam dan maksimal 12 jam. Selama puasa subjek

diperkenankan untuk minum air putih. Setelah diambil, sampel darah

disimpan di tempat penyimpanan hingga program diet mayo subjek

bersangkutan selesai. Setelah menjalankan program diet selama 13 hari,

dan tidak menyatakan mundur atau menyerah dari program diet, subjek

diambil sampel darah sehari setelah program diet selesai sebagai data

sesudah diet. Setelah pengambilan sampel darah sesudah diet, kemudian

dilakukan pemeriksaan sampel darah sebelum dan sesudah diet di

laboratorium.

47


Pada pelaksanaannya, ada 3 orang telah diambil sampel darah

sebelum diet, namun karena tidak menyelesaikan program, dinyatakan

drop out dan sampel darahnya tidak diperiksa lebih lanjut.

Pada pengambilan sampel, dilakukan pengukuran antropometri

berupa berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar pinggang (LP) serta

perhitungan indeks massa tubuh (IMT). Selain antropometri, dilakukan juga

pemeriksaan profil lipid berupa kolesterol, trigliserida, kolesterol HDL, dan

kolesterol LDL. Secara umum karakteristik data awal subjek penelitian

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Karakteristik Data Awal Sampel


KARAKTERISTIK N(%) Rerata ± SB p
Jenis kelamin
Laki-Laki -
Perempuan 32
Umur (th) 24.47 ± 5.02 .001**
TB (cm) 154.83 ± 4.54 .040**
BB (kg) 64.74 ± 9.76 .049**
2
IMT (kg/m ) 27.05 ± 4.27 .001**
LP (cm) 90.75 ± 8.79 .343*
Kolesterol (mg/dL) 184.94 ± 41.14 .997•
Trigliserida (mg/dL 83.06 ± 26.46 .055•
HDL (mg/dL) 51.50 ± 13.01 .176•
LDL (mg/dL) 118.41 ± 32.20 .734•
Data Primer 2017
uji Shapiro-Wilk
Keterangan : N = jumlah sampel; TB = tinggi badan; BB = berat badan;
IMT = indeks massa tubuh; LP = lingkat pinggang; HDL = High Dencity Lipoprotein;
LDL = Low Dencity Lipoprotein; P = signifikansi
*terditribusi normal
**tidak terdistribusi normal

48


Berdasarkan uji Shapiro-wilk, didapatkan pengukuran antropometri

berupa tinggi badan, berat badan, serta perhitungan indeks massa tubuh

tidak terdistribusi normal dimana p<0.05. Namun, pada pengukuran lingkar

pinggang terdistribusi normal dengan p>0.05.

Tinggi badan subjek didapatkan tidak tersebar merata dimana rerata

tinggi badan subjek 154.83 cm dengan nilai terendah 148 cm dan nilai

tertinggi 164 cm (p=0.04). Berat badan subjek juga didapatkan tidak

tersebar merata dimana rerata berat badan subjek 64.74 kg dimana berat

terendah 49.8 kg dan berat tertinggi 93.1 kg (p=0.049). Sama halnya

dengan tinggi badan dan berat badan, indeks massa tubuh subjek

didapatkan tidak tersebar merata dimana rerata indeks massa tubuh subjek

27.05 kg/m2 dimana nilai terendah 22.1 kg/m2 dan nilai maksimum 37.6

kg/m2 (p=0.01). Pada analisa lingkar pinggang subjek didapatkan tersebar

merata dimana rerata lingkar pinggang 90.75 ± 8.79 cm (p=0.343).

Berdasarkan uji Shapiro-wilk, didapatkan pemeriksaan darah

kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL terdistribusi normal dimana p>0.05.

Pada analisa kolesterol subjek didapatkan tersebar merata dengan

rerata kolesterol subjek 184.94 ± 41.14 mg/dL (p=0.997). Pada analisa

trigliserida subjek didapatkan tersebar merata dengan rerata trigliserida

83.06 ± 26.46 mg/dL (p=0.055). Pada analisa HDL subjek didapatkan

tersebar merata dengan rerata HDL 51.50 ± 13.01 mg/dL (p=0.176). Sama

halnya dengan ketiga profil lipid lainnya, analisa LDL subjek didapatkan

tersebar merata dengan rerata LDL 118.41 ± 32.20 mg/dL (p=0.734).

49


Selama 13 hari program diet yang dijalan, subjek hanya

mengkonsumsi makanan yang disediakan pihak katering. Pihak katering

menyediakan makan siang dan makan malam. Walaupun sarapan pagi

tidak disiapkan, namun pihak katering menyarankan makanan yang mesti

dikonsumsi.

Telah dilakukan pencatatan terhadap menu diet yang dijalankan

selama 13 hari kemudian dilakukan perhitungan total kalori dan total

kandungan makronutrien. Setelah itu dilakukan perhitungan rerata kalori

yang dikonsumsi dan rerata kandungan makronutrien yang terdapat pada

menu diet selama 13 hari. Perhitungannya dapat dilihat pada table 3.

Analisis distribusi komposisi menu diet dilakukan dengan

menggunakan uji Shapiro-Wilk. Pada analisis kalori menu diet didapatkan

kalori terdisitribusi normal. Hal ini menunjukkan dalam 13 hari diet,

mengandung jumlah kalori yang tidak begitu berbeda tiap harinya. Dimana

rerata kalori dalam 13 hari 824.26 ± 39.28 kkal (p=0.298).

Analisa distribusi makronutrien berupa lemak, karbohidrat, dan

protein pada menu diet selama 13 hari dilakukan dengan menggunakan uji

yang sama, didapatkan lemak, lemak jenuh dan MUFA serta protein

terdistribusi normal (p>0.05) sedangkan PUFA, karbodhidrat serta serat

tidak terdistribusi normal (p<0.05).

50


Tabel 3. Rerata Komposisi Menu Diet Selama 13 Hari
% Pemenuhan
RERATA ± SB P
Kebutuhan
Kalori (kkal) 824.26 ± 39.28 36.63 .298*
Lemak (gr) 36.08 ± 15.04 48.09 .631*
Lemak jenuh (gr) 16.36 ± 10.05 102.17 .193*
PUFA (gr) 4.55 ± 2.73 414.09 .005**
MUFA (gr) 11.94 ± 4.33 99.46 .212*
Protein (gr) 55.49 ± 20.06 99.09 .061*
Karbohidrat (gr) 73.04 ± 44.73 23.64 .004**
Serat (gr) 10.58 ± 7.54 33.08 .000**
Sodium (mg) 677.4 ± 509.46 45.16 .006**
Kalium (mg) 1664.03 ± 713.34 35.40 .001**
Kalsium (mg) 135.29 ± 57.28 12.30 .001**
Fosfor (mg) 451.42 ± 94.88 64.49 .261*
Magnesium (mg) 114.68 ± 68.88 37.00 .001**
Besi (mg) 3.68 ± 1.45 204.7 .604*
Zink (mg) 4.5 ± 2.03 45 .051*
Vit A (mcg) 297.89 ± 221.57 59.58 .039**
Vit B1 (mcg) 0.39 ± 0.15 35.66 .046**
Vit B2 (mcg) 0.84 ± 0.43 59.89 .104*
Vit B6 (mcg) 0.81 ± 0.37 62.13 .195*
Vit B12 (mcg) 2.17 ± 1.37 90.38 .087*
Vit C (mcg) 38.77 ± 23.13 51.69 .076*
Vit D (mcg) 1.28 ± 0.64 8.51 .141*
Data primer 2017
uji Shapiro-Wilk
Keterangan : SB = simpang baku ; P = signifikansi ; PUFA = polyunsaturated fatty acid ;
MUFA = monounsaturatte fatty acid
*terdistribusi normalπ
**tidak terdistribusi normal

Analisis distribusi mikronutrien juga dilakukan dengan menggunakan

uji yang sama didapatkan fosfor, besi dan zink terdistribusi normal (p>0.05),

sedangkan sodium, kalium, kalsium, dan magnesium tidak terdistribusi

normal (p<0.05)

51


Analisa yang sama dilakukan untuk melihat distribusi vitamin,

didapatkan vitamin B2, B6, B12, C, dan D terdistribusi normal (p>0.05)

sedangkan vitamin A dan B1 tidak terdistribusi normal (p<0.05).

4.2 PERUBAHAN ANTROPOMETRI SEBELUM DAN SETELAH DIET

MAYO

Pengukuran antropometri pada penelitian ini diharapkan adanya

perununan dari sebelum dan setelah diet. Namun pada penelitian ini tidak

semua subjek mengalami penurunan.

Pada pengukuran berat badan, terdapat 0.3% subjek yang

mengalami kenaikan berat badan, 0.3% subjek yang tidak mengalami

perubahan dan lainnya mengalami penurunan. Begitu pula pada

perhitungan indeks massa tubuh sama yang berhubungan dengan berat

badan, dimana terdapat 0.3% subjek mengalami kenaikan, 0.3% subjek

tidak mengalami perubahan lainnya mengalami penurunan. Pada

pengukuran lingkar pinggang terdapat 0.3% subjek mengalami kenaikan

dan lainnya mengalami penurunan. Perubahan ini dapat dilihat pada

diagram 1.

52


Diagram 1. Perubahan Antropometri Sebelum dan Setelah Diet

A 3% B 3%
3% 3%

94% 94%

C
3%

97%

Penurunan Kenaikan Tetap


A= Perubahan berat badan ; B= Perubahan indeks massa tubuh ;
C= Perubahan lingkar pinggang

Walaupun secara rinci ada yang mengalami kenaikan, namun

secara umum perubahan rerata pengukuran antropometri mengalami

penurunan. Dimana rerata berat badan sebelum diet 64.74 kg mengalami

penurunan sebesar 2.45 kg setelah diet menjadi 62.29 kg. Begitu pula

dengan rerata indeks massa tubuh sebelum diet 27.05 kg/m2 mengalami

penurunan sebesar 1.04 kg/m2 setelah diet menjadi 26.01 kg/m2. Serta

rerata lingkar pinggang sebelum diet 90.75 cm juga mengalami penurunan

sebesar 4.53 cm setelah diet menjadi 86.22 cm. Perbandingan rerata

antropometri dapat dilihat pada tabel 4.

53


Tabel 4. Perbandingan Rerata Antropometri Sebelum dan
Setelah Diet Mayo
SEBELUM SESUDAH P
BB 64.74 ± 9.76 62.29 ± 9.87 .000
IMT 27.05 ± 4.27 26.02 ± 4.25 .000
LP 90.75 ± 8.79 86.22 ± 8.60 .000
uji Wilcoxon signed-rank
Keterangan : BB = berat badan; IMT = indeks massa tubuh; LP = lingkar pinggang;
P = signifikansi

Sebelum dilakukan uji berpasangan, terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, didapatkan berat badan,

indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang tidak terdistribusi normal dimana

p<0.05. Karena adanya variabel yang tidak terdisitribusi normal, sehingga

untuk melihat adanya perubahan bermakna pada ketiga kelompok ini,

digunakan uji berpasangan non parametrik yaitu uji Wilcoxon signed-rank.

Setelah dilakukan uji berpasangan, didapatkan perubahan

bermakna pada ketiga antropometri. Ketiga antropometri mengalami

perubahan berupa penurunan yang bermakna, dimana didapatkan p<0.05

pada semua variabel antropometri. Nilai rerata berat badan sebelum diet

sebesar 64.74 ± 9.76 kg mengalami penurunan rerata yang bermakna

sebesar 2.45 kg setelah diet menjadi 62.29 ± 9.87 kg (p=0.000). Nilai rerata

indeks massa tubuh sebelum diet sebesar 27.05 ± 4.27 kg/m2 juga

mengalami penurunan rerata yang bermakna sebesar 1.03 kg/m2 setelah

diet menjadi 26.02 ± 4.259 kg/m2 (p=000). Begitu pula dengan nilai rerata

lingkar pinggang mengalami penurunan sebesar 4.53 cm dari rerata

54


sebelum diet 90.75 ± 8.79 cm menjadi 86.22 ± 8.60 cm setelah diet

(p=0.000). Perubahan rerata antropometri dapat dilihat pada diagram 2.

Diagram 2. Perubahan Rerata Antropometri Sebelum dan


Setelah Diet Mayo
A B
66 29.5
65.5 29
65 28.5
64.7375
64.5 28
64 27.5
63.5 27 27.046875
63 26.5
62.5 26 26.021875
62.2875
62 25.5
61.5 25
61 24.5
60.5 24
SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH

C
91 90.75
90.5
90
89.5
89
88.5
88
87.5
87
86.5
86.21875
86
85.5
SEBELUM SETELAH

A= Perubahan rerata berat badan ; B= Perubahan rerata indeks massa tubuh ;


C= Perubahan rerata lingkar pinggang

4.3 PERUBAHAN KADAR PROFIL LIPID SEBELUM DAN SETELAH

DIET MAYO

Perubahan kadar profil lipid pada penelitian ini diharapkan adanya

perununan pada kolesterol, trigliserida serta LDL dari sebelum dan setelah

diet. Namun pada penelitian ini tidak semua subjek mengalami penurunan.

Begitu pula pada perubahan HDL diharapkan adanya kenaikan, namun

pada penelitian ini tidak semua mengalami kenaikan.

Perubahan kadar kolesterol dari sebelum dan setelah diet tidak

semuanya mengalami penurunan. Dari 32 subjek terdapat 21.9% subjek

yang mengalami kenaikan kadar kolesterol setelah diet, 0.3% subjek yang

tidak mengalami perubahan, dan lainnya mengalami penurunan.


55


Sama halnya perubahan kadar kolesterol, perubahan kadar

trigliserida dari sebelum dan setelah diet tidak semuanya mengalami

penurunan. Dari 32 subjek terdapat 18.8% subjek yang mengalami

kenaikan kadar trigliserida setelah diet dan subjek lainnya mengalami

penurunan.

Perubahan kadar kolesterol HDL, dimana pada penelitian ini

diharapkan adanya perubahan berupa peningkatan, namun hanya 34.4%

subjek yang mengalami peningkatan, dan 65.6% subjek lainnya mengalami

penurunan.

Sama halnya dengan perubahan kadar kolesterol dan trigliserida,

perubahan kadar kolesterol LDL tidak semuanya mengalami penurunan.

Terdapat 21.9% subjek yang mengalami kenaikan, dan 78.1% subjek

lainnya mengalami penurunan. Perubahan kadar profil lipid digambarkan

pada diagram 3.

56


Diagram 3. Perubahan Kadar Profil Sebelum dan Setelah Diet Mayo
A B
3%
19%
22%

75% 81%

C D
0% 3%
22%
34%

66%
75%

Penurunan Kenaikan Tetap


A= Perubahan kadar kolesterol ; B= Perubahan kadar trigliserida ;
C= Perubahan kadar HDL ; D= Perubahan kadar LDL

Secara umum perubahan rerata keempat profil lipid mengalami

penurunan. Dimana rerata kolesterol sebelum diet 184.94 mg/dL terjadi

penurunan rerata sebesar 34 mg/dL setelah diet menjadi 155.94 mg/dL,

rerata trigliserida sebelum diet 83.06 mg/dL juga mengalami penurunan

rerata sebesar 22.25 mg/dL setelah diet menjadi 60.56 mg/dL, rerata HDL

sebelum diet 51.50 mg/dL juga mengalami penurunan rerata sebesar 9.69

mg/dL setelah diet menjadi 41.81 mg/dL, dan rerata LDL sebelum diet

118.41 mg/dL juga terjadi penurunan rerata sebesar 19.14 mg/dL setelah

diet menjadi 99.72 mg/dL. Perbandingan rerata kadar profil lipid darah

dapat dilihat pada tabel 5.

57


Tabel 5. Perbandingan Rerata Kadar Profil Lipid Sebelum dan
Setelah Diet Mayo
SEBELUM SESUDAH P
Kolesterol 184.94 ± 41.14 155.94 ± 57.03 .004
Trigliserida 83.06 ± 26.46 60.56 ± 24.68 .000
HDL 51.50 ± 13.01 41.81 ± 15.52 .005
LDL 118.41 ± 32.20 99.72 ± 42.15 .005
uji Paired T-Test
Keterangan : HDL = High Dencity Lipoprotein; LDL = Low Dencity Lipoprotein;
P = signifikansi

Sebelum dilakukan uji berpasangan, dilakukan uji normalitas terlebih

dahulu pada kadar profil lipid dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Pada

uji normalitas didapatkan kolesterol, trigliserida, HDL, serta LDL terdistribusi

normal. Karena seluruh variabel terdistribusi normal, sehingga pada uji

berpasangan menggunakan uji paired T-Test.

Setelah dilakukan uji berpasangan paired T-Test didapatkan adanya

perbedaan yang bermakna antara rerata sebelum dan sesudah seluruh

variabel (p<0.05). Rerata kolesterol sebelum diet 184.94 ± 41.14 mg/dL

mengalami penurunan rerata yang bermakna sebesar 29 mg/dL setelah diet

menjadi 155.94 ± 57.03 mg/dL (p=0.004). Rerata trigliserida sebelum diet

83.06 ± 26.46 mg/dL mengalami penurunan rerata yang bermakna sebesar

22.5 mg/dL setelah diet menjadi 60.56 ± 24.68 mg/dL (p=000). Rerata HDL

sebelum diet 51.50 ± 13.01 mg/dL mengalami penurunan rerata yang

bermakna sebesar 9.69 setelah diet menjadi 41.81 ± 15.52 mg/dL

(p=0.005). Begitu pula dengan rerata LDL sebelum diet 118.41 ± 32.20

mg/dL mengalami penurunan rerata yang bermakna sebesar 18.69 mg/dL

58


setelah diet menjadi 99.72 ± 42.15 mg/dL (p=0.005). Perubahan rerata

kadar profil lipid dapat dilihat pada diagram 4.

Diagram 4. Perubahan Rerata Kadar Profil Lipid Sebelum dan


Setelah Diet Mayo
A B
190 95
185 184.94 90
180 85 83.06
175 80
170 75
165 70
160 65
155 155.94 60 60.56

150 55
145 50
SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH

C D
70 125
65 120
60 115
55 51.5 110
50
105
45
41.81 100
40
95
35
30 90

25 85
20 80
SEBELUM SETELAH SEBELUM SETELAH

A= Perubahan rerata kadar kolesterol ; B= Perubahan rerata kadar trigliserida ; C=


Perubahan rerata kadar HDL ; D= Perubahan rerata kadar LDL

59


BAB V

PEMBAHASAN

Permasalahan kegemukan dan obesitas sangat dominan pada

kelompok penduduk yang tinggi di perkotaan, status ekonomi yang lebih

baik, dan pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini di dapatkan dari penelitian

yang dilakukan oleh Depkes pada tahun 2010.

Obesitas sangat berhubungan dengan kadar profil lipid darah. Pada

analisa data yang dilakukan oleh Sihadi di dapatkan bahwa orang dengan

berat badan lebih dan obes memiliki risiko 1,6-2,3 kali dari orang normal

untuk mempunyai kolesterol tinggi (Sihadi & Djaiman, 2006).

Tingginya angka kejadian kegemukan dan obesitas yang merupakan

faktor risiko berbagai macam penyakit, membuat berbagai pihak membuat

solusi untuk menguranginya. Kementrian Kesehatan menyadari

keterbatasan kemampuan pemerintah menyediakan anggaran disaat

beban pembangunan kesehatan meningkat, Maka pemerintah mengambil

kebijakan dengan meminta partisipasi masyarakat secara luas untuk

pencegahan dan penanggulangan kegemukan dan obesitas. Di dalam

pedoman yang di keluarkan Kemenkes, terdapat penyesuaian daftar menu

untuk anak yang kegemukan dan obes. Dimana diaturkan pola makan dari

pagi hingga malam (Kementrian Kesehatan RI, 2012).

Begitu banyak pihak yang berusaha turut serta berpartisipasi dalam

menurunkan angka kejadian kegemukan dan obesitas ini. Terbukti

60


banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang suplemen penurun berat

badan. Selain itu terdapat berbagai macam program penurunan berat

badan seperti P90x Nutrition Plan (Hooks, 2013) serta metode Diet Food

Combining (Marsden, 1993) yang mengkonsumsi makanan yang alami,

serta metode rendah karbohidrat yang sangat banyak dilakukan oleh orang.

Akhir-akhir ini metode diet yang popular di masyarakat adalah

metode diet mayo

Diet mayo merupakan diet yang digagas oleh Mayo Clinic. Diet mayo

Indonesia telah diadaptasikan dari versi Mayo Clinic. Diet mayo versi Mayo

Clinic secara garis besar terdiri dari 3 tahap, yaitu Lose It!, Live It!, dan All

the Extra Stuff. Di Indonesia hanya mengambil tahap Lose It! yang di

adaptasikan kemudian digunakan di Indonesia.

Maraknya program diet mayo di Indonesia ini terbukti dengan

banyaknya usaha-usaha baru yang menyediakan menu diet mayo. Mulai

dari sekedar pembuatan menu harian, sampai kepada jasa katering diet

mayo. Oleh karena itu, pada penelitian ini bertujuan mengetahui adakah

hubungan antara diet mayo dengan perubahan kadar profil lipid darah.

Pada penelitian ini, subjek penelitian diberikan arahan mengenai

program diet mayo. Program diet mayo tidak hanya berupa penentuan

menu diet tiap hari tetapi juga pola perilaku untuk mengubah kebiasaan

dengan menambah kebiasaan baik, menghilangkan kebiasaan buruk, serta

melakukan hal lain sehari-hari untuk membantu menurunkan berat badan

dan membuat perubahan yang sehat.

61


5.1 GAMBARAN UMUM SAMPEL PENELITIAN DAN KOMPOSISI DIET

Subjek penelitian yang diambil adalah perempuan yang berumur 18-

35 tahun dengan jumlah subjek sebanyak 32 orang. Secara statistik umur

subjek penelitian tidak terdisitribusi normal dimana didapatkan p<0.05.

Jenis kelamin dan umur ditentukan dalam penelitian ini untuk

mendapatkan hasil yang lebih baik dikarenakan jenis kelamin dan umur

mempengaruhi kadar lipid darah. Suatu penelitian yang dilakukan pada 112

karyawan terdiri dari 84 laki-laki dan 28 perempuan untuk mengamati

pengaruh umur dan jenis kelamin terhadap berbagai kriteria obesitas dan

profil lemak didapatkan bahwa semua parameter lipid termasuk kolesterol,

trigliserida, HDL dan LDL bergantung pada jenis kelamin dan umur

(Darmawan & Irfanuddin, 2007).

Suatu penelitian yang dilakukan pada empat kelompok yaitu

perempuan muda, perempuan lanjut usia, laki-laki muda dan laki-laki lanjut

usia dengan melihat kadar profil lipid masing-masing kelompok, didapatkan

adanya perbedaan yang bermakna pada tiap kelompok (Okęcka-

Szymańska dkk, 2011). Hal ini menjadi pertimbangan untuk mendapatkan

hasil yang baik maka jenis kelamin dan umur ditentukan pada penelitian ini.

Pada analisa kandungan gizi didapatkan rerata konsumsi kalori tiap

hari 824.26 ± 39.28 kkal. Berdasarkan perhitungan Harris Benedict, rerata

kebutuhan kalori sehari-hari pada subjek 2260 kkal/hari dimana mangambil

rerata berat badan awal serta aktifitas yang sedang. Jika dibandingkan

62


dengan kebutuhan kalori pada subjek berdasarkan perhitungan tersebut

dapat dikatakan bahwa diet mayo termasuk diet low kalori.

Sebagaimana diketahui bahwa kalori sangat diperlukan sebagai

sumber energi. Tubuh mendapat energi dari berbagai sumber. Sumber

energi awal diperoleh dari karbohidrat, kemudian lemak lalu protein. Diet

low kalori diharapkan dapat terjadi pembakaran kalori tidak hanya berasal

dari karbohidrat, bahkan diharapakan dapat terjadi pembakaran lemak.

Lemak dapat memberikan sumber energi dua kali lebih banyak daripada

karbohidrat dan protein (Deyhle dkk, 2011). Energi inilah yang akan dibakar

dan digunakan untuk beraktivitas.

Dalam program diet ini, peserta disarankan untuk melakukan

aktivitas lebih seperti jalan cepat atau berolahraga setiap hari selama 60

menit. Namun bila tidak dapat dilakukan, paling tidak melakukan olahraga

ringan selama 30 menit tiga kali dalam seminggu. Pada penelitian

sebelumnya, dilakukan pada anak-anak didapatkan bahwa dengan

melakukan aktivitas olahraga selama 30 menit, tiga kali seminggu

menunjukkan adanya perbaikan kadar profil lipid darah (Tolfrey dkk, 1998).

Untuk menurunkan berat badan, konsumsi kalori harus lebih sedikit

dari penggunaan energi. Hal ini membantu dalam pembakaran lemak untuk

pemenuhan energi (Breckett, 2010).

Jumlah kalori didapatkan dari kandungan makronutrien menu diet

selama 13 hari, dimana didapatkan rerata konsumsi harian mengandung

karbohidrat 73.04 g, protein 55.49 g, dan lemak 36.08 g. Berdasarkan

63


perhitungan kebutuhan kalori subjek dengan menggunakan rerata berat

badan, rerata tinggi badan, rerata usia serta level aktivitas sedang dimana

didapatkan rerata kebutuhan kalori setiap harinya 2260 kkal, dapat

diperkirakan kebutuhan makronutriennya (Gibson, 2005).

Pada perhitungan kebutuhan dasar pada subjek, didapat kebutuhan

dasar karbohidrat 50-60% dari kebutuhan kalori, yaitu sebesar 1243 kkal

setara 310 g, kebutuhan protein 10-15% dari kebutuhan kalori, yaitu

sebesar 282.5 kkal atau setara 70.63 g, dan kebutuhan lemak 15-25% dari

kebutuhan kalori, yaitu sebesar 452 kkal atau setara 50.22 g (Gibson,

2005).

Perbandingan kebutuhan dasar kandungan makronutrien subjek

dengan kandungan makronutrien di menu diet, didapatkan bahwa

keseluruhan makronutrien yang diberikan lebih rendah, daripada kebutuhan

dasar. Hal ini menunjukkan sedikitnya kandungan makronutrien yang

secara tidak langsung memperlihatkan sedikitnya kalori yang dikonsumsi

oleh subjek pada diet ini. Konsumsi rendah lemak tidak menambah

cadangan lemak dalam tubuh sehingga pada pemenuhan energi dapat

menggunakan cadangan lemak yang sudah ada di dalam tubuh.

Berdasaran angka kecukupan gizi yang dikeluarkan oleh Kemenkes

tahun 2013, kandungan mikronutrien menu diet yang diberikan lebih rendah

dibandingkan dengan kebutuhan optimal tubuh, sehingga untuk konsumsi

menu diet dalam waktu yang lama dapat mempengaruhi metabolisme

tubuh.

64


5.2 PENGARUH DIET MAYO TERHADAP PERUBAHAN

ANTROPOMETRI

Pada penelitian ini didapatkan adanya perubahan bermakna pada

BB, IMT, dan LP pada uji berpasangan Wilcoxon signed-rank. Dimana

didapatkan adanya penurunan yang bermakna (p<0.05).

Perhitungan berat badan didapatkan penurunan yang bermakna

sebesar 2.45 kg dari sebelum dan setelah diet mayo. Hasil ini didapatkan

sama dengan hasil penelitian yang dilakukan tahun 1998, dimana dilakukan

penelitian selama satu tahun pada laki-laki dan perempuan usia lanjut

(Stefanik, dkk). Mereka membandingkan antara kelompok kontrol,

kelompok diet, kelompok olahraga, dan kelompok diet disertai olahraga.

Diet yang dilakukan menggunakan pedoman dari National Cholesterol

Education Program (NCEP), dimana mengkonsumsi rendah lemak dan

rendah kolesterol. Pada penelitian mereka, kelompok diet perempuan

mengkonsumsi rata-rata 1594 kkal/hari sedangkan pada penelitian ini diet

yang dilakukan mengkonsumsi kalori lebih rendah yaitu 749,38 kkal/hari.

Walaupun penelitian kami tidak menjalankan program yang sama, tapi

dapat dilihat adanya hasil yang sama. Pada penelitian ini didapatkan

adanya penurunan berat badan yang bermakna pada kelompok diet dan

kelompok diet disertai olahraga.

Penelitian yang dilakukan tahun 2002 pada perempuan obes,

dimana mereka membagi empat kelompok juga, yaitu kelompok kontrol,

diet, olahraga, dan diet disertai olahraga (Nieman dkk, 2002). Pada

65


penelitian mereka, diet juga menggunakan NCEP dimana mengkonsumsi

1270 kkal/hari selama 12 minggu, didapatkan hasil yang sama dimana

terjadi penurunan berat badan yang bermakna pada kelompok diet dan

kelompok diet disertai olahraga.

Pada tahun yang sama dilakukan penelitian selama enam minggu

pada anak obes diberikan diet yang dibagi menjadi dua kelompok besar,

yaitu olahraga dan tidak olahraga. (Sung dkk, 2002) Pada penelitian mereka

diberikan konsumsi kalori sebesar 900-1200 kkal/hari didapatkan adanya

penurunan pada berat badan pada semua kelompok, namun secara

statistik tidak didapatkan adanya penurunan yang bermakna.

Perhitungan indeks massa tubuh, sama dengan berat badan, pada

penelitian ini didapatkan adanya penurunan yang bermakna sebelum dan

setelah diet mayo sebesar 1.04 kg/m2. Penelitian yang dilakukan Stefanick

dkk (1998) didapatkan adanya penurunan yang bermakna pada kelompok

diet dan kelompok diet disertai olahraga. Pada penelitian yang dilakukan

Sung dkk (2002) didapatkan adanya penurunan pada indeks massa tubuh

pada kelompok diet olahraga dan tidak olahraga, namun secara statistik

tidak didapatkan adanya penurunan yang bermakna. Hasil pada indeks

massa tubuh didapatkan sama dengan berat badan sama dikarenakan

indeks massa tubuh tergantung pada berat badan.

Pada penelitian ini, perhitungan lingkar pinggang didapatkan adanya

penurunan yang bermakna sebesar 4.53 cm. Pada penelitian tahun 1993

yang dilakukan pada laki-laki selama enam bulan yang dibagi dalam empat

66


kelompok, yaitu kelompok kontrol, diet, olahraga, dan kelompok diet disertai

olahraga. Dimana didapatkan penurunan lingkar pinggang pada kelompok

diet dan kelompok diet disertai olahraga (Hellenius dkk, 1993).

5.3 PENGARUH DIET MAYO TERHADAP PERUBAHAN KADAR PROFIL

LIPID

Pada uji berpasangan paired T-test didapatkan adanya perubahan

yang bermakna pada profil lipid sebelum dan setelah diet mayo dilakukan

dengan p<0.05 pada semua variabel.

Variabel kolesterol didapatkan adanya perubahan yang bermakna

berupa penurunan rerata sebesar 34 mg/dL. Penelitian yang dilakukan

Stefanick dkk selama satu tahun yang membagi empat kelompok yaitu

kelompok kontrol, kelompok diet, olahraga dan diet disertai olahraga pada

laki-laki dan perempuan usia lanjut dan dilakukan pemeriksaan profil lipid

sebelum dan sesudah intervensi, didapatkan pada ketiga kelompok terjadi

penurunan kolesterol yang bermakna akibat diet yang dilakukan

dibandingkan dengan kelompok kontrol (Stefanick, dkk). Walaupun pada

penelitian mereka menggunakan kalori lebih banyak tiap harinya, namun

komposisi makronutrien dalam hal ini lemak sama dengan penelitian yang

kami jalankan yaitu sebesar 22.7% dari total kalori. Dengan komposisi diet

ini dapat terlihat adanya penurunan pada kolesterol antara sebelum dan

setelah diet. Hal ini juga akan berpengaruh pada kadar profil lipid lain.

67


Penelitian lain dilakukan Nieman dkk selama 12 minggu pada

perempuan obes, yang dibagi dalam empat perlakuan, yaitu kontrol, diet,

olahraga, dan diet disertai olehraga, didapatkan adanya penurunan yang

bermakna pada kolesterol di kelompok diet dan kelompok diet disertai

olahraga (Nieman dkk, 2002). Penelitian Nieman dkk ini komposisi lemak

dalam diet yang dilakukan sebesar 22.3% dari total kalori yang dikonsumsi

setiap hari. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stefanick

dkk.

Penelitian lain dilakukan Sung dkk selama enam minggu dengan

memberikan diet pada anak obes yang dibagi menjadi dua kelompok

olahraga dan tidak olahraga, didapatkan adanya penurunan kolesterol pada

kedua kelompok (Sung dkk, 2002). Pada penelitian Sung dkk ini juga,

memberikan diet dengan kandungan rendah lemak, dimana hanya

mengandung 19.1% dari total kalori yang dikonsumsi.

Variabel trigliserida, pada penelitian ini, didapatkan adanya

perubahan yang bermakna berupa penurunan rerata sebesar 22.25 mg/dL.

Pada penelitian yang dilakukan Stefanick dkk (1998) juga ditemukan hasil

yang sama dimana didapatkan adanya penurunan rerata trigliserida pada

kelompok diet dan kelompok diet disertai olahraga. Begitu pula pada

penelitian yang dilakukan oleh Nieman dkk (2002) didapatkan adanya

penurunan trigliserida pada kelompok diet dan kelompok diet disertai

olahraga setelah 3 minggu intervensi. Pada penelitian yang dilakukan oleh

Sung dkk (2002) didapatkan rerata trigliserida pada kelompok diet disertai

68


olahraga tetap dari sebelum intervensi dan setelah intervensi, dan pada

kelompok diet tanpa olahraga didapatkan kenaikan. Menurut Sung dkk,

kenaikan rerata trigliserida bisa disebabkan oleh konsumsi karbohidrat

yang lebih besar.

Pada penelitian ini didapatkan perubahan yang bermakna rerata LDL

berupa penurunan sebesar 19.14 mg/dL. Pada penelitian Stefanick dkk

(1998) didapatkan hasil yang sama dimana pada ketiga kelompok

mengalami penurunan rerata kadar LDL. Penelitian Nieman dkk (2002)

didapatkan juga penurunan rerata kadar LDL pada ketiga kelompok.

Penelitian yang dilakukan Sung dkk (2002) didapatkan juga penurunan

rerata kadar LDL sebelum dan setelah intervensi pada kelompok diet tanpa

olahraga dan kelompok diet disertai olahraga.

Hasil penelitian kali ini sesuai hipotesa bahwa setelah diet mayo

dimana merupakan diet rendah kalori dapat menurunkan rerata kadar

kolesterol, trigliserida dan LDL.

Variabel HDL juga didapatkan adanya perubahan yang bermakna

berupa penurunan rerata sebesar 9.69 mg/dL. Namun, variabel ini

diharapkan perubahan berupa kenaikan. Hal ini didapatkan hasil yang

serupa dengan beberapa penelitian lain. Pada penelitian lain yang

dilakukan Nieman dkk (2002) didapatkan adanya peningkatan rerata kadar

HDL pada kelompok olahraga, namun pada kelompok diet dan kelompok

diet disertai olahraga didapatkan penurunan yang signifikan pada minggu

ke-tiga penelitian mereka. Walaupun pada minggu ke-dua belas penelitian

69


didapatkan adanya kenaikan kadar HDL namun secara statistik tidak

bermakna (Nieman dkk, 2002).

Hal ini juga di tegaskan pada penelitian yang dilakukan tahun 2001

dimana mereka mengkaji 51 penelitian sebelumnya mengenai efek latihan

aerobik atau kombinasi diet terhadap respon perubahan kadar profil lipid

(Leon & Sanchez, 2001). Mereka mendapatkan dua penelitian yang

mengalami penurunan HDL terjadi pada kelompok overweight atau obes

dimana pengurangan asupan lemak melalui diet NCEP yang dilakukan

(Hellenius dkk, 1993; Lenghton dkk, 1990) dapat menurunkan kadar LDL

dan sekaligus menurunkan kadar HDL. Selain itu mereka mendapatkan dua

penelitian yang memberikan diet dengan rendah lemak jenuh, selain

mengurangi kadar LDL juga didapatkan penurunan kadar HDL (Gerhard

dkk, 2000; Howard dkk, 1995). Sama halnya pada penelitian yang dilakukan

Sung dkk (2002) didapatkan adanya penurunan rerata kadar HDL pada

kelompok diet dan kelompok olahraga (Sung dkk, 2002).

Pada penelitian sebelumnya telah didapatkan bahwa diet rendah

kalori dan rendah lemak dapat menurunkan kadar profil lipid darah,

termasuk menurunkan kadar HDL (Nieman dkk, 2002; Leon & Sanchez,

2001). Hal ini juga didapatkan pada penelitian kami. Diet mayo merupakan

diet rendah kalori serta rendah lemak, dan pada hasil penelitian kami

didapatkan adanya penurunan kadar lemak secara keseluruhan termasuk

penurunan kadar HDL.

70


Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar HDL adalah

dengan aktivitas atau olahraga yang teratur. Seperti pada penelitian yang

dilakukan Stefanick dkk (1998), didapatkan adanya peningkatan kadar HDL

pada kelompok olahraga. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan

Nieman dkk (2002), didapatkan juga adanya peningkatan kadar HDL pada

kelompok olahraga.

Penurunan kadar HDL dapat dicegah dengan pemberian MUFA dan

PUFA yang lebih banyak dibandingkan SFA. Diet PUFA dan MUFA sama-

sama dapat menurunkan kadar kolesterol, namun MUFA lebih efektif

dibandingkan PUFA (de Roos dkk, 2001 & Almatsier, 2001). Salah satu

jenis MUFA adalah asam oleat. Asam oleat memiliki sifat lebih stabil dan

lebih baik peranannya dibandingkan PUFA dalam menurunkan kadar

kolesterol. Dimana PUFA dapat menurunkan kolesterol LDL tetapi dapat

juga menurunkan HDL. Sebaliknya MUFA dapat menurunkan kadar LDL

dan meningkatkan HDL (Wood dkk, 1993)

Salah satu makanan yang kaya akan MUFA adalah minyak zaitun

(olive oil). Penelitian yang dilakukan Hendarsyah dkk (2014) yang

membandingkan pemberian olive oil yang kaya akan MUFA dengan

pemberian yang tinggi kolesterol terhadap tikus jantan, didapatkan adanya

peningkatan kadar HDL dibandingkan pada kelompok olive oil

dibandingkan pada kelompok yang lain.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gilmore dkk (2011) pada 27 pria

yang diberikan diet tinggi MUFA dan diet rendah MUFA didapatkan pada

71


kadar HDL meningkat pada pemberian diet dengan tinggi MUFA

dibandingkan rendah MUFA.

Penurunan kadar HDL pada diet dapat di minimalisir jika disertai

dengan olahraga yang teraktur. Penelitian yang dilakukan Stefanick dkk

(1998) pada subjek laki-laki kelompok diet didapatkan adanya penurunan

kadar HDL, sedangkan pada kelompok diet disertai olahraga didapatkan

adanya peningkatan kadar HDL. Penelitian Nieman dkk (2002) pada

kelompok diet didapatkan penurunan kadar HDL yang bermakna,

sedangkan pada kelompok diet yang disertai olahraga didapatkan

penurunan kadar HDL namun tidak bermakna, dimana pada kelompok diet

didapatkan penurunan yang lebih besar dibandingkan pada kelompok diet

yang disertai olahraga. Hasil yang sama didapatkan pada penelitian Sung

dkk (2002) dimana pada kelompok diet terjadi penurunan kadar HDL yang

bermakna sedangkan pada kelompok diet yang disertai olahraga

didapatkan penurunan kadar HDL namun tidak bermakna.

5.4 KEKURANGAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Pada awal program diet, subjek hanya diberikan inform concent

mengenai tata cara dan hal-hal yang dibolehkan serta tidak dibolehkan, dari

5 hal yang di sarankan, 5 hal yang dihindari, dan 5 hal tambahan lainnya.

Dalam hal diet, sepenuhnya hanya berasal dari katering. Bila dalam

pelaksanaan subjek merasa pusing hingga mengganggu aktivitas,

disarankan untuk mengkonsumsi roti gandum atau buah-buahan. Dalam

72


penelitian ini, tidak dapat dikontrol seberapa banyak konsumsi diluar

katering. Dalam hal aktivitas fisik, subjek disarankan untuk olahraga ringan

rutin, minimal jalan cepat selama 30 menit tiga kali seminggu, namun

kepatuhan subyek tidak dapat dikontrol. Selain itu tidak dilakukannya

pencatatan mengenai target kebiasaan sehari-hari yang disarankan dan

dihindari, sehingga hasil yang didapatkan kurang memuaskan. Hal ini

merupakan kekurangan dari penelitian kami.

Kedua faktor ini, yang sangat mempengaruhi kadar profil lipid darah,

sebaiknya dapat dikontrol sehingga dapat mendapatkan hasil yang lebih

baik. Disarankan, untuk penelitian berikutnya dilakukan dengan pendekatan

eksperimental, dimana dapat dikontrol kepatuhan diet dan aktivitas fisik

subjek sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan

pendekatan analitik observasional, dimana tidak dapat mengontrol

kepatuhan konsumsi harian diluar menu diet serta tidak dapat diketahui

pelaksanaan aktifitas fisik subjek.

Adapun keterbatasan lain yaitu banyaknya kalori dalam menu diet

diberikan secara rata pada semua subjek, tanpa melihat IMT dan BBI nya

untuk menghitung jumlah kebutuhan kalori perhari pada setiap subjek. Pada

penelitian ini didapatkan beberapa subjek yang tidak mampu

menyelesaikan program diet hingga akhir akibat kebutuhan kalorinya tidak

dapat terpenuhi.

73


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :

1. Diet mayo (fase Lose it!) dapat menurunkan BB

2. Diet mayo (fase Lose it!) dapat menurunkan IMT

3. Diet mayo (fase Lose it!) dapat menurunkan LP

4. Diet mayo (fase Lose it!) dapat menurunkan kadar kolesterol total

5. Diet mayo (fase Lose it!) dapat menurunkan kadar trigliserida

6. Diet mayo (fase Lose it!) dapat menurunkan kadar LDL

7. Diet mayo (fase Lose it!) dapat menurunkan kadar HDL

6.2 SARAN

1. Perlunya dilakukan pencatatan mengenai aktivitas fisik atau

olahraga dari subjek untuk menyingkirkan faktor perancu pada

penelitian ini.

2. Perlunya dilakukan pencatatan mengenai kepuasan subjek seperti

rasa lapar, rasa lezat serta variasi makanan menu diet sehingga

dapat diketahui apakah dapat dijadikan sebagai acuan untuk

program diet yang disenangi masyarakat.

74


3. Perlunya diperhatikan komposisi makronutrien dan mikronutrien

menu diet yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan minimal

tubuh.

4. Perlunya dilakukan penelitian berikutnya menggunakan jenis

eksperimental dengan mengontrol asupan diet dan aktivitas fisik

untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

5. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh

intervensi diet terhadap variabel lain seperti fungsi hati, fungsi

jantung, fungsi ginjal dan biomarker lain yang menandakan fungsi

tubuh.

6. Perlunya dilakukan penelitian berikutnya untuk mengetahui status

gizi dan kadar profil lipid beberapa minggu setelah diet dilakukan

untuk mengevaluasi kemajuan diet.

75


DAFTAR PUSTAKA

Global Health Observatory WHO. (2015). Obesity and Overweight.

Balitbangkes. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta.

Balitbangkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta.

Sihadi, & Djaiman, S. P. (2006). Risiko Kegemukan Terhadap Kadar

Kolesterol. Media Gizi & Keluarga, 58-64.

Jacob, B. S., J., B., & Paul, V. B. (2014). A Study on Prevalence of

Dyslipidemia in Obese Patients in a teaching hospital in Kerala.

Scholars Journal of Applied Medical Sciences (SJAMS), 642-646.

Hermawanto, S., Kristiyawati, S. P., & Solechan, A. (2012). Hubungan

Antara Obesotas Sentral dan Dislipidemia Terhadap Kejadian Akut

Miokard Infark (AMI) di RS Telogorejo Semarang.

Feryadi, R., Sulastri, D., & Kadri, H. (2014). Hubungan Kadar Profil Lipid

dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat Etnik Minangkabau di

Kota Padang Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 206-211.

Kementrian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Pencegahan dan

Penanggulangan Kegemukan dan Obesitas pada Anak Sekolah.

Jakarta: Bakti Husada.

Nurwahyu, E. (2012). Hubungan Profil Lipid Darah dengan Obesitas Sentral

pada pasien Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSUD Dr.

Hardjono Ponorogo.

76


Murray, R. K., Bender, D. A., Botham, K. M., Kennelly, P. J., Rodwell, V. W.,

Weil, P.A. (2014). Biokimia Harper (Edisi 29). Jakarta : EGC.

Mahan, L. K., & Escott-Stump, S. (2008). Krause's Food & Nutrition

Therapy. Philadelphia: Elsevier.

Fox, S. I. (2011). Human Physiology (Twelfth Edition ed.). New York:

McGraw Hill.

Widmaier, E. P., Raff, H., & Strang, K. T. (2014). Vander's Human

Physiology : The Machanisms of the Body Function (Thirteenth

Edition ed.). New York: McGraw Hill.

Gropper, S. S., Smith, J. L., & Groff, J. L. (2009). Advanced Nutrition and

Human Metabolism (Fifth Edition ed.). Belmont: Wadsworth.

Ross, A. C., Caballero, B., Cousins, R. J., Tucker, K. L., & Ziegler, T. R.

(2014). Modern Nutrition : In Health and Disease (Eleventh Edition

ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Mayo Clinic. (2011). The Mayo Clinic Diet "Eat Well. Enjoy Life. Lose

Wieght". New York: Merle Good.

Thamrin, R. (2014, Oktober 16). DR. OZ Resep Menu Diet Mayo Ala

Indonesia. Jakarta, Indonesia.

Darmawan, H., & Irfanuddin. (2007). Effect of age and sex on the

association between lipid profile and obesity among

telecomunication workers in Palembang. Med J Indones, 251-256.

77


Tolfrey, K., Campbell, I. G., & Batterham, A. M. (1998). Exercise training

induced alterations in prepubertal children's lipid-lipoprotein profile.

Medicine & Science in Sports Exercise, 1684-1692.

Gill, J. M., Frayn, K. N., Wootton, S. A., Miller, G. J., & Hardman, A. E.

(2001). Effects of prior moderate exercise on exogenous and

endogenous lipid metabolism and plasma factor VII activity . Clinical

Science, 517-527.

Lim, M. (2007). Metabolism and Nutrition. USA: Mosby Elsevier.

Hooks, J (2013). P90X Diet Plan & Nutrition Guide.

Marsden, K. (1993). The Complete Book of Food Combining.

Okęcka-Szymańska, J., Hübner-Woźniak, E., Piątkowska, I., & Malara, M.

(2011). Effects of age, gender and physical activity on plasma lipid

profile. Biomedical Human Kinetics, 1-5.

Nieman, D. C., Brock, D. W., Butterworth, D., Utter, A. C., & Nieman, C. C.

(2002). Reducing Diet and/or Exercise Training Decreases the Lipid

and Lipoprotein Risk Factors of Moderately Obese Women.

American College of Nutrition, 344-350.

Deyhle, M., Mermier, C., & Kravitz, L. (2014). The Physiology of Fat Loss.

IDEA Fitness Journal, 11(1), 36-44

Breckett, S. (2010). Formula for Calorie Intake.

Gibson, R. S. (2005). Principles of Nutritional Assessment. Oxford :

University Press.

78


Stefanick, M. L., Mackey, S., Sheehan, M., Ellsworth, N., Haskell, W. L., &

Wood, P. D. (1998). Effects Of Diet And Exercise In Men And

Postmenopausal Women With Low Levels Of HDLCholesterol And

High Levels Of LDL Cholesterol. The New England Journal of

Medicine, 12-20.

Sung, R. Y. T., Yu, C.W., Chang, S. K. Y., Mo, S. W., Woo, K. S., Lam, C.

W. K. (2002). Effect of Dietary Intervention and Strength Training on

Blood Lipid Level in Obese Children. Arch Dis Child, 407-410.

Leon, A. S., Sanchez, O. A. (2001). Response of Blood Lipid to Exercise

Training Alone or Combined with Dietary Intervention. American

College of Sports Medicine, 502-515.

Hellénius, M. L., de Faire, U., Berglund, B., Hamsten, A., Krakau, I. (1993).

Diet and Exercise are Equally Effective in Reducing Risk for

Cardiovascular Disease. Result of a Randomized Controlled Study

in Men With Slightly to Moderately raised Cardiovascular Risk Factor.

Atherosclerosis Journal, 103, 81-91.

Lenghton, R. F., Repka, F. J., Birk, T. J., Lynch, D. J., Bingle, J. F., Gohara,

A. F., Saffran, J., Weaver, M. T., Brewster, P. M., Walsh, M. E.

(1990). The Toledo Exercise and Diet Study. Result at 26 Weeks.

Arch Intern Med, 150(5), 1016-1020.

Gerhard, G. T., Connor, S. L., Wonder, R. C. (2000). Plasma Lipid and

Lipoprotein Responsiveness to Dietary Fat and Cholesterol in

79


Premenopausal African American and White Women. Am J Clin Nutr,

7, 56-63.

Howard, B. V., Hannah, J. S., Hesser, C. C., Jablonski, K. A. (1995). Effects

of Sex and Ethnicity on Responses to a Low-fat Diet : a Study of

African American dan Whites. Am J Clin Nutr, 62, 488S-492S.

de Roos, N.M., Bots, M.L., Katan, M.B. (2001). Replacement of Dietary

Saturated Fatty Acids by Trans Fatty Acids Lowers Serum HDL

Cholesterol and Impairs Endothelial Function in Healthy Men and

Women. Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, 21(7),

1233-1237.

Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 52-76.

Wood, R., Kubena, K., O’Brien, B., Tseng, S., Martin, G. (1993). Effect of

Butter, Mono-And Polysaturated Fatty Acid-Enriched Butter, Trans

Fatty Acid Margarine, and Zero Trans Fatty Acid Margarine on Serum

Lipids and Lipoproteins in Healty Men. Journal of Lipid Research,

34(1), 1-11.

Hendarsyah, F., Kurniawaty, E., Mustofa, S. (2014). Comparison of The

Effects of Extra Virgin Olive Oil, Honey, and Combination on Blood

Levels of HDL in Male White Rats (Rattus norvegicus) Sprague

dawley Strain that Induced by High-Cholesterol Diet. Medical Journal

of Lampung University, 3, 55-63.

80


Gilmore, L. A., Walzem, R. L., Crouse, S. F., Smith, D. R., Adams, T. H.,

Vaidyanathan, V., Cao, X., and Smith, S. B. (2011). Consumption of

High-Oleic Acid Ground Beef Increases HDL-Cholesterol

Concentrationbut Both High- and Low-Oleic Acid Ground Beef

Decrease HDL Particle Diameter in Normocholesterolemic Men. The

Journal of Nutrition, 141, 1188-1194.

81


Lampiran 1. Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 2. Perhitungan Angka Kecukupan Gizi Menu Diet
lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
gambar menu
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr)
teh manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 8.6 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
telur ayam 110 170.6 11.7 3.6 1.5 4.5 13 1.2 0 136.4 138.6 55 189.2 11 1.3 1.2 209 0.1 0.6 0.1 1.2 0 1.1
tomat muda 100 21 0.3 0 0.1 0.1 0.9 4.6 1.1 9 222 5 24 11 0.5 0.1 87 0.1 0.1 0.1 0 19 0
sayur bayam 100 12 0.2 0 0.1 0 1.5 1.9 1.2 35 233 68 28 44 1.8 0.4 410 0.1 0.1 0.1 0 5 0
hari 1
daging sapi 150 403.3 27 12.6 1 11.4 37.3 0 0 79.5 510 6 291 34.5 2.6 6.1 0 0.1 0.2 0.5 2.8 0 0
selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0 19 0
jeruk nipis 10 2.9 0 0 0 0 0.1 0.9 0.3 0.2 13.8 2.6 1.6 0.8 0.1 0 0.3 0 0 0 0 5.3 0
minyak sayur 20 172.4 20 17.3 0.4 1.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
total 840 59.6 33.6 3.3 17.2 53.8 22 5.3 276.7 1266.4 171.3 550.6 115 6.5 7.9 718 0.5 1.1 0.9 4 48.3 1.1
persen kecukupan gizi 44% 40% 16%

lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D gambar menu
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr) (mg)
teh manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 8.6 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ikan salem segar 150 125.8 1 0.3 0.3 0.2 27.3 0 0 93 292.5 16.5 165 51 0.6 0.8 16.5 0.1 0.1 0.3 0.3 1.5 1.5
selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0.1 19 0
jeruk nipis 10 2.9 0 0 0 0 0.1 0.9 0.3 0.2 13.8 2.6 1.6 0.8 0.1 0 0.3 0 0 0 0 5.3 0
minyak sayur 10 86.2 10 8.6 0.2 0.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
hari 2
semangka 100 32 0.4 0.2 0 0.1 0.6 7.2 0.5 2 116 8 9 11 0.2 0.1 37 0.1 0 0.1 0.1 10 0
daging ayam 150 427.3 28.3 7.6 6.3 10.8 40.3 0 0 109.5 273 19.5 270 30 2.1 2.7 58.5 0.1 0.4 0.4 0.4 0 0
selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0.2 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0.1 19 0
jeruk nipis 10 2.9 0 0 0 0 0.1 0.9 0.3 0.2 13.8 2.6 1.6 0.8 0.1 0 0.3 0 0 0 0 5.3 0
yoghurt plain non fat** 10 3 0.41 0.263 0.011 0.111 13.01 17.43 0 175 579
total 758.9 40.91 17.163 7.211 12.011 83.41 44.13 6.5 404.5 1529.1 112.9 478 115.3 3.5 3.8 137 0.5 0.7 1 1 60.1 1.5
pesen kecukupan gizi 24% 50% 26%

lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
gambar menu
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr)
teh manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 8.6 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
roti tawar manis 25 71.2 0.7 0.1 0.2 0.3 2 14.2 0.6 137 25.5 2.3 23.8 6 0.2 0.2 0 0 0 0 0 0 0
semangka 100 32 0.4 0.2 0 0.1 0.6 7.2 0.5 2 116 8 9 11 0.1 0.1 37 0.1 0 0.1 0 10 0
buah segar buah naga** 100 50 0.38 0.05 0.164 0.164 0.78 12.26 1.7 2 190
apel 100 59 0.4 0.1 0.1 0 0.2 15.3 2.7 0 115 7 7 5 0 0 5 0 0 0.1 0 6 0
hari 3
buah segar pear** 450 96 0.2 0.01 0.048 0.048 0.63 25.56 5.1 2 198
buah segar strawberry** 100 32 0.3 0.015 0.155 0.155 0.67 7.68 2 1 153
pisang ambon 100 92 0.5 0.2 0.1 0 1 23.4 2.4 1 396 6 20 29 0.3 0.2 8 0.1 0.1 0.6 0 9 0
anggur hutan 100 30.1 0.2 0.1 0.1 0 0.1 7.7 1.4 0 58 4 4 3 0.1 0 3 0 0 0 0 3 0
telur ayam 200 310.2 21.2 6.6 2.8 8.2 25.2 2.2 0 248 252 100 344 20 2.4 2.2 380 0.1 1 0.2 2.2 0 2
total 809.3 24.28 7.375 3.667 8.967 31.18 124.6 16.4 401.6 1560.5 133 410.6 79.7 3.1 2.7 433 0.3 1.1 1 2.2 28 2
pesen kecukupan gizi 13% 17% 69%
lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D gambar menu
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr) (mg)
teh manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 8.6 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
roti keju 150 420.2 6.8 2.4 1 2.4 14.4 74.1 4.1 915 168 69 187.5 40.5 0.8 1.5 22.5 0.2 0.2 0.1 0 0 0
telur ayam 55 85.3 5.8 1.8 0.8 2.3 6.9 0.6 0 68.2 69.3 27.5 94.6 5.5 0.7 0.6 105 0 0.3 0.1 0.6 0 0.6
jus wortel 150 ml** 60 0.225 0.0405 0.1065 0.1065 1.425 13.905 1.2 43.5 436.5
hari 4 buah segar semangka 100 32 0.4 0 0 0.1 0.6 7.2 0.5 2 116 8 9 11 0.2 0.1 37 0.1 0 0.1 0 10 0
buah segar kiwi 1 ons** 17 0.15 0.008 0.081 0.081 0.32 4.16 0.9 1 88
buah segar melon 100 gr** 34 0.19 0.051 0.081 0.081 0.84 8.16 0.9 16 267
buah segar stroberi 100 gr** 32 0.3 0.015 0.155 0.155 0.67 7.68 2 1 153
yoghurt plain non fat ** 127 0.41 0.263 0.011 0.111 13.01 17.43 0 175 579
total 844.3 14.275 4.5775 2.2345 5.3345 38.165 142.34 9.6 1230.3 1933.8 110.2 293.9 62.7 1.7 2.2 164 0.3 0.5 0.3 0.6 10 0.6
pesen kecukupan gizi 7% 20% 73%

lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D gambar menu
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr) (mg)
jus semangka 200 64.1 0.8 0.4 0 0.2 1.2 14.4 1 4 232 16 18 22 0.4 0.2 74 0.2 0 0.3 0 20 0
ikan salem segar 200 167.8 1.4 0.4 0.4 0.2 36.4 0 0 124 390 22 220 68 0.8 1 22 0.1 0.1 0.4 1.6 2 2
jeruk nipis 20 5.8 0.1 0 0 0 0.2 1.9 0.6 0.4 27.6 5.2 3.2 1.6 0.1 0 0.6 0 0 0 0 10.6 0
madu 20 60.8 0 0 0 0 0.1 16.5 0 0.8 10.4 1.2 0.8 0.4 0.1 0 0 0 0 0 0 0.2 0
hari 5
daging sapi 150 403.8 27 12.6 1 11.4 37.3 0 0 79.5 510 6 291 34.5 2.6 6.1 0 0.1 0.2 0.5 2.8 0 0
tomat muda 100 21 0.3 9 0.1 0.1 0.9 4.6 1.1 9 222 5 24 11 0.5 0.1 87 0.1 0.1 0.1 0 19 0
selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0 19 0
edamame 1 ons* 81 1.26 0.175 0.712 0.286 2.4 1.85 0.2 70 101
total 825.3 31.26 22.675 2.412 12.186 79.5 43.55 5.6 295.7 1585 84.4 571 145.5 4.7 7.5 196 0.6 0.5 1.4 4.4 70.8 2
pesen kecukupan gizi 20% 52% 28%

lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
gambar menu
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr) (mg)
teh manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 5.7 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
roti tawar manis 25 71.2 0.7 0.1 0.2 0.3 2 14.2 0.6 137 25.5 2.3 23.8 6 0.1 0.2 0 0 0 0 0 0 0
daging ayam 150 427.3 28.3 7.6 6.3 10.8 40.3 0 0 109.5 273 19.5 270 30 2.1 2.7 58.5 0.1 0.4 0.4 0.3 0 0
hari 6 selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0 19 0
jeruk nipis 10 2.9 0 0 0 0 0.1 0.9 0.3 0.2 13.8 2.6 1.6 0.8 0.1 0 0.3 0 0 0 0 5.3 0
telur ayam 110 170.6 11.7 3.6 1.5 4.5 13.9 1.2 0 136.4 138.6 55 189.2 11 1.3 1.2 209 0.1 0.6 0.1 1.2 0 1.1
wortel kukus irisan 1 mangkuk 82 3.74 0.707 1.174 1.174 1.12 12.07 4.4 462 343
total 811.8 44.84 12.107 9.374 16.774 58.42 41.77 8 858.8 942.9 114.1 501.4 61.5 3.8 4.2 280 0.3 1.1 0.6 1.5 24.3 1.1
pesen kecukupan gizi 31% 40% 29%

lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D gambar menu
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr) (mg)
the 285 142.4 0 0 0 0 0 28.5 0 427.5 2850 285 142.5 285 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pasta dengan keju 242 gr** 361 16.99 7.219 1.718 1.718 19.75 31.41 1.9 1421 399
hari 7
daging sapi 100 268.9 18 8.4 0.7 7.6 24.9 0 0 53 340 4 194 23 1.7 4.1 0 0.1 0.2 0.3 1.9 0 0
apel 200 118.1 0.8 0.2 0.2 0 0.4 30.6 30.6 0 230 14 14 10 0.4 0 10 0 0 0.1 0 12 0
total 890.4 35.79 15.819 2.618 9.318 45.05 90.51 32.5 1901.5 3819 303 350.5 318 2.1 4.1 10 0.1 0.2 0.4 1.9 12 0
pesen kecukupan gizi 21% 26% 53%
lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
gambar menu
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr) (mg)
teh manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 8.6 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
telur ayam 110 170.6 11.7 3.6 1.5 4.5 13.9 1.2 0 136.4 138.6 55 189.2 11 1.3 1.2 209 0.1 0.6 0.1 1.2 0 1.1
tomat muda 100 21 0.3 0 0.1 0.1 0.9 4.6 1.1 9 222 5 24 11 0.5 0.1 87 0.1 0.1 0.1 0 19 0
sayur bayam 100 12 0.2 0 0.1 0 1.5 1.9 1.2 35 233 68 28 44 1.8 0.4 410 0.1 0.1 0.1 0 5 0
hari 8
daging sapi rebus 100 449.1 29.8 14.3 1.2 12.3 23.8 22.2 2.3 49 688 10 198 48 1.8 3.9 8 0.1 0.9 0.2 1.7 9 0
selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0 19 0
jeruk nipis 10 2.9 0 0 0 0 0.1 0.9 0.3 0.2 13.8 2.6 1.6 0.8 0.1 0 0.3 0 0 0 0 5.3 0
minyak sayur 20 172.4 20 17.3 0.4 1.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
total 885.8 62.4 35.3 3.5 18.1 41.2 44.2 7.6 246.2 1444.4 175.3 457.6 128.5 5.7 5.7 726 0.5 1.8 0.6 2.9 57.3 1.1
pesen kecukupan gizi 42% 28% 30%

lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
gambar menu
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr)
teh manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 8.6 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ikan salem segar 150 125.8 1 0.3 0.3 0.2 27.3 0 0 93 292.5 16.5 165 51 0.6 0.8 16.5 0.1 0.1 0.3 0.3 1.5 1.5
selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0.1 19 0
jeruk nipis 10 2.9 0 0 0 0 0.1 0.9 0.3 0.2 13.8 2.6 1.6 0.8 0.1 0 0.3 0 0 0 0 5.3 0
minyak sayur 10 86.2 10 8.6 0.2 0.6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
hari 9
semangka 100 32 0.4 0.2 0 0.1 0.6 7.2 0.5 2 116 8 9 11 0.2 0.1 37 0.1 0 0.1 0.1 10 0
daging ayam 150 427.3 28.3 7.6 6.3 10.8 40.3 0 0 109.5 273 19.5 270 30 2.1 2.7 58.5 0.1 0.4 0.4 0.4 0 0
selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0.2 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0.1 19 0
jeruk nipis 10 2.9 0 0 0 0 0.1 0.9 0.3 0.2 13.8 2.6 1.6 0.8 0.1 0 0.3 0 0 0 0 5.3 0
yoghurt plain non fat 10 3 0.41 0.263 0.011 0.111 13.01 17.43 0 175 579
total 758.9 40.91 17.163 7.211 12.011 83.41 44.13 6.5 404.5 1529.1 112.9 478 115.3 3.5 3.8 137 0.5 0.7 1 1 60.1 1.5
pesen kecukupan gizi 24% 50% 26%

lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
gambar menu
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr) (mg)
the manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 8.6 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
roti tawar manis 25 71.2 0.7 0.1 0.2 0.3 2 14.2 0.6 137 25.5 2.3 23.8 6 0.2 0.2 0 0 0 0 0 0 0
semangka 100 32 0.4 0.2 0 0.1 0.6 7.2 0.5 2 116 8 9 11 0.1 0.1 37 0.1 0 0.1 0 10 0
buah segar buah naga** 100 50 0.38 0.05 0.164 0.164 0.78 12.26 1.7 2 190
apel 100 59 0.4 0.1 0.1 0 0.2 15.3 2.7 0 115 7 7 5 0 0 5 0 0 0.1 0 6 0
hari 10
buah segar pear** 450 96 0.2 0.01 0.048 0.048 0.63 25.56 5.1 2 198
buah segar strawberry** 100 32 0.3 0.015 0.155 0.155 0.67 7.68 2 1 153
pisang ambon 100 92 0.5 0.2 0.1 0 1 23.4 2.4 1 396 6 20 29 0.3 0.2 8 0.1 0.1 0.6 0 9 0
anggur hutan 100 30.1 0.2 0.1 0.1 0 0.1 7.7 1.4 0 58 4 4 3 0.1 0 3 0 0 0 0 3 0
telur ayam 200 310.2 21.2 6.6 2.8 8.2 25.2 2.2 0 248 252 100 344 20 2.4 2.2 380 0.1 1 0.2 2.2 0 2
total 809.3 24.28 7.375 3.667 8.967 31.18 124.6 16.4 401.6 1560.5 133 410.6 79.7 3.1 2.7 433 0.3 1.1 1 2.2 28 2
pesen kecukupan gizi 13% 17% 69%

lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
gambar menu
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr)
teh manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 8.6 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
roti keju 150 420.2 6.8 2.4 1 2.4 14.4 74.1 4.1 915 168 69 187.5 40.5 0.8 1.5 22.5 0.2 0.2 0.1 0 0 0
telur ayam 55 85.3 5.8 1.8 0.8 2.3 6.9 0.6 0 68.2 69.3 27.5 94.6 5.5 0.7 0.6 105 0 0.3 0.1 0.6 0 0.6
jus wortel 150 ml** 60 0.225 0.0405 0.1065 0.1065 1.425 13.905 1.2 43.5 436.5
hari 11 buah segar semangka 100 32 0.4 0 0 0.1 0.6 7.2 0.5 2 116 8 9 11 0.2 0.1 37 0.1 0 0.1 0 10 0
buah segar kiwi 1 ons** 17 0.15 0.008 0.081 0.081 0.32 4.16 0.9 1 88
buah segar melon 100 gr** 34 0.19 0.051 0.081 0.081 0.84 8.16 0.9 16 267
buah segar stroberi 100 gr** 32 0.3 0.015 0.155 0.155 0.67 7.68 2 1 153
yoghurt plain non fat ** 127 0.41 0.263 0.011 0.111 13.01 17.43 0 175 579
total 844.3 14.275 4.5775 2.2345 5.3345 38.165 142.34 9.6 1230.3 1933.8 110.2 293.9 62.7 1.7 2.2 164 0.3 0.5 0.3 0.6 10 0.6
pesen kecukupan gizi 7% 20% 73%
lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
gambar menu
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr) (mg)
jus semangka 200 64.1 0.8 0.4 0 0.2 1.2 14.4 1 4 232 16 18 22 0.4 0.2 74 0.2 0 0.3 0 20 0
ikan salem segar 200 167.8 1.4 0.4 0.4 0.2 36.4 0 0 124 390 22 220 68 0.8 1 22 0.1 0.1 0.4 1.6 2 2
jeruk nipis 20 5.8 0.1 0 0 0 0.2 1.9 0.6 0.4 27.6 5.2 3.2 1.6 0.1 0 0.6 0 0 0 0 10.6 0
madu 20 60.8 0 0 0 0 0.1 16.5 0 0.8 10.4 1.2 0.8 0.4 0.1 0 0 0 0 0 0 0.2 0
hari 12
daging sapi 150 403.8 27 12.6 1 11.4 37.3 0 0 79.5 510 6 291 34.5 2.6 6.1 0 0.1 0.2 0.5 2.8 0 0
tomat muda 100 21 0.3 9 0.1 0.1 0.9 4.6 1.1 9 222 5 24 11 0.5 0.1 87 0.1 0.1 0.1 0 19 0
selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0 19 0
edamame 1 ons* 81 1.26 0.175 0.712 0.286 2.4 1.85 0.2 70 101
total 825.3 31.26 22.675 2.412 12.186 79.5 43.55 5.6 295.7 1585 84.4 571 145.5 4.7 7.5 #### 0.6 0.5 1.4 4.4 70.8 2
pesen kecukupan gizi 20% 52% 28%

lemak Magnes
HARI berat kal lemak PUFA MUFA sodium kalium kalsium fosfor iron zinc vit
gambar menu
MENU jenuh prot (gr) kh (gr) serat ium vit A vit B1 vit B2 vit B6 vit C vit D
KE- (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) (mg) B12
(gr) (mg)
teh manis 285 36.8 0 0 0 0 0 9.1 0 5.7 57 5.7 2.8 5.7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
roti tawar manis 25 71.2 0.7 0.1 0.2 0.3 2 14.2 0.6 137 25.5 2.3 23.8 6 0.1 0.2 0 0 0 0 0 0 0
daging ayam 150 427.3 28.3 7.6 6.3 10.8 40.3 0 0 109.5 273 19.5 270 30 2.1 2.7 58.5 0.1 0.4 0.4 0.3 0 0
hari 13 selada bening 100 21 0.4 0.1 0.2 0 1 4.3 2.7 8 92 29 14 8 0.2 0.1 12 0.1 0.1 0.1 0 19 0
jeruk nipis 10 2.9 0 0 0 0 0.1 0.9 0.3 0.2 13.8 2.6 1.6 0.8 0.1 0 0.3 0 0 0 0 5.3 0
telur ayam 110 170.6 11.7 3.6 1.5 4.5 13.9 1.2 0 136.4 138.6 55 189.2 11 1.3 1.2 209 0.1 0.6 0.1 1.2 0 1.1
wortel kukus irisan 1 mangkuk 82 3.74 0.707 1.174 1.174 1.12 12.07 4.4 462 343
total 811.8 44.84 12.107 9.374 16.774 58.42 41.77 8 858.8 942.9 114.1 501.4 61.5 3.8 4.2 #### 0.3 1.1 0.6 1.5 24.3 1.1
pesen kecukupan gizi 31% 40% 29%
Lampiran 3. Persetujuan Etik

KEMENTERIAN RISET. TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
RSPTN Universitas Hasanuddin
RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu FKUH
JL.PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.IO MAI(ASSAR 90245
Contact Person: dr. Agussalim Br-rkhari, MMed, PhD,SpGI( Telp. 08124 18508-58, Fax :0zl1l-58143 I

REKOMENDASI PERSETLU UAN ETIK


Nomor : 12 1H4.8.4.5.3 l/PP36-KOMETIK/201 7

Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, RSPTN


UH, RSUP dr. Wahidin Sudirohr"rsodo setelah melalui pembahasan dan penilaian,
memutuskan penelitian berjudul :

Hubungan Diet Mayo dengan Perubahan Kadar Pro./il. Lipid Darah

dengan Peneliti Utama: Dwi Anggita

No. Register U H I 6 1 0 1 0 0 J

Yang diterima pada tanggal: 31 Oktober 2016

Perbaikan diterima pada tanggal : 29 Desember 2016

dapat disetujui untuk dilaksanakan di Di Makassar.


Persetujuan Etik ini berlaku satu tahun sejak tanggal ditetapkan. Laporan perkembangan
penelitian diserahkan kepada KEPK FKUH, RSPTN UH dan RSWS Makassar setiap tiga
bulan/enam$ulan/satu tah un.
Pada akhir penelitian, laporan akhir penelitian harus diserahkan kepada KEPK FKUH,
RSPTN UH dan RSWS Makasar paling lambat 9 Januari 2018 . Jika ada perubahan
protokol dan /atau perpanjangan penelitian, harus mengajukan kembali permohonan
kajian etik penelitian (amandemen protokol ).

Makassar. 9 Januari 2017


Komisi kteran Unhas

Ketua Sekretaris

Prof.Dr.dr.Su
NIP 19600504 1986 012002 9700821 I 03 1 001

Anda mungkin juga menyukai