Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona Muricata)

TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL


TOTAL PADA MENCIT (Mus Musculus)
HIPERKOLESTEROLEMIA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan oleh :

ALDI RIFAI RAHMAN


NIM. 201548201069

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI FARMASI
SORONG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona Muricata)


TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA
MENCIT(Mus Musculus) HIPERKOLESTEROLEMIA

Disusun Oleh :

ALDI RIFAI RAHMAN

NIM. 201548201069

Telah disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :

Pembimbing I Pembimbing II

apt. Miranda Taborat Amd.Far.,S.Si.,M.Si apt. Mayland Y.Sewa.M.,Sc

NIDN : 14-0510-8601 NIDN:

Mengetahui
Ka.Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan
Ka BAAK STIKES PAPUA

Fenelon Howay, S.Kom

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5

A. Tinjauan Umum Tentang Kolesterol ............................................. 5


B. Tinjauan Umum Tentang Tanaman Daun Sirsak .......................... 10
C. Tinjauan Umum Tentang Mencit .................................................. 14
D. Kerangka Teori .............................................................................. 17
E. Kerangka Konsep .......................................................................... 18
F. Definisi Oprsional ......................................................................... 18
G. Hipotesis ........................................................................................ 19

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 20

A. Desain Penelitian ........................................................................... 20


B. Populasi dan Sampel...................................................................... 20
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 20

iii
D. Teknik Sampling ........................................................................... 21
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 21
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 21
G. Analisis Data ................................................................................. 25
H. Etika Penelitian .............................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daun Sirsak (Annona Maricata) ....................................................... 12

Gambar 2.2 Kerangka Teori .................................................................................. 17

Gambar 2.3 Kerangka Konsep .............................................................................. 18

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar Kolesterol Dalam Tubuh Manusia ............................................. 10


Tabel 2.2 Alur Penelitian ...................................................................................... 19
Tabel 2.3 Ekstrak Daun Sirsak .............................................................................. 23
Tabel 2.4 Pengelompokan Perlakuan Berdasarkan Hari ....................................... 25

vi
LAMPIRAN

Lampiran 1 Alur Penelitian

Lampiran 2 Lembar Observasi

Lampiran 3 Lembar Hasil Observasi Penelitian

vii
DAFTAR SINGKATAN

ATP : Adenosine Trifosfat

BB : Berat Badan

CHOD-PAP : Cholestrol Oxidase-PeroksidaseAminoantipyrite

GR : Gram

HDL : High Density Lipoprotein

HMF KoA : Hidroksi Metil glutaril Koenzim A

KG : Kilogram

LDL : Low Density Lipoprotein

LSD : Least Signifficant Difference

MG : Mili Gram

PJK : Penyakit Jantung Koroner

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

SOD : Superoxide Dismutase

WHO : Word Health Organization

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya

konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal Kolesterol

telah terbukti mengganggu dan mengubah struktur pembuluh darah yang

mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang menyebabkan lesi, plak, oklusi

dan emboli. Selain itu juga kolesterol diduga bertanggung jawab atas

peningkatan stres soksidatif (Shabela, 2010).

Pengobatan hiperkolesterolemia dengan obat sintetik banyak dipilih,

walaupun efektif namun harga obat tersebut masih terlalu mahal. Selain itu

dapat menimbukan ketergantungan bagi penggunanya, bila digunakan secara

berkelanjutan dan mengakibatkan efek samping seperti gangguan fungsi

ginjal, hati dan paru-paru (Hicow, 2011).

Peningkatan kadar kolesterol (hiperkolesterolemia) merupakan salah

satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi utama

hiperkolesterolemia adalah peningkatan risiko terjadinya PJK (penyakit

jantung koroner) (Bays et al, 2008). Data WHO (Word Health Organization)

tahun 2011 memperlihatkan PJK sebagai penyebab kematian pertama

didunia, sedangkan di Indonesia merupakan penyebab kematian kedelapam

(WHO, 2011).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebanyak 69,6

% penduduk Indonesia dalam kondisi hiperkolesterol dan 39,6 % diantaranya

1
2

berasal dari jenis kelamin perempuan. Sebagian besar penderita

hiperkolesterol ditemukan didaerah perkotaan (Riskesdas, 2013).

Obat-obatan berasal dari alam ini selain murah dan mudah didapat,

juga memiliki efek samping yang kecil sehingga relatif aman dibandingkan

obat-obatan sintetik. Secara empiris daun sirsak (Annona muricata) telah

digunakan masyarakat untuk menurunkan kadar kolesterol. Masyarakat

biasanya menggunakan daun sirsak (Annona muricata) sebanyak 3-5 lembar

daun sirsak sehari, direbus dalam tiga gelas air hingga tersisa satu gelas

kemudian diminum (Redaksi Trubus, 2012).

Daun sirsak (Annona muricata) memiliki beberapa kandungan senyawa

aktif, antara lain flavonoid, alkaloid, asam lemak, fitosterol, mirisil alkohol

dan anonol. Flavonoid dapat menurunkan kadar kolesterol darah dengan cara

meningkatkan ekskresi asam empedu dan mengurangi kekentalan (viskositas)

darah, sehingga mengurangi terjadinya pengendapan lemak pada pembuluh

darah (Ramadina, 2013).

Penelitian yang telah dilakukan oleh Uneputty dkk (2013)

menyimpulkan bahwa infusa daun sirsak menggunakan pelarut etanol

berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah pada tikus jantan

(Rattusnovergicus).

Berdasarkan pemaparan diatas perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata) terhadap

penurunan kadar kolesterol total pada mencit (Musmusculus)

hiperkolesterolemia.
3

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona Muricata)

terhadap penurunan kadar kolesterol total mencit (Mus Musculus)

hiperkolesterolemia ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona Muricata)

terhadap penurunan kadar kolesterol total mencit (Mus Musculus)

hiperkolesterolemia.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui kadar kolesterol total mencit sebelum dan sesudah

pemberian ekstrak etanol daun sirsak.

b. Mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun sirsak yang efektif terhadap

penurunan kadar kolesterol total mencit hiperkolesterolmia.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan bukti

ilmiah bahwa pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona Muricata)

mempunyai manfaat terhadap penurunan kadar kolesterol total mencit (Mus

Musculus) hiperkolesterolemia.
4

2. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen yang

memuat informasi penting untuk menambah pengetahuan tentang

pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona Muricata) untuk

menurunkan kadar kolesterol total mencit (Mus Musculus)

hiperkolesterolemia.

3. Manfaat Praktis

Sebagai sumber data penelitian tentang perbandingan serta masukan

bagi peneliti untuk mengetahui tentang pemberian ekstrak etanol daun

sirsak (Annona Muricata) untuk menurunkan kadar kolesterol total mencit

(Mus Musculus) hiperkolesterolemia.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Tanaman Sirsak (Annona Muricata)

1. Definisi Tanaman Sirsak (Annona Muricata)

Tanaman sirsak (Annonamuricata) adalah tanaman yang berasal dari

Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, berbagai daerah Indonesia

dikenal sebagai nangkasebrang, nangkalanda (Jawa), nangkawalanda,

sirsak (Sunda), nangkaburis (Madura), srikayajawa (Bali),

deureuyanbelanda (Aceh), durioulondro (Nias), durianbetawi

(Minangkabau), serta jambu landa (diLampung). Penyebutan "belanda"

dan variasinya menunjukkan bahwa sirsak (dari bahasa Belanda : zuurzak,

berarti kantungasam didatangkan oleh pemerintah kolonial Hindia-Belanda

ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19. Indonesia merupakan salah satu

negara yang mempunyai pohon sirsak yang banyak (Adjie, 2011).

2. Klasifikasi Tanaman Sirsak (Annona Muricata)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Polycarpicae

Familia : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona Murica (Sunarjono, 2005).

5
6

Gambar 2.1 Daun Sirsak (Annona Muricata) (Sunarjono, 2005).

3. Morfologi Tanaman Sirsak (Annona Muricata)

Morfologi daun sirsak (Annona Muricata) adalah berbentuk bulat

dan panjang, dengan bentuk daun menyirip dengan ujung daun meruncing,

permukaan daun mengkilap, serta berwarna hijau muda sampai hijau tua.

Terdapat banyak putik didalam satu bunga sehingga diberi nama bunga

berpistil majemuk. Sebagian bunga tedapat dalam lingkaran dan sebagian

lagi berbentuk spiral atau terpencar, tersusun secara hemisiklis. Mahkota

bunga yang berjumlah enam yang terdiri dari dua lingkaran, bentuknya

hampir segitiga, tebal dan kaku, berwarna kuning keputih-putihan dan

setelah tua akan mekar dan lepas dasar bunganya. Bunga umumnya keluar

dari ketiak daun, cabang, atau pohon bentuknya sempurna (Sunarjono,

2005).

4. Cara Memilih Daun Sirsak (Annona Muricata)

Daun sirsak yang paling baik digunakan adalah daun yang tidak

terlalu muda dan tidak terlalu tua. Daun yang masih muda kandungan

senyawanya masih rendah, sehingga khasiatnya kurang tinggi. Sedangkan

daun yang lebih tua, meskipun kandungan senyawanya sangat tinggi,


7

dinding selnya telah mengeras sehingga kandungan senyawanya sulit di

ekstraksi (Sunarjono, 2005).

5. Kandungan Kimia Daun Sirsak (Annona Muricata)

Daun sirsak mengandung alkaloid, tanin dan beberapa kandungan

kimia lainnya termasuk Annonaceous acetogenins. Acetogenins

merupakan senyawa yang memiliki potensi sitotoksik. Senyawa sitotoksik

adalah senyawa yang dapat bersifat toksik untuk menghambat dan

menghentikan pertumbuhan sel kanker (Mardianan, 2011).

Acetogenins merupakan inhibitor kuat dari kompleks imitokondria

atau NADH dehidrogenase. Zat ini akan mengakibatkan penurunan

produksi adenosine trifosfat (ATP) yang akan menyebabkan kematian sel

kanker, lalu kemudian memicu terjadi nya aktivasi jalur apoptosis serta

dapat menghentikan siklus sel untuk mencegah terjadinya proliferasi

takterkendali (Retnani, 2011).

Antioksidan alami dari tumbuhan daun sirsak (Annona muricata)

umumnya adalah senyawa fenol atau polifenol yang dapat berupa

golongan flavanoid salah satu golongan fenol alami terbesar, turunan asam

sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional.

Antioksidan golongan flavonoid antara lain adalah flavonol, isioflavon,

katekin dan kalkon (Sunarto, 2011).

Flavonoid adalah antioksidan yang mampu menurunkan kadar

kolesterol darah dan dapat menghambat sintesis kolesterol melalui

inhibitor HMGKoA reduktase (Siregar, 2015).


8

B. Tinjauan Umum Tentang Mencit

1. Taksonomi Mencit (Mus Musculus) (Akbar, 2010)

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Subfamili : Murinae

Mus : Mus

Subgenus : Mus

Spesies : Mus Musculus

2. Biologi Mencit (Mus Musculus)

Banyak hal yang menjadi pertimbangan peneliti memilih mencit

sebagai hewan percobaan, mencit yang paling sering digunakan untuk

penelitian biomedis adalah mus musculus karena murah dan mudah

berkembang, selain itu mencit memiliki beberapa keuntungan yaitu daur

estrusnyateratur dan dapat dideteksi, periode kebuntingannya relatif

singkat dan mempunyai anak banyak serta keselarasan pertumbuhan

dengan kondisi manusia. Kondisi ruang untuk pemeliharaan mencit (Mus

musculus) harus bersih, kering dan jauh dari kebisingan. Suhu

pemeliharaan juga harus dijaga kisaran antara 18-19 ºC serta kelembaban

udara antara 30-70 % (Akbar, 2010).

3. Reproduksi Mencit (Mus Musculus)


9

Pubertas pada mencit terjadi diantara hari ke 28-49, umur

dikawinkan delapan minggu, lama kebuntingan pada mencit 17-21 hari,

berat dewasa jantan 20-40 gram sedangkan berat dewasa betina 18-35

gram. Lama hidup mencit 1-2 tahun bahkan dapat mencapai tiga tahun,

masa reproduksi berlangsung 1,5 tahun, jumlah anak mencit rata-rata 6-15

ekor dengan berat lahir antara 0,5-1,5 gram. Siklus estrus teratur yaitu 4-5

hari, perkawinan pada waktu estrus (Akbar, 2010).

4. Karakteristik Mencit (Mus Musculus)

Mencit termasuk hewan omnivora dan juga termasuk hewan

nocturnal karena lebih aktif pada malam hari dari pada siang hari yaitu

aktifitas hidupnya (seperti aktivitas mencari makan dan minum) lebih

banyak terjadi pada sore dan malam hari (Akbar, 2010).

C. Tinjauan Umum Tentang Kolesterol

1. Definisi Kolesterol

Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak,

dalam lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat

trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas dan juga kolesterol. Secara

umum, kolesterol berfungsi untuk membangun dinding didalam sel

(membran sel) dalam tubuh. Bukan hanya itu saja kolesterol juga berperan

penting dalam memproduksi hormon seks, vitamin D, serta berperan

penting dalam menjalankan fungsi saraf dan otak (Mumpuni & Wulandari,

2011).
10

Menurut Stoppard (2010), kolesterol adalah suatu zat lemak yang

dibuat didalam hati dan lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi

kadar kolesterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan faktor

risiko terjadinya penyakit arteri koroner. Kolesterol sendiri memiliki

beberapa komponen, yang dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu

berdasarkan jenis dan kadar kolesterolnya.

2. Klasifikasi Kolesterol

Menurut Sarlito (2014), klasifikasi kolesterol dibagi menjadi dua

yaitu jenis kolesterol dan kadar kolesterol.

a. Low Density Lipoprotein (LDL)

Kolesterol LDL adalah lemak jahat karena bisa menimbun pada

dinding pembuluh darah, terutama pembuluh darah kecil yang

menyuplai makanan ke jantung dan otak. Timbunan lemak itu semakin

lama semakin tebal dan keras, yang dinamakan arterosklerosis dan

akhirnya menyumbat aliran darah. Kolesterol LDL yang optimal bila

kadarnya dalam darah di bawah 100 mg/dL dimasukkan kategori

perbatasan (borderline).

b. High Density Lipoprotein (HDL)

Kolesterol HDL disebut lemak baik karena bisa membersihkan

dan mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati.

Kolesterol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dL untuk laki-

laki, atau di atas 50 mg/dL untuk perempuan.


11

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol

dalam darah yaitu sebagai berikut:

a. Makanan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Restyani (2015),

menyatakan bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi

lemak jenuhnya dapat meningkatkan kadar kolesterol total.Kolesterol

pada umumnya berasal dari lemak hewani seperti daging kambing,

meskipun tidak sedikit pula yang berasal dari lemak nabati seperti

santan dan minyak kelapa. Telur juga termasuk makanan yang

mengandung kolesterol yang tinggi. Makanan yang banyak

mengandung lemak jenuh menyebabkan peningkatan kadar kolesterol,

seperti minyak kelapa, minyak kelapa sawit dan mentega juga juga

memiliki lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol.

b. Kurang Aktivitas Fisik

Menurut Tuggul (2013), faktor pemicu yang dapat

meningkatkan kadar kolesterol dalam darah yaitu kurangnya aktivitas

fisik ataupun olahraga. Menurut Nugraha (2013), orang yang jarang

olahraga beresiko memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi

dibandingkan orang yang rutin berolahraga. Kerja duduk dalam waktu

yang lama juga merupakan penyakit kolesterol tinggi yang tidak

disadari oleh banyak orang.


12

4. Proses Kolesterol Darah Dalam Tubuh

Lemak yang terkandung didalam darah terdiri atas kolesterol,

trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas. Kolesterol yang terkandung

didalam darah hanya seperempat yang berasal dari sari makanan yang

diserap oleh saluran pencernaan, kemudian sisanya akan diproduksi

oleh tubuh melalui sel-sel hati. Ketika dicerna didalam usus, lemak yang

terdapat dalam makanan akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida,

fosfolipid dan asam lemak bebas. Usus akan menyerap keempat unsur

lemak tersebut dan masuk dalam darah, sementara untuk kolesterol dan

unsur lemak yang lainnya tidak larut dalam darah. Agar dapat diangkut

semua ke dalam aliran darah, kolesterol dan lemak-lemak lain (trigliserida

dan fosfolipid) harus diberikan dengan protein sebagai syarat untuk

membentuk senyawa yang larut, atau sering disebut juga sebagai

lipoprotein (Dewanti, 2010).

5. Manifestasi Klinis

Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan gejala

apapun. Akan tetapi kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah sangat

tinggi maka endapan lemak akan membentuk suatu pertumbuhan yang

sering disebut juga sebagai xantoma didalam tendon (urat daging) dan

didalam kulit. Kadar trigliserida yang cukup tinggi (sampai dengan

800mg/dL atau lebih) dapat menyebabkan pembesaran pada hati dan

limpaserta timbulnya gejala-gejala dari pakreatitis misalnya nyeri perut

yang hebat. Untuk memantau tanda dan gejala yang muncul,maka


13

diperlukan pengukuran kadar kolesterol agar dapat mengontrol kadar

kolesterol dalam tubuh (Dewanti, 2010).

6. Cara Mengukur Kadar Kolesterol

Cara mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan melakukan

pemeriksaan dilaboratorium ataupun dengan cara mengukur kolesterol

secara mandiri menggunakan cholesterol meter (alat ukur kolesterol). Jika

menggunakan pengukuran cholesterol meter hasil yang didapatkan dari

pengukuran dapat diklasifikasikan apakah kadar kolesterol total pasien

yang dilakukan pemeriksaan dalam rentang bagus, batas ambang atas,

ataupun tinggi. Ketika akan dilakukan pemeriksaan kolesterol, pasien

biasanya diminta untuk melakukan puasa sepuluh jam sebelum tindakan,

namun menurut studi yang dimuat dalam Archives ofInternal Medicine

menyatakan bahwa puasa sebenarnya tidak diperlukan karena orang yang

melakukan puasa dengan orang yang tidak melakukan puasa hasilnya

tidak jauh berbeda (Candra, 2012).

7. Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia merupakan karakteristik hiperlipidemia yang

sebelumnya telah disebutkan sebagai pencetus (Penyakit Jantung Koroner)

PJK. Hiperkolesterolemia diyakini mengganggu fungsi endotel dengan

meningkatkan produksi radikal bebas oksigen. Radikal ini menonaktifkan

nitrat oksida, yaitu faktor endhotheliat relaxing pembuluh darah yang

utama sehingga pembulu darah tidak dapat berdilatasi dengan normal.

Apabila keadaan ini berlangsung kronis, lipoprotein akan tertimbun dalam


14

lapisan intim pembuluh darah (Price & Wilson, 2006).

NCEP-ATP III (mg/dL) (Mampuni & Wulandari, 2011)

Kolesterol Total
< 200 Normal
200-239 Mengkhawatirkan
>240 Tinggi
Kolesterol LDL
<100 Optimal
100-129 Suboptimal
130-159 Mengkhawatirkan
160-189 Tinggi
>190 Sangat tinggi
Kolesterol HDL
>60 Tinggi
41-59 Mengkhawatirkan
<40 Rendah

Tabel 2.1 Kadar kolesterol dalam tubuh manusia menurut NCEP-ATP III

(mg/dL) (Mampuni & Wulandari, 2011)


15

D. Kerangka Teori

Ekstrak Daun Sirsak Faktor yang Mempengaruhi


(Annona Muricata). kolesterol.

Mengandung 1. Makanan
alkaloid,flavonoid, 2. Kurang aktivitas
tannin, saponin, steroida fisik.
3. Faktor genetik.
4. Usia.

Oksidasi Low Density Kolesterol darah.


Lipoprotein (LDL), High
Density Lipoprotein (HDL)

Gambar 2.2 Kerangka Teori


Keterangan : = Diteliti

= Tidak diteliti

E. Keranga Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen

Ekstrak Daun Sirsak Penurunan Kadar


(Annona Muricata). Kolesterol

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


16

F. Definisi Operasional

1. Variabel Independen

Konsentrasi dosis 100 mg, 200 mg, 400 mg, ekstrak daun Sirsak

(Annona Muricata) adalah ukuran yang menggambarkan banyaknya daun

sirsak yang terdapat dalam suatu campuran.

a. Hasil Ukur : Konsentrasi

b. Alat Ukur : Timbangan

c. Skala Ukur : Ordinal

2. Variabel Dependen

Penurunan kadar kolesterol adalah untuk menentukan adanya

penurunan kadar kolesterol darah pada mencit (Mus musculus) yang

diukur pada waktu sebelum dan sesudah perlakuan pemberian ekstrak

daun sirsak (Annona muricata).

a. Hasil Ukur : Kadar

b. Alat Ukur : Cholestrol meter

c. Skala Ukur : Nominal

G. Hipotesi

1. Hipertensi Alternatif (Ha)

Ada pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

Muricata) dapat menurunkan kadar kolesterol mencit (Mus Musculus)

hiperkolesterolemia
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

eksperimental dengan desain penelitian pre post test control group design.

Desain ini dalam dua kelompok subjek, satu kelompok yang diberi perlakuan

eksperimental (kelompok eksperimen) dan yang lain adalah kelompok

kontrol, kelompok kontrol dibagi menjadi dua yaitu, kelompok kontrol positif

dan kelompok kontrol negatif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Peelitian ini akan dilakukan diLaboratorium Farmakognosi Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Papua.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakuakan bulan Januari 2021.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mencit (Mus Musculus)

dengan bobot 20-40 gram.

17
18

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 30 ekor mencit (Mus Musculus).

D. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random

sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Peneliti menggunakan

30 ekor mencit (Mus Musculus) yang dibagi dalam lima kelompok yaitu dua

kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan ekstrak daun sirsak (Annona

Muricata). Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelian ini adalah sebagai

berikut :

1. Kriteria inklusi

a. Mencit dengan kadar kolesterol > 200 mg/dL.

b. Hewan uji dengan umur 2-4 bulan.

c. Berat badan hewan uji 20-40 gr.

d. Tidak ada kelainan anatomis pada hewan uji.

e. Hewan uji yang digunakan harus selalu berada dalam kondisi dan

tingkat kesehatan yang baik.

f. Hewan uji sedapat mungkin bebas dari mikroorganisme yang bersifat

pathogen.

2. Kriteria eksklusi

a. Hewan uji dengan kesehatan kurang baik.


19

b. Hewan uji dengan keadaan fisik yang cacat, seperti kelumpuhan pada

kaki dan kebutaan pada mata.

c. Hewan uji yangmati selama proses penelitian berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

1. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang mencit,

timbangan, tempat pakan dan minum mencit, kain flanel, spuit, neraca

analitik, alat test strip kolesterol, cholesterol meter, rotary evaporator,

alkohol swab, toples untuk maserasi, almunium foil, tabung erlenmeyer,

kertas saring dan tisu.

a. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor

mencit, simvastatin 10 mg, etanol 96 %, ekstrak daun Sirsak (Annona

Muricata), aquades, pakan standar berupa pallet, alkohol dan kuning

telur.

2. Prosedur Pelaksanaan

a. Menyiapkan hewan uji

b. Membuat ekstrak daun sirsak (Annona Muricata)

c. Skrining senyawa

d. Pembuatan suspensi simvastatin

e. Perhitungan Dosis aquades


20

F. Teknik Pengumpilan Data

Data yang diambil dari penelitian ini adalah data primer yang

merupakan gambaran penurunan kadar kolesterol darah mencit (Mus

Musculus). Penelitian ini dilakukan dalam tujuh tahap yaitu persiapan hewan

uji, persiapan dosis simvastatin, pembuatan ekstrak etanol daun sirsak

(Annona Muricata), persiapan dosis pemberian daun sirsak, pemberiaan

perlakuan, pengambilan sampel darah, pemeriksaan parameter dan analisis

data.

1. Persiapan Hewan Uji

Dalam penelitian ini digunakan mencit 30 ekor dengan berat badan

20-40 gram, mencit dibagi menjadi lima kelompok perlakuan dan setiap

klompok terdapat enam ekor. Sebelum penelitian dimulai mencit

diaklimitasi selama 3 hari. Setiap hari mencit diberi pakan standar, berupa

pallet, kuning telur dan air minum.

2. Pembuatan sediaan larutan NaCMC 0,5 %

Larutan NaCMC 0,5 % dibuat dengan menimbang 500 mg NaCMC

kedalam 10 ml aquades panas kemudian dibiarkan selama 15 menit sampai

berwarna kuning dan berbentuk menyerupai jel. Selanjutnya diaduk dan

diencerkan dalam labu ukur 100 ml.

3. Perhitungan dosis sediaan simvastatin

Dosis manusia ke mencit

Dosis lazim untuk manusia = 10 mg

Faktor konversi untuk mencit = 0,0026 mg dengan bobot 20 g


21

Dosis untuk mencit = 10 mg x 0,0026 mg = 0,026 mg

Larutan stok dibuat 0,026% = 0,026 g/100 ml = 0,026 mg/ml

Cara pembuatannya : menimbang 0,026 g serbuk simvastatin lalu

dicampur kedalam suspensi NaCMC dan aquades hingga volume 100 ml


0,26 mg
Volume pemberian simvastatin =0,26 mmg x 1 ml = 1 ml

4. Perhitungan dosis sediaan Propylthiouracil

1 Tablet PTU sebesar 100 mg, maka untuk memenuhi dosis 0,01%

0,01 𝑔𝑟𝑎𝑚 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑃𝑇𝑈


=
100 𝑚𝑙 𝑋

0,01 x = 10 ml

X = 1000 ml

Jadi untuk mendapatkan dosis PTU 0,01%, didapatkan dengan cara

melarutkan 1 tablet PTU kedalam 1 liter aquades.

5. Pengembilan dan Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak (Annona Muricata)

Pengambilan daun sirsak (Annona muricata) dilakukan pada pagi

hari sebelum matahari muncul, ambil pada jam 6 pagi karena proses

fotosintesis belum terjadi.

Daun sirsak degar atau basah yang telah dipetik kemudian ditimbang

lalu dicuci dan dikering anginkan selama tujuh hari pada suhu ruang.

Kemudian ditimbang, potong kecil-kecil dan dihaluskan dengan blender.

Serbuk daun sirsak yang telah dihaluskan disaring lagi sampai didapatkan

serbuk yang paling halus kemudian ditimbang. Serbuk daun sirsak

diekstrasi dengan metode meserasi, serbuk daun sirsak sebanyak 200 g

dimasukkan kedalam toples, tambahkan cairan penyari etanol 95 %


22

sebanyak 3 liter, ditutup dan didiamkan selama lima hari terlindung dari

cahaya sambil sesekali diaduk. Setelah lima hari, campuran serbuk daun

sirsak dan etanol 95% diserkai (diperah agar air atau patinya keluar). Hasil

ini disebut sebagai maserat I. Ampas ditambah etanol 95% secukpnya

hingga lima liter, kemudian disimpan didalam erlemeyer, lalu ditutup

menggunakan alumuniumfoil dan didiamkan selama dua hari, terlindung

dari cahaya dan sambil sesekali diaduk. Setelah dua hari campuran ampas

dan etanol 95 % diserkai kembali. Hasil ini disebut sebagai maserat II.

Maserat I dan II dicampur lalu diluapkan pelarutnya dengan rotary

evaporator pada suhu 50 oC

5. Persiapan Dosis Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata)

Dosis ekstrak daun sirsak yang digunakan yaitu 100, 200 dan 400

mg/kgBB. Cara penentuan dosis ekstrak etanol daun sirsak yang harus

diberikan (misalnya berat badan mencit 20 gr ) adalah sebagai berikut :

a. Dosis 1 100 mg = 20 g/1000 g x 100 mg = 2 mg Volume larutan yang

diberi = 2 mg/100 mg x 10 ml = 0,2 ml

b. Dosis II 200 mg = 20 g/1000 g x 200 mg = 4 mg Volume larutan yang

diberi = 4 mg/200 mg x 10 ml = 0,2 ml

c. Dosis III 400 mg = 20 g/1000 g x 400 mg = 8 mg Volume larutan yang

diberi = 8 mg/400 mg x 10 ml = 0,2 ml


23

6. Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan pada mencit dibagi menjadi lima kelompok

dilakukan setelah kadar kolesterol darah mencit mencapai diatas 200

mg/dl. Adapun perlakuannya sebagai berikut :

Kontrol (-) : Keenam mencit dalam kelompok ini mendapat perlakuan

pakan standar berupa pallet sampai akhir masa penelitian

28 hari diberikan secara oral.

Kontrol (+) : Keenam mencit dalam kelompok ini mendapat perlakuan

induksi hiperkolesterolemia berupa simvastatin 1 ml dan

pakan tinggi kolesterol kuning telur pada hari ke 4-10

diberikan secara oral.

Perlakuan (I) : Keenam mencit dalam kelompok ini mendapat perlakuan

ekstrak daun sirsak (Annona Muricata) 100 mg/kgBB

dengan volume larutan yang diberi 0,2 ml selama tujuh hari,

induksi hiperkolesterolemia berupa pakan tinggi kolesterol

kuning telur pada hari ke 11- 17 diberikan secara oral.

Perlakuan II : Keenam mencit dalam kelompok ini mendapat perlakuan

ekstrak daun sirsak (Annona Muricata) 200 mg/kgBB

dengan volume larutan yang diberi 0,2 ml selama tujuh hari

dan pakan tinggi kolesterol kuning telur pada hari ke 18-24

diberikan secra oral.

Perlakuan III : Keenam mencit dalam kelompok ini mendapat perlakuan

ekstrak daun sirsak (Annona Muricata) 400 mg/kgBB


24

dengan volume larutan 0,2 ml selama tujuh hari dan pakan

tinggi kolesterol kuning telur pada hari 24-28 diberikan

secara oral.

7. Pengambilan Sampel Darah

Pengambilan darah sebanyak 0,5 cc diambil pada setiap mencit yang

telah dipuasakan selama delapan jam melalui pembuluh darah vena pada

ekor mencit. Pengambilan darah dilakukan pada awal perlakuan yaitu hari

ke-0, setelah diberikan pakan tinggi lemak yaitu pada hari ke-28 untuk

menunjukan kadar kolesterol darah hiperkolesterolemia mencapai diatas

200 mg/dL. Selanjutnya pengambilan darah pada akhir perlakuan

dilakukan pada hari ke-28.

8. Pengukuran Kadar Kolesterol Total Mencit

Pengukuran kadar kolesterol total darah mencit untuk menentukan

keadaan hiperkolesterolemia dilakukan dengan menggunakan cholesterol

meter. Pengukuran ini berdasarkan penentuan perubahan arus yang

disebabkan oleh reaksi kolesterol dengan reagen pada elektroda dari strip

tersebut. Komposisi reign strip adalah Cholesterol oxidase dan Non

reactive ingredients. Ketika sampel darah menyentuh area target sampel

dari strip, darah masuk ke dalam zona reaksi dari strip. Hasil tes

ditampilkan pada layar setelah 15 detik.


25

G. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat penyajian distribusi

frekuensi dari analisis variabel independen dan variabel dependen.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk melihat

perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data yaitu kadar kolesterol

darah sebelum pemberian ekstrak daun sirsak dan kadar kolesterol sesudah

pemberian ekstrak daun sirsak. Data yang diperoleh dari parameter uji

berapa berat badan dan kadar kolesterol total yang diperoleh dianalisis

dengan menggunakan uji ANOVA pola searah dengan taraf signifikan

α=5% dan jika ada perbedaan antar perlakuan akan dilanjutkan dengan uji

Least Signifficant Difference (LSD) pada taraf signifikansi α=5%.

H. Etika Penelitian

Tahap pelaksanan sebuah penelitian dengan menggunakan sebuah

hewan uji coba dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Pre Eksperimen Teknik Handling mencit (MusMusculus)

a. Memegang mencit (Mus musculus) yang akan digunakan dalam suatu

percobaan laboratorium, diperlukan cara khusus sehingga

mempermudah perlakuannya. Secara alami mencit (Mus musculus)

cenderung menggigit bila mendapat sedikit perlakuan kasar.

Pengambilan mencit (Mus musculus) dari kandang dilakukan dengan

memegang ekor kemudian mencit diletakkan pada kawat kasa dengan


26

ekornya sedikit ditarik, cubit kulit bagian belakang kepala dan jepit

ekornya. Selain dengan tangan, juga terdapat alat khusus untuk

handling mencit (Mus musculus) dengan berbagai ukuran yang dapat

disesuaikan.

b. Satu kandang, berisi enam ekor mencit (Mus musculus) yang akan

diberi pelakuan tiap masing-masing kelompoknya.

2. In Eksperimen

a. Sebelum diberi perlakuan, mencit (Mus musculus) dilakukan

aklimatisasi terlebih dahulu tujuannya agar mencit (Mus musculus)

tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

b. Mencit (Mus musculus) diberipakan satu kali untuk satu hari tiap

masing-masing kelompok perlakuan.

c. Mencit (Mus musculus) diberi satu tempat minum dan diisi tiap kali

habis untuk masing-masing kelompok perlakuan.

d. Kandang mencit (Mus musculus) dibersihkan tiap hari sekali.

e. Sekam mencit (Mus musculus) diganti setiap tiga hari sekali.


DAFTAR PUSTAKA

Adjie, S. 2011. Dahsyatnya Sirsak Tumpas Penyakit. Pustaka Bunda. Hal. 23.
Jakarta.
Akbar,B., 2013.Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif Yang Berpotensi
Sebagai Bahan Antifertilitas. Adabia Press. Jakarta.
Ardiansyah. 2007. Antioksidan dan Peranannya Bagi Kesehatan
www.ardiansyah.multiply.com/item/14. (Diakses pada 5 November 2016)
Bantas, K., Agustina, F. M. T., & Zakiyah, D. (2012). Risiko Hiperkolesterolemia
pada Pekerja di Kawasan Industri. Kesmas: National Public Health
Journal, 6(5), 219–224.
Candra B, 2012. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Dewanti, Sri. (2010). Buku Pintar Kesehatan Kolesterol, Diaetes Melitus &
AsamUrat. Klaten Kawan Kita. Klaten.
Dewi, Y. R., L. M. Santoso, & Mgs. M. Tibrani. 2012. Manfaat Buah Nanas
(Ananascomosus) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah pada
Tikus Putih (Rattusnovergicus )yang Diinduksi Aloksan.Jurnal Kedokeran
dan Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Hicow. 2011. Mengurangi Tingkat Kolsterol Menggunakan Zocor. Tersedia pada
: Http://id.hicow.com/statin/low-density-lipoprotein/simvastatin-
2791071.html. (Diakses 25 oktober 2016).
Katzung, B.G 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, 671-678, Penerbit Salemba
Medika, Jakarta.
Kementrian Ri, 2013. Riset Keshatan Dasar, RISKESDAS. Balitbang Kemenkes
RI. Jakarta.
Mardiana, L., & J. Ratnasari. 2011. Ramuan dan Khasiat Sirsak. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Mumpuni Y., Wulandari A., 2011. Cara Jitu Mengatasi Kolesterol. Andi.
Yogyakarta.

27
28

Price, S.A & L. Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses


Penyakit. Jakarta.
Puspasari, dkk. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah
(Piper crocatum) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah pada
Mencit (Mus Musculus) Jantan Hiperlipidmia. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Indonesia. Semarang.
Restayani, A.E. (2015). Hubungan Pola Konsumsi Lemak Jenuh dan
ObesitasSentralterhadap Kadar Kolesterol Total (Studi pada Mahasiswa
di Universitas Muhammadiyah Malang). Malang. Universitas
Muhammadiyah Malang.

Retnani, V. 2011. Pengaruh Suplementasi Ekstrak Daun Sirsak Terhadap


Kejadian Displasia Epitel Kelenjar Payudara Tikus Sprague Dawley
Yang Diinduksi 7,12 Dimetilbenz (α) Antracene (Skripsi) Universitas
Diponegoro. Semarang.

Stopard. Miriam. (2010). Panduan Kesehatan Keluarga Erlangga. Jakarta.

Sunarjonn, Hndro. 2005. Sirsak dan Srikaya. Swadaya. Bogor.


Sunarto, A.W. 2011. Komnikasi Interprsonal. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sutanto. 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern Hipertensi, Stroke,
Jantung, Kolestrol, dan Diabetes. C.V Andi Offset. Yogyakarta.

Tunggul Waloya, Rimbawaan, dan Nuri Andarwulan (2013) Hubungan Antara


Konsumsi Pangan. Bogor.

Uneputty, J.P., Yamlean, P. V. Y., & Kojong, N.S. 2013. Potensi Infusa Daun
Sirsak (Annona Muricata) terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih
Jantan (Ratts Novergicus), 2, Jurnal Ilmiah Farmasi, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
Winda L.N. Dokal, Rooije RH Rumende, Tiny A. 2016. Hubungan Pengetahuan
dengan tindakan pencegahan pada hiperkolesterolemia di wilayah
puskesmas touluaan kecamatan touluan kabupaten minahasa tenggara.
Manado : Fakultas Keperawatan Universitas
Word Health Organitazation. The Word Medicine Situation 2011 3ed. Radional
Use of Medicine. Geneva, 2011
29

Yovina.S, 2012. Kolesterol. Pinang Merah Publisher, Yogyakarta.

Zuhud, Evrizal A.M. 2011. Kanker Lenyap Berkat Sirsak. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
30 1
Lampiran

ALUR PENELITIAN

Dilakukan aklimitasi pada 20 ekor mencit (Mus Musculus) selama 3.


hari.

Pengukuran kolesterol total pertama pada 20 ekor mencit (Mus Musculus).

Induksi hiperkolesterolemia pada 20 ekor mencit (Mus Musculus)


menggunakan simvastatin dosis 1 mg/hari dan kuning tekur ayam sebanyak
1 ml/kali/hari selama 14 hari.

Pengukran kadar kolesterol total ke-2 pada 20 ekor mencit (Mus Musculus)
setelah induksi hiperkolesterolemia.

Pembagian kelompok induk mencit (Mus Musculus).

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


perlakuan 1 perlakuan 2 perkakuan 3 kontrol + kontrol -

Pemberian Pemberian Pemberian


Pemberian Tidak
dosis 100 dosis 200 dosis 300
dosis 1 diberikan
mg/kgBB mg/kgBB mg\kgBB
mg/kgBB perlakuan
ekstrak daun ekstrak daun daun sirsak
simvastatin tambahan.
sirsak selama sirsak selama selama 7 hari.
selama 7
7 hari. 7 hari.
hari.

Pengukuran kadar kolesterol total ke-3 pada 30 ekor mencit (Mus Musculus)
setelah induksi hiperkolesterolemia dan perlakuan sesuai kelompok induk.

Analisis Data
31
Lampiran 2

Skema pengelompokan perlakuan berdasarkan hari

Hari Perlakuan

Hari 1-3 • Aklimatisasi.

Hari 4 • Cek kadar kolesterol sebelum induksi


hiperkolestterolemia.

Hari 4-10 • Induksi hiperkolesterolemia, berupa :


Kuning telur.

hari 11 • Cek kadar kolesterol setelah induksi


hiperkolesterolemia.

Hari 11-17 • Induksi hiperkolesterolemia, berupa :


Kuning telur.
• Perlakuan : Kelompok ekstrak daun sirsak,
kelompok kontrol positif, kelompok kontrol
negatif.

Hari 18 • Cek kadar kolesterol setelah 7 hari


perlakuan sesuai kelompok induk.

Hari 18-24 • Induksi hiperkolesterolemia, berupa :


Kuning telur.
• Perlakuan : kelompok ekstrak daun sirsak,
kelompok kontrol positif, kelompok kontrol
negatif.

Hari ke 28 • Cek kadar kolesterol setelah 14 hari


perlakuan sesuai kelompok induk.
Lampiran
32 3

LEMBAR OBSERVASI

Judul : Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Mencit
(Mus Musculus) Hiperkolesterolemia
Pelaporan : Kadar Kolesterol Total Mencit

Mencit Kadar Kolesterol Total Mencit


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
T10
T11
T12
T13
33

T14
T15
T16
T17
T18
T19
T20
T21
T22
T23
T24
T25

Sorong, November 2020

Peneliti

ALDI RIFAI RAHMAN


Nim. 201548201069
34
Lampiran 4

LEMBAR HASIL OBSERVASI PENELITIAN

Judul : Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata) Terhadap


Penurunan Kadar Kolesterol Total Pada Mencit (Mus Musculus)
Hiperkolesterolemia

kelompok Tanpa Perlakuan Kontrol


perlakuan (+)
I II III

Sorong, November 2020

Penulis

ALDI RIFAI RAHMAN


Nim. 201548201069

Anda mungkin juga menyukai