Anda di halaman 1dari 8

CASE MANAJEMEN AND SURVEILANCE

Dosen : dr. Mateus Sakundarno Adi, MSc.,PhD

OLEH:

Dyah tri

apriliasari

(P1337420820006)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN KESEHATAN
PRODI MAGISTER TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
1. Apa itu asma

Penyakit asma berasal dari kata "asthma"dari bahasa Yunani yang berarti "sukar
bernafas". Menurut Scadding dan Godfrey, asma merupakan penyakit yang ditandai dengan
variasi luas dalam waktu yang pendek terhambatnya aliran udara dalam saluran nafas paru
yang bermanifestasi sebagai serangan batuk berulang atau mengi dan sesak nafas biasanya
terjadi di malam hari(Of, Diseases, and Indonesia 2012)

Sementara menurut(Utami and Widiasavitri 2013) Asma merupakan keadaan sakit


sesak nafas dikarenakan terjadinya aktivitas berlebih terhadap rangsangan tertentu sehingga
menyebabkan peradangan dan penyempitan pada saluran nafas yang mengalirkan oksigen
ke paru-paru dan rongga dada.

Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa asma merupakan suatu penyakit yang
tidak menular dimana terjadi penyumbatan saluran udara yang reversible dan di tandai dengan
sesak nafas dan mengi

2. Apakah ini wabah asma? Apa selanjutnya informasi yang Anda butuhkan?
Dari data di atas kejadian ini belum bisa di kategorikan wabah karena data yang di butuhkan
masih kurang atau belum cukup data yang di butuhkan untuk menggolongkan hal ini
merupakan suatu wabah yaitu data penderita penyakit asma yang sama di bandingkan dengan
bulan lalu di tahun yang sama atau di bulan yang sama di tahun yang berbeda dan juga jumlah
kematian akibat asma dari dapat tersebut kita dapat menganilasa peningkatan kasus dan dari
data di atas belum di cantumkan jumlah kasus dari tahun sebelumnya

3. Review dari catatan rumah sakit mengungkapkan bahwa empat rumah sakit
merawat 288 orang dengan asma selama bulan Januari 2006. Sekarang dapatkah
Anda menentukan apakah ini sebuah epidemi?
Dari data yang yang telah di paparkan hal ini belum bisa di katakana sebagai epidemic karena
di butuhkan berbagai macam data pendukung yang di perlukan seperti kunjungan
menyeluruh di igd rumasakit tentang kasus asma

4. Kembangkan definisi kasus awal.


Kasus asma adalah Orang-orang yang datang ke ruang gawat darurat dari empat rumah sakit
di perkotaan besarpada hari selasa 21 januari 2006 sebanyak 130 orang yang berusia lebih
dari 14 tahun dengan masalah kesulitan bernafas.
5. Apakah Anda sekarang memiliki informasi yang cukup untuk menentukan apakah
ada epidemi asma?

Dari informasi di atas kita ketahui bahwa terjadi jumalah peningkatan kasus asma di bulan
januari sebanyak 288 kasus hal ini menandakan jika telah terjadi wabah asma pada bulan
januari.
6. Dengan menggunakan kertas grafik terlampir, gambar a diagram batang dari data
yang ditabulasikan di atas (Tabel 2). Informasi tambahan apa yang disediakan diagram
batang?

histogram kejadian asma


120
96
100
frekuensi

80

60

40
20 5 8 8 5 5 4 4 9 7 9 9 5 8 6 7 6 7 4 9 11 9468887382
0
1357911 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
hari

Dari diagram di atas kita dapat melihat terjadi kenaikan yang pesat data penderita asma pada
hari ke 21 yaitu sebanyak 96 orang dan kembali menurun di hari ke 22 terjadi penurunan
sebanyak 74 orang dan hari ke 31 sebanyak 2 orang.

7. Informasi lain apa yang berguna mengkarakterisasi epidemi?


Faktor yang mendorong kejadian penyakit, lingkungan terjadinya penyakit atau paparan atau
dapat di katakana tempat terjadinya paparan. Populasi penyakit yang terjangkit dan populasi
yang beresiko, klasifikasi penyakit, dan waktu terjadinya penyakit.

8. Pada peta kota terlampir, dengan menggunakan titik-titik, tunjukkan distribusi


geografis tempat timbulnya penyakit (Tabel 3) untuk 96 orang yang datang ke ruang
gawat darurat dengan asma akut pada tanggal 21 Januari. Apa yang disarankan
oleh distribusi ini?
Dari gambar peta ditribusi penyebaran penyakit di atas dapat kita ketahui bahwa
penyebaran penyakit paling banyak terdapat di region 2 dengan jumalah kasus sebanyak 48
orang dan region yang tidak terdampak dari kasus ini adalah region 5 dan region 9. Paparan
paling banyak berada di region 1 dan 2 kemungkinan yang terjadi adalah di wilayah region 1
dan region 2 mempunyai populasi yang hamper sama.

9. Dengan menggunakan kertas grafik terlampir, gambar sebuah batang-bagan kasus


berdasarkan jam kejadian (Tabel 3). Hipotesis apa yang diajukan?

Angka Kejadian Asma


30

25

20

15

10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

06.00-14.0014.00-22.0022.00-06.00
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa angka kejadian asma lebih banyak
menyerang pada pukul 06.00-14.00 pada region 2. Atau lebih banyak menyerang pada siang
hari hal ini mungkin terjadi karena beberapa factor pendorong muncul pada siang hari.

10. Kesimpulan apa yang dapat Anda tarik dari informasi ini?
Dari kasus diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu serangan asma akut terjadi
peningkatan yang sangat besar pada 21 januari dan di ketahui bahwa tingkat
pencemaran udara tetap seperti biasanya hal ini menunjukkan bahwa pencemaran
udara bukan merupkan penyebab dari serangan asma.
11. Bagaimana Anda akan menggunakan informasi ini untuk menyelidiki lebih jauh
masalah ini?
Dari data yang telah di dapat bahwa kasus asma yang di laporkan kemungkinan
merupakan dampak dari aktivitas pengolahan produk yang di bongkar muatan atau bongkar
dari kapal tongkang dan kapal di pelabuhan selama 2 tahun terahir, dari informasi ini kita
dapat melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang apakah salah satu produk ini di bongkar
pada bulan januari dan kita dapat mengidentifikasi produk apa saja yang melakukan
pembongkaran setiap hari pada bulan januari.

12. Menggunakan informasi pada Tabel 4, lengkapi tabel pada halaman berikut dan hitung
rasio risiko dan confidence interval (CI) untuk setiap tabel (gunakan rumus yang
disajikan dalam diskusi kelas. Selain itu, perangkat lunak komputer EPIINFO akan
didemonstrasikan untuk menghitung interval kepercayaan).

Bongkar batu bara


ya Tidak
Epidemic Iya 4 9
Hari asma tidak 196 521

RR (CI 95 %) = 1,125 (0,26-4,28)

Bongkar Minyak
ya Tidak
Epidemic Iya 3 10
Hari asma tidak 150 567

RR(CI 95%) = 1,10 (0,20-4,46)

Bongkar bensin
ya Tidak
Epidemic Iya 2 11
Hari asma tidak 180 537

RR(CI 95%) = 0,61(0,06-2,54)


Bongkar Kapas
ya Tidak
Epidemic Iya 7 6
Hari asma tidak 399 318

RR(CI 95%) = 0,96 (0,27-3,39)

Bongkar Kopi
ya Tidak
Epidemic Iya 5 8
Hari asma tidak 300 417

RR(CI 95%) = 0,91 (0,22-3,05)

Bongkar Jagung
ya Tidak
Epidemic Iya 1 12
Hari asma tidak 135 582

RR(CI 95%) = 0,40 (0,01-2,45)

Bongkar Kedelai 1
ya Tidak
Epidemic Iya 13 0
Hari asma tidak 249 468

RR(CI 95%) = 2,8

Bongkar Kedelai 2

ya Tidak
Epidemic Iya 13 1
Hari asma tidak 249 468

RR(CI 95%) = 2,6 (3,45-991)

Bongkar Butana

ya Tidak
Epidemic Iya 12
Hari asma tidak 249 468

RR(CI 95%) = 0,35 (0,01-2,39)

13. Bagaimana Anda menginterpretasikan rasio risiko yang telah Anda hitung?
Dari perhitungan di atas dapat di simpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kejadian asma dan bongkar muatan pada pelabuhan berupa produk kedelai karena di
dapatkan nilai interval yang lebih besar di bandingkan dengan yang lain.
14. Sekarang gantikan 1.0 untuk 0 di sel B (kedelai) dan hitung ulang.
Perhitungan kedua menunjukkan seberapa besar risiko relatif yang akan terjadi jika
setidaknya ada satu hari asma ketika tidak ada kedelai yang dibongkar. Sebenarnya hari asma
hanya terjadi pada hari kedelai diturunkan, menghasilkan 0 di sel B tabel 2x2. Ini
menggambarkan bahwa ketika satu sel dari tabel 2x2 berisi nol, tidak mungkin untuk
menentukan (yaitu untuk mengukur) rasio risiko, meskipun dalam kasus ini tingginya tidak
dapat dihitung.

15. Bagaimana Anda akan melanjutkan dari sini?

Hal ini akan bermanfaat untuk melakukan sebuah kunjungan ke tepi pantai guna
mengamati bongkar muat produk kedelai dari tongkang maupun perahu. Apakah kegiatan
yang berlangsung ini mempunyai jarak yang lumayan dekat dengan area pantai, dan
bagaimana dampaknya bagi wilayan 1 dan 2.

16. Mengembangkan strategi pencegahan epidemi asma di kota.


setelah kita mengetahui proses pemaparan orang dengan asma adalah bongkar muatan
produk kedelai. Kita dapat mengambil tindakan untuk mengurangi paparan tersebut seperti
meminta perusahaan sebagai sumber paparan untuk mengurangi jumlah debu yang di hasilkan
ke udara selama proses tersebut ataupun membuat filter udara guna mengurangi debu.

17. Bagaimana Anda menilai biaya strategi pencegahan ini dibandingkan dengan biaya
kunjungan darurat untuk serangan asma?
Dapat di lihat dari segi pembiayaan pemasangan filter di udara di bandingkan dengan
biaya perawatan pasien di igd serta biaya kebutuhan pasien selama sakit dan resiko yang
mungkin di terima.
Daftar Pustaka

Of, Corelationfactors, Asthma Diseases, and I N Indonesia. 2012. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Penyakit Asma Di Indonesia.” Media of Health Research and Development 20(1 Mar):
41–50.

Utami, Ni Made Sintya Noviana, and Putu Nugrahaeni Widiasavitri. 2013. “Hubungan Antara
Dukungan Sosial Keluarga Dengan Penerimaan Diri Individu Yang Mengalami Asma.”
Jurnal Psikologi Udayana 1(1): 12–21.

Anda mungkin juga menyukai