Anda di halaman 1dari 94

SKRIPSI

PENGARUH TEHNIK BEKAM BASAH TERHADAP PENURUNAN

KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HYPERURICEMIA

(Studi Di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang)

MOH. SYAIFUL BAHRI


153210070

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019

i
PENGARUH TEHNIK BEKAM BASAH TERHADAP PENURUNAN

KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HYPERURICEMIA

(Studi Di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang)

PROPOSAL PENELITIAN/SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang

MOH. SYAIFUL BAHRI

153210070

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019

ii
iii
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Bangkalan pada tanggal 21 November 1995 putra

dari Bapak Bedri dan Ibu Rohani. Peneliti merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara.

Tahun 2009 peneliti lulus dari SDN TROGAN 1 , Tahun 2012 peneliti

lulus dari SMPN 1 KLAMPIS, Tahun 2015 peneliti lulus dari SMA PGRI 2

BANGKALAN dan pada tahun yang sama peneliti lulus seleksi STIKes Insan

Cendekia Medika Jombang. Peneliti memilih program Studi S1 Keperawatan di

STIKes ICMe Jombang.

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jombang, Agustus 2019

MOH. SYAIFUL BAHRI.

vii
MOTTO

“Hidup adalah sebuah pilihan dan Sukses adalah sebuah pilihan“

viii
PERSEMBAHAN

Alhamdulilah ... Alhamdulilah... Alhamdulilah


Sujud syukurku kupersembahkan kepada Allah SWT yang Maha Agung, Maha
Tinggi , Maha Adil dan Maha Penyayang , atas Takdirmu skripsi ini dapat
terselesaikan dan kau jadikan aku senantiasa sebagai manusia yang berfikir,
berilmu, beriman, dan besabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga
keberhasilan ini adalah salah satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita
besarku. Dan penuh keikhlasan dan serta kerendahan hatiku kupersembahkan
skripsi ini untuk berterima kasih kepada :
4.1 Mama tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku

semangat, doa, dukungan, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan dan

kerja keras yang tidak akan tergantikan,hingga aku selalu kuat menjalani

rintangan yang ada didepanku. Terima bukti kecil sebagai kado

keseriusanku dalam 4 tahun menempuh ilmu di Kota orang untuk

membalas semua pengorbanan mama selama ini. Yang selalu mengorban

kehidupanmu untuk kehidupanku dan selalu berjuang separuh nyawa

untuk memberikan yang terbaik untukku.

4.2 Dosen-dosen S1 Keperawatan Stikes ICMe Jombang yang telah

memberikan ilmunya selama 4 tahun saya menempuh ilmu. Khususnya

kepada Dr.H.M.Zainul Arifin, Drs.,M.Kes dan Agustina M,

S.Kep.,Ns.,M.Kes yang telah sabar membimbing skripsi ini dan

memberikan ilmunya mulai dari awal hingga akhir.

4.3 Kepada kepala puskesmas dan masyarakat Tambak Rejo Kabupaten

Jombang yang telah berkenan dan Membantu saya dalam proses penelitian

serta dukungan, motifasi, dan semangat untuk mengerjakan tugas akhir ini

ix
semoga kebaikan bapak,ibu,adik-adik menjadi tambahan amal kebaikan di

hadapan Allah, amin yarobal a’lamin.

4.4 Kepada keluarga kakek, tante, om, kakak dan semuanya terima kasih atas

doa-doa nya, semangat dan dukungan hingga aku dapat menyelesaikan

tugas akhirku.

4.5 Teman-teman seperjuanganku khususnya Kelas B, terimakasih untuk

kekompakannya kerjasamanya selama 4 tahun kita bersama.

x
ABSTRAK

Pengaruh Tehnik Bekam Basah Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat


Pada Penderita Hyperuricemia
(Di Puskesmas Tambak Rejo Kabupateng Jombanng)

Oleh :
Moh. Syaiful Bahri

Asam urat merupakan asam yang terbentuk akibat metabolisme purine didalam
tubuh. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh tehnik bekam basah terhadap
penurunan kadar asam urat pada penderita hyper uricemia.
Desain penelitian One group pra-post test design. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh masyarakat yang menderita asam urat di Desa Tambak Rejo terdapat
dengan jumlah 28 penderita asam urat, dengan jumlah sampel sebesar 26 penderita asam
urat, dengan pengambilan sampel menggunakan metode Purposive sampling. Tehnik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi pra: Pengukuran asam urat sebelum
di bekam dan post: Pengukuran asam urat setelah di bekam.
Hasil uji analisis menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan P Value = 0,013
(<0,05) artinya H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada pengaruh tehnik bekam basah
terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita hyper uricemia di Desa Tambak Rejo
Kabupaten Jombang juni 2019.
Kesimpulan ada pengaruh pemberian terapi bekam basah terhadap penurunan
kadar asam urat pada penderita Hyper Uricemia di desa Tambak Rejo Kabupaten
Jombang .

Kata kunci : Hyperuricemia, Asam Urat, Bekam Basah

xi
ABSTRAK

Effect of Technique on Wet Cupping Against Decreased Uric Acid Levels


In patients with Hyperuricemia
(study at Tambak Rejo Community Health Center in Jombanng Regency)

By:
Moh. Syaiful Bahri

Uric acid is an acid formed by purine metabolism in the body. The aim of the
study was to determine the effect of wet cupping techniques on decreasing uric acid
levels in patients with hyper uricemia.
One group pre-post test design research design. The population in this study
was that all people suffering from gout in Rejo Pond Village were present with 28 gout
sufferers, with a sample of 26 gout sufferers, with sampling using the Purposive sampling
method. Data collection techniques used were pre-observation: Measurement of uric acid
before cupping and post: Measurement of uric acid after cupping.
The analysis results using the Wilcoxon test showed P Value = 0.013 (<0.05)
which means that H0 is rejected and H1 is accepted, namely there is an effect of wet
cupping technique on the reduction of uric acid levels in patients with hypericemia in
Tambak Rejo Village, Jombang, June 2019.
The conclusion is the effect of giving wet cupping therapy to reduce uric acid
levels in patients with Hyper Uricemia in the Tambak Rejo Village in Jombang Regency.

Keywords: Hyperuricemia, Gout, Wet Cupping

xii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
“Pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunana kadar asam urat pada
pendrita HYPER URICEMIA (Studi di desa tambak rejo Kabupaten Jombang)”.
Dalam penyusunan proposal ini penulis telah banyak mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhomat Bapak Imam Fatoni, SKM,MM selaku ketua STIKes ICMe
Jombang, Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns,.M.Kep selaku Kaprodi S1
Keperawatan, Dr. Hariyono, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji utama yang telah
rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk menguji sidang proposal,
Dr.H.M.Zainul Arifin, Drs.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan serta motivasi kepada penulis sehingga tercapainya penulisan proposal
ini, Ibu Agustina M, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah rela
meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya demi terselesaikannya proposal ini,
Kepala Desa Tambakrejo Kecamatan Tambakberas Kabupaten Jombang yang
telah memberikan ijin penelitian, kedua orang tua yang selalu memberi dukungan
baik moril maupun materiil selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang. Hinggaterselesaikannya proposal ini,
dan teman-teman yang ikut serta memberikan kritik dan saran sehingga penelitian
ini dapat selesai tepat waktu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
demi perbaikan proposal ini dan semoga proposal ini bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca, Amin.

Jombang, Agustus 2019

Penulis

xiii
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR
SAMPUL DALAM....................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN PLAGIASI ........................................................ v
SURAT PERNYATAAN............................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP...................................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ ix
ASBTRAK .................................................................................................... xi
KATA PENGANTAR.................................................................................. xiii
DAFTAR ISI................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xviii
DAFTAR LAMBANG ............................................................................... xix
DAFTAR SINGKAT.................................................................................. xx
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar belakang.................................................................................... 1
2. Rumusan masalah............................................................................... 3
3. Tujuan penelitian................................................................................ 3
4. Manfaat penelitian.............................................................................. 4
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1 Asam Urat.......................................................................................... 5
2.2 Bekam................................................................................................ 14
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
1.1 Kerangka konseptual.......................................................................... 20
1.2 Hipotesis penelitian............................................................................ 21
BAB 4 METODE PENELITIAN
2.1 Desain penelitian................................................................................ 22
2.2 Waktu dan tempat penelitian.............................................................. 23
2.3 Populasi, sampel, dan sampling......................................................... 23
2.4 Jalan penelitian (kerangka kerja)........................................................ 26
2.5 Identifikasi variabel............................................................................ 27
2.6 Definisi operasional............................................................................ 28
2.7 Pengumpulan data.............................................................................. 29
2.8 Pengulahan data.................................................................................. 30
2.9 Etika penelitian Desain penelitian...................................................... 32
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAN
3.1 Hasil penelitian................................................................................... 34
3.2 Pembahasan........................................................................................ 37
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 42
4.2 Saran................................................................................................... 42
Daftar pustaka.............................................................................................. 44

xiv
Lampiran ...................................................................................................... 47
Lampiran 1 Jadwal Penelitian................................................................. 47
Lampiran 2 Permohonan Responden...................................................... 48
Lampiran 3 Persetujuan Responden........................................................ 49
Lampiran 4 SOP...................................................................................... 50
Lampiran 5 Lembar obsevasi ................................................................. 53
Lampiran 6 Surat pre survey studi pendahuluan dan ijin penelitian....... 54
Lampiran 7 Surat pernyataan pengecekan judul..................................... 55
Lampiran 8 Surat dinas kesehatan Kesimpulan...................................... 56
Lampiran 9 lembar Konsultasi ............................................................... 57
Lampiran 10 Surat balasan Puskesmas Tambak Rejo............................. 61
Lampiran 11 Sertifikat bekam................................................................. 62
Lampiran 12 Tabulasi dan spss............................................................... 63
Lampiran 13 Uji etik............................................................................... 73
Lampiran 14 Plagscan............................................................................. 74

xv
DAFTAR TABEL

No.Tabel Halaman
4. Definisi operasional penelitian pengaruh tehnik bekam basah terhadap
1
kadar asam urat pada penderita Hyperuricemia ...................................
28
5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
1
Tambak Rejo Kabupaten Jombang Juni 2019 ....................................... 34
5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan Usia di Desa Tambak
2
Rejo Kabupaten Jombang Juni 201 ........................................................ 35
5. Distribusi frekuensi responden kadar asam urat sebelum di Bekam
3
basah di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang Juni 2019 ................. 35
5. Distribusi Frekuensi Responden Kadar asam urat sesudah di Bekam
4
basah di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang Juni 2019 ............... 36

5. Tabulasi silang pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunan


5
kadar asam urat pada penderita hyper uricemia di Desa Tambak Rejo
Kabupaten Jombang Juni 2019 .............................................................. 36

DAFTAR GAMBAR

xvi
No.Judul Gambar Halaman
3.1 Pengaruh tehnik bekam basah terhadap kadar asam urat

Pada penderita Hyperuricemia ........................................................... 20

4.1 Desain penelitian One group Pra-Post test Design .............................. 22

4.4 Kerangka kerja penelitian pengaruh tehnik bekam basah

terhadap kadar asam urat pada penderita Hyperuricemia

di DesaTambak Rejo Kabupaten Jombang .......................................... 26

DAFTAR LAMPIRAN

xvii
Halaman
Lampiran 1 Jadwal Penelitian................................................................. 46
Lampiran 2 Permohonan Responden...................................................... 47
Lampiran 3 Persetujuan Responden........................................................ 48
Lampiran 4 SOP...................................................................................... 49
Lampiran 5 Lembar obsevasi ................................................................. 52
Lampiran 6 Surat pre survey studi pendahuluan dan ijin penelitian....... 53
Lampiran 7 Surat pernyataan pengecekan judul..................................... 54
Lampiran 8 Surat dinas kesehatan Kesimpulan...................................... 55
Lampiran 9 lembar Konsultasi ............................................................... 56
Lampiran 10 Surat balasan Puskesmas Tambak Rejo............................. 61
Lampiran 11 Sertifikat bekam................................................................. 62
Lampiran 12 Tabulasi dan spss............................................................... 63
Lampiran 13 Uji etik............................................................................... 73
Lampiran 14 Plagscan............................................................................. 74

xviii
DAFTAR LAMBANG

1. H1 : Hipotesis alternatif
2. H0 : Hipotesis nul
3. % : Persentase
4. α : Alfa (Tingkat Signifikasi)
5. N : Jumlah populasi
6. n : Jumlah Sampel
7. S : Total Sampel
8. > : Lebih besar
9. < : Lebih kecil
10. , : Koma
11. : : Titik dua
12. ( : Kurung buka
13. ) : Kurung tutup
14. + : Tambah
15. - : Kurang
16. ° : Derajat
17. / : Atau
18. = : Sama dengan

xix
DAFTAR SINGKATAN

1. BB :Berat Badan
2. CRP :Tes C-Reaktif Protein
3. d2 : Besar Signifikasi
4. F : Frekuensi Kategori
5. ICMe : Insan Cendekia Medika
6. JK : Jenis Responden
7. K :Subyek
8. LED : Light Emitting Diode
9. N : Besar Populasi
10. n : Besar Sampel
11. N : Jumlah Responden
12. NAKES : Tenaga Kesehatan
13. NSAIDs :Nonsteroidal anti-Inflammatory drugs
14. O :Observasi
15. OAINS : Obat antiinflamasi Nonsteroid
16. P : Presentase kategori
17. R : Responden
18. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
19. SRS : slow reacting sub stance
20. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
21. TB :Tinggi Badan
22. UR : Umur Responden
23. WHO : World Health Organization
24. X : Intervensi

xx
BAB I

PEDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam urat merupakan asam yang terbentuk akibat metabolisme purine

didalam tubuh. Penelitian yang membuktikan bahwa kopi juga meningkatkan

kadar asam urat darah (Nyoman, 2009). Gangguan asam urat ditandai dengan

suatu serangan tiba-tiba didaerah persendian. Pananganan sering dilakukan untuk

mengurangi nyeri gout umumnya dilakukan secara farmakologi yaitu dengan

menggunakan obat-obatan seprti allopuronol, indometasin, dan diklofena (obat ini

inflamasi non teroid/OAINS) dan kolkisin. Efek samping yang sering terjadi

karena OAINS adalah iritasi pada sistem gastroinstestinal, ulserasi pada perut dan

usus, dan bahkan pendarahan pada usus. Efek samping lain pada pemakaian obat

allopurin adalah 2 reaksi alergi/hipersensitivitas ruam dan demam (Permatasari,

2018). Bekam basah merupakan metode pengobatan alternatif dengan cara

mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh

melalui permukaan kulit ari. Pengobatan ini banyak digunakan oleh masyarakat

karena lebih murah, langsung, dan bersahabat, serta pola pikir masyarakat yang

menganggap bahwa pengobatan dengan bahan kimia sintetis selain dapat

mengobati suatu penyakit, juga menimbulkan penyakit bawaan yang lain sebagai

efek samping dari bahan kimia (Permatasari, 2012)

Menurut WHO 2018 pada penyakit asam urat didunia mengalami

kenaikan degnan jumlah sebanyak 1370 (33,3%) (Ndede, 2019). Penyakit asam

1
2

urat di indonesia (WHO, 2015) yang terjadi pada usia dibawah 34 tahun

sebesar 32% dan diatas 34 tahun sebesar 68% (Juliana, Suhadi, 2017). Data asam

urat diprovinsi jawa timur berdasarkan diagnosis NAKES atau gejala penyakit

sendi sebesar 26% (Thayibah, 2018). Berdasrkan data Dinas Kesehatan

Kabupaten Jombang pada tahun 2014 jumlah penderita penyakit asam urat

sejumlah 28,987 orang (Juhari, 2016). Menurut hasil perkumpulan data di Desa

Tambak Rejo terdapat dengan jumlah 28 penderita asam urat.

Produksi asam urat di dalam tubuh meningkat ini terjadi karena tubuh

memproduksi asam urat secara berlebihan. Sebagai penyabab adalah produksi

asam urat di dalam tubuh/endogen sangat berlebihan kerena adanya metabolisme

purin bawaan dan dimana perempuan tertentu bawaan gen ini biasanya tanpa

gejala (asimptomatik). Produksi asam urat berlebihan karena herediter/pembawa

sifet atu gen/turunan, lainnya yaitu tejadinya aktivitas berlebihan enzim

fosforbosil pirofofat sintetase (PRPP-sintetase), juga asimptomatik sama seperti di

atas. Kadar asam urat meningkat karena berlebihan menkonsumsi makanan

berkadar purin tinggi yaitu daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah,

bayam, buncis, kembang kol. Asam urat terbentuk lagi dari hasil metabolisme

makanan-makanan tersebut. Penyakit seperti leukimia (kanker sel dalam darah

putih), penyakit seprti sel mudah pecah sel darah merah (hemolisis), serta

pengobatan kangker (kemoterapi, radioterapi) (Misnadiarly, 2007).

Penanganan pada penderita gout dibagi menjadi 2 yaitu secara farmakologi

dan nonfarmakologi (Astuti, 2015). Penanganan asam urat dengan tehnik bekam

basah /nonfarmakologi dapat menurunankan kadar asam urat dalam darah, yaitu

melalui rangsangan pada kulit berupa sentuhan, pijatan, sayatan pisau bekam atau
3

lancet akan menyebabkan sel mast melepaskan beberapa sel seperti, serotonin,

histamin, bradikinin, slow reacting sub stance (SRS) (Meristian, 2018).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ Pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunan

kadar asam urat pada pasien pensderita hyperuricemia”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

“Apakah ada pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunan kadar

asam urat pada penderita hyperuricemia”?

1.3 TUJUAN PENELITI

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunan kadar asam

urat pada penderita hyperuricemia.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengindetifikasi kadar asam urat sebelum dilakukan terapi tehnik bekam

basah.

2. Mengindentifikasi kadar asam urat sesudah dilakukan terapi tehnik bekam

basah.

3. Menganalisa pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunan kadar

asam urat pada penderita hyperuricemia.


4

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi ilmia

untuk penelitian berikutnta. Serta memberi informasi pengaruh tehnik

bekam basah terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita

hyperuricemia.
5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Urat

2.1.1 Definisi

Asam urat adalah hasil produksi oleh tubuh, sehingga keberadaannya bisa

normal dalam darah dan urin. Akan tetapi sisa dari metabolisme protein makanan

yang mengandung purin juga menghasilkan asam urat. Oleh karena itulah kadar

asam urat di dalam darah bisa meningkat bila seseorang terlalu banyak

menkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi (seperti ekstrak daging,

kerang, dan jeroan seprti hati gijal, limpa, paru, otak). Kadar rata-rata asam urat di

dalam darah dan serum tergantung usia dan jenis kelamin. Asam urat tergolong

normal bila: peria di bawah 7mg/dl dan wanita di bawah 6mg/dl sebelum pubertas

skitar 3,5mg/dl, setelah pubertas, pada pria keadaanya meningkat secara bertahap

dan dapat mencapai 5,2mg/dl (Misnadiarly, 2007).

Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal

dari makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam

setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh mahluk hidup. Dengan kata lain,

dalam mahluk hudup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan mahluk

hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah kedalam tubuh kita. Berbagai

sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga disebabkan dari hasil

dari perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit

tertentu (Permatasari, 2018).

5
6

2.1.2 Patofisiologi

Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari

7,0 mg/dl) dapat meneyebabkan penumpukan kristal monosodium urat.

Peningkatan atau penurunan kadar asam urat serum yang mendadak

mengakibatkan serangan gout. Apabila kristal urat mengendap dalam sebuah

sendi, maka selanjutnya respon inflamasi akan terjadi dan serangan goutpun

dimulai. Apabila serangan terjadi berulang-ulang, mengakibatkan penumpukan

kristal natrium urat yang dinamakan tofusakan mengendap dibagian perifer tubuh

seperti ibu jari kaki, tangan, dan telinga. Pada kristal monosodium urat yang

ditemukan tersebut dengan imunoglobulin yang berupa IgG. Selanjutnya

imunoglobulin yang berupa IgG akan meningkat fagositosis kristal dengan

demikianakan memperlihatkan aktivitas imunologik.

2.1.3 Manifestasi klinis

Pada manifestasi sindrom goutmencakup atritisgoutyang akut (serangan

rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal

yang menumpuk dalam jaringan artikuler, jaringanoseus, jaringan lunak serta

kartilago), nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukkan batu asam urat

dalam traktusurinarius. Ada empat stadium penyakit gout yang dikenal:

hiperurisemia asimtomatik, arthritis gout yang kronis, gout interkritikaldan gout

tofeseus yang kronik (Hidayaturrofiah, 2016)

.
7

2.1.4 Jenis asam urat

1. Gout primer

Pada gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik).

Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang

menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya

produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran

asam urat dari tubuh.

2. Gout sekunder

Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam

urat karena nutrisi, yaitu mengomsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.

Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nokleat (asam

inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentukan

protein produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit

sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkahol, obat-obatan kanker, vitamin

B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis),

kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetis yang tidak terkontrol

dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil bungan

metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan

mengakibatkan asam urat juga ikut meninggi. Jangka waktu antara seseorang dan

orang lain berbeda (Ode, 2012).


8

2.1.5 Penyebab asam urat

Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :

1. Faktor dari luar

Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan ata faktor dari

luar. Asam urat dapat meningka dengan cepat antara lain disebabkan karena

nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.

2. Faktor dari dalam

Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan

metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40

tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa

disebabkan oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia,

konsumsi obat–obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga bisa

menyebabkan asam urat.

2.1.6 Tahap Perkembangan Penyakit Asam Urat

Menurut (Wijayakusuma, 2006) ada 4 tahap penyakit gout yaitu :

1. Asimptomatik

Pada tahap ini, meskipun kadar asam urat dalam darah meningkat, tetapi

tidak menimbulkan gejala.

2. Akut

Serangan pertama mendadak dan memuncak, menyebabkan rasa nyeri

yang hebat pada sendi yang terkena. Biasanya, disertai tanda peradangan,

sepertipembeng-kakan sendi, panas, dan tampak kemerahan.


9

3. Interkritikal

Merupakan masa bebas dari gejalasakit diantara dua serangan gout akut.

Banyak penderita yang mengalami serangan kedua dalam 6 bulan sampai 2 tahun.

Serangan yang tertunda tersebut dapat terjadi karena tidak diobati secara terus–

menerus.

4. Kronis

Jika gout tidak dirawat secara baik, akhirnya akan menjadi kronis. Pada

kondisi ini, rasa nyeri disendi berlangsung secara terus–menerus serta terdapat

timbunan kristal asam urat yang banyak didalam jaringan lunak, tulang rawan,

selaput diantara tulang dan rendo, timbunan asam urat tersebut membentuk tofus.

Radang kronik dan endapan asam urat, membuat persendian susah digerakan

(Permatasari, 2018).

2.1.7 Tanda dan gejala

1. Tanda- tanda Asam Urat

Asam urat ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut :

1) Adanya peningkatan asam urat darah.

2) Terdapat kristal urat yang khas dalam cairan sendi.

3) Terdapat tofus yang telah dibuktikan dengan pemeriksaan kimia.

4) Terjadi lebih dari satu kali serangan nyeri dipersendian.

5) Adanya serangan disatu sendi, terutama disendi ibu jari kaki.

6) Sendi tampak pendarahan.

7) Adanya pembengkakan tidak simetris disatu sendi.


10

8) Tidak adanya bakteri saat terjadi serangan dan peredangan

(inflamasi) (Utama, 2003).

2. Gejala Asam Urat

1) Kesemutan dan linu

2) Nyeri trauma malam hari atau pagi hari saat bangun tidur

3) Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas,

dan nyeri luar biasa pada malam maupun pagi hari (Ode, 2012).

2.1.8 Kadar normal asam urat

Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl.

Sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil

pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu,

penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada

pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5–7

mg/dl dan pada perempuan 2,5–6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut

hiperurisemia.

Kadar asam urat pada pasien ketika diberikan terapi bekam basah hasilnya

menetap dengan nilai rata- rata pada pria >7mg/dl dan pada wanita >6mg/dl.

Kemudian jika pasien mengalami penurunan pada asam urat rata-rata dengan hasil

pada pria 3,5-7mg/dl, tinggi asam urat pria >7mg/dl, sedangkan pada perempuan

2,5-6mg/dl, dan bahkan pada pasien ketika tidak mengalami penurunan atau

bersifat tinggi dengan hasil rata- rata pada pasien perempuan >6mg/dl.
11

2.1.9 Pencegahan asam urat

Untuk pencegahan asam urat, dokter biasanya menyarankan diit rendah

purin dan memberikan obat–obatan seperti obat anti–inflamasi dan allopurinol.

Diit yang efektifsangat penting untuk menghindari komplikasi dan mengurangi

biaya pengobatan, pengaturan diit sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat

melebihi 7 mg/dl (Hidayaturrofiah, 2016).

2.1.10 Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboraturium

LED, CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum,

kreatinin. Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia). Peningkatan asam

urat pada urine 24 jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat

monosodium, Peningkatan kecepatan waktu pengendapan.

6.1 Pemeriksaan X-Ray

Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak

2.1.11 Penatalaksanaan

Penanganan pada penderita gout dibagi menjadi 2 yaitu secara farmatologi

dan nonfarmatologi. Untuk farmatologi menggunakan obat, seperti NSAIDs,

colchicine, corticosteroid, probenecid, allopurinol, dan urocisuric (Helmi, 2012).

Sedangkan nonfarmtologi dengan membatasi asupan purin atau rendah purin,

asupan energi sesuai dengan kebutuhan, mengonsumsi lebih banyak karbohidrat,

mengurangi konsumsi lemak, mengonsumsi banyak cairan, tidak mengonsumsi

minuman beralkohol, mengonsumsi cukup vitamin dan mineral, mengonsumsu

buah dan sayuran, dan olahraga ringan secara teratur(Juhari, 2016).


12

1. Non farmakologi

1) Pembatasan makanan tinggi purin(±100-150mg purin/hari.

2) Cukup kalori sesuai kebutuhan yang didasarkan padaTB n BB.

3) Tinggi karbohidrat kompleks (nasi, roti, singkong, ubi) disarankan tidak

kurang dari 100 g/hari.

4) Rendah protein yang bersumber hewani.

5) Rendah lemak, baik dari nabati atau hewani.

6) Tinggi cairan. Usahakan dapat menghabiskan minuman sebanyak

2,5ltr atau sekitar 10 gelas sehari dapat berupa air putih masak, teh,

siropatau kopi.

7) Tanpa alkohol, termasuk tape dan brem perlu dihindari juga. Alkohol

dapat meningkatkan asam laktat plasma yang akan menghambat

pengeluaran asam urat.

2. Farmakologi

1) Pengobatan fase akut, obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri

daninflamasi (colchicine, indometasin, fenilbutazon, kortikostropin)

2) Pengobatan hiperurisemia, terbagi dua golongan, yaitu :

Golongan urikosurik (probenesid,sulfinpirazon, azapropazon,

benzbromaron) dan Inhibitor xantin (alopurin) (Permatasari, 2018).

2.2 Bekam

2.2.1 Definisi

Bekam metode pengubatan mengeluarkan darah statis yang mengandung

toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman

dikulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua pengertian
13

pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit dan dilanjutkan degnan

pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya (Masduki, 2018).

Ada dua macam jenis bekam yaitu bekam basah dan bekam kering. Bekam

kering (dry cupping) merupakan metode bekan yang tidak dapat mengeluarkan

darah dari dalm tubuh. Kemudian bekam basah (Wet cupping) merupakan metode

pengeluaran darah kotor dengan cara melukai pada bagian kulit yang akan

dibekam seperti disayat dengan silet, lanset, pisau bedah , jarum steril dll. Bekam

basah bermanfaat untuk berbagai penyakit, terutama penyakit yang terkait dengan

terganggunya sistem peredaran darah di tubuh. Bekam basah dapat

menyembuhkan penyakit – penyakit yang lebih berat, seperti darah tinggi, kanker,

asam urat, kencing manis, kelebihan kolestrol dan ostioporosis (Sugung, 2017).

2.2.2 Manfaat terapi bekam

1) Membersihkan darah dari racun-racun sisa makanan dan dapat

meningkatkan aktifitas saraf tulang belakang (vertebra).

2) Mengatasi tekanan darah yang tidak normal dan pengapuran pada

pembuluh darah (arteriosklerosis).

3) Menajamkan penglihatan dan membantu dalam pengobatan mata

4) Mengatasi gangguan kulit.

5) Mengobati masuk angin, darah tinggi, kolesterol, stroke, jantung dan asam

urat.

6) Mengobati sakit pinggang, liver, sakit kepala, sakit mata, impotensi,

sinusitis, wasir dan maag (Hidayaturrofiah, 2016).


14

2.2.3 Alat-alat yang di gunakan

Perlatan yang standar harus ada dalam melakukan terapi bekam basah

adalah sebagai berikut :

1 Alat Bekam (Kop, Pompa, jarum bekam, pena bekam, yang sudah

disterilisasi)

2 Tisu

3 Minyak Zaitun

4 Kantong Kresek

5 Sarung Tangan Karet (Sensi Gloves)

6 Alat Tensimeter (untuk mengecek tensi pasien)

7 Clemek.

2.2.4 Efek samping bekam

Bekam basah memiliki bebrapa efek samping (Roidah, 2014) diantaranya:

1. Kondisi tubuh menjadi lemah

Bekam basahdapat membuat pasien yang menjalani terapi bekam menjadi

melemah, hal ini dapat memperparah kondisi dari pasien bila pasien sebelum

menjalani terapi bekam basah dalam kondisi kelaparan , sehingga untuk

menghindari efek samping ini sebaiknya pasien makan dulu sebelum menjalani

terapi bekam basah.

2. Tertular penyakit

Penularan penyakit menjadi efeksamping dari bekam basah , hal ini dapat

terjadi jika alat bekam yang digunakan dalam keadaan tidak streril. jadi untuk
15

menghindari penularan penyaki dari proses proses terapi bekam basah pastikan

alat yang digunakan dalam keadaan steril.

3. Meninggalkan bekas

Bekas berwarna merah atau ungu kulit pasien setelah dibekam menjadi

efek samping dari terapi bekam basah namun kondisi ini biasanya akan hilang

dalam rentang waktu kurang lebih satu minggu , kondisi ini disebut dengan reaksi

pigmen (Purwanto, 2017).

2.2.5 Cara bekam yang efektif

Membekam tidak hanya sekedar meletakkan gelas penghisap pada

permukaan kulit, lalu menarik pelatuk sehingga kulit terhisap. Untuk itu,

diperlukan langkah-langkah yang sistematis sehingga bekam bisa memberikan

kesembuhan yang lebih baik (Hidayaturrofiah, 2016).

2.2.6 Prinsip memilih titik bekam

Pada prinsipnya bekam harus memenuhi kriteria dibawah ini:

1) Memilih sedikit mungkin daerah yang dibekam, sehingga rasa nyeri

yang ditimbulkan oleh bekas luka bekam tidak terlalu banyak.

2) Menghindari daerah-daerah kosmetika, seperti wajah karena bisa

meninggalkan bekas luka.

3) Sedikit mungkin memakai gelas, sehingga lebih efisien. Memakai gelas

yang banyak belum tentu lebih baik dibanding gelas sedikit. Satu

gelas asalkan efektif dan tepat pada titik dan sesuai patofisiologi

penyakitnya, lebih baik dari sepuluh gelas (sepuluh titik) yang

penempatannya tidak memakai teori patofisiologi penyakit.


16

4) Sedikit titik, namun bisa mengobati banyak penyakit. Beberapa

penyakit menimbulkan keluhan lebih dari satu, sehingga ada yang

membekam disemua keluhan (Hidayaturrofiah, 2016).

2.2.7 Fungsi alat bekam

1. Alat bekam / kop angin

Fungsi utama dari alat bekam adalah sebagai alat untuk menghisap

permukaan kulit yang dibekam yang akn menciptakan ruang hampa udara dalam

kop tersebut sehingga darah kotor dapat dikeluarkan melalui lubang-lubang yang

ada dipermukaan kulit yang dibuat dengan tusukan-tusun dengan jarum bekam

(Purwanto, 2017).

2.2.8 Prosedur melakukan pembekaman

1. Persiapan alat

1). Bekam (Kop dan Pompa yang sudah disterilisasi), Tisu, Minyak Zaitun,

Kantong Kresek, Sarung Tangan Karet (Sensi Gloves), Alat Tensimeter

(untuk mengecek tensi pasien).

2). Mensterilkan alat agar bebas kuman dan tidak menyebarkan penyakit,

dengan cara: merebus tabung kop paling sedikit selama 30 menit setelah

air mendidih terus menerus (karet dilepas dulu).

2. Menyiapkan pasien

1). Pasien dijelaskan tentang bekam, efek yang terjadi, proses

kesembuhan dll.

2) . Pasien disiapkan mentalnya agar tidak gelisah dan takut.

3). Bagi pasien yang belum pernah dibekam cukup dibekam 1 – 2 gelas.
17

3. Menyiapkan diri sendiri (juru bekam)

1). Juru bekam dalam keadaan sehat, tidak sakit.

2). Juru bekam telah menguasai ilmu bekam (professional).

3). Juru bekam sudah sering dibekam dan membekam.

4. Mewawancarai pasien

1). Keluhan pasien, keluhan utama, keluhan tambahan/lain, riwayat

penyakit.

2). Keluhan dari masing-masing organ tubuh.

5. Memeriksa fisik pasien

1). Pemeriksaan Umum: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, lidah,

iris, telapak tangan, dll.

2). Pengamatan, pendengaran, dan penciuman dari daerah keluhan, dan

dari masing-masing organ.

3). Perabaan sekitar keluhan dan perabaan pada sekitar organ lain.

4). Pengetukan daerah sekitar keluhan dan pada organ lain.

6. Menentukan daerah dan titik yang dibekam

1). Titik yang sesuai dengan yang dikeluhkan.

2). Titik lain yang satu jurusan/meridian dengan titik yang dikeluhkan.

3). Titik lain yang berlawanan dengan titik yang dikeluhkan.

4). Titik lain yang berpasangan dengan titik yang dikeluhkan.

5). Titik-titik istimewa.

6). Titik-titik khusus.

7. Letak atau titik bekam


1. Atas pinggul
18

2. Ke dua sisi lutut persendian

3. Ke dua sisi punggung kaki (Nugraha, 2014)

8. Melakukan pembekaman

1. Letakkan gelas/kop bekam di daerah titik-titik tertentu

2. Sedot secukupnya 2-3 kali sedotan tidak terlalu kuat atau lemah

3. Diamkan selama 1-2 menit

4. Kemudian buka penutup gelas dibagian atas agar gelas mudah di

ambil

5. Ulangkan pada titik tertentu sebelum di lakukan penusukan dengan

jarum

6. Oleskan minyak zaitun pada area yang sudah di kop

7. Ambil jarum/lancet dan pen lalu sayatan/tusukan ke daerah yang

sudah di oleskan minyak zaitun disesuaikan dengan titik

pengekopan

8. Letakkan gelas kop pada tempat semula, lalu sedot lagi secukupnya

kemudian diamkan lagi selama 1-2 menit, gelas mulai kelihatan

terisi darah kotor akibat adanya tekanan udara dalam gelas tersebut.

9. Ambil tissue dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri, lalu

perlahan buka penutup udara bagian atas gelas dan segera di buka,

ditekan lalu arahkan agar darah masuk semua ke dalam gelas

bekam dengan tangan kanan. Tahan tissue dengan tangan kiri

samapai sisa darah habis dan bersihkan ke area bekas pengekopan


19

10. Bersihkan gelas bekam yang berisi darah kotor dengan tissue,

semakin parah kondisi penyakit seseorang maka semakin merah

kehitaman darah yang di hasilkan dari pembekaman

11. Lakukan lagi proses penyedotan sekurang-kurangnya 5 kali

maksimal 9 kali pengekopan, tergantung dari darah keluar terus

menerus sampai darah tidak benar-benar keluar lagi

12. Lama pembekaman 30-60 menit tergantung dari banyaknya titik

pembekaman yang di lakukan

13. Setelah darah tidak keluar lagi dan pengekopan sudah terasa cukup

oleskan lagi minyak zaitun pada area bekas tusukan denagn merata

14. Pisahkan gelas bekam kotor dengan gelas bekam yang bersih bersih

Bekam dengan mengeluarkan darah pada kulit yang yang

sebelumnya sudah ditusuk-tusuk dengan jarum bekam (Purwanto,

2017).
20

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

3.1.1 Definisi

Konsep adalah bentuk abstrak dari suatu realita agar dapat di

komunikasikan untuk membentuk suatu teori yang dapat menjelaskan keterkaitan

antar variabel (baik variabel yang di teliti maupun yang tidak di teliti). Sedangkan

kerangka konsep adalah gabungan antar konsep yang dihubungkan dalam bentuk

bagan untuk membantu peneliti menghubungka hasil penemuan dengan teori

(Nursalam, 2011).

Intervensi untuk
menurunkan nyeri Asam
Urat :
1. Farmakologi
NSAIDs
Colchicine
Corticosteroid
Probenecid
Allopurinol
urocisuric
Faktor-faktor yang
2. Non Farmakologi
mempengaruhi asam
Bekam kering
urat :
ekstrak daging
kerang Bekam basah
jeroan seprti: 1. Tinggi
hati
gijal
limpa
Paru Penurunan asam urat pada Tetap
otak penderita HYPERURICEMIA
21

Menurun
Keterangan :
Keterangan :

: : Tidak Diteliti
: Diteliti
:: Mempengaruhi
Mempengaruhi : Hubungan

Gambar 3.1 : Pengaruh tehnik bekam basah terhadap kadar asam urat pada penderita
Hyperuricemia.
Keterangan :

20
Kadar asam urat /hyperuricemia pada pasien ada beberapa makanan

yang dapat mempengaruhi asam urat tersebut meningkat yaitu makan-makanan

seperti ekstrat daging kerang dan jerohan (hati, ginjal, limpa, paru, otak) dengan
intervensi
meningkatnya kadar asam urat untuk menurunkan nyeri Asam Urat yaitu

memberikan penanganan secara farmakologi (NS AIDs, Colchicine,

Corticosteroid, Probenecid, Allopurinol, urocisuric) sedangkan non farmakologi

(bekam kering dan bekam basah) sehingga dengan memberikan penangan secara

non farmakologi (tehnik bekam basah) dapat berpengaruh pada penurunan kadar

asam urat. Dengan ini memberikan penanganan secara bekam basah pada pasien

penderita asam urat dengan hasil tetap atau menurut.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. Hipotesis adalah pernyataan asumsi tentang hubungan

antara dua atau lebih variabel yang di harapkan bisa menjawab suatu pertanyaan

dalam penelitian (Nursalam, 2011).

H0 : Tidak ada pengaruh tehnik bekam basah terhadap kadar asam urat pada
penderita Hyperuricemia.
H1 : Ada pengaruh tehnik bekam basah terhadap kadar asam urat pada
penderita Hyperuricemia.
22

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitianyang

memungkinkan memanksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau

menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).

Jenis penelitian pra eksperimen yaitu suatu rancangan penelitian yang

digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan adanya ketertiban

penelitian dengan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam,

2014). Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre post test design

yang merupakan rancangan eksperimen dengan cara dilakukan pre test terlebih

dahulu sebelum diberikan intervensi kemudian setelah diberi intervensi dilakukan

post tes (Hidayat, 2010).

Sumber: Nursalam, 2011

Subyek Pretest Perlakuan Post test

K O X 01

Keterangan :

K : Subyek X : Intervensi
23

O : Observasi (Sebelun intervensi) 01 : Observasi (Setelah intervensi)

Gambar 4.1 : Desain penelitian One group pra-post test design

4.2 Waktu dan tempat penelitian

4.2.1 Waktu penelitian 22

Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari penyusunan proposal skripsi

hingga penyusunan hasil skripsi yang dilakukan pada bulan maret sampai dengan

agustus 2019. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan mei 2019 di

Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang.

4.2.2 Tempat penelitian

Tempat penelitian pada penelitian ini dilaksakan di Desa Tambak Rejo

Kabupaten Jombang.

4.3 Populasi, sampel dan sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang menderita

asam urat di Desa Tambak Rejo terdapat dengan jumlah 28 penderita asam urat.

4.3.2 Sample

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiono, 2012). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian

penderita asam urat sejumlah 21 di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang.


24

Besar sampel dalam penelitian ini dapat di tentukan dengan rumus (Nursalam,

2013)

Yaitu sebagai berikut:

N
n=
1+ N ( d)2

Keterangan:

n= Besar Sampel

N= Besar Populasi

d2= Besar Signifikasi (d=0,05)

Besar populasi 28 penderita asam urat, maka dapat di tentukan besar sampel

adalah:

N
n=
1+ N ( d )2

28
n=
1+28 ( 0,01 )2

28
n=
1+0,0001

28
n= =21.8=21
1.28

Kriteria sampel yang terdapat dalam penelitian yaitu:

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi suatu karakteristik umum subjek peneliti dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria

inklusi yang di ambil dal subjek yaitu:


25

1) Responden mampu berkomunikasi dengan baik.

2) Penderita asam urat > 40 tahun.

3) Kadar asam urat pada pria >7mg/dl dan pada wanita >6mg/dl.

2) Kriteria eklusi

Kriteria eklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab, yaitu:

a. Terdapat keadaan atau penyakit yang menggangu

pengukuran maupun interprestasi hasil. Seperti deabetes

melitus, komplikasi.

b. Pasien tanpa adanya pengibatan farmakolagi seperti:

NSAIDs, colchicine, corticosteroid, probenecid, allopurinol,

dan urocisuric

Keterangan:

Berdasarkan data yang dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan bekam

basah didapat kan 1 responden yang mengalami peningkatan kadar asam urat

dalam darah dan 5 responden mengalami penetapan kadar asam urat dalam darah.

Penyebab utama terhadap responden tersebut bahwa responden tidak bisa

menghindari / tarak tehadap makan-makanan yang mengandung purin tinggi,

dengan memberikan penyuluhan terhadap responden tentang sisi buruk asam urat

respoden akan pengerti dan dapat menghindarinya

4.3.3 Sampling
26

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada dengan ketentuan kriteria yang sudah ditentukan

(Nursalam, 2011). Metode sampling atau penentuan partisipan penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive sampling yaitu

suatu tehnik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi

sesuai yang dikehendaki.

4.4 Jalan penelitian (kerangka kerja)


Identifikasi masalah

Desain penelitian
one group pre-post test design

Populasi
Penderita asam urat di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang sejumlah 28 orang

Sampel
Penderita asam urat di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang sejumlah 21 orang

Sampling
Teknik pengumpulan sumber data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
Purposive sampling dengan jumlah responden sampling

Pengumpulan data

Pra: Pengukuran asam Perlakuan: Terapi bekam Post: Pengukuran asam


urat sebelum di sebanayk 1 urat setelah di
bekam kali/perminggu bekam

Pengolahan data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisa data
Analisis univariat, Bivariat

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan
27

Gambar 4.4 : Kerangka kerja penelitian pengaruh tehnik bekam basah terhadap
kadar asam urat pada penderita Hyper Uricemia di Desa Tambak
Rejo Kabupaten Jombang.

4.5 Identifikasi Variabael

4.5.1 Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).

1. Variabel independen

Variabel bebas adalah variable yang menjadi sebab timbulnya atau

berubahnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiono, 2013). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah Tehnik bekam basah.

2. Variabel dependen

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2013). Variabel terikat dalam

penelitian ini penurunan kadar asam urat pada penderita Hyperuricemia.


28

4.6 Definisi operasional

Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian pengaruh tehnik bekam basah terhadap
kadar asam urat pada penderita Hyper Uricemia.
Variabel Definisi Parameter Instrument Skala Skor
operasional
Variabel Bekam Cara SOP - -
independ adalah salah pelaksanaan Alat bekam
an tehnik satu metode bekam:
bekam pengobatan 1. Persiapan
basah penyakit 1. Menyiapkan
dengan cara alat
mengeluarka 2. Menyiapkan
n angin pasien
dan/atau 3. Menyiapkan
darah kotor diri sendiri
dari dalam (juru bekam)
tubuh 2. Mewawancarai
melalui pasien
permukaan 3. Memeriksa
kulit fisik pasien
4. Menentukan
daerah dan
titik yang
dibekam
5. Melakukan
pembekaman
Variabel Asam urat Kadar asam urat Observasi O 1. Tinggi
depende merupakan diatas normal R Kadar asam urat
n hasil atau D hasil sebelum dan
penuruna metabolisme hiperuricemia I sesudah dibekam
n kadar akhir dari 1)pada pria 3,5- N yaitu tinggi.
asam purin yaitu 7mg/dl A 2. Menetap
urat salah satu 2)pada L Kadar asam urat
komponen perempuan sebelum dan
asam nokleat 2,5-6mg/dl sesudah dibekam
yg terdapat hasilnya
dalam inti sel menetap/sama.
29

tubuh 3. Menurun
1. Pada pria 3,5-
7mg/dl.
2. Pada perempuan
2,5-6mg/dl.

4.7 Pengumpulan data

4.7.1 Instrument

Instrument pengumpulan data adalah alat bantu yang di pilih dan

digunakan oleh peneliti dan kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis (Suharsimi, 2010).

Instrument untuk penelitian ini menggunakan kuisioner instrument alat

ukur menggunkan tanda cek list (√) untuk pertanyaan dalam kuisioner ini

menggunakan pertanyaan tertutup pertanyaan ini mempunyai keuntungan mudah

mengarahkan jawaban responden (Notoatmodjo, 2010).

4.7.2 Prosedur penelitian dan Pengolahan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam,2011).

Adapun proses pengumpulan data adalah sebagai berikut:

2. Meminta ijin kepada institusi kampus STIKES ICME

3. Meminta ijin kepada kepala desa lokasi penelitian.

4. Menjelaskan kepada responden maksud dan tujuan penelitian.

5. Memberikan informed consent kepada responden dan menerangkan

maksud dan tujuan penelitian.


30

6. Pengukuran asam urat sebelum di terapi bekam basah

7. Memberikan terapi bekam basah

8. Pengukuran asam urat telah di berikan terapi bekam basah

9. Pengumpulan data

10. Pengolahan data

4.8 Pengolahan data

a. Editing

Data yang telah dikumpulkan diperiksa segera mungkin berkenaan dengan

ketepatan dan kelengkapan jawaban, sehingga memudahkan pengolahan

selanjutnya.

b. Coding

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dan responden dan menurut

macamnya dengan memberi kode pada jawaban.

Data umum

2 Kode Responden

Responden 1 : R1

Responden 2 : R2

3 Umur responden

Umur responden 1 : U1

Umur responden 2 : U2

4 Jenis kelamin responden

Jenis kelamin responden 1 : JK1

Jenis kelamin responden 2 : JK2

1) Pemberian skor (scoring)


31

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban dan hasil observasi

sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor

(Suyanto, 2011).

2) Tabulasi Data (tabulating)

Untuk memudahkan analisa data maka data dikelompokkan ke dalam tabel

kerja, kemudian data dianalisis.

100% : seluruhnya dari responden

76%-79% : hampir seluruhnya dari responden

51%-75% : sebagian besar dari responden

50% : setengahnya dari responden

26%-49% : hampir setengahnya dari responden

1%-25% : sebagian kecil dari responden

0% : tidak satupun dari responden (Sugiono, 2009).

4.8.1 Cara analisa data

Analisa data di bagi menjadi 2 metode analisa Univariant dan Analisa

Bivariat yaitu sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah analisis yang dilakukan tiap variabel dari hasil

penelitian pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentase daritiap variabel tanpa membuat kesimpulan yang berlaku secara

umum (generalisasi) (Ghozali, 2011).


32

Analisa univariat ini dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut

(Arikunto, 2007).

P=F/N x 100%

Keterangan:

P=Presentase kategori

F=Frekuensi Kategori

N=Jumlah Responden

Hasil penelitian setiap kategori tersebut dideskripsikan dengan

menggunakan kategori sebagai berikut (Arikunto, 2007).

0% : Tidak seorangpun

1-25% : Sebagaian kecil

26-49% : Hampir setengahnya

50% : Setengahnya

51-74% : Sebagaian besar

75-99% : Hampir seluruhnya

100% : Seluruhnya

2.Analisa bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang di duga

berhubungan atau bekolerasi yang dapat dilakukan dengan penguji statistic

(Notoatmodjo, 2010). Analisa bivariat ini dalam penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunan kadar asam urat

pada pasien penderita hyperuricemia di Puskesmas Tambak Rejo Kabupaten

Jombang. Berdasarkan acuan tersebut maka di gunakan tekhnik uji wilcoxon.


33

1) Jika nilai sig p-value ≤ α (0,05), berarti ada pengaruh tehnik bekam basah

terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita hyperuricemia.

2) Jika sig p-value> α (0,05), berarti tidak ada pengaruh tehnik bekam basah

terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita hyperuricemia.

4.9 Etika penelitian

4.9.1 Etika penelitian pada penelitian ini meliputi:

1. Informed concent (lembar pesetujuan)

Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden atau subjek sebelum

dilaksanakan dengan maksud supaya responden mengetahui tujuan penelitian, jika

subjek bersedia diteliti harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

2. Anonimity (tanpa nama)

Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan

data. Cukup menulis nomor responden atau inisial saja untuk menjamin

kerahasiaan identitas.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.


34

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini diuraikan hasil penelitian yang di laksanakan di Desa Tambak

Rejo Kabupaten Jombang, pada juni 2019 sejumlah 21 responden. Hasil penelitian

ini dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Dalam

data umum membuat karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin.

Sedangkan data khusus meliputi pengaruh tehnik bekam basah dan kejadian asam

urat di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang.

5.1 Hasil penelitian

5.1.1 Data umum

1. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin di


Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang Juni 2019

NO Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Laki-laki 3 14.3
2. Perempuan 18 85.7
Jumlah 21 100.0
Sumber: Data primer 2019
35

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa hampir seluruh dari responden

adalah perempuan sejumlah 18 orang (85.7%).

2. Karaktereistik responden berdasarkan Usia


34
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Usia di Desa
Tambak Rejo Kabupaten Jombang Juni 2019

NO Usia Frekuensi (f) Persentase (%)


1. 40 – 50 Tahun 14 66.7
2. 60 – 70 Tahun 7 33.3
Jumlah 21 100.0
Sumber: Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa sebagian besar umur responden

adalah 40 – 50 Tahun sejumblah 14 orang (66.7%).

5.1.2 Data khusus

1. Asam urat sebelum di bekam basah

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden kadar asam urat sebelum di


Bekam basah di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang Juni
2019

NO Asam urat sebelum di Bekam Frekuensi (f) Persentase (%)


basah
1. Tinggi 21 100.0
Jumlah 21 100.0
Sumber: Data primer 2019
36

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa seluruh responden (100,0%)

sebelum di bekam basah mempunyai kadar asam urat yang tinggi sejumlah 21

orang.

2. Asam urat sesudah di bekam basah

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Kadar asam urat sesudah di


Bekam basah di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang Juni
2019

N Asam urat sesudah di Bekam Frekuensi (f) Persentase (%)


O basah
1. Tinggi 1 4.8
2. Tetap 5 23.8
3. Menurun 15 71.4
Jumlah 21 100.0
Sumber: Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan bahwa sebagian besar responden

(71,4%) sesudah di bekam basah mempunyai kadar asam urat yang menurun

sejumlah 15 orang.

3. Pengaruh tehnik bekam basah dengan kejadian asam urat

Tabel 5.5 Tabulasi silang pengaruh tehnik bekam basah terhadap


penurunan kadar asam urat pada penderita hyperuricemia di
Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang Juni 2019

Sebelum di Sesudah dibekam Total


bekam
Asam urat Asam urat Asam urat
Asam urat tinggi
tinggi menetap menurun
1 5 15 21
4,8% 23,8% 71,4% 100%
37

uji wilcoxon 0,013

Sumber: Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.5 tabulasi silang menunjukkan bahwa kadar asam urat

sebelum dilakukan terapi bekam basah yaitu tinggi sebanyak 21 orang (100%) dan

kadar asam urat sesudah dilakukan terapi bekam basah menunjukkan ada

perubahan dengan kadar asam urat menurun sebanyak 15 orang (71,4%) dan

kadar asam urat menetap sebanyak 5 orang (23,8%) sedangkan kadar asam urat

tinggi 1 orang (4,8%).

Hasil uji analisis menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan P Value =

0,013 (P<0,05) artinya H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada pengaruh tehnik

bekam basah terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita hyperuricemia

di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang Juni 2019.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Asam urat sebelum dilakukan bekam basah

Berdasakan tabel 5.3 distribusi frekuensi responden kadar asam urat

sebelum di bekam basah di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang. Menunjukan

bahwa seluruh responden sebelum di bekam basah mempunyai kadar asam urat

yang tinggi sejumlah 21 orang dan berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa

sebagian besar umur responden adalah 40 – 50 Tahun sejumlah 14 orang (66.7%).

Peneliti berpendapat bahwa banyak responden yang mempunyai kadar

asam urat yang cukup tinggi di pengaruhi oleh faktor usia, pada usia 40 – 50 tahun

akan lebih beresiko tinggi terkena asam urat karena jumlah zat asam urat di dalam

tubuh terus meningkat, maka di persendian kecil seperti jari kaki akan mulai
38

mengalami sensasi nyeri dan terbentuknya benjolan yang di sebabkan oleh

penumpukan zat kristal asam urat.

Asam urat adalah hasil produksi oleh tubuh, sehingga keberadaannya bisa

normal dalam darah dan urin. Akan tetapi sisa dari metabolisme protein makanan

yang mengandung purin juga menghasilkan asam urat (Misnadiarly, 2007).

Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan

metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40

tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa

disebabkan oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia,

konsumsi obat–obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus juga bisa

menyebabkan asam urat (Ahmad, 2011).

5.2.2 Asam urat sesudah dilakukan bekam basah

Bedasarkan tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Kadar asam urat

sesudah di Bekam basah di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang. Menunjukan

bahwa sebagian besar responden (71,4%) sesudah di bekam basah mempunyai

kadar asam urat yang tinggi sejumlah 15 orang.

Peneliti berpendapat menunjukkan bahwa setelah responden diberikan

terapi bekam basah kadar asam urat responden menjadi menurun dan responden

merasa lebih nyaman untuk melakukan aktifitas sehari-hari, hal ini menunjukkan

bahwa terapi bekam basah dapat memberikan kenyamanan bagi responden dimana

sebelum diberikan senam rematik responden merasa tidak nyaman untuk

melakukan aktifitas sehari-hari.

Bekam metode pengubatan mengeluarkan darah statis yang mengandung

toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman
39

dikulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua pengertian

pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit dan dilanjutkan pengeluaran

darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya (Masduki, 2018). Efek bekam

terhadap kadar asam urat yaitu bekam basah bisa mengeluarkan kristal asam urat

dari persendian dan jaringan disekitarnya, sehingga rasa nyeri berkurang dan tidak

menjadi peradangan, warna merah, atau pembengkakan pada persendian.

5.2.3 Pengaruh tehnik bekam basah dengan kejadian asam urat

Berdasarkan tabel 5.5 Tabulasi silang pengaruh tehnik bekam basah

terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita hyperuricemia di Desa

Tambak Rejo Kabupaten Jombang. Menunjukkan bahwa kadar asam urat sebelum

dilakukan terapi bekam basah yaitu tinggi sebanyak 21 orang (100%) dan kadar

asam urat sesudah dilakukan terapi bekam basah menunjukkan ada perubahan

dengan kadar asam urat menurun sebanyak 15 orang (71,4%) dan kadar asam urat

menetap sebanyak 5 orang (23,8%) sedangkan kadar asam urat tinggi 1 orang

(4,8%). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan

bekam basah didapat kan 1 responden yang mengalami peningkatan kadar asam

urat dalam darah dan 5 responden mengalami penetapan kadar asam urat dalam

darah.

Peneliti berpendapat bahwa penyebab utama terhadap responden tersebut

bahwa responden tidak bisa menghindari / tarak tehadap makan-makanan yang

mengandung purin.

Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal

dari makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam

setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh mahluk hidup. Dengan kata lain,
40

dalam mahluk hudup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan mahluk

hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah kedalam tubuh kita. Berbagai

sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga disebabkan dari hasil

dari perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit

tertentu (Permatasari, 2018).

Hasil uji analisis menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan P Value =

0,013 (P<0,05) artinya H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada pengaruh tehnik

bekam basah terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita hyperuricemia

di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang juni 2019.

Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh

Hidayaturrofiah yang berjudul “Pengaruh terapi bekem terhadap kadar asam urat

pada penderita asam urat di Puskesmas Keling I Kecamatan Keling Kabupaten

Jepara” 2016. Penelitiannya terdapat pengaruh yang bermakna dan signifikan,

menunjukan ada pengaruh terapi bekam tehadap penurunan kadar asam urat.

Didapatkan signifikan P Value = 0,000 (<0,05). Menunjukan bahwa H1 diterima,

sehingga dapat di simpulkan ada perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah

diberikan terpi bekam pada responden.

Peneliti berpendapat bahwa bekam basah dapat menjadi pengobatan

tradisioanal yang sangat ampuh dalam penyembuhan penyakit asam urat,

disamping itu tidak mengandung bahan kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh.

Penanganan asam urat dengan tehnik bekam basah /nonfarmakologi dapat

menurunankan kadar asam urat dalam darah, yaitu melalui rangsangan pada kulit

berupa sentuhan, pijatan, sayatan pisau bekam atau lancet akan menyebabkan sel
41

mast melepaskan beberapa sel seperti, serotonin, histamin, bradikinin, slow

reacting sub stance (SRS) (Meristian, 2018).

Bekam basah bisa mengeluarkan kristal asam urat dari persendian dan

jaringan disekitarnya, sehingga rasa nyeri berkurang dan tidak menjadi

peradangan, warna merah, atau pembengkakan pada persendian. Bekam

bengandunag zat prostagladin dari tempat yang sakit sehingga mengurangi rasa

sakit. Bekam memicu sekresi zat endorfin dan enkefilin didalam tubuh yang

berfungsi sebagai pereda nyeri alami. Jika ada masalah lain didalam tubuh, yang

menjadi terjadinya gout, seperti sakit ginjal, maka terapi bekam membantu

meningkatkan kemampuan kerja ginjal dalam mengeluarkan kristal asam urat

didalam urin (Hidayaturrofiah, 2016)


42

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dalam

penelitian yang berjudul “Pengaruh Tehnik Bekam Basah Terhadap Penurunan

Kadar Asam Urat pada Penderita HyperUricemia di Desa Tambak Rejo

Kabupaten Jombang” penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juni – 6 Juli

2019.

1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa:

1 Kadar asam urat pada penderita hyperuricemia di Desa Tambak Rejo

Kabupaten Jombang adalah sebelum dilakukan tehnik bekam basah adalah

seluruhnya tinggi.
43

2 Kadar asam urat sesudah dilakukan bekam basah di Desa Tambak Rejo

Kabupaten Jombang adalah sebagian besar menurun.

3 Ada pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunan kadar asam urat

pada penderita hyperuricemia di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang

2 Saran

1 Bagi tenaga kesehatan Pukesmas Tambak Rejo Kabupaten Jombang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat

memberikan pengetahuan tentang cara alternative yang mudah untuk

menurunkan asam urat dalam tubuh (keperawatan komplementer).

2 Perangkat Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang


42
Hasil penelitian ini di harapkan Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang

dapat mengembangkan program penurunan kadar asam urat dengan

menggunakan pengobatan nonfarmakologi yakni bekam basah

(keperawatan komplementer).

3 Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyerahkan untuk meneliti di rumah

sakit/pandti, seperti pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunan

kolesterol. Serta untuk menambah literatur penelitian yang akan datang

tentang asam uarat.


44

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2011, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program


SPSS”.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Harisman, Muhammat Umar. 2012, Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap


Nyeri Kepala Pada Penderita Hipertensi di Klinik Bekam Desa Gonilan
Kartasura Sukoharjo. Universitas Muhammadyah Surakarta, dilihat 12
Maret 2019 eprints.ums.ac.id/20612

Hidayaturrofiah1,Yunani2, Witri Hastuti. 2016, Pengaruh Terapi Bekam


Terhadap Kadar Asam Urat Pada Penderita Asam Urat di Puskesmas
Keling I Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.Semarang: STIKes Karya
Husada Semarang, dilihat 4 April 2019,
http://stikesyahoedsmg.ac.id/jurnal/wp content/uploads/2016/01/JURNAL-
5.compressed.pdf

Juhari. 2016, Hubungan pola makan dengan kadar asam urat pada pra lasia di
RT:02/RW:02 desa candimulyo kecamatan jombang kabupaten jombang.
Jombang : Program studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang, dilihat 13 Maret 2019 ,
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1761/

Juliana, Suhadi & la ode muh seti. 2017, Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Asam Urat pada 20-40 Tahun di RSUD Bahteramas
45

Provinsi Sulawesi Tenggara 2017. Sulawesi Tenggara:Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Halu Oleo, dilihat 12 Maret 2019,
http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/view/3925

Masduki, & Shabry Shaleh Anwar. 2018, Filosofi Dakwah Kontenporer.


Riau:PT.Indragiri Dot com

Meristian Afif Falah, Isnaini Rahmawati, Sahuri Teguh Kurniawan. 2018,


Pengaruh Terapi Bekam Basah Titik Halkaahil Terhadap Kadar Asam
Urat di Rumah Pengumbatan Ikhlas Kabupaten Karanganyar.Surakarta:
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta dilihat 24 Maret 2019,
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=2545

Misnadiarly. 2007, Rematik: Asam Urat Hiperisemia Arthritis Gout. Jakarta:


Pustaka obor populer

Ndede. 2019, Pengaruh Pemberian Daun Salam Terhadap Penurunan Kadar


Asam Urat pada Penderita Gout Artritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Ranotana Weruh. Sam Ratu Langi: Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedoktran Universitas Sam Ratulangi, dilihat 11 Maret 2019,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/22896/22592
Notoatmodjo, S. 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2011, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
44
Nursalam. 2013, Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu
Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. 2016, Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu


Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

Nyoman. 2009, Asam Urat.Yogyakarta:PT.Bentang Pustaka

Ode. 2012, Asuhan Keperawatan Gerontik.Yogyakarta:Nuha Medika

Permatasari. 2018, Pengaruh jus sirsak terhadap penurunan kadar asam urat
pada lansia. Jombang : Program studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jomban, dilihat 12 Maret 2019,
http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1761/

Permatasari. N. Aurora. 2012, Efektifitasan Terapi Bekam Basah (Wet Cupping


Therapy) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah pada
Penderita Gout di Klinik Bekam Jetis Malang. Malang: Program StudiI
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang, dilihat 7 April 2019, http://eprints.umm.ac.id/29831/1/jiptummpp-
gdl-auroranurz-28563-1-pendahul-n.pdf
46

Purwanto. 2017, Pengaruh Terapi Bekam Basah Terhadap Perubahan Nyeri


Punggung pada Pekerja Berat (Petani) .Jombang:Stikes ICME Jombang,
dilihat 12 Maret 2019, http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1761/

Riskotin Thayibah, Yunus Arianto,& Andrei Ramani. 2018, Hiperurisemie pada


Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Sitobondo.
Jember: Bagian Epidemiologi dan Fakultas Masyarakat Universitas
Jember, dilihat 11 Maret 2019,
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/download/6765/4952/

Setyo Tri Wardani Astuti, Hendro Djoko Tjahjono. 2015, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kadar Asam Urat (GOUT) pada Laki-laki Dewasa di RT
04 RW 03 Simomulyo Baru Surabaya.Syrabaya:Stikes William Booth
Surabaya, dilihat 15 Maret 2019,
http://ejournal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view/54

Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung:Alfabeta
Sugiyono. 2012, Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta

Sugung. 2017, Hidup Sehat Dengan Detoks.Yogyakarta:Khitah Publishing

Utama. 2003, Tanaman obat untuk mengatasi rematik dan asam urat.
Depok:Agro Media Pustaka

Yoga Pramarta Nugraha. 2014, Pengaruh terapi bekam terhadap penurunan


kadar asam urat pada pria dewasa di wilayah kerja puskesmas paleran
kabupaten Jember. Jember: Universitas Muhamaddiyah Jember dilihat 26
mei 2019, http://digilib.unmuhjember.ac.id/download.php?id=3534
47
37

Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jadwal Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pendaftan skripsi                                                        
2 Perumusan Masalah                                                        
3 Pengajuan Tema Judul Skripsi                                                        
4 Konsultasi Proposal                                                        
5 Revisi Proposal                                                        
6 Uji Proposal                                                        
7 Revisi Proposal                                                        
8 Pengambilan Data                                                        
9 Pengeolahan Data                                                        
10 Penyusunan Laporan Skripsi                                                        
11 Konsultasi Skirpsi                                                        
12 Ujian Skripsi                                                        
13 Revisi Skripsi                                                        
48

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

PENGARUH TEHNIK BEKAM BASAH TERHADAP PENURUNAN KADAR

ASAM URAT PADA PENDERITA HYPERURICEMIA

(Di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang)

Oleh :

MOH. SYAIFUL BAHRI

Dengan Hormat,

Dalam rangka pelaksanaan tugas akhir yang merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Program S1 Keperawatan STIKes ICME
Jombang, saya selaku mahasiswa bermaksud untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh tehnik bekam basah terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita
hyperuricemia di Desa Tambak Rejo Jombang Tahun 2019.
Tujuan penelitian ini untuk megetahui perbedaan dan hasil dari penurunan
kadar asam urat setelah dilakukan bekam basah, sehingga tidak akan memberikan
dampak bahaya bagi kesehatan tubuh pasien lainnya.
Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan bapak/ibu menjadi
responden dalam penelitian ini.
Demikian permohonan dari saya, atas bantuan dan partisipasinya saya
ucapkan terimakasih.

Jombang, Mei 2019 36

Hormat saya,

Moh. Syaiful Bahri


49

Lampiran 3

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Judul :PENGARUH TEHNIK BEKAM BASAH TERHADAP

PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA

HYPERURICEMIA (Di Desa Tambak Rejo Kabupaten Jombang)

Peneliti : Moh.Syaiful Bahri

NIM : 153210070

Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam penelitian ini sebagai

responden. Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan penelitian ini

dan saya telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data ataupun

hal yang membuat ketidaknyamanan bagi saya, peneliti akan berhenti dan saya

berhak untuk mengundurkan diri.

Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa unsur

paksaan dari siapapun, saya nyatakan.

Bersedia

Menjadi Responden dalam penelitian ini

Jombang, Mei 2019

Peneliti Responden

(Moh. Syaiful Bahri) (......................................)


50

Lampiran 4

STANDAR OPERASIONAL PENELITIAN(SOP)

TEHNIK BEKAM BASAH TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM

URAT PADA PENDERITA HYPERURICEMIA

Kopetensi : Bekam basah

Definisi : Bekam adalah salah satu metode pengobatan penyakit

dengan cara mengeluarkan angin dan/atau darah kotor dari

dalam tubuh melalui permukaan kulit.

Waktu : 30-60 menit

Tujuan : Menurunkan kadar asam urat

NO Tahapan pemberian terapi bekam basah


Pre interaksi
1. Kaji adanya tinggi kadar asam urat
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan asam
urat
3. Siapkan alat dan bahan :
Alat Bekam (Kop, Pompa, jarum bekam, pena bekam, yang
sudah disterilisasi), tisu, minyak zaitun, kantong kresek, sarung
tangan karet (Sensi Gloves), alat cek kadar asam urat, alat
Tensimeter (untuk mengecek tensi pasien), Clemek

4. Letak/ titik yang akan dibekam :


1. Atas pinggul
2. Ke dua sisi lutut persendian
3. Ke dua sisi punggung kaki
Kontra indikasi

1. Ekstrat daging, kerang, jerohan (hati, ginjal, limpa, paru, otak)


Tahap orientasi
1. Beri salam dan menyapa nama pasien
2. Memperkenalkan diri
51

3. Menjelaskan tujuan, dan lamanya tindakan pada pasien


4. Menanyaka pesetujuan/kesiapan pasien
Tahap kerja
1. Mencuci tangan dan memakai handscoon
2. Menyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Memperisapkan peralatan bekam dan ruangan
5. Mempersiapkan pasien
6. Posisi telungkup untuk pembekaman di titik tengkuk, punggung,
pinggan, dan tungkai bangian belakang
7. Posisi duduk dengan kedua lengan lurus kedepan untuk titik
pembekaman di daerah tangn dan lengan.
8. Melakukan bekam
1. Letakkan gelas/kop bekam di daerah titik-titik tertentu
2. Sedot secukupnya 2-3 kali sedotan tidak terlalu kuat atau
lemah
3. Diamkan selama 1-2 menit
4. Kemudian buka penutup gelas dibagian atas agar gelas mudah
di ambil
5. Ulangkan pada titik tertentu sebelum di lakukan penusukan
dengan jarum
6. Oleskan minyak zaitun pada area yang sudah di kop
7. Ambil jarum/lancet dan pen lalu sayatan/tusukan ke daerah
yang sudah di oleskan minyak zaitun disesuaikan dengan titik
pengekopan
8. Letakkan gelas kop pada tempat semula, lalu sedot lagi
secukupnya kemudian diamkan lagi selama 1-2 menit, gelas
mulai kelihatan terisi darah kotor akibat adanya tekanan udara
dalam gelas tersebut.
9. Ambil tissue dan letakkan di bawah gelas dengan tangan kiri,
lalu perlahan buka penutup udara bagian atas gelas dan segera
di buka, ditekan lalu arahkan agar darah masuk semua ke
dalam gelas bekam dengan tangan kanan. Tahan tissue dengan
tangan kiri samapai sisa darah habis dan bersihkan ke area
bekas pengekopan
52

10.Bersihkan gelas bekam yang berisi darah kotor dengan tissue,


semakin parah kondisi penyakit seseorang maka semakin
merah kehitaman darah yang di hasilkan dari pembekaman
11.Lakukan lagi proses penyedotan sekurang-kurangnya 5 kali
maksimal 9 kali pengekopan, tergantung dari darah keluar
terus menerus sampai darah tidak benar-benar keluar lagi
12.Lama pembekaman 30-60 menit tergantung dari banyaknya
titik pembekaman yang di lakukan
13.Setelah darah tidak keluar lagi dan pengekopan sudah terasa
cukup oleskan lagi minyak zaitun pada area bekas tusukan
denagn merata
14.Pisahkan gelas bekam kotor dengan gelas bekam yang bersih
bersih
Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Berskan peralatan
5. Cuci tangan dengan benar
Dokumentasi
1 Catat hasil kegiatan

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI PASIEN BEKAM

No Pre-test Post-test
(Asam urat) (Asam urat)
1
2
3
53

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Lampiran 6

SURAT PRE SURVEY STUDI PENDAHULUAN DAN IJIN PENELITIAN


54

Lampiran 7

SURAT PERNYATAAN PENGECEKAN JUDUL


55

Lampiran 8

SURAT DINAS KESEHATAN


56

Lampiran 9

LEMBAR KONSULTASI
57
58
59
60

Lampiran 10

SURAT BALASAN DARI PUKESMAS TAMBAK REJO


61

Lampiran 11
SERTIFIKAT BEKAM
62

Lampiran 12
TABULASI DAN SPSS

LEMBAR OBSERVASI PASIEN BEKAM

No Pre-test Post-test
(Asam urat) (Asam urat)
1 7,5 mg/dl 4,9 mg/dl
2 6,2 mg/dl 5,0 mg/dl
3 6,4 mg/dl 4,5 mg/dl
4 6,5 mg/dl 4,0 mg/dl
5 7,3 mg/dl 7,3 mg/dl
6 6,2 mg/dl 4,6 mg/dl
7 6,5 mg/dl 4,8 mg/dl
8 7,1 mg/dl 5,0 mg/dl
9 8,5 mg/dl 9,6 mg/dl
10 6,8 mg/dl 4,7 mg/dl
11 6,5 mg/dl 4,4 mg/dl
12 7,2 mg/dl 7,2 mg/dl
13 6,5 mg/dl 5,8 mg/dl
14 6,3 mg/dl 5,9 mg/dl
15 7,2 mg/dl 6,0 mg/dl
16 6,5 mg/dl 6,5 mg/dl
17 8,0 mg/dl 8,0 mg/dl
18 7,5 mg/dl 6,7 mg/dl
19 6,2 mg/dl 5,5 mg/dl
20 7,5 mg/dl 5,8 mg/dl
21 6,7 mg/dl 6,7 mg/dl

ASAM URAT pre BEKAM BASAH


63

Keterangan :
Menunjukan bahwa seluruh responden sebelum di bekam basah mempunyai kadar
asam urat yang tinggi sejumlah 21 orang.

ASAM URAT post BEKAM BASAH


64

Keterangan :
Kadar asam urat sesudah dilakukan terapi bekam basah menunjukkan ada
perubahan dengan kadar asam urat menurun sebanyak 15 orang dan kadar asam
urat menetap sebanyak 5 orang, sedangkan kadar asam urat tinggi 1 orang.

TABULASI DATA UMUM


65

Keteranag :
Menunjukan bahwa hampir seluruh dari responden adalah perempuan sejumlah 18
orang dan sebagian responden adalah laki-laki sejumlah 3 orang. Dengan
menggunakan kode 1 (laki-laki) dan kode 2 (perempuan).
Menunjukan bahwa sebagian besar umur responden adalah 40 – 50 tahun
sejumlah 14 orang dan sebagian adalah umur 60-70 tahun sejumlah 7 orang,
dengan menggunakan kode 1 (40-50 tahun) dan kode 2 (60-70 tahun)
FREQUENCIES
66

Statistics

asam urat pre asam urat post


jenis kelamin Umur bekam basah bekam basah

N Valid 21 21 21 21

Missing 0 0 0 0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki laki 3 14.3 14.3 14.3

perempuan 18 85.7 85.7 100.0

Total 21 100.0 100.0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 40-50 tahun 14 66.7 66.7 66.7

60-70 tahun 7 33.3 33.3 100.0

Total 21 100.0 100.0

asam urat pre bekam basah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tinggi 21 100.0 100.0 100.0

Total 21 100.0 100.0


67

asam urat post bekam basah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid menurun 15 71.4 71.4 71.4

menetap 5 23.8 23.8 95.2

tinggi 1 4.8 4.8 100.0

Total 21 100.0 100.0

pre bekam basah * post bekam basah Crosstabulation

post bekam basah

menurun menetap tinggi Total

pre bekam basah tinggi Count 15 5 1 21

Expected Count 15.0 5.0 1.0 21.0

% within pre bekam basah 71.4% 23.8% 4.8% 100.0%

% of Total 71.4% 23.8% 4.8% 100.0%

Total Count 15 5 1 21

Expected Count 15.0 5.0 1.0 21.0

% within pre bekam basah 71.4% 23.8% 4.8% 100.0%

% of Total 71.4% 23.8% 4.8% 100.0%

CROSS-TABULATION
68

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * asam urat pre


21 100.0% 0 .0% 21 100.0%
bekam basah

umur * asam urat pre bekam


21 100.0% 0 .0% 21 100.0%
basah

jenis kelamin * asam urat pre bekam basah Crosstabulation

asam urat pre bekam basah

Menetap Tinggi Total

jenis kelamin laki laki Count 0 3 3

Expected Count .0 2.3 3.0

% within jenis kelamin 0% 100.0% 100.0%

% of Total 0% 100.0% 14.3%

perempuan Count 0 18 18

Expected Count .0 13.7 18.0

% within jenis kelamin 0% 100.0% 100.0%

% of Total 0% 100.0% 85.7%

Total Count 0 21 21

Expected Count .0 16.0 21.0

% within jenis kelamin 0% 100.0% 100.0%

% of Total 0% 100.0% 100.0%

umur * asam urat pre bekam basah Crosstabulation

asam urat pre bekam basah

menetap Tinggi Total

umur 40-50 tahun Count 0 14 14


69

Expected Count .0 10.7 14.0

% within umur 0% 100.0% 100.0%

% of Total 0% 100.0% 66.7%

60-70 tahun Count 0 7 7

Expected Count .0 7.3 7.0

% within umur 0% 100.0% 100.0%

% of Total 0% 100.0% 33.3%

Total Count 0 21 21

Expected Count .0 16.0 21.0

% within umur 0% 100.0% 100.0%

% of Total 0% 100.0% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * asam urat


21 100.0% 0 .0% 21 100.0%
post bekam basah

umur * asam urat post


21 100.0% 0 .0% 21 100.0%
bekam basah

jenis kelamin * asam urat post bekam basah Crosstabulation

asam urat post bekam basah

menurun Menetap tinggi Total

jenis kelamin laki laki Count 2 1 0 3

Expected Count 2.1 .7 .1 3.0

% within jenis kelamin 66.7% 33.3% .0% 100.0%

% of Total 9.5% 4.8% .0% 14.3%

perempuan Count 13 4 1 18

Expected Count 12.9 4.3 .9 18.0

% within jenis kelamin 72.2% 22.2% 5.6% 100.0%


70

% of Total 61.9% 19.0% 4.8% 85.7%

Total Count 15 5 1 21

Expected Count 15.0 5.0 1.0 21.0

% within jenis kelamin 71.4% 23.8% 4.8% 100.0%

% of Total 71.4% 23.8% 4.8% 100.0%

umur * asam urat post bekam basah Crosstabulation

asam urat post bekam basah

menurun menetap tinggi Total

umur 40-50 tahun Count 10 4 0 14

Expected Count 10.0 3.3 .7 14.0

% within umur 71.4% 28.6% .0% 100.0%

% of Total 47.6% 19.0% .0% 66.7%

60-70 tahun Count 5 1 1 7

Expected Count 5.0 1.7 .3 7.0

% within umur 71.4% 14.3% 14.3% 100.0%

% of Total 23.8% 4.8% 4.8% 33.3%

Total Count 15 5 1 21

Expected Count 15.0 5.0 1.0 21.0

% within umur 71.4% 23.8% 4.8% 100.0%

% of Total 71.4% 23.8% 4.8% 100.0%


71

WILCOXON

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

asam urat post bekam basah Negative Ranks 19a 10.00 190.00
- asam urat pre bekam
Positive Ranks 0b .00 .00
basah
Ties 2c

Total 21

a. asam urat post bekam basah < asam urat pre bekam basah

b. asam urat post bekam basah > asam urat pre bekam basah

c. asam urat post bekam basah = asam urat pre bekam basah

Test Statisticsb

asam urat post


bekam basah -
asam urat pre
bekam basah

Z -3.946a

Asymp. Sig. (2-tailed) .013

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampran 13
72

UJI ETIK

Lampiran 14
PLAGSCAN
73

Anda mungkin juga menyukai