Anda di halaman 1dari 98

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN INFUSED WATER MENTIMUN TERHADAP


PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAKERAN
KABUPATEN MAGETAN

Oleh:
ALINA ULFA SOLIKHAH
NIM: 201502080

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN INFUSED WATER MENTIMUN TERHADAP


PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAKERAN
KABUPATEN MAGETAN

Diajukan untuk memenuhi


Salah satu persyaratan dalam mencapai gelas
Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:
ALINA ULFA SOLIKHAH
NIM: 201502080

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
PERSEMBAHAN

Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pemberian Infused Water Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Takeran Kabupaten
Magetan” dengan baik. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan,
saran dan dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. dr. Anik Syarfiatul selaku kepala UPTD Puskesmas Takeran Kabupaten
Magetan yang telah memberikan izin serta kerja sama selama proses
penelitian.
2. Zaenal Abidin, SKM.,M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
3. Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun
4. Eulis Liawat.,S.Kep.,M.Kes selaku dewan penguji yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk menguji skripsi, memberikan masukan dan motivasi
demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Priyoto,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing 1 yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
6. Sri Suhartiningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing 2 yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
7. Seluruh Staf dan karyawan di Puskesmas Takeran, Kabupaten Magetan
8. Kedua Orang tua saya Bapak. Kardi, Ibu Siti Masfufatin dan adik saya
Amanah Devi Fadelika yang telah memberi dorongan dan semangat tanpa
henti.
9. Terimakasih Juga Untuk Rekno Puji Lestari, Ayu Siti Oktaviani, Vika Ayu
Budiyani, Jesiska ardya, Serta Teman-Teman Solidarity Hasna Raida, Putri
Setyana, Ghifari Zhaka, Salis Nur Hanafi, Ma’ruf Duto, Siwit Lukito, Doni
Setyawan, Rahmad Wahyu, Dan Nanda Aszril yang banyak membantu dan
selalu memberi semangat.
10. Teman-teman angkatan 2015, 8C Keperawatan yang telah memberi dorongan
dan bantuan berupa apapun dalam penyusunan tugas skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin
Wassalamualaikum Wr.Wb

Madiun, 27 Juli 2019


Peneliti

Alina Ulfa Solikhah


NIM. 201502080
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :


Nama : Alina Ulfa Solikhah
NIM 201502080
Judul : Pengaruh Pemberian Infused Water Mentimun Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Takeran Kabupaten Magetan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri
dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh
gelar sarjana disuatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun yang
belum di publikasikan/ tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam daftar
pustaka.

Madiun, 10 Agustus 2019

Alina Ulfa Solikhah


NIM : 201502080
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Alina Ulfa Solikhah


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Dan Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 14 Januari 1997
Agama : Islam
Alamat : Ds. Ketawang Kec, Dolopo Kab, Madiun
Email : alinaulfa1997@gmail.com
Riwayat Pendidikan : 1. Lulus TK Tri Dharma Tahun 2003
2. Lulus dari SDN 1 Jati Baru Tahun 2009
3. Lulus dari Mts Al-ikhlas Tanjung Bintang Tahun 2012
4. Lulus dari SMK Ma’arif Dolopo Tahun 2015
5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun 2015-sekarang
Riwayat Pekerjaan : -
ABSTRAK

Alina Ulfa Solikhah

PENGARUH PEMBERIAN INFUSED WATER MENTIMUN TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAKERAN
KABUPATEN MAGETAN

Bahan dasar dari infused water adalah buah mentimun, buah mentimun
merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi komplomenter,
khasiatnya menurunkan tekanan darah. Dimana tekanan darah adalah dorongan ke
dinding arteri saat darah dipompa keseluruh tubuh, hipertensi atau gangguan pada
pembuluh darah mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi terhambat sampai ke
jaringan. Sebagian besar lansia tidak mengetahui tentang infused water mentimun
sebagai terapi komplementer namun sudah secara rutin memeriksakan diri ke
Puskesmas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Infused
Water Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Takeran Kabupaten Magetan.
Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasy Eksperimental
yaitu penelitian One Group Pretest-Postest. Pengambilan sampling menggunakan
teknik purposive sampling. Populasi pada peda penelitian ini berjumlah 33 lansia
dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon.
Hasil penelitian didapatkan tekanan darah responden setelah diberikan
infused water mentimun dengan hasil tekanan darah yaitu mengalami penurunan
tekanan darah. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon menunjukan nilai sig 0,000 jika
dibandingkan dengan nilai α (0,05) nilai signifikan lebih kecil yang berarti H 0
ditolak dan H1 diterima, artinya bahwa pemberian infused water mentimun
berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Peneliti berpendapat bahwa dengan mengkonsumsi Infused Water Mentimun
diharapkan dapat membantu pasien dengan Hipertensi untuk menurunkan tekanan
darah, karena mentimun memiliki kandungan mineral, dan flafonoid yang
berfungsi sebagai inhibitor ACE yang dapat mencegah pengerutan dinding
pembuluh darah, sehingga aliran darah tidak terhambat dan aliran darah menjadi
lancar sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

Kata kunci: Hipertensi, Infused Water Mentimun, Lansia.


ABSTRACT

Alina Ulfa Solikhah

The Effect Of Infused Water Cucumbar On Blood Presure Reduction In


Elderly Hypertension In The Working Area Of The Community Health Center
Takeran Magetan District

Basic ingredients of infused water are cucumbar, cucumbar is a plant that can be
usad as a complementary therapy, its eficacy lowers blood pressure. Where blood
pressure is the impulse to the artery wall then blood is pumped to the entire body
known as hypertension or blood vessel disorders resulting in supplaying oxygen
and nutrients carrier by the blood is blocked up to the tissue . In The Working
Area Of The Community Health Center Takeran of arderly hypertension, they do
not know about cucumbar infused water as complementary therapy but have
regularly checked into the healt center.
The research objective was to determine the effect of cucumbar infused
water on blood pressure reduction in alderly hipertension In The Working Area
Of The Community Health Center Takeran
The study design used the type of quasy eksperimental research one group
pre post test design, samplimg using purposive sampling technique. The
population in this study elderly whi are at the working Takeran healt center. The
sample in this study amounted to 33 elderly by using the test.
The results of the study get the respondent’s blood pressure after being
given an infused water cucumbar with the results of blood pressure which is
decreased. Based on the result of different test in the wolcoxon the value of sig
0,000 if compared with the value of α 0,05 smaller significant value which means
there is an influnce on the administration of cucumbar infused water to systolic
and diastolic blood preasure.
The researchers argue that consumsing infused water cucumbar is
expected to help patients with hypertension to reduce blood pressure, because
cucumbar has a mineral content, and flofanoid which functiuns as ACE inhibitors
that can prevent contraction of bloodvessel walls, so that flow is not obstructed
and blood flow is smooth so that it can reduce blood pressure.

Keywords: Blood Pressure, Cucumbar infused water, Ederly.


DAFTAR ISI

Sampul Depan...........................................................................................................i
Sampul Dalam..........................................................................................................ii
Lembar Persetujuan................................................................................................iii
Lembar Pengesahan................................................................................................iv
Persembahan............................................................................................................v
Halaman Pernyataan..............................................................................................vii
Daftar Riwayat Hidup...........................................................................................viii
Abstrak....................................................................................................................ix
Abstract....................................................................................................................x
Daftar Isi..................................................................................................................xi
Daftar Tabel..........................................................................................................xiii
Daftar Gambar.......................................................................................................xiv
Daftar Lampiran.....................................................................................................xv
Daftar Istilah.........................................................................................................xvi
Daftar Singkatan..................................................................................................xvii
Kata Pengantar....................................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Infused Water ................................................................. 7
2.1.1 Pengertian Infused Water .............................................. 7
2.1.2 Manfaat Infused Water .................................................. 7
2.2 Konsep Mentimun ....................................................................... 9
2.3 Tekanan Darah............................................................................. 11
2.3.1 Definisi Tekanan Darah ................................................ 11
2.3.2 Fisiologi Tekanan Darah ............................................... 12
2.3.3 Faktor yang MempengaruhiTekanan Darah.................. 14
2.3.4 Cara Mengukur Tekanan Darah .................................... 17
2.4 Lansia Hipertensi......................................................................... 19
2.4.1 Pengertian lansia ........................................................... 19
2.4.2 Hipertensi ...................................................................... 21
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual.....................................................................29
3.2 Hipotesis Penelitian........................................................................30
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian............................................................................31
4.2 Populasi dan Sampel.......................................................................31
4.2.1 Populasi.................................................................................31
4.2.2 Sampel...................................................................................31
4.2.3 Kriteria Sampel.....................................................................32
4.3 Teknik Sampel................................................................................32
4.4 Kerangka Kerja Penelitian..............................................................34
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel..................35
4.5.1 Variabel Penelitian...........................................................35
4.5.2 Definisi Operasional Variabel..........................................36
4.6 Instrumen Penelitian.......................................................................36
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................37
4.7.1 Lokasi Penelitian..............................................................37
4.7.2 Waktu Penelitian..............................................................37
4.8 Pengumpulan Data..........................................................................38
4.9 Pengolahan Data.............................................................................39
4.10 Teknik Analisa Data.......................................................................41
4.10.1 Analisa Univariat..............................................................41
4.10.2 Analisa Bivariat................................................................41
4.11 Etika Penelitian...............................................................................42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian........................................44
5.2 Karakteristik Data Umum...............................................................45
5.3 Data Khusus....................................................................................46
5.4 Pembahasan....................................................................................50
5.5 Keterbatasan Penelitian..................................................................57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.....................................................................................58
6.2 Saran...............................................................................................58

Daftar Pustaka........................................................................................................60
Lampiran-lampiran.................................................................................................62
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Ilmiah Dan Nilai Nutrisi Buah Mentimun........................10


Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Level Tekanan Darah.................22
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel.............................................................36
Tabel 5.1 Hasil dari distribusi frekuensi karakteristik responden
berdasarkan usia..................................................................................45
Tabel 5.2 Hasil dari distribusi frekuensi karakteristik jenis kelamin
responden............................................................................................45
Tabel 5.3 Hasil dari distribusi frekuensi karakteristik gaya hidup
(merokok)............................................................................................46
Tabel 5.4 Distribusi rata-rata nilai sistolik sebelum pemberian infused
water mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
hipertensi.............................................................................................46
Tabel 5.5 Distribusi rata-rata nilai sistolik sebelum pemberian infused
watermentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
hipertensi.............................................................................................47
Tabel 5.6 Distribusi rata-rata nilai sistolik sesudah pemberian infused
water mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
hipertensi.............................................................................................47
Tabel 5.7 Distribusi rata-rata nilai diastolik sesudah pemberian infused
water mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
hipertensi.............................................................................................48
Tabel 5.8 Tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah pemberian infused
water mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada
penderita hipertensi.............................................................................48
Tabel 5.9 Perubahan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah
diberikan infused water mentimun terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi...........................................................49
Tabel 5.10 Uji Normalitas Data Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Infused Water Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lansia Hipertensi........................................................................50
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian..........................................................29


Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian..............................................................34
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data Awal ............................. 62
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian .................................................... 65
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................... 69
Lampiran 4 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................. 70
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ................... 71
Lampiran 6 Data Demografi Lansia Di Puskesmas Takeran ......... 72
Lampiran 7 SOP Pembuatan Infused Water Mentimun ................. 73
Lampiran 8 Data Penelitian Tekanan Darah Lansia dengan
Pemberian Infused Water ............................................ 74
Lampiran 9 Hasil Uji SPSS ............................................................ 76
Lampiran 10 Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................... 84
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian .............................................. 85
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Bimbingan ................................... 86
DAFTAR ISTILAH

Infused water : Minuman fermentasi sari buah


Cumicus sativus : Mentimun
Cardiac output : Volume darah yang dikeluarkan oleh jantung
Editing : Penyuntingan data
Cleaning : Mengoreksi
Heart rate : Denyut nadi
Purposive sampling : Teknik sampling non random sampling
Eksperimen : Percobaan
Inform consent : Persetujuan atas dasar informasi dalam pelayanan
Kesehatan
One group pre and post : Rancangan pra-pasca test dengan satu grup
test design
Planning : Perencanaan
Pre test : Pra test atau sebelum perlakuan
Post test : Pasca test atau setelah perlakuan
Scoring : Pemberian sckor
Tabulating : Pengulangan
Task analysis : Analisis tugas
Paired t test : Uji beda dua sample berpasangan. Sample
berpasangan merupakan subjek yang samanamun
mengalami perlakuan berbeda.
Variabel independen : Variabel bebas
Variabel dependen : Variabel terikat
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Healt Organzation


Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, Proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini
dengan judul “Pengaruh Pemberian Infused Water Mentimun Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Takeran,
Kabupaten Magetan”. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan,
saran dan dukungan moral kepada peneliti, untuk itu saya sampaika ucapan terima
kasih kepada:
1. Kepala Puskesmas Takeran yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Bpk. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) sebagai ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
3. Mega Arianti Putri, S. Kep., Ns., M.Kep Sebagai ketua Prodi S-1
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
4. Sri Suhartiningsih, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai pembimbing 2 skripsi yang
telah memberi petunjuk, koreksi, dan saran sehingga terwujudnya skripsi ini.
5. Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes sebagai pembimbing 1 skripsi yang telah
memberi petunjuk, koreksi, dan saran sehingga terwujudnya skripsi ini.
6. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa, nasehat dan semangat untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Terima kasih kepada semua teman-teman dan semua pihak yang telah
memberikan doa, semangat, bantuan, serta motivasi yang tidak bisa di
sebutkan satu persatu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan
yang telah merika berikan selama ini pada penulis.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Wasssalamu’alaikum WR.Wb

Madiun, 10 Agustus 2019


Peneliti,

Alina Ulfa Solikhah


201502080
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menjadi tua (menua) adalah adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan

struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas

(termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Menurut WHO 2012

seseorang dikatakan lanjut usia apabila usianya lebih dari 60 tahun. Penyakit utama

yang menyerang lansia ialah Hipertensi, gagal jantung dan infark serta gangguan

ritme jantung, Diabetes Melitus mellitus, gangguan fungsi ginjal dan hati (Padila,

2013).

Penyakit Hipertensi kini merupakan masalah kesehatan yang sering ditemui

di pelayanan kesehatan. Ancaman Hipertensi tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Tekanan darah tinggi sangat berbahaya dan menakutkan karena memiliki banyak

komplikasi jika tidak dikontrol. Pada kenyataanya, banyak Hipertensi yang tidak

diobati. Data WHO menyebutkan, dari setengah penderita Hipertensi yang

diketahui, hanya seperempatnya (25%) yang mendapat pengobatan. Sementara itu

Hipertensi yang diobati dengan baik hanya 12,5%. Padahal, Hipertensi

menyebabkan rusaknya organ-organ tubuh, seperti ginjal, jantung, hati, mata,

hingga kelumpuhan organ-organ gerak.

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia

setiap tahunya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa jumlah

penderita Hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang

semakin banyak. Pada tahun 2005 yang akan datang diproyeksikan sekitar 29%

warga dunia terkena Hipertensi. Prosentase penderita Hipertensi 40% dinegara


ekonomi berkembang termasuk indonesia, sedangkan negara maju hanya 35%

(Kompas, 2013). Pada tahun 2008, di seluruh dunia, sekitar 40% orang dewasa

berusia >25 telah didiagnosis menderita Hipertensi. Jumlah penduduk dengan

Hipertensi naik dari 600 juta pada tahun 1980 hingga mendekati 1 miliar pada

tahun 2008 (WHO, 2011). Komplikasi Hipertensi terhitung menyebabkan 9,4 juta

kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Hipertensi bertanggung jawab untuk

setidaknya 45% dari kematian akibat penyakit jantung dan 51% dari kematian

akibat stroke di tahun 2008 (WHO 2013).

Secara nasional, terjadi peningkatan prevalensi Hipertensi di indonesia pada

tahun 2013 berdasarkan wawancara, (apakah pernah didiagnosis nakes dan minum

obat Hipertensi), yaitu dari 7,6% pada tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013

(riskesdas, 2013). Demikian Juga Di Provinsi Jawatimur, terjadi peningkatan

prevalensi Hipertensi berdasarkan wawancara, yaitu dari 7,5% pada tahun 2007

menjadi 10,8% pada tahun 2013 (Kemenkes Ri, 2014). Di indonesia, Hipertensi

menempati peringkat tertinggi dalam 10 penyakit terbanyak pada lansia tahun 2013

(Kemenkes Ri, 2014).

Proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah, baik secara biologis,

mental, maupun ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan

fisiknya akan semakin menurun, sehingga dapat mengakibatkan kemunduran pada

peran-peran sosialnya. Oleh karena itu, perlu membantu individu lansia untuk

menjaga harkat dan ekonomi maksimal meskipun dalam keadaan kehilangan fisik,

sosial dan psikologis. (Tamher, 2009).

Pada umumnya pada lansia dalam pola makananya masih salah.

Kebanyakan lansia masih menyukai makanan yang asin dan gurih, terutama

makanan-makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak jenuh serta garam
dengan kadar tinggi, mereka yang senang makanan asin dan gurih berpeluang besar

menderita hipertensi, kandungan Na (Natrium) dalam garam yang berlebihan dapat

menahan air retensi sehingga meningkatkan jumlah volume darah, akibatnya

jantung harus bekerja keras memompa darah dan tekanan dan tekanan darah

menjadi naik, maka dari itu bisa menyebabkan hipertensi (Yekti, 2011).

Obat tradisional dapat menjadi pilihan salah satunya buah mentimun, buah

mentimun sangat baik dikonsumsi untuk pembuluh darah dan jantung, dimana

kandungan pada mentimun yang mampu membantu menurunkan tekanan darah,

kandungan pada mentimun diantaranya Kalium (potassium), magnesium dan fastor

efektif mengobati Hipertensi. Kalium merupakan elektrolit intraseluler yang

utama, dalam kenyataan, 98% Kalium tubuh berada didalam sel, 2% sisanya berad

diluar sel , yang penting adalah 2% ini untuk fungsi neuromuskuler, Kalium

mempengaruhi efektivitas baik otot skelet maupun otot skelet maupun otot jantung.

Selain itu mentimun juga memiliki sifat diuretic yang terdiri dari 90% air mampu

mengeluarkan kandungan garam dari dalam tubuh. Mineral yang kaya dalam buah

mentimun memang mampu mengikat garam dan dikeluarkan melalui urine.

(Preston, 2009).

Menurut hasil penelitian Risang Haryo Raditya pada tahun 2015, pengaruh

pemberian Infused Water kombinasi mentimun (cumicus sativus linn) dan anggur

merah (vitis vinifera) terhadap tekanan darah pada laki-laki dewasa muda

didapatkan tekanan darah rata-rata sistolik/diastolic sebelum diberikan perlakuan

yaitu 115,20/76,13 mmHg. Setelah subjek diberikan perlakuan, terdapat penurunan

tekanan darah rata-rata sistolik atau diastolic menjadi 106,83/71,87 mmHg. Uji

statistic menunjukan perbedaan sangat bermakna dengan p = 0,000. Sebenarnya

Infused Water sudah ada sejak abad ke-10 oleh ahli kimia di Persia, dimana saat itu
mereka memasukan tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah kedalam air untuk

dijadikan sebagai obat. Kemudian belakangan menjadi popular kembali

menjadikanya sebagai mentimun Infused Water. Kandungan zat gizi utama yang

didapatkan dari mengkonsumsi Infused Water yaitu vitamin, mineral, dan serat.

Infused Water sering disebut dengan spa water, yaitu air putih yang dicampur

dengan buah-buahan kemudian didiamkan atau difermentasikan selama beberapa

jam sampai sari-sari buahnya keluar dan kemudian air putih tersebut bisa

dikonsumsi dan memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh. (Yahya, 2014).

Berdasarkan dari study pendahuluan pada tanggal 29 November 2018 data

yang diperoleh dari Puskesmas Takeran hasil pemeriksaan tekanan darah

pengunjung puskesmas Takeran ditahun 2018 sebanyak 233 orang dan paling

banyak penderita Hipertensi berada didesa kerik, yaitu 108 orang. Hasil wawancara

dari beberapa penderita Hipertensi diwilayah kerja Puskesmas Takeran

mengatakan belum pernah dilakukan edukasi tentang pengobatan alternative

menggunakan Infused Water mentimun.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian Infused Water mentimun terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Takeran

Kabupaten Magetan.

1.3 Tujuan Pnelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian Infused Water mentimun terhadap

penurunan tekanan darah pada lansia Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Takeran, Kab. Magetan


2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum pemberian Infused Water

mentimun

b. Mengidentifikasi tekanan darah sesudah pemberian Infused Water

mentimun

c. Menganalisis pengaruh pemberian Infused Water terhadap penurunan

tekanan darah.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu Keperawatan yang terkait dengan penurunan tekanan

darah atau Hipertensi lansia

2. Manfaat Praktis

a. Bagi yang diteliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan

pada masyarakat untuk menggunakan Infused Water mentimun

sebagai usaha membantu menurunkan tekanan darah

b. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran kepada Institusi

Pendidikan tentang kandungan serta manfaat Infused Water yang

dapat dijadikan sebagai alternative dalam usaha membantu

menurunkan tekanan darah pada lansia Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Takeran

c. Bagi Peneliti dan Peneliti selanjutnya


Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti selanjutnya dan dapat digunakan sebagai dasar dalam

penelitian selanjutnya dimasa mendatang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Infused Water

2.1.1 Pengertian Infused Water

Infused water yaitu minuman air putih yang dicampur dengan tumbuh-

tumbuhan dan rempah-rempah kedalam air untuk dijadikan sebagai obat.

Kemudian belakangan menjadi popular kembali menjadikanya sebagai mentimun

infused water. Kandungan zat gizi utama yang didapatkan dari mengkonsumsi

infused water yaitu vitamin, mineral, dan serat. Infused water sering disebut

dengan spa water, yaitu air putih yang dicampur dengan buah-buahan kemudian

didiamkan atau difermentasikan selama beberapa jam sampai sari-manfaat untuk

kesehatan tubuh. (Marzuqi Yahya, 2014).

2.1.2 Manfaat Infused Water

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari mengkonsumsi infused

water secara rutin. Melalui proses perendaman selama beberapa jam, ekstrak dari

buah arau rempah yang digunakan dapat mengalir kedalam air dan memberikan

kesegaran bagi tubuh dan memberikan khasiat yang baik bagi kesehatan tubuh.

Beberapa manfaat infused water adalah sebagai berikut :

1. Konsumsi air putih dan makanan berserat adalah rahasia umum untuk

menurunkan berat badan. Demikian pula halnya dengan meminum infused

water. Air putih yang tidak memiliki kandungan kalori dengan buah-buahan

yang mengandung serat adalah kombinasi yang efektif untuk mengatasi

kelebihan berat badan.

2. Sudah sejak lama jus buah dipercaya baik untuk kesehatan tubuh secara

umum. Akan tetapi jus buah banyak yang ditambah dengan gula sehingga
kandungan kalorinya menjadi bertambah. Akibatnya kadar insulin dalam

darah menjadi meningkat, metabolisme menjadi lambat serta menyebabkan

berbagai penyakit kronis dan kegemukan. Infused water adalah pilihan yang

tepat dalam hal ini, Rasa dan manfaat dari buah segar bisa didapatkan

dengan mengkonsumsi infused water. Hal ini tentunya lebih menyehatkan

dari jus buah dengan dengan menambah gula atau jenis kalori lainya.

3. Ketika mengkonsumsi buah atau rempah menjadi hal yang amat menyulitkan

bagi sebagian orang, infused water dapat menjadi satu solusi. Khasiat dari

buah atau rempah bisa didapatkan tanpa harus memakanya secara langsung.

Nutrisi dari buah atau rempah akan keluar langsung kedalam air. Banyak

ahli gizi mengungkapkan bahwa sekitar 20% kandungan vitamin bisa

didapatkan dari konsumsi infused water dengan menggunakan buah segar.

4. Banyak buah yang mengandung zat antioksidan. Oleh karena itu, antioksidan

alami bisa didapatkan ketika mengkonsumsi infused water. (Drg. Deasy

Rosaline, MSM, 2013)


2.2 Konsep Mentimun

Cumicus sativus atau yang lebih dikenal dengan nama mentimun adalah

sejenis labu dari keluarga cucurbitaceace. Tumbuhan ini tumbu merambat dan

memiliki buah layaknya silinder yang memanjang dan runcing diujungnya.

Buahnya berwarna hijau ketika muda dengan larik-larik putih kekuningan.

Semakin masak warna luar buah ini berubah menjadi hijau pucat. Seperti halnya

tomat atau labu lainya, mentimun biasa disajikan sebagai sayuran. Pada

perkembangannya, mentimun dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Mentimun Iris

Mentimun yang dibudidayakan untuk dimakan segar dikenal sebagai

mentimun iris. Jenis ini biasa dimakan dalam kondisi berwarna hijau, karena

yang berwarna kuning masak biasanya memiliki rasa pahit dan asam.

Mentimun iris yang tumbuh didaerah Amerika Utara berukuran lebih

panjang, halus, warna yang seragam, dan kulit yang agak keras. Sedangkan

yang tumbuh dinegara lainya berukuran lebih kecil, kurus, dan kulit yang

lembut.

b. Mentimun Acar

Selain dimakan segar, mentimun juga bisa dibuat sebagai acar. Meski

banyak jeins mentimun yang dapat dipakai untuk membuat acar biasanya

dibudidayakan dengan ukuran panjang dan diameter yang seragam serta

sedikit daging buahnya, mentimun acar memiliki panjang 7 hingga 10cm dan

diameter 2,5cm. Kulit buahnya juga tidak mengandung lilin.

c. Mentimun Halus

Mentimun halus memiliki rasa yang lebih manis dan kulit yang lebih

halus bila dibandingkan jenis mentimun lainya. (Gyeongsan, 2013)


Timun dapat bermanfaat untuk mendetoksifikasi racun dalam tubuh,

melangsingkan tubuh, mengobati penyakit sariawan, tifus, diare, disentri,

hipertensi, jantung dan gangguan pencernaan.

Tabel 2.1 Kandungan Mentimun

KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom Plantea
Subkingdom Tracheabionta
Super Devisi Spermatophyta
Defisi Magnoliopyta
Kelas Magnoliosida
Subkelas Dilleniidae
Ordo Violales
Famili Cucurbitaceae
Genus Cucumis
Spesies Cucumis sativus L

NILAI NUTRISI PER 100 GRAM


Energi 13 kkal
Air 96,01 g
Energi 54 kj
Protein 0,69 g
Total Lemak 0,13 g
Karbohidrat 2,76 g
Serat 0,8g
Ampas 0,41 g
Kalsium (Ca) 14mg
Besi (Fe) 0,26mg
Magnesium 11mg
Fosfor 20mg
Potassium (K) 144mg
Sodium (Na) 2mg
Seng (Zn) 0,2mg
Tembaga (Cu) 0,033mg
Mangan (Mn) 0,076mg
Vitamin C 5,3mg
Thiamin 0,024mg
Riboflavin 0,022mg
Niacin 0,221mg
Asam Pantothenic 0,178mg
Vitamin B 0,042mg
Folat 13 mcg
Vitamin A 215 IU
Vitamin A, RE 21mcg_RE
Vitamin E 0,079mg_ATE
Sumber: Putra, 2013

2.3 Tekanan Darah

2.3.1 Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah yaitu kekuatan yang digunakan untuk melawan dinding

pembuluh arteri dan biasanya dinyatakan dalam dua angka yaitu tekanan darah

sensorik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah diukur dengan alat tensimeter

dan biasanya nilai yang tertera tekanan darah sensorik per tekanan darah diabsotik.

Tekanan darah sensorik yaitu tekanan puncak yang terjadi saat jantung mengalami

kontraksi sedangkan tekanan darah diastolik merupakan tekanan rendah saat

jantung beristirahat. (Manurung. 2017).

Tekanan darah merupakan tekanan dari aliran darah dalam pembuluh

arteri.Jantung berdetak, lazimnya 60-70 kali dalam satu menit dalam kondisi

istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa melalui arteri. Tekanan darah

tertinggi terjadi ketika jantung berdetak atau berkontraksi memompa darah disebut

tekanan sistolik. Tekanan darah menurun saat jantung rileks diantara dua denyut

nadi disebut tekanan diastolik (Kowalski, 2010).

Tekanan darah adalah kekuatan tekanan lateral pada dinding arteri oleh

darah yang didorong dengan tekanan jantung. Tekanan (arteri darah), merupakan

tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator yang baik tentang

kesehatan kardiovaskuler, aliran darah mengalir pada sirkulasi karena perubahan

tekanan. Darah mengalir dari daerah yang tekanannya tinggi ke daerah yang

tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan dinding

tinggi aorta. Puncak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan
sistolik. Pada saat ventrikel rileks, darah tetap dalam arteri menimbulkan tekanan

diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang mendesak

dinding arteri setiap waktu (Poter & Perry, 2005).

2.3.2 Fisiologi Tekanan Darah

Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi pembuluh

darah perifer (tahanan perifer) curah jantung (cardiac output) adalah darah yang

dipompa oleh ventrikel ke dalam sirkulasi sistemik dalam waktu satu menit,

normalnya satu menit pada dewasa adalah 4-8 liter. Cardiac output dipengaruhi

oleh vena sekuncup (stroke perifer) pada pembuluh darah oleh jari jari ateriol dan

viskositas darah stroke volume atau volume sekuncup adalah darah yang dipompa

pada saat ventrikel berkontraksi normalnya pada orang dewasa kurang lebih 70-75

ml atau dapat diartikan sebagai perbedaan volume darah ventrikel pada akhir

diastolik dan volume ventrikel pada akhir sistolik. Heart rate atau dearajat denyut

jantung adalah jumlah kontraksi ventrikel permenit. Volume sekuncup dipengaruhi

oelh 3 faktor yaitu volume akhir distolik ventrikel, beban akhir ventrikel

(afterload), dan kontraktilitas jantung(Dewi,2012) Tekanan darah gaya yang di

timbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh. Tekanan bergantung pada

volume darah yang terkadang dalam pembuluh dan campliance, atau distensibilitas

pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut direngangkan). Darah mengalir

dalam satu lingkungan tertutup antara jantung dan organ-organ. Arteriol mengatur

jumlah darah yaang mengalir ke masing masing organ. Vena mengembalikan darah

dari tingkat jaringan ke jantung. pengaturan tekanan arteri rerata bergantung pada

kontrol dua pintu utamanya ke jantung. Pengaturan tekanan atri rerata bergantung

pada dua pintu utamanya yaitu curah jantung dan retensi perifer total. kontrol curah

jantung sebaiknya bergantung pada regulasi keepatan jantung dan isi sekuncup,
sementara resistensi perifer total terutama ditentukan oleh derajat vasokontriksi

ateriol (sheeewood, 2012).

Regulasi jangka pendek tekanan darah di tentukan oleh reflek baroreseptor.

Baroreseptor sinus karotis dan arteri aorta secara terus-menerus memantau tekanan

arteri rerata. Jika mendekati penyimpangan dari normal maka kedua baroreseptor

akan memberi sinyal ke pusat kardiovaskuler medula yang berespon dengan

menyesuaikan sinyal otonom ke jantung, dan pembuluh darah untuk memulihkan

tekanan darah kembali normal. Kontrol jangka panjang tekanan darah

menimbulkan pemeliharaan volume plasma yang sesuai melalui kontrol ginjal atas

keseimbangangaram dan air. Tekanan darah dapat meningkat secara abnormal

(hipertensi) atau terlalu rendah (hipotensi) hipotensi yang berat dan menetap yang

meyebabkan kurang memadainya penyaluran darah secara umum yang dikenal

dengan syok sirkulasi (Shewood,2012).

2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Faktor faktor yang mempengaruhi tekanan darah tinggi yaitu yang dapat

diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor yang dapat diubah yaitu

diantaranya stress, berat badan, konsumsi garam berlebih, dan kebiasaan merokok.

Sedangkan faktor yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis kelamin ,dan keturunan.

1. Usia

Faktor usia sangat berpengaruh karena dengan bertambahnya usia

maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Hal ini disebabkan oleh

perubahan perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung,

pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35

tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian

prematur ( Julianti,2005).
2. Jenis Kelamin

Berdasarkan Journal of clinical Hypertension, Opari menyatakan

bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan

wanita lebih sering mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini yang

menjadikan wanita lebih sering untuk terkena penyakit jantung (Miller,

2010).

Wanita diketahui cenderung mempunyai tekanan darah tinggi dari

pada laki-laki dengan usia yang sama, hal ini sering dikaitkan dengan

semakin berkurangnya hormon seks wanita yang jumlahnya terus menurun

setelah masa menopose dimana telah diketahui hormon seks wanita seperti

hormon esterogen bertanggung jawab dalam mengurangi dan mencegah

kekakuan arteri,endothelial dysfunction, dan penumpukan lemak dalam

darah (Arifin,2012). Jenis kelamin sangat erat kaitannya dengan tahap

terjadinya hipertensi dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi

penyakit hipertensi pada laki-laki sedangkan pada wanita lebih tinggi setelah

umur 55 tahun, ketika seorang wanita mengalami masa menopose.

3. Faktor Stress

Kondisi stress memnicu aktivitasi dari hipotalamus yang

mengendalikan sistem neuro endokrin, yaitu saraf simpatis korteks adrenal.

Aktivitasi dari saraf simpatis memicu peningkatan aktivasi berbagai organ

dan otot polos salah satunya meningkatkan kecepatan denyut jantung serta

pelepasan epinefrin dan nonepinefrin ke aliran darah oleh medula adrenal

(shewood,2010). Stimulasi aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan

resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan

berdampak pada perubahan tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah


secara intermiten atau tidak menentu (Nasution, 2011) Hubungan antara

stress diduga melalui aktivitas saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf

yang bekerja pada saat kita beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis

dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).

Apabila stress berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah

meningkat tinggi.

4. Kegemukan atau Kelebihan Berat Bedan

Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan

dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjdinya

hipertensi di kemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan

antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyeledikan membuktikan

bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume penderita obesitas dengan

hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita dengan memiliki berat

badan normal. Terbukti dengan adanya pompa jantung dan sirkulasi volume

darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dari pada penderita

hipertensi dengan berat badan yang normal.

5. Merokok

Merokok merupakan aktivitas menghisap tembakau yang dibakar

kedalam tubuh lalu menghembuskan keluar (Amstrong,2007). Merokok

merupakan salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi tekanan

darah. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

Hal tersebut dikarenakan, rokok mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh

darah perifer dan pembuluh darah ginjal sehingga terjadi peningkatan

tekanan darah. Merokok setiap hari akan mengakibatkan peningkatan


tekanan darah sitolik 10-20 mmHg dan meningkatkan detak jantung 5-20

kali permenit (Mangku, 2000).

6. Medikasi (obat-obatan)

Beberapa obat mempengaruhi tekanan darah secara lansung maupun

tidak langsung. Kelas obat yang mempengaruhi tekanan darah adalah

analgesik opioid yang dapat menurunkan tekanan darah. Vasokonstriksi dan

asupan cairan intravena yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.

7. Etnik

Insiden hipertensi pada ras Afrika Amerika lebih tinggi dibandingkan

keturanan Eropa. Ras Afrika Amerika cenderung menderita hipertensi yang

lebih berat pada usia yang lebih muda dan memiliki resiko dua kali lebih

besar untuk menderita komplikasi seperti stroke, dan serangan jantung.

Faktor genetik dan lingkungan meerupakan faktor yang cukup besar

mempengaruhi. Kematian dengan hipertensi juga lebih tinggi pada ras

Afrika Amerika.

2.3.4 Cara Mengukur Tekanan Darah

Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang di sebut

sphygnomanometer atau biasa dikenal dengan tensimeter. Sphygmanometer terdiri

dari sebuah pompa, sebuah pengukuran tekanan, dan sebuah manset karet. Alat ini

mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa(mmHg).

Menurut potter dan perry (2005), pengukuran tekanan darah dapat dilakukan

dengan langkah langkah berikut ini:

1. Kaji tempat paling baik untuk melakukan pengukuran tekanan darah.

2. Siapkan sphygnomanometer dan stetoskop serta alat tulis.


3. Anjurkan pada pasien untuk menghindari kafein dan merokok 30 menit

sebelum pengukuran.

4. Bantu pasien mengambil posisi duduk atau berbaring

5. Posisikan lengan atas setinggi jantung dan telapak tangan menghadap ke

atas.

6. Gulung lengan baju bagian atas.

7. Palpasi arteri brakialis dan letakan manset yang masih kempis pasang

manset dengan rata dan pas di sekeliling lengan atas.

8. Pastikan sphygnomanometer di posisikan secara vertikal sejajar dengan mata

pengamat dan pengamat tidak boleh lebih jauh dari 1 meter.

9. Letakan earpieces stetoskop pada telinga dan pastiakn bunyi jelas, tidak

redup (muffled)

10. Ketahui letak arteri brakialis dan letakan belt atau diafragma chestpice

diatasnya serta jangan menyentuh manset atau baju pasien.

11. Tutup kuyup balon tekan searah jarum jam sampai kencang

12. Gabungkan manset 30 mmHg diatas tekanan sistolik yang di palpasi

kemudian dengan perlahan lepaskan dan biarkan air raksa turun dengan

kecepatan 2-3 mmHg per detik.

13. Catat titik pada manometer saat bunyi pertama jelas terdengar.

14. Lanjutkan mengempiskan manset, catat titik pada manometer sampai 2

mmHg terdekat atau saat bunyi tersebut hilang.

15. Kempeskan manset dengan cepat dan sempurna. Buka manset dari lengan

kecuali jika ada rencana untuk mngulang.

16. Bantu kembali ke posisi yang nyaman dan rapikan kembali lengan atas serta

beritahu hasil pengukuran pada pasien.


2.4 Lansia Hipertensi

2.4.1 Pengertian Lansia

Proses menjadi tua itu pasti dialami oleh setiap orang dalam kelangsungan

kehidupanya. Individu yang menjadi tua haruslah menyadari bahwa ia tidak akan

seperti masa anak-anak ataupun dewasa lagi. Tubuhnya tidak lagi memiliki otot

yang kuat dan lentur sehingga saat melakukan aktivitas ia akan terkendala oleh

kekuatan otot maupun sendi akibat penuaan.

Menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan kemampuan jaringan untuk melakukan fungsinya dalam memenuhi

kebutuhan dalam hidup. Menua ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut

yang memutih, penurunan pendengaran, penglihatan yang semakin buruk,

sensitivitas emosi. Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut

secara ilmiah.

Lansia digolongkan menjadi dua yakni lansia potensial dan tidak potensial

adalah orang yang masih mampu melakukan aktivitas dengan baik dan melakukan

kegiatan yag dapat meghasilkan baik barang maupun jasa. Sementara lansia yang

tidak potensial orang yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya

bergantung kepada bantuan orang lain, seperti lansia penghuni panti wreda. Di

Negara berkembang lansia digolongkan berdasarkan usia 60 tahun ke atas,

sedangkan dinegara maju seperti Ameri Serikat, Prancis, Jepang, dan Belanda

lansia digolongkan usia 65 tahun ke atas. Perubahan-perubahan yang terjadi pada

lansia yaitu perubahan sel, perubahan persarafan, sistem pendengaran, sistem

penglihatan, sistem urogenetalia, sistem reproduksi, sistem endokrin, sistem

integumen, sistem musculoskeletal serta sistem kardiovaskular. Perubahan yang

terjadi pada sistem kardiovaskular berupa :


1. Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku

2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunya kontraksi dan volume

3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah , kurangnya efektivitas pembuluh

darah perifer untuk oksigenasi

4. Perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) biasanya

menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan

pusing mendadak)

5. Tekanan darah naik, diakibatkan oleh meningkatnya resistensi pembuluh

darah perifer sistolik normal kurang lebih 170 mmHg dan diastolic normal

kurang lebih 90 mmHg. (Priyoto, 2015).

Batasan-batasan usia lanjut yang dijadikan patokan berbeda-beda umumnya

berkisar antara 60-65 tahun. Menurut Prof. Dr. Koesoemanto setyonegoro :

1. Usia dewasa muda (elderlyadulthood) usia 18/20-25 tahun

2. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun

3. Lanjut usia (geriatric age) usia >65/70 tahun, terbagi atas :

a. Young old (usia 70-75 tahun

b. Old (usia 75-80 tahun)

c. Very old (usia >80 tahun). (Padila, 2013).

2.4.2 Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan yang lebih tinggi

dari normal di pembuluh darah arteri. Pembuluh darah arteri membawa darah

yang mengandung udara dan nutrisi dari jantung ke seluruh organ dan

jaringan tubuh. Tekanan darah dikatakan normal pada angka 120/80mmHg.


Tekanan darah antara 120/80 mmHg dan 139/89 mmHg disebut pre

hipertensi. Lebih dari 140/90 mmHg sudah tergolong hipertensi. Pada usia

lebih dari 50 tahun, peningkatan angka sistolik menggambarkan resiko yang

lebih besar. (Artistiana, 2013).

2. Klasifikasi Hipertensi

Tabel 2.4 Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Level Tekanan Darah.

Kategori Tekanan darah sistolik dan


diastolik
Normal < 140 dan <90
Hipertensi sedang >140 dan >90
Hipertensi berat > 160 dan > 105
Sumber: Udjiati (2013)

3. Etiologi Hipertensi

Pada dasanya semua penyakit memiliki penyebab yang beragam.

Penyakit apapun dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada fisik (badan)

ataupun jiwa seseorang. Begitu juga penyebab hipertensi. Menurut para ahli

kedokteran, berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat diklasifikasikan

menjadi dua yaitu hiprtensi primer dan hipertensi sekunder (Artistiana,

2013).

a. Hipertensi Primer

Hipertensi primer yaitu hipertensi yang tidak disebabkan oleh

adanya gangguan organ lain, seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini

dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti faktor keturunan,

pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stres, dan pekerjaan.

Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stres. Gaya

hidup pun akhirnya mendukung timbulnya hipertensi kategori ini,

antaralain banyak mengkonsumsi makanan berlemak tinggi garam,

aktivitas yang rendah, merokok, konsumsi alkohol dan kafein. Selain


itu, hipetensi dapat dapat disebabkan oleh adanya rekaman masa lalu

di dalam jiwa seseorang dan dapat disebabkan juga oleh faktor gen

dan lingkungan di raga seseorang.

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang diakibatkan

oleh adanya gangguan pada organ tubuh, seperti gangguan ginjal,

endokrin, dan kekakuan dari aorta. Umumnya, kondisi stres dapat

menyebabkan peningkatan tekanan darah karena memicu keluarnya

beberapa hormon yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.

Selain itu, kondisi stres juga menyebabkan pengeluaran cairan

lambung yang berlebihan sehingga akan mengalami mual, muntah,

mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, nyeri kepala.

c. Gejala Hipertensi

Pada sebagian besar penderita hipertensi tanpa mengalami

gejala atau tanda-tanda peringatan dan sering disebut “silent killer”.

Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami klient antara lain:

sakit kepala (rasa berat di tengkuk), palpitasi, kelelahan, nausea,

vomiting, anietas, keringat berlebih, tremor otot, nyeri dada,

epistaksis, pandangan kabur, atau ganda, tinitus (telinga berdenging),

serta kesulitan tidur (Udjianti, 2013).

d. Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Vasomotor ini

bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis


dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks

dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk

implus yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin yang merangsang serabut saraf paska ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan melepaskannya norepineprin

mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.

Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi

respon vasokontriksi pembuluh darah sehingga aliran darah ke ginjal

menurun dan berakibat diproduksinya renin. Renin dapat merangsang

pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II dengan ACE. Angiotensin II sebagai vasokonstriktor

yang kuat dapat merangsang sekresi aldostrone sehingga

menyrbabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal. Retensi

natrium dan air dapat mengakibatkan peningkatan volume cairan

intravaskuler yang menimbulkan kondisi hipertensi.

Untuk pertimbangan gerontologi. Perubahan sructural dan

fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada

perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan

tersebut meliputi aterosklerosis, hingga elastisitas jaringan ikat dan

penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada

gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya renggang

pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa


oleh jantung ( volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah

jantung dan peningkatan tahanan perifer (Padilla, 2013).

4. Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan

mortilitas akibat komplikasi kardiovaskular yang berhubungan dengan

pemeliharaan tekanan darah. Prinsip pengelolaan hipertensi menurut Padila

meliputi :

a. Terapi tanpa Obat (Non Farmakologi)

1) Diet

Restraksi garam secara moderat dari 10 gr/hari menjadi 5

gr/hari, diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh,

penurunan berat badan, penurunan asupan etanol, menghentikan

merokok, diet btinggi kalium.

2) Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang yang teratur dan terarah yang

dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang

mempunyai empat prinsip yaitu :

a) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,

joging, bersepeda, berenang dan lain-lain.

b) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari

kapasitas aerobik atau 72-87% darti denyut nadi

maksimal yang bdisebut zona latihan. Denyut nadi

maksimal dapat ditentukan dengan rumus 220 - umur.


c) Lamanya latihan antara 20-25 menit berada dalam zona

latihan.

d) Frekuensi latihan sebanyak 3× perminggu dan paling

baik 5× perminggu.

3) Edukasi psikologis

a) Tehnik biofeedback, terutama di pakai untuk mengatasi

gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga

untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan

ketegangan.

b) Tehnik relaksasi, yaitu suatu prosedur atau tehnik yang

bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan

dengan cara membuat otot-otot dalam tubuh menjadi

rileks.

4) Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan

pengetahuan pasien dapat mempertahankan pengetahuan pasien

tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien

dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi

lebih lanjut.

b. Terapi dengan Obat (Farmakologi)

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan

darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat

hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi

umumnya perlu dilakuka seumur hidup penderita. Pengobatan

meliputi:
1) Step 1 :

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,

ACE inhibitor

2) Step 2 : Alternatif yang biasa diberikan

a) Dosis obat pertama dinaikan

b) Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

c) Ditambah obat ke -2 jenis lain, dapat berupa diuretika,

beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin,

reserphin, vasodilator

3) Step 3 : Alternatif yang biasa ditempuh

a) Obat ke -2 diganti

b) Ditambah obat ke -3 jenis lain

4) Step 4 : Alternatif pemberian obatnya

a) Ditambah obat ke-3 dan ke -4

b) Re-evaluasi dan konsultasi


BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Faktor yang
mempengaruh Lansia Hipertensi
i:
1. Usia
2. Gaya hidup
3. Genetik Penatalaksanaan Hipertensi
4. Lingkungan

Kandungan
Terapi farmakologi Terapi non buah
Diuretik farmakologi : mentimun
Beta Bloker Infused water buah 1. Riboflavi
Ca Antagonis Mentimun n
ACE Inhibitor (fermentasi sari berfungsi
buah mentimun) sebagian
pengurai
an
Keterangan : 2. Flafonoid

: Diteliti : Berpengaruh

: Tidak diteliti

Gamb ar
1 Kerangka Konsep Efektivitas Pemberian Infused Water Mentimun
(Fermentasi Sari Buah Mentimun) Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskasmas Takeran Kabupaten Magetan

Hipertensi dipengaruhi oleh usia, gaya hidup, genetik, lingkungan.

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan non

farmakologi, terapi farmakologi dapat diberikan antara lain diuretik, beta bloker, ca

antagonis, ACE inhibitor, sedangkan terapi non farmakologi dapat diberikan

infused water mentimun (fermentasi sari buah mentimun). Didalam buah mentimun

memiliki kandungan riboflavin, riboflavin sendiri adalah vitamin B yang berfungsi

sebagai penguraian karbohidrat, protein, dan lemak untuk menjadikan energi selain
itu riboflavin juga membantu proses penguraian oksigen di dalam tubuh. Serta

flafonoid yang berfungsi sebagai inhibitor ACE dan vasodilator , vitamin C yang

tinggi, zat tersebut memiliki mekanisme sebagai diuretika, inhibitor ACE, dan

vasodilatator sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

3.2 Hipotesis Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti. (Notoatmodjo,

2018).

1. H1 (Hipotesa Kerja)

Ada pengaruh penurunan tekanan darah pada pemberian infused water

buah mentimun (fermentasi sari buah mentimun) terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Takeran Kabupaten Magetan.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan

rancangan penelitian One Group Pretest-Postest, yaitu rancangan eksperimen

dimana tidak terdapat kelompok pembanding (kontrol), akan tetapi minimal sudah

dilakukan observasi pertama yang dapat membantu peneliti apabila terjadi

perubahan-perubahan setelah dilakukan eksperimen.

4.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti.

(Notoatmodjo, 2018)

4.2.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah lansia hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Takeran sebayak 50 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagian subjek penelitian melalui sampling dimana sampling tersebut sebagian

proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian lansia diwilayah kerja Puskesmas Takeran. Dalam

menggunakan rumus slovin jumlah responden menjadi 44 orang.

4.2.3 Kriteria sampel

1. Kriteria inklusi adalah karateristik umum dari suatu populasi target yang

akan dijadikan subjek penelitian.


a. Lansia hipertensi dengan tingkat kesadaran composmetis.

b. Lansia yang bersedia menjadi responden

c. Lansia yang saat itu sedang mengalami hipertensi

2. Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena dari berbagai sebab. Kriteria

ekslusi dalam penelitian ini adalah :

a. Lansia yang mengalami gangguan komunikasi

4.3 Teknik Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

purposive sampling adalah suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih

sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan atau

masalah dalam peneliti), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik

populasi yang telah dikenal sebelumya. Besar sampel menggunakan rumus Slovin,

yaitu :
𝑁
n =
1+𝑁 (𝑑2)

n 50
=1+50 𝑥 0,102
50
n
=1+50 𝑥 0,01
50
n
=1,5

n = 33 Orang

Keterangan :

n : Besar Sampel

N : Besar Populasi
D : Tingkat Signifikasi p < (0,05)

Untuk menghindari Droup out dalam penelitian, maka perlu menambahkan

jumlah sampel agar besar sampel tetap terpenuhi dengan rumus berikut :

33
n
𝑛 = (1−f) 33 = = 36,6= 37
= (1−0,1) 0.9
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Seluruh lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Takeran senamyak 50 responden

Sampel
Sebagian lansia Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Takeran sebanyak 33 responden

Desain Penelitian : One-group pra-post test design

Variabel Bebas Sampling : Variabel Terikat


Infused water Purposive Tekanan darah

Pengumpulan Data
Lembar SOP, alat ukur Tensimeter, Lembar Observasi

Observasi pada lansia hipertensi Observasi pada lansia hipertensi


terhadap tekanan darah sebelum terhadap tekanan darah setelah
meminum infused water meminum infused water

Pengolahan Data : (Editing, Skoring, Tabulating dan Cleaning)


Gambar 4.1 Menggambarkan Kerangka Kerja Kerangka Kerja Pengaruh Pemberian
Infused ensi
Water Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Analisa Data
Di Wila Hipert yah Kerja Puskesmas : wilcoxon
Takeran Kabupaten Magetan.

4.5 Variabel penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

1. Variabel independen (Variabel bebas)


Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan meminum

Infused Water.

2. Variabel Dependen (Variabel terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang diamati dengan diukur untuk

menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh variabel bebas. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah tekanan darah.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 4.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi Alat
No Variabel Parameter Skala Kategori
Operasional ukur
1. Variabel Air minum Proses ini Lembar - -
Independen : sebanyak dilakukan observasi
Pemberian 250ml yang selama 1x1 onal
Infused Water dicampur sehari,
dengan buah selama 1
mentimun minggu
lalu
difermentasi
kan selama 6
jam
2. Variabel Lansia Tekanan Menggun Rasio Sesuai angka
Dependen : Hipertensi darah akan alat yang
Penurunan yang sistolik tensimeter ditetapkan
Tekanan mengalami dan sphygmo oleh alat
penurunan diastolik mano ukur dalam
tekanan meter satuan
darah mmHg

4.6 Instrumen Penelitian

Didalam pengumpulan data dengan cara apa pun, selalu diperlukan suatu alat

yang disebut “Instrumen pengumpulan data”. Alat pengumpulan data tergantung

pada penelitian serta data yang akan diambil. Untuk penelitian ilmu-ilmu alam
(Natural sciences) diperlukan instrumen, demikian juga pengumpulan alat-alat

sesuai dengan cara dan tujuan. (Notoatmojo,2018).

1. Infused Water

a. 5-10 irisan buah mentimun dengan ketebalan 0,7 cm

b. Air putih 250 ml

c. Dengan pemberian 1 kali sehari (pukul 07.00-08.00)

2. Tekanan darah

a. Sphygmomanometer

b. Stetoskop

4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur (instrumen) itu

benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoatmodjo, 2018). Uji

validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan pertanyaan dalam mendefinisikan

suatu variabel. Uji validitas dilakukan pada setiap pertanyaan kuesioner.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reabilitasi ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat dikendalikan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (Ajeg) bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan

alat ukur yang sama. Uji Reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama

terhadap seluruh pertanyaan. Jika nilai α > 0,60 maka reliabel. (Notoatmojo, 2018)

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian


Penelitian akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Takeran Kabupaten

Magetan

4.7.2 Waktu Penelitian

Dilaksanakan pada Bulan Juni 2019

4.8 Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, prosedur pengumpulan data yang ditetapkan

adalah sebagai berikut :

1. Mengurus pinjaman, persetujuan dan perijinan kepada kepala dinas Kota

Magetan dan mwmbawa pengantar dari pimpinan STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

2. Mengurus perijinan dan persetujuan penelitian kepada Pihak Puskesmas

Kabupaten Magetan

3. Memberikan penjelasankepada calon responden tentang tujuan penelitian

yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian Infused Water

4. Menjelaskan tentang manfaat penelitian yaitu bagi responden sebagai

pengetahuan mengenai tentang manfaat Infused Water. Sedangkan dari pihak

Puskesmas, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan mengkonsumsi

Infused water untuk menurunkan tekanan darah pada lansia.

5. Menjelaskan hak dan kewajiban calon responden dan bila bersedia menjadi

responden.

6. Menjelaskan prosedur penelitian, yaitu dalam melakukan penelitian ini

dibantu oleh teman, untuk membantu dalam melakukan pemberian infused

water serta membantu dalam melakukan observasi pemeriksaan tekanan

darah terhadap responden.


7. Sebelum memberikan infused water responen dilakukan pengecekan tekanan

darah terlebih dulu.

8. Setelah diberikan kurang lebih 3 jam responden dilakukan pengecekan

tekanan darah kembali untuk mengetahui hasil sementara.

9. Responden akan diperlakukan pemberian infused water selama satu kali

sehari selama dua minggu.

10. Peneliti melakukan pengecekan dilembar kertas observasi untuk sebelum

dan sesudah pemberian.

4.9 Pengolahan Data

Setelah data dikelompokkan lalu data diolah dengan langkah-langkah sebagai

berikut

1. Editing

Editing atau penyuntingan data adalah hasil wawancara atau angket

atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan terlebih

dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan

dan perbaikan isian formulir.

2. Coding

Setelah data editing atau disunting, selanjutnya dilakukan peng

“kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan .

a. Jenis Kelamin

Laki-laki : Diberi kode 1

Perempuan : Diberi kode

b. Usia

60-64 tahun : diberi kode 1


65-69 tahun : diberi kode 2

70-74 tahun : diberi kode 3

>75 tahun : diberi kode 4

3. Entry Data

Memasukkan data atau processing, yakni jawaban-jawaban dari

masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf )

dimasukan ke dalam program atau “Software” komputer . Software

komputer ini bermacam-macam, masing-masing mempunyai kelebihan dan

kekurangannya . Dalam proses ini jiga dituntut ketelitian dari orang yang

melakukan “Entri data” ini. Apabila tidak maka akan terjadi bias, meskipun

hanya memasukan data saja.

4. Tabulating

Kegiatan untuk meringkas data yang termasuk dalam tabel-tabel yang

telah mempersiapkan tabel dengan kolom dan baris yang disusun dengan

cermat sesuai dengan kebutuhan, kemudian menghitung banyaknya

frekuensi untuk tiap kategori jawaban, dan menyusun distribusi frekuensi

dengan tujuan agar data yang telah tersusun rapi mudah dibaca dan dianalisa.

5. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemungkinan

dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data

(data cleaning) (Notoatmojo, 2018).


4.10 Teknik Analisa Data

Tahap analisa data merupakan bagianyang sangat penting untuk mencapai

tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian dalam mengungkapkan fenomena. Data mentah yang didapat tidak

dapat menggambarkan informasi yang diinginkan untuk menjawab masalah

penelitian (Nursalam, 2013).

4.10.1Analisa Univariat (Analisa diskriptif)

Analisa univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel yang diteliti.

Tujuan dari analisa univariat adalah menjelaskan karakteristik setiap variabel

peneliti (Notoatmojo, 2018).

4.10.2Analisa Bivariat

Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakan uji statistik

(Notoatmodjo, 2018).

Dua variabel jika tidak normal akan menggunakan uji wilcoxon, dengan

bantuan program komputer karena skala variabel berbentuk interval dan rasio, uji

Spearman, dengan bantuan program komputer karena skala variabel berbentuk

ordinal dan nominal. Data Skala Spearman berbentuk ordinal, dan sumber data

antar variabel tidak harus sama.

4.11 Etika Penelitian

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan menjadi responden. Tujuanya adalah agar subjek


mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta manfaat penelitian, jika subjek

bersedia maka harus mendatangi lembar persetujuan (Hidayat, 2011).

2. Anominity (Tanpa Nama)

Menggunakan subjek penelitian dengan tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan (Hidayat, 2011).

3. Prinsip Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti tidak akan meneliti informasi menegenai identitas subjek.

Peneliti seharusnya menggubakan coding sebagai pengganti identitas

responden (Nugroho, 2012)

4. Prinsip Manfaat (Benefit)

Peneliti hendaknya berusaha meminimalisikan dampak yang merugikan

bagi subjek. Oleh sebab itu pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah

atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stres, dan kematian subjek

penelitian (Nugroho,2012).

5. Justice

Peneliti tidak akan membeda-bedakan, peneliti harus melakukan semua

responden secara adil, tidak pilih kasih dan tidak membeda-bedakan

ras,suku, warna kulit, dll.


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Takeran yang terletak di Jl.Srikandi no.1 Kabupaten Magetan.

Puskesmas Takeran merupakan institusi pemberian jasa layanan kesehatan pada

masyarakat bersifat sosial ekonomi yang mengutamakan keuntungan, dan

memberikan pelayanan bagi seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat

yang tidak mampu sesuai dengan kaidah-kaidah peraturan yang telah ditetapkan.

Sarana pelayanan kesehatan ditunjukan baik pada masyarakat sehat maupun yang

sakit. Penelitian ini dilaksanakan diwilayah kerja Puskesmas Takeran Kabupaten

Magetan didapatkan dari hasil data yang ada di Puskesmas dikatakan bahwa lebih

dari 20 lansia mengalami hipertensi yang rutin berobat di Puskesmas Takeran

Kabupaten Magetan. Peneliti mencari lansia yang mengalami hipertensi dan

sedang tidak mengkonsumsi obat. Peneliti melakukan survey dan melakukan

tensi serta memberikan edukasi penanganan hipertensi di rumah-rumah lansia

dengan sejumlah 12 Desa yang ada di Kelurahan Takeran Kabupaten Magetan.

5.2 Karaktersitik Data Umum

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Hasil dari distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan


usia
Umur Frekuensi Persentase
60-64 1 3.0%
65-69 2 9,1%
70-75 6 27,3%
>75 24 72,7%
Total 33 100,0%
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Juni 2019
Tabel 5.1 Menjelaskan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia

sebagian besar yaitu usia >75tahun sebanyak 24 responden (72,7%) dan sebagian

kecil yaitu berusia 60-64tahun sebanyak 1 responden (3.0%) dari 33 responden.

5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil dari distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin dapat dilihat di tabel berikut ini :

Tabel 5.2 Hasil dari distribusi frekuensi karakteristik jenis kelamin responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki – Laki 18 54,5
Perempuan 15 45,5
Total 33 100,0
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Juni 2019

Berdasarkan tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin terbanyak

yaitu laki-laki sebanyak 18 orang (54,5%).

5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Gaya Hidup (Merokok)

Hasil dari distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan gaya hidup

(Merokok) dapat dilihat di tabel berikut ini :

Tabel 5.3 Hasil dari distribusi frekuensi karakteristik gaya hidup (merokok)
Gaya Hidup Frekuensi Persentase
Merokok 17 51,51%
Tidak Merokok 16 48,48%
Total 33 100,0
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Juni 2019

Berdasarkan tabel 5.3 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar adalah

perokok yaitu sejumlah 17 responden (51,51%) dan sisanya 16 responden

(48,48%) bukan perokok.

5.3 Data Khusus

Data khusus menyajikan data hasil pretest dan posttest diberikan Infused

Water terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.


5.3.1 Tekanan Darah Sebelum Pemberian Infused Water Mentimun

Tabel 5.4 Distribusi rata-rata nilai sistolik sebelum pemberian infused water
mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi.
Tekanan Darah Sistolik Jumlah %
150 mmHg 15 45,45%
160 mmHg 7 21,21%
170 mmHg 7 21,21%
180 mmHg 3 9,09%
190 mmHg 0 0
200 mmHg 1 3,03%
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Juni 2019

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa tekanan darah sistolik

sebelum pemberian infused water mentimun sebagian besar adalah 150mmHg

yaitu 15 responden (45,45%) dan sebagian kecil adalah 200mmHg yaitu 1

responden (3,03%) dari 33 lansia hipertensi.

Tabel 5.5 Distribusi rata-rata nilai sistolik sebelum pemberian infused


watermentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
hipertensi.
Tekanan Darah Diastol Jumlah %
90 mmHg 14 42,42%
100 mmHg 14 42,42%
110 mmHg 0 0
120 mmHg 4 12,12%
130 mmHg 0 0
140 mmHg 1 3,03%
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Juni 2019

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa tekanan darah diastolik

sebelum pemberian infused water mentimun sebagian besar adalah 90mmHg dan

100mmHg dengan masing-masing responden yaitu 14 responden (42,42%) dan

sebagian kecil adalah 140mmHg yaitu 1 responden (3,03%) dari 33 lansia

hipertensi.

5.3.2 Tekanan Darah Sesudah Pemberian Infused Water Mentimun

Tabel 5.6 Distribusi rata-rata nilai sistolik sesudah pemberian infused water
mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi.
Tekanan Darah Sistolik Jumlah %
150 mmHg 10 30,30%
160 mmHg 7 21,21%
170 mmHg 3 9,09%
180 mmHg 3 9,09%
190 mmHg 0 0
200 mmHg 0 0

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa tekanan darah sistolik

sesudah pemberian infused water mentimun sebagian besar adalah 150mmHg

yaitu 10 responden (30,30%) dan sebagian kecil adalah 170mmHg dan

180mmHg yaitu masing-masing 3 responden (9,09%) dari 33 lansia hipertensi.

Tabel 5.7 Distribusi rata-rata nilai diastolik sesudah pemberian infused water
mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi.
Tekanan Darah Diastol Jumlah %
70 mmHg 2 6,06%
80 mmHg 8 24,24%
90 mmHg 11 33,33%
100 mmHg 9 27,27%
110 mmHg 0 0
120 mmHg 3 9,09%
130 mmHg 0 0
140 mmHg 0 0
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Juni 2019

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa tekanan darah diastolik

sesudah pemberian infused water mentimun sebagian besar adalah 90mmHg

yaitu 11 responden (33,33%) dan sebagian kecil adalah 70mmHg yaitu 2

responden (6,06%) dari 33 lansia hipertensi.

5.3.3 Pengaruh Pemberian Infused Water Mentimun Terhadap Penurunan


Tekanan Darah

Tabel 5.8 Tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah pemberian infused
water mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita
hipertensi.
Perubahan Tekanan Darah N Frekuensi Nilai p Sistol
Menurun 21 63,63%
Sama 12 36,37% 0,000
Total 33 100%
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Juni 2019

Berdasarkan tabel 5.8 tekanan darah sistolik sebelum pemberian

infused water mentimun sebagian besar mengalami penurunan yaitu 21


responden (63,63%) dan yang tidak terjadi perubahan tekanan darah

sebanyak 12 orang (36,37%) dari 33 responden, dengan nilai ρ-value

0.000, jika nilai ρ-value <0,05 maka H₁ diterima artinya ada pengaruh

pemberian infused water mentimun terhadap penurunan tekanan darah

lansia hipertensi.

Tabel 5.9 Perubahan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah


diberikan infused water mentimun terhadap penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
Nilai p
Perubahan Tekanan Darah N Frekuensi
Diastolik
Menurun 22 66,67%
Meningkat 2 6,07%
Sama 9 27,26% 0,000
Total 33 100%
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Juni 2019

Berdasarkan tabel 5.9 tekanan darah diastolik sesudah pemberian

infused water mentimun sebagian besar mengalami penurunan yaitu 22

responden (66,67%) yang tidak terjadi perubahan tekanan darah sebanyak

9 responden (27,26%) dan yang meningkat sebanyak 2 orang (6,07%) dari

33 responden, dengan nilai ρ-value 0.000 (<0,05) maka H₁ diterima

artinya ada pengaruh pemberian infused water mentimun terhadap

penurunan tekanan darah lansia hipertensi.

5.3.4 Uji Normalitas Data Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Infused Water Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk

menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran

data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas berguna untuk

menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari

populasi normal.
Tabel 5.10 Uji Normalitas Data Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Infused Water Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lansia Hipertensi
Kolmogorov-Smirnov
Kelompok Keterangan
(Sig.)
Pretest Sistolik Infused Water 0,00 Tidak Normal
Postest Sistolik Infused Water 0,06 Normal
Pretest Diastolik Infused Water 0,00 Tidak Normal
Postest Diastolik Infused Water 0,03 Tidak Normal
Sumber : Data primer hasil penelitian bulan Juni 2019

Dari hasil perolehan uji normalitas data yang menggunakan kolmogorov-

smirnov untuk mengetahui uji statistika apa yang dilakukan oleh peneliti

selanjutnya, dimana jika nilai sig. lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal

pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan nilai sig. 0,06, dari hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa data tidak berdistribusi normal karena ada satu

nilai yang didapatkan < 0,05 sehingga peneliti selanjutnya akan menggunakan uji

non parametrik wilcoxon signed test.

5.4 Pembahasan

5.4.1 Tekanan Darah Sebelum Pemberian Infused Water Mentimun

Hasil penelitian yang dilakukan pada 33 responden pada lansia Hipertensi

di Wilayah Kerja Puskesmas Takeran Kabupaten Magetan, dapat diketahui

bahwa seluruh responden sebelum diberikan terapi Infused Water mentimun yaitu

dengan tekanan darah sistolik 150mmHg berjumlah 15 responden (45,45%),

160mmHg berjumlah 7 responden (21,21%), 170mmHg sejumlah 7 responden

(21,21%), 180mmHg sejumlah 3 responden (9,09%), dan 200mmHg sejumlah 1

responden (3,03%). Dan tekanan darah diastolik yaitu 90mmHg sejumlah 14

responden (42,42%), 100mmHg sejumlah 14 responden (42,42%), 120mmHg

sejumlah 4 rsponden (12,12%), dan 140mmHg sejumlah 1 responden (3,03%).

Tekanan darah yaitu kekuatan yang digunakan untuk melawan dinding

pembuluh arteri dan biasanya dinyatakan dalam dua angka yaitu tekanan darah
sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah diukur dengan alat tensimeter

dan biasanya nilai yang tertera tekanan darah sistolik per tekanan darah diassotik.

Tekanan darah sistolik yaitu tekanan puncak yang terjadi saat jantung mengalami

kontraksi sedangkan tekanan darah diastolik merupakan tekanan rendah saat

jantung beristirahat. (Manurung. 2017). Tekanan darah dipengaruhi oleh curah

jantung dan resistensi pembuluh darah perifer (tahanan perifer) curah jantung

(cardiac output) adalah darah yang dipompa oleh ventrikel ke dalam sirkulasi

sistemik dalam waktu satu menit, normalnya satu menit pada dewasa adalah 4-8

liter. Cardiac output dipengaruhi oleh vena sekuncup (stroke perifer) pada

pembuluh darah oleh jari jari ateriol dan viskositas darah stroke volume atau

volume sekuncup adalah darah yang dipompa pada saat ventrikel berkontraksi

normalnya pada orang dewasa kurang lebih 70-75 ml atau dapat diartikan sebagai

perbedaan volume darah ventrikel pada akhir diastolik dan volume ventrikel pada

akhir sistolik. Faktor tekanan darah dapat dipengaruhi oleh faktor usia karena

terjadi perubahan pada sistem kardiovaskular berupa :

1. Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi

kaku

2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunya kontraksi dan volume

3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh

darah perifer untuk oksigenasi

4. Perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) biasanya

menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan

pusing mendadak)
Tekanan darah naik, diakibatkan oleh meningkatnya resistensi pembuluh

darah perifer sistolik normal kurang lebih 170 mmHg dan diastolic normal

kurang lebih 90 mmHg. (Priyoto, 2015). Selain faktor usia faktor kebiasaan gaya

hidup merokok dapat mempengaruhi tekanan darah disebabkan karena merokok.

Merokok merupakan salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi

tekanan darah. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan

darah. Hal tersebut dikarenakan, rokok mengakibatkan vasokonstriksi pembuluh

darah perifer dan pembuluh darah ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan

darah. Merokok setiap hari akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah

sitolik 10-20 mmHg dan meningkatkan detak jantung 5-20 kali permenit

(Mangku, 2010). Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi

farmakologi dan non farmakologi, terapi farmakologi dapat diberikan antara lain

diuretik, beta bloker, ca antagonis, ACE inhibitor, sedangkan terapi non

farmakologi dapat diberikan infused water mentimun (fermentasi sari buah

mentimun). Untuk melakukan penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi

peneliti selanjutnya akan melakukan pemberian infused water mentimun pada

penderita hipertensi.

Dari hasil penelitian tersebut, peneliti berpendapat bahwa tekanan darah

responden sebelum diberikan infused water mentimun kemungkinan disebabkan

karena faktor usia, seperti elastisitas dinding aorta menurun sehingga

menyebabkan katub jantung menebal dan menjadi kaku selain itu juga

kemampuan jantung untuk memompa darah semakin menurun, serta hilanganya

elastisitas pembuluh darah, Selain faktor usia tekanan darah juga dipengaruhi

oleh gaya hidup, salah satunya merokok, karena merokok dapat mengakibatkan
vasokontriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh darah ginjal sehingga terjadi

peningkatan tekanan darah.

5.4.1 Tekanan Darah Sesudah Diberikan Infused Water Mentimun

Hasil penelitian yang dilakukan pada 33 responden pada lansia Hipertensi

di Wilayah Kerja Puskesmas Takeran Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan,

dapat diketahui bahwa seluruh responden sesudah diberikan terapi Infused Water

yaitu dengan tekanan darah sistolik 150mmHg berjumlah 10 responden (30,30%),

160mmHg berjumlah 7 responden (21,21%), 170mmHg dan 180mmHg masing-

masing sejumlah 3 responden (9,09%) dan (9,09%) dan hasil tekanan diastolik

70mmHg sejumlah 2 responden (6,06%), 80mmHg sejumlah 8 responden

(24,24%), 90mmHg sejumlah 11 responden (33,33%), 100mmHg sejumlah 9

responden (27,27%) dan 120mmHg sejumlah 9,09%).

Kandungan zat gizi utama yang didapatkan dari mengkonsumsi infused

water yaitu vitamin, mineral, dan serat. Infused water sering disebut dengan spa

water, yaitu air putih yang dicampur dengan buah-buahan kemudian didiamkan

atau difermentasikan selama beberapa jam sampai sari-manfaat untuk kesehatan

tubuh. (Yahya, 2014). Didalam buah mentimun memiliki kandungan riboflavin.

Serta flafonoid yang berfungsi sebagai inhibitor ACE dan vasodilator, vitamin C

yang tinggi, zat tersebut memiliki mekanisme sebagai diuretika, inhibitor ACE,

dan vasodilatator sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Pemberian infused

water mentimun menghasilkan penurunan diakibatkan karena adanya

vasodilatasi pada pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat turun.

(Yahya,2014). Namun dalam hal ini, penggunaan mentimun sudah banyak

diketahui oleh masyarakat, untuk infused water sendiri masyarakat belum

mengetahui tentang infused water mentimun yang digunakan sebagai salah satu
jenis pengobatan komplomenter yang dapat mengatasi penyakit hipertensi.

Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Katimenta dkk (2018) yang

menyatakan bahwa setelah diberikan infused water mentimun responden

mengalami penurunan tekanan darah.

Dari penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa tekanan darah setelah

diberikan infused water mentimun mengalami penurunan tekanan darah karena

infused water mentimun mengandung flafonoid yang berfungsi sebagai inhibitor

ACE untuk mencegah pengerutan dinding pembuluh darah, sehingga aliran darah

tidak terganggu dan tekanan darah menjadi lancar serta dapat menurunkan

tekanan darah.

5.4.2 Pengaruh Pemberian Infused Water Mentimun Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi

Berdasarkan tabel 5.12 hasil perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan

sesudah diberikan terapi infused water dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign

Rank didapatkan nilai p-Value (Asymp. Sig 2-tailed) sebesar 0,000 (< 0,05)

sehingga dapat disimpulkan H₁ diterima yang berarti ada perbedaan pengaruh

terapi infused water mentimun terhadap perubahan tekanan darah sistolik pada

penderita hipertensi Di Wilayah kerja Puskesmas Takeran, Kabupaten Magetan.

Berdasarkan analisa diketahui bahwa rata-rata penurunan tekanan darah dengan

terapi infused water pada tekanan darah hasil tersebut menunjukan bahwa terapi

infused water mentimun, sehingga diyakini bahwa terapi infused water mentimun

mempunyai kontribusi yang lebih besar dalam menurunkan tekanan darah.

Infused water mentimun mengandung zat potasium bermanfaat untuk

membersihkan karbon dioksida dalam darah, memicu kerja otot dan simpul saraf

serta mengatur tekanan osmotik bersama natrium. Kandungan mineral kalium,

magnesium dan serat dalam mentimun bermanfaat untuk menurunkan tekanan


darah. Mineral magnesium berperan melancarkan aliran darah. Selain itu didalam

buah mentimun memiliki kandungan riboflavin, dan flafonoid yang berfungsi

sebagai inhibitor ACE untuk mencegah terjadinya pengerutan pada dinding

pembuluh darah, serta vasodilator, vitamin C yang tinggi, zat tersebut memiliki

mekanisme sebagai diuretika, inhibitor ACE, dan vasodilatator sehingga dapat

menurunkan tekanan darah. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Zauhani & Zainal, hasil penelitianya menunjukan bahwa terbukti

secara empiris ada efek dari pemberian infused water mentimun terhadap

penurunan tekanan darah, dan penurunan yang paling bermakna terjadi pada hari

ke-4 dan hari ke-5, pada 2 jam setelah perlakuan. Beberapa penilitian

menunjukkan adanya hubungan antara asupan kalsium dengan tekanan darah,

dimana asupan kalsium yang rendah dapat meningkatkan prevalensi hipertensi.

Pada studi epidemiologi, diketahui bahwa kelompok dengan tingkat konsumsi

kalsium yang rendah (300 - 600mg/hari) cenderung meningkatkan tekanan darah.

Kadar kalsium yang rendah dalam darah akan merangsang paratiroid hormon dan

mengakibatkan kadar ion kalsium intrasel meningkat. Hal tersebut menyebabkan

sel otot polos pembuluh darah hiperaktif terhadap zat-zat penekan sehingga

resistensi perifer pembuluh darah dapat meningkat yang juga akan meningkatkan

tekanan darah.

Berdasarkan hasil peneliti berasumsi bahwa terdapat hasil perbedaan

tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan infused water mentimun, karena

manfaat dari buah mentimun memiliki kandungan zat gizi yaitu vitamin, mineral,

serat, dan flafonoid yang berfungsi sebagai inhibitor ACE untuk mencegah

pengerutan dinding pembuluh darah, sehingga aliran darah tidak terganggu dan

tekanan darah menjadi lancar serta dapat menurunkan tekanan darah.


5.5 Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ni terdapat beberapa keterbatasan

yang mempengaruhi hasil dari penelitian, antara lain sebagai berikut :

1. Kegiatan dan aktivitas responden yang tidak dapat dikontrol secara

maksimal yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan

pada pembahasan yang terpapar di bab 5, maka penelitian dapat

memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tekanan darah sebelum diberikan infused water mentimun didapatkan hasil

sistolik sebagian besar 150mmHg (45,45%), dan diastolik sebagian besar

90mmHg (42,42). Pada lansia hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas

Takeran Kabupaten Magetan.

2. Tekanan darah sesudah diberikan infused water mentimun didapatkan hasil

sistolik sebagian besar 150mmHg (42,42%), dan diastolik sebagian besar

90mmHg (33,33%). Pada lansia hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas

Takeran Kabupaten Magetan.

3. Pengaruh pemberian Infused water mentimun terhadap penurunan tekanan

darah didapatkan hasil p-Value 0,000 yang berarti terjadi penurunan tekanan

darah pada lansia hipertensi di Wilayah kerja Puskesmas Takeran Kabupaten

Magetan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini adalah saran yang dapat

diberikan terkait dengan pemberian infused water mentimun terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Takeran

Kabupaten Magetan, yaitu:


1. Bagi yang diteliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan pada

masyarakat untuk menggunakan Infused Water mentimun sebagai usaha

membantu menurunkan tekanan darah.

2. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran kepada Institusi

Pendidikan tentang kandungan serta manfaat Infused Water yang dapat

dijadikan sebagai alternative dalam usaha membantu menurunkan tekanan

darah pada lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Takeran.

3. Bagi Peneliti dan Peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

peneliti selanjutnya dan dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian

selanjutnya dimasa mendatang.


DAFTAR PUSTAKA

Amstrong Sue.2007. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan. Arcan. Jakarta.

Arifin MHBM.2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di


Wilayah Kerja UPT Puskesmas Petang 1 Kabupaten Bandung Tahun 2012. Jurnal.
FK Universitas Udayana Denpasar.

Arikunto, Suharsimi, 2006, Metode Penelitian: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.

Astutik, P., Wirjatmadi, B. & Andriani, M. 2013. Peranan kadar nitrat oksida darah dan
asupan lemak Pada pasien hipertensi dan tidak hipertensi. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia, 10. https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/rticle/view/18847/ 12169. [Diunduh
pada 6 januari 2019].

Campbell, Brian Preston. 2009. Cool Water Refreshing, Healty, Homemade Thirst
Quenchers. Boston massachussetts: the harvard common press.

Gyeongsan. 2013. Infused Water Cara Hidup Sehat Maksimal. Yogyakarta: Sahabat
Penerbit Cetakan.

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. jakarta: Badan Penlitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Miller, C. 2010. Factor Effecting Boold Presure And Heart Rate. Avaibel From.
http//www.livestrong.com/article/19647-factor-boold-presure-Heart-Rate.

Nasution. H. (2011). Hubungan Stres Dengan Kejadian Hipertensi. Skripsi. Universitas


Sumatra Utara.

Notoatmojo, S.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2011. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pendekatan Praktis Edisi 4.


Jakarta: Salemba Medika.

Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dala. Yogyakarta: Nuha Medika.

. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Bengkulu: Nuha Medika.

Potter . P. A dan A.G Perry .(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep.
Proses Dan Praktik. Jakarta EGC.

S.Tamher, Noorkasiani.2009. Penyakit ginjal dan Hipertensi. Jakarta: Gramedia.

Udjianti, Juni Wayan. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba medika.

Yahya. 2014. Infused Water. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.


Yekti. 2011. Cara jitu mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Detik. (2018, juli 6). Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak Dialami Penduduk RI.
Dipetik januari 5, 2019, dari detikHealth Berita Detikhealth:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4101603/semester-i-2018-
hipertensi-jadi-penyakit-paling-banyak-dialami-penduduk-ri.

Kompas, 2013. Penderita Hipertensi Terus Meningkat.


http://lifestyle.Kompas.com/read/2013/04/05/1404008/Penderita.Hipertensi.Ter
us.Meningkat. [Dinkes pada 5 Januari 2019].

Kementrian kesehatan RI. 2014. Infodatin Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anggraini, p., Rusdi & Ilyas, E.I., 2016. Kadar Na+, K+, Cl-, Dan Kalsium Total Serum
Darah Serta Hubungannya Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi.
http://journal.unj,ac,id/unj/index/php/bioma/article/download/470/411/.
[Diunduh pada 9 januari 2019].
LAMPIRAN 1

SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL


LAMPIRAN 2

SURAT IZIN PENELITIAN


Lampiran 3

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN


Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi Ilmu

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun,

Nama : Alina Ulfa Solikhah


NIM 201502080
Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Pengaruh Pemberian Infused

water Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipetensi Di Wilayah Kerja

Puskesmas Takeran Kabupaten Magetan”. Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan

saudara untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan.

Kerahasiaan data pribadi saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan saya

gunakan untuk kepentingan penelitian.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya ucapkan

terima kasih.

Madiun, Mei 2019


Peneliti

Alina Ulfa Solikhah


NIM.201502080

LAMPIRAN 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang

bernama Alina Ulfa Solikhah mengenai berjudul “Pengaruh Pemberian Infused water

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipetensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Takeran Kabupaten Magetan”. Saya mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan

ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan

memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya. Demikian penyataan ini

saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan.

Madiun, - - 2019
Peneliti Responden

Alina Ulfa Solikhah

LAMPIRAN 6

DATA DEMOGRAFI LANSIA DI PUSKESMAS TAKERAN,

KAB. MAGETAN

Tanggal Penelitian :
No responden :

A. Identitas Responden

Jawablah beberapa pertanyaan ini sebagai identitas diri anda, yaitu sebagai berikut :

1. Nama Lansia:

2. Jenis Kelamn :

Laki - Laki

Perempuan

3. Usia Lansia :

4. Tekanan Darah :

a. Sebelum diberikan Infused Water....................................mmHg

b. Sesudah diberikan Infused Water....................................mmHg


LAMPIRAN 7

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)


PEMBUATAN INFUSED WATER MENTIMUN

Air putih yang dicampur dengan buah mentimun kemudian


Pengertian didiamkan atau difermentasikan selama beberapa jam sampai sari-
manfaat untuk kesehatan tubuh.

1. Untuk menurunkan tekanan darah tinggi (Hipertensi)


Tujuan
2. Untuk menjaga kesehatan tubuh

Prosedur Uraian

I. Alat dan Bahan :


1. Pisau
2. Gelas
3. Mentimun dengan irisan 0,7 cm (10 irisan)
4. Air Minum 250 ml

II. Cara Pembuatan


1. Tuangkan air minum ke dalam gelas sebanyak 250ml.
2. Masukkan 10 irisan mentimun ke dalam gelas yang sudah
berisi air minum sebanyak 250ml.
3. Diamkan campuran air minum dengan mentimun maksimal
6 jam supaya sari – sari buah mentimun nantinya akan
bercampur dengan air minum secara maksimal.
4. Simpan dengan suhu ruangan.
5. Infused Water siap disajikan.
6. Diberikan kepada responden sehari satu kali
Lampiran 8

DATA PENELITIAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN PEMBERIAN INFUSED WATER

No. Jenis SISTOLIK DIASTOLIK


Usia Merokok SELISIH KETERANGAN SELISIH KETERANGAN
Resp. Kelamin PRE POST PRE POST
1 L 75 IYA 150 150 0 TIDAK MENURUN 90 90 0 TIDAK MENURUN
2 P 80 TIDAK 160 150 10 MENURUN 100 100 0 TIDAK MENURUN
3 P 82 TIDAK 150 140 10 MENURUN 90 80 10 MENURUN
4 P 76 TIDAK 180 180 0 TIDAK MENURUN 120 100 20 MENURUN
5 P 81 TIDAK 170 160 10 MENURUN 100 90 10 MENURUN
6 L 71 IYA 150 150 0 TIDAK MENURUN 90 90 0 TIDAK MENURUN
7 L 84 IYA 170 160 10 MENURUN 100 90 10 MENURUN
8 P 69 TIDAK 180 180 0 TIDAK MENURUN 100 100 0 TIDAK MENURUN
9 L 77 IYA 200 180 20 MENURUN 120 100 20 MENURUN
10 L 82 IYA 170 150 20 MENURUN 100 90 10 MENURUN
11 L 86 IYA 150 140 10 MENURUN 90 100 -10 MENINGKAT
12 P 72 TIDAK 160 150 10 MENURUN 100 100 0 TIDAK MENURUN
13 P 85 TIDAK 170 160 10 MENURUN 120 120 0 TIDAK MENURUN
14 L 76 IYA 160 160 0 TIDAK MENURUN 100 90 10 MENURUN
15 P 81 TIDAK 150 150 0 TIDAK MENURUN 90 80 10 MENURUN
16 L 80 IYA 160 160 0 TIDAK MENURUN 100 100 0 TIDAK MENURUN
17 P 79 TIDAK 180 170 10 MENURUN 140 120 20 MENURUN
18 L 84 TIDAK 150 140 10 MENURUN 90 80 10 MENURUN
19 L 77 IYA 170 160 10 MENURUN 100 100 0 TIDAK MENURUN
No. Jenis SISTOLIK DIASTOLIK
Usia Merokok SELISIH KETERANGAN SELISIH KETERANGAN
Resp. Kelamin PRE POST PRE POST
20 L 68 IYA 150 130 20 MENURUN 90 70 20 MENURUN
21 L 87 IYA 170 170 0 TIDAK MENURUN 120 100 20 MENURUN
22 P 80 TIDAK 160 150 10 MENURUN 90 80 10 MENURUN
23 L 79 IYA 150 140 10 MENURUN 100 90 10 MENURUN
24 P 75 TIDAK 150 150 0 TIDAK MENURUN 90 80 10 MENURUN
25 L 80 IYA 150 130 20 MENURUN 90 70 20 MENURUN
26 L 86 IYA 150 140 10 MENURUN 90 90 0 TIDAK MENURUN
27 P 88 TIDAK 160 160 0 TIDAK MENURUN 100 90 10 MENURUN
28 L 75 IYA 170 170 0 TIDAK MENURUN 100 120 -20 MENINGKAT
29 P 71 TIDAK 150 140 10 MENURUN 90 80 10 MENURUN
30 L 61 IYA 160 150 10 MENURUN 100 90 10 MENURUN
31 L 65 IYA 150 150 0 TIDAK MENURUN 100 90 10 MENURUN
32 P 78 TIDAK 150 140 10 MENURUN 90 80 10 MENURUN
33 P 80 TIDAK 150 130 20 MENURUN 90 80 10 MENURUN
Lampiran 9

HASIL UJI SPSS

Frequencies

Statistics

nomor responden jenis kelamin usia responden

N Valid 33 33 33
Missing 0 0 0

Mean 17.00 1.45 77.88

Median 17.00 1.00 79.00

Mod 1a 1 80
e
Std. Deviation 9.670 .506 6.402

Minimum 1 1 61

Maximum 33 2 88

Sum 561 48 2570

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 18 54.5 54.5 54.5


perempuan 15 45.5 45.5 100.0

Total 33 100.0 100.0


Statistics
UMUR
N Valid 33
Missing 0
Mean 3.61
Median 4.00
Mode 4
Std. Deviation .747
Minimum 1
Maximum 4
Sum 119

UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 60-64 1 3.0 3.0 3.0
65-69 2 6.1 6.1 9.1
70-74 6 18.2 18.2 27.3
>75 24 72.7 72.7 100.0
Total 33 100.0 100.0

Statistics
MEROKOK
N Valid 33
Missing 0
Mean 1.48
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .508
Minimum 1
Maximum 2
Sum 49

MEROKOK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IYA 17 51.5 51.5 51.5
TIDAK 16 48.5 48.5 100.0
Total 33 100.0 100.0
Frequencies
Notes
Output Created 05-Jul-2019 15:40:24
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 33
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=Sistolik_Pre_Infused_Water
Sistolik_Post_Infused_Water
Diastolik_Pre_Infused_Water
Diastolik_Post_Infused_Water
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM
MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000


Elapsed Time 00:00:00.031

Statistics
Sistolik_Pre_Infused Sistolik_Post_Infus Diastolik_Pre_Infus Diastolik_Post_Infus
_Water e d_Water e d_Water ed_Water
N Valid 33 33 33 33
Missing 0 0 0 0
Mean 160.61 152.73 99.39 91.82
Median 160.00 150.00 100.00 90.00
Mode 150 150 90a 90
Std. Deviation 12.485 13.981 11.974 12.613
Minimum 150 130 90 70
Maximum 200 180 140 120
Sum 5300 5040 3280 3030
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
Sistolik_Pre_Infused_Water

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 150 15 45.5 45.5 45.5
160 7 21.2 21.2 66.7
170 7 21.2 21.2 87.9
180 3 9.1 9.1 97.0
200 1 3.0 3.0 100.0
Total 33 100.0 100.0

Sistolik_Post_Infused_Water

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 130 3 9.1 9.1 9.1
140 7 21.2 21.2 30.3
150 10 30.3 30.3 60.6
160 7 21.2 21.2 81.8
170 3 9.1 9.1 90.9
180 3 9.1 9.1 100.0
Total 33 100.0 100.0

Diastolik_Pre_Infused_Water

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 90 14 42.4 42.4 42.4
100 14 42.4 42.4 84.8
120 4 12.1 12.1 97.0
140 1 3.0 3.0 100.0
Total 33 100.0 100.0

Diastolik_Post_Infused_Water

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 70 2 6.1 6.1 6.1
80 8 24.2 24.2 30.3
90 11 33.3 33.3 63.6
100 9 27.3 27.3 90.9
120 3 9.1 9.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
NPar Tests
Notes
Output Created 05-Jul-2019 15:42:50
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 33
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases
with valid data for the variable(s) used in that
test.
Syntax NPAR TEST
/WILCOXON=Sistolik_Pre_Infused_Water
WITH Sistolik_Post_Infused_Water (PAIRED)
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000


Elapsed Time 00:00:00.014
Number of Cases Alloweda 112347
a. Based on availability of workspace memory.

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum


Sistolik_Pre_Infused_Water 33 160.61 12.485 150 200
Sistolik_Post_Infused_Water 33 152.73 13.981 130 180
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Sistolik_Post_Infused_Water Negative Ranks 21 11.00 231.00
- Sistolik_Pre_Infused_Water Positive Ranks .00 .00
0b
Ties 12c
Total 33
a. Sistolik_Post_Infused_Water < Sistolik_Pre_Infused_Water
b. Sistolik_Post_Infused_Water > Sistolik_Pre_Infused_Water
c. Sistolik_Post_Infused_Water = Sistolik_Pre_Infused_Water

Test Statisticsb
Sistolik_Post_Infuse
d_Water -
Sistolik_Pre_Infused
_Water
Z -4.245a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
NPar Tests
Notes
Output Created 05-Jul-2019 15:44:02
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 33
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each test are based on all cases
with valid data for the variable(s) used in that
test.
Syntax NPAR TEST
/WILCOXON=Diastolik_Pre_Infused_Water
WITH Diastolik_Post_Infused_Water
(PAIRED)
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.000


Elapsed Time 00:00:00.000
Number of Cases Alloweda 112347
a. Based on availability of workspace memory.

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum


Diastolik_Pre_Infused_Water 33 99.39 11.974 90 140
Diastolik_Post_Infused_Water 33 91.82 12.613 70 120
Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Diastolik_Post_Infused_Water Negative Ranks 22 12.27 270.00
- Diastolik_Pre_Infused_Water Positive Ranks b 15.00 30.00
2
Ties
9c
Total 33
a. Diastolik_Post_Infused_Water < Diastolik_Pre_Infused_Water
b. Diastolik_Post_Infused_Water > Diastolik_Pre_Infused_Water
c. Diastolik_Post_Infused_Water = Diastolik_Pre_Infused_Water

Test Statisticsb
Diastolik_Post_Infus
ed_Water -
Diastolik_Pre_Infuse
d_Water
Z -3.592a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Lampiran 10

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
No. Kegiatan
2018 2018 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
1. Pengajuan Dan Konsul Judul

2. Pencarian Data Awal

3. Pembuatan Proposal

4. Sidang Proposal

5. Penelitian

6. Pembuatan Skripsi

7. Sidang Skripsi
Lampiran 11

DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 12

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN

Anda mungkin juga menyukai