SKRIPSI
Disusun Oleh
Nama : Umi Kotiah
NIM : 4450402020
Program Studi : Biologi
Jurusan : Biologi
Fakultas : MIPA
i
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul : Pengaruh Pemberian Ekstrak Lidah Buaya Terhadap Kadar
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
ii
ABSTRAK
Pola dan gaya hidup masyarakat yang serba instan berdampak pada
peningkatan kadar kolesterol dalam darah atau hiperkolesterolemi merupakan
tahap awal aterosklerosis yang dapat menimbulkan penyakit jantung. Lidah Buaya
mengandung glukomanan yang berpotensi menurunkan LDL-kolesterol dan
menaikkan HDL-kolesterol. Glukomanan dapat menurunkan kolesterol dengan 2
cara. Pertama, dengan mengikat kolesterol dalam asam empedu. Kedua, mengikat
asam lemak sehingga menghalangi sintesis kolesterol.
Penelitian ini menggunakan desain Post Test Randomized Control Design.
Sampel adalah tikus putih jantan dewasa strain wistar yang dikelompokkan
menjadi 4 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan (dosis
0,5 ml/200grBB/hari, 1 ml/200grBB/hari dan 1,5 ml/200grBB/hari). Ada 4
variabel dalam penelitian ini, dosis pemberian ekstrak Lidah Buaya (variabel
bebas), kadar HDL-kolesterol dan LDL-kolesterol (variabel tergantung), strain,
jenis kelamin, umur, jenis pakan dan ukuran kandang (variabel kendali), keadaan
kandang (variabel rambang), tiap kelompok terdiri dari 5 ekor. Data diuji dengan
anava satu jalan dan diuji lanjut dengan uji BNT.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar kolesterol-HDL setelah
perlakuan pada perlakuan A (44,8 mg/dl), B (48,2 mg/dl), C (57,2 mg/dl), D (66
mg/dl). Rata-rata kadar kolesterol-LDL setelah perlakuan pada perlakuan A
(121,2 mg/dl), B (84,2 mg/dl), C (32,6 mg/dl), D (25,4 mg/dl). Dilakukan uji
lanjut dengan BNT pada kadar kolesterol-HDL menunjukkan perlakuan A
berbeda nyata dengan perlakuan C dan D, tetapi tidak berbeda nyata dengan
perlakuan B. Sedangkan pada kadar kolesterol-LDL menunjukkan perlakuan C
berbeda nyata dengan perlakuan A dan B, dan tidak berbeda nyata dengan
perlakuan D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Lidah Buaya pada
dosis 1,5 ml/200grBB/hari efektif menurunkan kadar kolesterol LDL dan
meningkatkan kadar kolesterol HDL serum tikus hiperkolesterolemi.
Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak Lidah Buaya efektif menurunkan
kadar kolesterol-LDL dan meningkatkan kolesterol-HDL darah tikus putih
hiperkolesterolemi. Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
pengaruh ekstrak Lidah Buaya terhadap manusia penderita hiperkolesterolemi.
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
pertanggungjawabannya”(Al-Isra’ :36).
”Jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya
Sesuatu yang kita harapkan kadang tidak bisa diraih......... Itu artinya bahwa hidup ini
Persembahan :
Ibu dan Bapakku yang telah bersabar membesarkan, mendidikku tentang cinta,
Mbak Qorry, mbak Yat, mbak har atas dukungan dan bantuannya untukku selama ini.
Kemenakanku Lilik, Uyun, Raihan dan Andin yang dengan kehadirannya membuat
Seluruh warga ”Fadhillah Cost”, Kos yang begitu sederhana bila dilihat dari luar tetapi
iv
KATA PENGANTAR
Selayaknya puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
LDL dan penurunan kadar kolesterol HDL, sehingga banyak dilakukan usaha
untuk mengetahui pengaruh ekstrak lidah buaya terhadap kadar kolesterol LDL
Pada kesempatan ini penulis menyatakan rasa terima kasih teramat dalam
kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan, terutama
kepada :
v
4. Ibu Dra. Aditya Marianti, M.Si, sebagai Dosen pembimbing I yang telah
skripsi ini.
5. Ibu Dra. Retno Sri Iswari, SU, Dosen pembimbing II yang telah membimbing
6. Ibu Ari Yuniastuti, S.Pt, M.Kes, selaku Dosen Penguji atas kesediaan dan
skripsi ini.
8. Drs. Bambang Priyono, M.Si, selaku Dosen wali atas kerjasama, bantuan dan
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi yang telah memberikan banyak ilmu
10. Keluarga besarku yang telah memberikan doa dan bantuan selama studi.
dan bantuannya selama penulis studi dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas kebaikan dan
Saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan saya terima dengan
senang hati. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
B. Permasalahan................................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian.......................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
Serum Darah........................................................................... 16
vii
B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 20
C. Hipotesis....................................................................................... 21
F. Prosedur Penelitian....................................................................... 25
A. Hasil Penelitian............................................................................. 31
B. Pembahasan .................................................................................. 34
A. Simpulan....................................................................................... 41
B. Saran ............................................................................................. 41
Lampiran-lampiran.......................................................................................... 47
viii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
2. Rumus Anava........................................................................................ 28
Perlakuan ............................................................................................ 32
Perlakuan ............................................................................................ 33
ix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
16. Uji regresi ekstrak Lidah Buaya terhadap kadar HDL-kolesterol ... 64
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pola dan gaya hidup modern semakin menggejala di dalam
makanan siap saji atau junk food dewasa ini. Tak dapat dipungkiri, junk food
telah menjadi bagian dari gaya hidup sebagian besar masyarakat Indonesia.
Sodium merupakan bagian dari garam. Bila tubuh terlalu banyak mengandung
1
2
tubuh dan melindungi organ-organ tubuh. Tetapi, kadar lipid yang berlebihan
menurun. Hal ini menyebabkan kadar LDL di dalam sirkulasi akan meningkat.
cenderung harganya mahal dan memiliki efek samping bila dikonsumsi. Hal
3
Aloe vera atau sering disebut sebagai Lidah Buaya merupakan salah
macam penyakit (Rahman, 2004). Selain itu, tanaman ini juga memiliki sifat
Aloe vera memiliki berbagai efek fisiologis terhadap tubuh antara lain
pemberian Aloe vera gel pada diet menyebabkan penurunan total lemak,
Mengingat bahwa Aloe vera memiliki fungsi yang terkait dengan sifat
yang telah dilakukan adalah dengan menggunakan gel Aloe vera, sehingga
hiperkolesterolemi.
B. Permasalahan
2. Pada dosis berapakah ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) paling baik
C. Penegasan Istilah
Ekstrak Lidah Buaya adalah hasil ekstrak gel Lidah Buaya yang diekstrak
2. Tikus putih
Tikus putih yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Rattus
3. Hiperkolesterolemi
5
dalam darah melampaui ambang batas normal (Sitepoe, 1993). Pada tikus
D. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui dosis ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) yang paling baik untuk
E. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Aloe vera adalah nama latin dari tumbuhan yang di Indonesia lebih
dikenal dengan sebutan Lidah Buaya (Purbaya, 2003). Menurut para peneliti,
nama tersebut berasal dari bahasa Arab, yakni : “Alloeh” atau juga dari bahasa
Ibrani (Hebrew) : “Halal”, yang berarti “Bahan Obat yang berasa pahit, atau
berwujud licin mengkilap”. Aloe vera banyak digunakan sebagai obat jauh
sebelum masa Cleopatra, yakni Ratu ketujuh atau keturunan terakhir dari
Ptelomeus atau sedikitnya 1500 SM. Hal itu tertulis jelas pada “Papyrus
Ebers”, atau “Kitab Pengobatan” dari mesir kuno. Adapun bagian yang
disebut berkhasiat sebagai obat adalah isi daunnya yang tebal dan kenyal
seperti daging. Bentuknya seperti “Gel” atau “Jelly”, yakni semacam lendir
Aloe vera adalah tumbuhan jenis terna atau semak yang termasuk
bawangan (Purbaya, 2003). Menurut beberapa ahli masa kini, Aloe vera
terutama karena sifat atau karakternya lebih mirip dengan Kaktus. Terbukti
selain batang daunnya juga berupa sukulen, yang sama halnya dengan Kaktus.
6
7
Tumbuhan ini dapat hidup di lingkungan kering atau di daerah gurun atau
Tumbuhan ini memiliki daun yang agak runcing berbentuk taji, tebal,
mencapai 50-75 cm, dengan berat 0,5 kg – 1 kg, lebar 2-6 cm. Bunga
berupa pipa mengumpul dengan panjang tangkai yang panjangnya 60-90 cm.
Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan
sebagian terbenam dalam tanah. Daun-daun tanaman Aloe vera berbentuk pita
(banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel)
sebagai bahan baku obat. Tanaman Lidah buaya tahan terhadap kekeringan
berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjangnya
Pada zaman sekarang, gel Aloe vera telah dimanfaatkan secara luas,
tidak hanya sebagai obat luar, tetapi juga untuk mengobati luka dalam, seperti
radang saluran pencernaan. Sampai sekarang ini manfaat Aloe vera masih
8
terus banyak dikenal, juga semakin luas fungsi atau kegunaannya sehingga
disebut-sebut sebagai tanaman Ajaib yang serba guna di abad modern ini.
sejak tahun 1960-an. Melalui teknologi analis yang terus berkembang dengan
Lidah Buaya, antara lain : Glukosa, asam malik serta polisakarida dan
monosakarida. Selain itu, terdapat lebih 200 komponen aktif seperti vitamin,
mineral, ezim pada asam amino yang diperlukan dan protein (Nanies, 2006).
yang terkandung dalam empulur Aloe vera. Suatu studi yang mempelajari
yang diproduksi oleh tubuh, terutama di dalam hati (Heslet, 1996). Molekul
kolesterol memiliki gugus polar pada bagian kepalanya yaitu gugus hidroksil
pada posisi 3. Bagian yang lain merupakan struktur non polar yang relatif
1. Kilomikron
kolesterol, protein dan berbagai lipid yang berasal dari makanan yang
tinggi, dibuat dari lemak endogenus di hati. LDL ini diperlukan tubuh
endositosis.
kurang dari 130 mg%. Kalau kandungan LDL 130-155 mg% berarti
seseorang dianggap berisiko sedang, sedangkan kadar lebih dari 160 mg%
Membawa lemak total rendah, protein tinggi, dan dibuat dari lemak
dari LDL dan fungsinya sebagai pembuangan kolesterol maka HDL ini
kolesterol dalam jaringan. Kalau kadar HDL dalam darah cukup tinggi,
empedu dan hormon. Kandungan HDL dikatakan rendah jika kurang dari
kolesterol untuk sintesis VLDL. Tingginya kadar HDL dalam darah akan
baik empedu bebas maupun asam empedu (Ganong, 1983). Asam empedu
dalam usus, diserap kembali oleh hati melalui sirkulasi portal (Murray et all.,
1997). Sebagian kecil asam empedu yang tidak diserap kembali akan
Asetil-KoA
1 HMG-KoA sintase
HMG-KoA
2 HMG-KoA reduktase
Mevalonat
3
Lipoprotein VLDL Skualin Triterpenoida
(luar sel) lanosterol 4 Persediaan
(skualin + lanosterol)
Sintesis
reseptor
lipoprotein
6 5 4-Metilsterol oksidase
dalam sel
tepi 8
Kolesterol Kolesteril ester
7 (cadangan)
Pengambilan
lipoprotein LDL 10 Kolesterol 11 14
7α-hidroksilase
9 Pengangkutan
Asam empedu kolesterol ke
membran
12
Sintesis hormon 13
steroida Pengeluaran
kolesterol dari
membran (diikat
Kolesterol dalam oleh HDL)
membran sel
(penyisipan)
Pengangkutan ke
hati
15
Kelulusan membran
Dalam hati
Sintesis VLDL Perombakan
juga dipakai sebagai prazat untuk berinteraksi dengan hormon steroid (reaksi
reduktase mikrosom dan HMG Ko-A sintase (reaksi 1 dan 2) dihambat. Laju
sehingga kolesterol berlebih diubah oleh asam lemak bebas menjadi senyawa
meningkat. Proses pengeluaran kolesterol melalui VLDL dari sel hati atau
dengan HDL dari sel tepi akan naik apabila reaksi 11, 12, dan 14 dirangsang
(Wirahadikusumah, 1985).
sedangkan pengambilan dari luar melalui lipoprotein akan naik (reaksi 6 dan7
15
reduktase dan HMG Ko-A sintase (reaksi 1, 2, dan 3 dirangsang). Hasil reaksi
1985).
kolesterol dalam darah merupakan faktor risiko yang penting pada penyakit
jumlah normal yang dibutuhkan. Kadar kolesterol serum darah tikus putih
adalah < 200 mg%. Kadar kolesterol dikatakan tinggi apabila kadarnya
melebihi normal, bahkan melebihi 240 mg% maka beresiko terserang penyakit
sehingga mempersempit pembuluh tersebut. Proses ini terjadi karena sifat dari
LDL yang sangat arterogenik. Kondisi demikian akan membuat aliran darah
menjadi tidak lancar dan lemak terlarut dalam darah semakin tidak mencukupi
Salah satu upaya untuk menjaga kadar kolesterol darah tetap normal
adalah dengan mengatur pola makan, yaitu dengan mengurangi makanan yang
SDF), karena glukomanan dapat menyerap 200 kali berat air. Glukomanan
bagian-bagian yang dapat diserap oleh saluran pencernaan. Serat secara alami
perasaan kenyang. Apabila serat ini dimakan, maka akan membentuk gel di
(Arrahman, 2005).
Mannosa (M) dengan proporsi 5 : 8 dalam ikatan β (1→ 4). Contoh unit
atom karbon ke-6 di setiap 9-19 unit rantai. Hidrolisis bentuk intermolekul
diproduksi oleh hati untuk memecah lemak di dalam usus kecil). Sebagian
sebagai bahan buangan dan tidak diserap lagi. Kolesterol merupakan bahan
fisiologis, serat makanan yang larut (SDF) lebih efektif dalam mereduksi
kolesterol dan trigliserida, dan dalam beberapa kasus dapat menaikkan HDL-
Peroksid lipid bermula dari serangan radikal Hidroksil pada asam lemak tak
peroksida lipid seluler, sebagai akibat dari peroksidasi lipid (parameter radikal
jantung koroner pada khususnya. Radikal bebas dapat merusak lipid kemudian
(Suhartono, 2006).
penimbunan LDL pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat mengurangi
B. Kerangka Berpikir
Hiperkolesterolemi Hiperkolesterolemi
C. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan dewasa yang
Semarang. Sampel yang digunakan yaitu tikus jantan strain wistar berumur 2
bulan dengan berat badan awal antara 183 - 262 gram sebanyak 20 ekor yang
kontrol dan 3 kelompok perlakuan dengan tiap kelompok terdiri dari 5 ekor.
C. Variabel Penelitian
ml/200grBB/hari.
22
23
ukuran kandang.
D. Rancangan Penelitian
Alat :
Lidah Buaya.
milimeter terkecil.
13. Jarum sonde untuk memasukkan ekstrak Lidah Buaya melalui oral tikus
percobaan.
Bahan :
6. Ekstrak Lidah Buaya, diberikan sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Penentuan dosis ekstrak Lidah buaya berdasarkan dosis aman Lidah buaya
yang dikonsumsi oleh manusia, yaitu 2 kali sehari 2 sendok makan (1 sdm
dengan berat badan 70 kg ke berat badan tikus 200 gram (Donatus, 1994)
b. Memilih hewan uji (tikus putih jantan) sejumlah 20 ekor, umur 2 bulan,
c. Menyiapkan kandang tikus putih lengkap dengan tempat pakan dan minum.
26
d. Membuat ekstrak Lidah Buaya : 1). Mengambil daging daun Lidah Buaya
soxhlet sampai larutan tinggal 1/4 dari volume larutan awal; 5). Hasil
suhu 75oC sampai larutan kering; 6). Ekstrak Lidah Buaya yang masih
2. Tahap Pelaksanaan
kolesterol > 54 mg/dl), kemudian diukur kadar kolesterol HDL dan LDL-
nya.
27
Buaya.
ml/200grBB/hari.
ml/200grBB/hari
ml/200grBB/hari.
gavage selama 14 hari (2 minggu). Pada hari ke-15 tikus ditimbang dan
perlakuan, tikus diberi pakan pellet biasa dan air minum ad libitum.
menggunakan larutan utama, yaitu larutan sampel berupa serum dan larutan
reagen yang terdiri dari larutan blangko dan larutan standar (serum).
28
berbagai dosis terhadap kadar LDL dan HDL serum darah tikus putih,
% (Sudjana, 1988).
db : derajat kebebasan
JK : jumlah kuadrat
KT : kuadrat tengah
29
F : nilai frekuensi
t(1-1/2α) : treatment
(∑ ∑x )2
FK =
N
N : jumlah pengamatan
∑ ( ∑Xi)2
JKP =∑ - Fk
r
JKP
KTP =
db
JKG
KTG =
db
4. F Hitung
KTP
Fhit =
KTG
30
nilai Fhitung dengan Ftabel, sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah :
2 KTG
BNT α = t
(1-1/2α )
r
1%. Apabila nilai selisih rata-rata tersebut lebih besar dari BNT 1%, maka
Y = a + bx
Keterangan :
a dan b : Konstanta
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Perlakuan Rerata
HDL-Kolesterol LDL-Kolesterol
A 44,8 121,2
B 48,2 84,2
C 57,2 32,6
D 66 25,4
Keterangan :
Perlakuan A : Tanpa diberi ekstrak Lidah Buaya.
Perlakuan B : Diberi ekstrak Lidah Buaya dosis 0,5 ml/200grBB/hari.
Perlakuan C : Diberi ekstrak Lidah Buaya dosis 1 ml/200grBB/hari.
Perlakuan D : Diberi ekstrak Lidah Buaya dosis 1,5 ml/200grBB/hari.
*) : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
setelah pemberian ekstrak Lidah Buaya dengan dosis yang berbeda tersebut
31
32
tidak, data diuji dengan uji analisis varians (ANAVA) satu jalan. Hasilnya
Sumber F tabel
db JK KT F hitung
Variasi 5%
Perlakuan 3 1362.55 454.18
37.00** 3.239
Galat 16 196.40 12.28
Total 19 1558.95
Keterangan :
*) Data selengkapnya dapat dilihat dari lampiran 10.
data diuji dengan uji analisis varians (ANAVA) satu jalan. Hasilnya tersaji
pada tabel 6.
Sumber F tabel
db JK KT F hitung
Variasi 5% 1%
Perlakuan 3 30710.55 10236.85
119.73** 3.239 5.292
Galat 16 1368.00 85.50
Total 19 32078.55
Keterangan :
*) Data selengkapnya dapat dilihat dari lampiran 13.
sebagai berikut : karena pada tabel anova nilai sig(0,000) < 0,05 maka ho
sebagai berikut : karena pada tabel anova nilai sig(0,000) < 0,05 maka ho
B. Pembahasan
peningkatan kadar kolesterol dapat disebabkan oleh 3 hal. Pertama, diet yang
terlalu banyak mengandung kolesterol dan lemak sehingga tubuh tidak mampu
empedu terlalu sedikit. Ketiga, apabila produksi kolesterol dalam hati terlalu
banyak. Penambahan kolesterol sebesar 200 mg tiap 100 gram pakan dapat
hiperkolesterolemi.
35
yang didapatkan akan lebih tinggi dalam ukuran yang sama dengan
Hasil analisis varians satu jalan terhadap kadar kolesterol HDL dan
yang merupakan serat larut. Karenanya Lidah Buaya ini dapat menurunkan
tikus.
Buaya. Zat ini secara alami terdapat pada tanaman dan tidak dapat tercerna
cerna. Glukomanan sangat efektif dalam menyerap asam empedu yang akan
penyerapan asam empedu oleh glukomanan, maka kadar asam empedu dalam
tubuh akan turun. Kondisi ini menyebabkan tubuh secara alami membentuk
asam empedu dari kolesterol yang diambil dari peredaran darah. Penyerapan
36
sedikit. Karena LDL disintesis dari VLDL, maka penurunan VLDL ini
kelompok yang lain. Pada hasil uji BNT menunjukkan bahwa kadar HDL-
tidak berbeda nyata dengan perlakuan B. Hal ini terjadi karena jumlah asupan
HDL-kolesterol.
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain. Hal
pemberian ekstrak Lidah Buaya, yang artinya tidak ada pasokan glukomanan
karbon nomor 6. Pengikatan ini terjadi saat gel-nya berpengaruh. Asam lemak
merupakan unsur utama dari lemak (lipid), sehingga bila asam lemak diserap
VLDL yang terbentuk akan menyebabkan penurunan kadar IDL dan akhirnya
37
LDL-kolesterol yang terbentuk pun menjadi lebih sedikit. Hal ini dapat
serat yang larut (selube fiber) seperti Lidah Buaya yang mengandung
Akibatnya kolesterol yang diikat oleh serat glukomanan tersebut tidak sampai
asam empedu. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi Lidah Buaya
lebih banyak.
kontrol (perlakuan A). Hal ini disebabkan karena asupan glukomanan yang
terlalu rendah sehingga memiliki pengaruh yang tidak begitu nyata terhadap
dalam asam empedu. Sebagian besar kolesterol di dalam asam empedu akan
dikeluarkan bersama serat sebagai bahan buangan dan tidak diserap lagi.
(Anonim, 2000).
Hal ini disebabkan karena selisih konsentrasi antara kelompok perlakuan ini
tidak terlalu banyak, sehingga asupan glukomanan tidak berbeda jauh. Efek
sama.
ekstrak Lidah Buaya dengan dosis 1,5 ml/200grBB/hari terbukti paling efektif
kolesterol. Hal ini karena pasokan glukomanan pada kelompok ini lebih
39
tinggi akan semakin efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
asam empedu oleh zat tersebut, dan pengeluarannya melalui saluran buang.
plasma darah akan mengikat kolesterol bebas maupun ester kolesterol dan
Dari hasil uji analisis regresi pada kadar HDL-kolesterol (lampiran 16)
didapatkan koevisien yang positif, hal ini menunjukkan bahwa kadar HDL-
dosis ekstrak Lidah Buaya. Dengan kata lain, semakin tinggi dosis ekstrak
Dari hasil uji analisis regresi pada kadar LDL-kolesterol (lampiran 17)
didapatkan koevisien yang negatif, hal ini menunjukkan bahwa kadar LDL-
dosis ekstrak Lidah Buaya. Dengan kata lain, semakin tinggi dosis ekstrak
Lidah Buaya yang paling efektif untuk menaikkan kadar HDL-kolesterol dan
ml/200grBB/hari.
41
BAB V
A. Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
dewasa hiperkolesterolemi.
2. Dosis ekstrak Lidah Buaya yang paling baik untuk menurunkan LDL-
ml/200grBB/hari.
B. Saran
1. Perlu diadakan penelitian serupa pada manusia atau uji klinis, karena
41
42
Lidah Buaya terhadap kandungan lipid peroksida dalam serum darah tikus
sebagainya.
pada Lidah Buaya yang diolah dengan berbagai cara dan bagaimana cara
DAFTAR PUSTAKA
Alhanin, J. 2001. Kadar Kolesterol Serum Darah Mencit (Mus musculus) Swis
Webstar Setelah Pemberian Filtrat Bawang Merah (Alium cepa var
ascolinum). Skripsi. Semarang : Unnes Press.
43
44
Joseph, G. 2002. Manfaat Serat Makanan Bagi Kesehatan Kita. From : URL :
http://tumoutou.net/702_04212/godlief_joseph.htm
Kathi J, Kemper MD, Chiou V. 1999. Aloe vera. Longwood Herbal Task
Force. Availlable from : URL :
http://www.mcp.edu/herbal/dafault.htm
my/modules/news/index.php%3Fstorytopic%3D10%start%3D20+a
cemannan+dan+kolesterol&hl=id&gd=id&ct-clnk&cd=5
Dicuci Bersih
Dipotong Kecil-kecil
Diblender
Diambil Sarinya
Perkolasi (disaring)
Dioven (75oC)
mg tiap 100 gram pakan. Hal ini berdasarkan penelitian Iswari (1995) yang
Dicampur
Dicetak
Dipotong-potong
A. HDL-Kolesterol (CHOD-PAP)
larutan pereaksi. Tabung lain ,diisi sampel berupa serum sebanyak 100 µl
Abs. Sampel
Kadar HDL-kolesterol : 175 × mg/dl
Abs. Standar
B. LDL-Kolesterol (CHOD-PAP)
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 EKSTRAKa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: HDL
Model Summary
Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate
1 .918a .843 .834 3.7391
a. Predictors: (Constant), EKSTRAK
ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 1346.890 1 1346.890 96.336 .000a
Residual 251.660 18 13.981
Total 1598.550 19
a. Predictors: (Constant), EKSTRAK
b. Dependent Variable: HDL
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 42.840 1.399 30.621 .000
EKSTRAK 14.680 1.496 .918 9.815 .000
a. Dependent Variable: HDL
analisis
uji linear
hipotesis:
ho: data tidak linear
ha: data linear
kriteria uji
bila sig> 0,05 maka h0 diterima
karena pada tabel anova nilai sig(0,000) < 0,05 maka ho ditolak yang berarti
persamaan bersifat linear
besarnya pengaruh pemberian ekstrak lidah buaya terhadap HDL adalah 0,843
atau 84,3%
persamaan regresinya Y= 42,84 + 14,68 x
65
Variables Entered/Removed b
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 EKSTRAK a . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: LDL
Model Summary
Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate
1 .946a .896 .890 13.6388
a. Predictors: (Constant), EKSTRAK
ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 28730.250 1 28730.250 154.450 .000a
Residual 3348.300 18 186.017
Total 32078.550 19
a. Predictors: (Constant), EKSTRAK
b. Dependent Variable: LDL
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 116.700 5.103 22.868 .000
EKSTRAK -67.800 5.456 -.946 -12.428 .000
a. Dependent Variable: LDL
analisis
uji linear
hipotesis:
ho: data tidak linear
ha: data linear
kriteria uji
bila sig> 0,05 maka h0 diterima
karena pada tabel anova nilai sig(0,000) < 0,05 maka ho ditolak yang berarti
persamaan bersifat linear
besarnya pengaruh pemberian ekstrak lidah buaya terhadap LDLadalah 0,896
atau 89,6%
persamaan regresinya Y= 116,7 - 67,8x
66
Pengujian Kadar Kolesterol HDL dan LDL Sampel Serum Darah Tikus
Percobaan.