Anda di halaman 1dari 16

\

Setelah data selesai dikumpulkan, data tersebut harus diubah menjadi informasi. Informasi harus
disajikan dalam bentuk tampilan yang mudah dimengerti dan dapat dilanjutkan dengan analisis.
Data yang telah terkumpul dapat saja disajikan dengan membuat daftar dari semua subyek/
responden yang ada pada sampel. Informasi yang ditampilkan menjadi rinci dan lengkap, namun
sangat sulit untuk dimengerti. Bayangkan jika dilakukan penelitian dengan menggunakan 100 subyek
sebagai sampel, dan ditampilkan informasi dari 100 subyek ini dengan menggunakan daftar. Jadi
informasi yang tersimpan pada data harus diringkas dan ditampilkan sedemikian rupa sehingga
dapat segera dilihat pola, kencederungan, kekhususan dan perbedaan yang ada pada data tersebut.
Cara yang paling efektif dan efisien untuk menampilkan data adalah dengan menggunakan tabel dan
grafik.

4.1. Tabel

Tabel berisi informasi tentang data yang diaturdalam bentuk baris dan kolom. Semua informasi
kuantitatif dapat ditampilkan dalam bentuk tabel. Tabel bermanfaat untuk memperlihatkan pola,
kencederungan, kekhususan, perbedaan dan hubungan lain yang ada pada data. Tabel juga
merupakan dasar untuk membuat tampilan yang lain, seperti grafik dimana beberapa rincian
informasi mungkin hilang namun tampilan menjadi lebih mudah dimengerti.

Tabel harus bersifat dapat menerangkan dirinya sendiri (self explanatory). Jika tabel dipisahkan dari
teks yang menyertainya, ia harus tetap bisa memberikan informasi yang diperlukan kepada
pembaca. Untuk membuat tabel yang dapat menerangkan dirinya sendiri, beberapa hal harus
diperhatikan:
„ Gunakan judul yang jelas dan singkat yang menjelaskan tentang apa, di mana dan kapan dari
informasi yang ditampilkan pada tabel. Jelaskankelompok mana yang digambarkan (dalam hal ini
lihat unit analisisnya, apakah ibu, anak, ataudesa), variabel apa yang terlibat, waktu misalnya tahun
atau bulan berapa, serta jenis penyajian datanya (misalnya jumlah, persentase). Judul hendaknya
menggambarkan apa (what), di mana (where) dan kapan (when). Awali judul tabel dengan Tabel xx,
dimana xx merupakan nomor tabel. Judul tabel ditempatkan di atas tabel, dan dianjurkan meratakan
pinggir kiri.

„ Berikan keterangan yang jelas untuk tiap kolom dan baris, serta berikan pula keterangan tentang
unit pengukurannya.

„ Tampilkan jumlah untuk baris dan kolom. Jika digunakan persentase, juga tampilkan jumlahnya
(selalu 100%).

„ Jelaskan semua kode, singkatan, atau simbol pada catatan kaki.

„ Jelaskan sumber data pada catatan kaki jika datayang ditampilkan bukan merupakan data yang
diperoleh oleh penulis sendiri.

4.1.1. Tabel Satu Variabel

Dalam statistik deskriptif, tabel yang paling sederhana adalah tabel satu variabel, atau disebut tabel
sebaran frekuensi, seperti contoh tabel di bawah ini.
Tabel 1. Pasien demam berdarah dengue yang dirawat di Unit Penyakit Dalam menurut umur, Rumah Sakit
Sehat, Januari 1998

Pada tabel frekuensi, umumnya kolom pertama memperlihatkan nilai atau kelompok, seperti pada
umur, 10-14, 15-19, dan seterusnya. Kolom berikutnya berisi jumlah subyek yang termasuk pada
kategori tersebut. Seringkali ditambahkan pula kolom ke 3 yang berisi persentase pada tiap kategori.

Umur (tahun) Frekuensi Persen


15-19 7 4,7
20-24 18 12,3
25-29 21 14,3
30-34 30 20,4
35-39 28 19,0
40-49 27 18,4
50-54 16 10,9
Jumlah 147 100,0

4.1.2. Tabel Dua Variabel

Tabel 1 memperlihatkan frekuensi dan persen hanya dari satu variabel yaitu umur. Data juga dapat
ditampilkan dalam tabulasi silang (cross-tabulation) untuk memperlihatkan frekuensi menurut
variabel ke dua. Tabulasi silang sering juga disebut sebagai tabel kontingensi. Tabel berikut
merupakan contoh tabel dua variabel:
Tabel 2. Pasien demam berdarah dengue yang dirawat di Unit Penyakit Dalam Rumah Sakit Sehat, menurut
umur dan jenis kelamin, Januari 1998

Umur Laki-laki Perempuan Total


Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen
15-19 4 4,7 3 4,8 7 7
20-24 10 11,8 8 12,9 18 18
25-29 11 12,9 10 16,1 21 21
30-34 22 25,9 8 12,9 30 30
35-39 15 17,6 13 21,0 28 28
40-49 17 20,0 10 16,1 27 27
50-54 6 7,1 10 16,1 16 16
Total 85 100 62 100 147 100

Dalam penelitian kesehatan, terutama dalam bidang epidemiologi, data sering ditampilkan dalam
tabel dua kali dua, karena tiap variabel memiliki 2 kategori. Tabel dua kali dua dalam epidemiologi
digunakan untuk melihat hubungan antara pajanan dengan penyakit. Bentuk tabel yang umum
digunakan adalah seperti berikut.

Penyakit Pajanan Total


Ada Tidak
Ada a b N1
Tidak c d N2
Total M1 M2

Sel a merupakan jumlah yang terpajan dan sakit, sedangkan sel c adalah jumlah yang tidak terpajan
dan

sakit. Persentase yang sakit menurut pajanan dapat dihitung menurut a/n1* 100% dan c/n2* 100%

untuk subyek terpajan (persen baris). Pada penelitian kohort atau potong-lintang, persentase
menurut

pajanan dapat digunakan. Sedangkan pada penelitian kasus-kontrol hanya dapat digunakan
persentase

menurut penyakit, kasus dan kontrol (persen kolom). Sebagai contoh tabel silang antara unit
perawatan

dengan kejadian infeksi nosokomial sebagai berikut.

Infeksi nosokomial

Unit perawatan Ada Tidak Total

Bedah 8 (12,3%) 57 (87,7%) 65 (100,0%)

Penyakit dalam 9 (11,0%) 73 (89,0%) 82 (100,0%)

Total 17 (11,6%) 130 (88,4%) 147 (100,0%)


Pada contoh tabel di atas, kita dapat membandingkan persentase adanya infeksi nosokomial pada
pasien

yang dirawat di unit perawatan bedah dan unit penyakit dalam. Padatabel terlihat persentase infeksi

nosokomial pada pasien yang dirawat di unit bedah 12,3% sedangkan pada pasien yang dirawat di
unit

penyakit dalam 11%. Kedua angka inilah yang dibandingkan, sehingga dapat disimpulkan misalnya
kedua

proporsi tersebut “hampir sama”. Dari pembandingan angka ini, dapat pula dilihat bagaimana

kecenderungan berubahnya proporsi sejalan dengan berubahnya kategori yang dibandingkan.

4.1.3. Tabel Ringkasan

Dalam melaporkan hasil penelitian, tidak perlu tiap variabel dibuatkan satu tabel. Beberapa variabel
yang

berkaitan dapat dijadikan satu tabel, yangsering disebut sebagai tabel ringkasan (summary table).

Penyatuan beberapa variabel hendaknya mengacu kepada kerangka konsep, artinya kelompok
variable

tersebut bisa menggambarkan faktor. Misalnya faktor Sosial Ekonomi, yang terdiri dari variable

Pendidikan, Pekerjaan, Pendapatan. Statistik deskriptif dari masing-masing variabel bisa disajikan

berbasiskan skala variable tersebut. Berikut adalah salah satu contoh tabel ringkasan.

35

Tabel 3. Karakteristik pasien demam berdarah dengue

yang dirawat di Unit Penyakit Dalam, Rumah Sakit Sehat,

Januari 1998

Karakteristik Frekuensi Persen

Umur (tahun)

rata-rata/mean

Umur (tahun)

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-49
50-54

Total

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

Total

Hasil

penatalaksanaan

Hidup

Meninggal

Total

33,2

5,2

18

21

30

28

27

16

147

85

62

147

135

12

147

4,7

12,3

14,3

20,4
19,0

18,4

10,9

100,0

57,8

42,2

100,0

91,8

8,2

100,0

4.2. Grafik

Grafik merupakan salah satu cara menampilkan data kuantitatif dengan mengunakan sistem
koordinat.

Grafik merupakan cara cepat untuk memperlihatkan pola, kecenderungan, kesamaan serta
perbedaan

yang ada pada data. Grafik juga disertai judul (yang mengikuti kaidah judul tabel), serta sumber
kutipan

atau keterangan yang diperlukan.

Dalam bidang kesehatan, umumnya kita menggunakan grafik koordinat kotak (rectangular
coordinate graph),

yang memiliki dua sumbu, satu sumbu horisontal dan satu sumbu vertikal. Sumbu horisontal disebut

sebagai sumbu x(x-axis) dan sumbu vertikal disebut sebagai sumbu y(y-axis). Umumnya, kita

36

menggunakan sumbu horisontal untuk menunjukkan nilai variabel independen, umumnya berupa

kategori pengelompokkan, seperti jenis kelamin, umur, dan lain-lain. Sumbu vertikal digunakan
untuk

menampilkan variabel dependen, seperti frekuensi kejadian/penyakit. Tiap sumbu harus diberi

keterangan untuk menjelaskan apa yang ditampilkan pada sumbu tersebut.

4.2.1. Histogram

Histogram adalah grafik untuk distribusi frekuensi dari variabel mumerik kontinyu. Histogram

menggunakan balok yang saling berhimpit untuk menggambarkan jumlah subyek untuk tiap interval

kelas. Jadi dibuat distribusi frekuensinya dulu, baru digambarkan panjang baloknya. Luas daerah
pada
tiap kolom sebanding dengan jumlah subyek padainterval kelas tersebut. Gambar di bawah ini

merupakan contoh histogram.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari histogram adalah:

- bagaimana bentuk distribusinya, apakah simetris atau menceng,

- bagaimana variasi data apakah tinggi (melebar) atau rendah (menyempit),

- adakah populasi yang berbeda atauterisolasi dengan melihat satu puncak atau lebih dari satu

puncak (unimodus atau bimodal).

Grafik 1. Histogram Pasien menurut Hasil Treadmill

Terdapat pula grafik yang seperti histogram namun disusun dari angka data aslinya, yaitu grafik
batang-daun (stem and leaf plot). Keuntungan pembuatan diagram batang-daun ini adalah mudah
membuatnya,

serta dapat digunakan untuk eksplorasi data mengenali nilai-nilai yang dianggap ekstrim dengan
cepat.

Cara membuatnya adalah: dari data yang ada, tetapkan “batang” sesuai dengan besarnya data,
misalnya

Treadmill time in seconds

1300.0 1200.0 1100.0 1000.0 900.0 800.0 700.0 600.0

Std. Dev = 197.65

Mean = 837.4

N = 18.00

37

puluhan,. Daunnya adalah sisanya, misalnya satuan. Sebaran data pada stem and leafjuga
menunjukkan hal

seperti apa yang ditampilkan oleh histogram, seperti variasi, unimodus atau bimodal, dan nilai
ekstrim.

Batang Daun
Puluhan Satuan

15436

2256731

32415244

43426775892

53410

6467

4.2.2. Poligon Frekuensi

Poligon frekuensi sama dengan histogram merupakan grafik untuk distribusi frekuensi. Pada poligon

frekuensi, kita menandai jumlah subyek pada tiap interval dengan satu titik pada tengah interval,
dan

menghubungkan tiap titik dengan garis lurus. Gambar di bawah ini menunjukkan poligon frekuensi
dari

histogram di atas. Dengan poligon, kita dapat melihat dengan cepat bentuk histogram secara lebih
smooth.

4.2.3. Grafik Balok

Grafik balok (bar chart), sering disebut pula grafik batang, merupakan grafik yang digunakan untuk

menampilkan data dari tabel satu variabel berskala kategorik. Tiap kategori pada tabel diwakili oleh
satu

balok. Panjang balok sebanding dengan jumlah subyek atau kejadian pada kategori tersebut.
Gambar di

bawah ini merupakan contoh grafik balok. Grafik balok dapat digunakan untuk melihat jumlah unit

sesuai urutan dari kategori variabel.

Treadmill time in seconds

1300.0 1200.0 1100.0 1000.0 900.0 800.0 700.0 600.0

Std. Dev = 197.65


Mean = 837.4

N = 18.00

38

Grafik balok juga dapat digunakan untuk menggambarkan data dari dua variabel atau lebih yang
berskala

kategorik, yaitu dengan menggunakan grafik balok berkelompok (grouped bar chart), seperti contoh
di

bawah ini, di mana variabel pertama disimbolkan dengan , sedangkan variabel kedua dengan .

Grafik balok bertumpuk (stacked bar chart) juga dapat digunakan untuk menyajikan hal menurut dua

variabel juga, seperti contoh di bawah ini. Memang pada grafik balok bertumpuk dengan jumlah

frekuensi absolut ini lebih sulit untuk diartikan, terutama untuk komponen ke dua dan seterusnya,
karena

sulitnya memperkirakan berapa besar komponen kedua dan seterusnya tersebut.

GROUP

disease healthy

Count

10.5

10.0

9.5

9.0

8.5

8.0

7.5

Education

College No College

Count

50

40

30

20

10

Status
0

Education

College No College

Count

60

50

40

30

20

10

Status

39

Pada variabel kategori dua (dikotom), maka penggunaan grafik bar bertumpuk proporsional sering

dipakai, di mana angka maksimum adalah 100%.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Pendidikan-Rendah

Pendidikan-Sedang

Pendidikan-Tinggi

Puas

Tak puas

4.2.4. Grafik Lingkaran


Grafik lingkaran atau diagram binka, sering disebut pie diagram,digunakan untuk menampilkan
informasi

dari satu variabel berskala kategorik, terutama yangberskala nominal. Besar atau jumlah relatif tiap

komponen digambarkan oleh luas potongan lingkaran. Grafik lingkaran ini dipakai bila jumlah
kategori

tidak terlalu banyak. Tidak dianjurkan untuk membuat grafik lingkaran lebih dari satu dan
disandingkan

guna maksud pembandingan.

4.2.5. Grafik Tebar

Grafik tebar (scatter diagram) digunakan untuk menggambarkan hubungan dua variabel numerik
kontinyu,

satu variabel pada sumbu x dan variabel lain pada sumbu y.

ya

tidak

hasil coba pertama

20 18 16 14 12 10

hasil coba akhir

18

16

14

12

10

40

Grafik ini hanya dapat dibuat jika kita memiliki pasangan nilai untuk tiap subyek. Tiap pasangan nilai

ditandai pada grafik menurut perpotongan nilai pada sumbu x dan sumbu y. Interpretasi grafik tebar

berdasarkan pola yang ada dari sebaran titik-titik padagrafik, yaitu linier/lurus, lengkung/parabolik
atau

bergelombang/hiperbolik..

4.2.6. Box Plot

Diagram kotak atau populer dengan nama box-plotatau box-whisker plot, adalah diagram yang
dapat
menggambarkan sebaran data, baik satu variabel numerik, maupun dua variable - yaitu sebaran satu

variabel numerik menurut kategori kelompok variabel yang kedua. Contohnya adalah waktu untuk
uji

treadmill menurut keadaan sehat sakitnya subyek.

Box-plot dibangun berdasarkan kotak dengan batas atas kotak adalah nilai kuartil 3 (Q3) dan batas

bawah kotak adalah nilai kuartil 1 (Q1). Garis tebal ditengah kotak adalah nilai median atau kuartil 2.

Selanjutnya dibuat batas pagar dalam (inner fence) yang berjarak 1½ jarak antar kuartil (=IQR=inter
quartile

range= Q3-Q1) dari batas kotak ke dua sisi. Pagar luar (outer fence) di kedua sisi juga dibuat dengan
jarak

1½ jarak antar kuartil dari pagar dalam. Apabila ada pengamatan yang nilainya terletak di antara
pagar

dalam dan pagar luar, maka disebut sebagai berpotensi sebagai pencilan (potensial outlier). Bila
pengamatan

terletak dari pagar luar maka dapat disebut sebagai pengamatan ekstrim atau pencilan

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa median treadmill timelebih tinggi pada kelompok sehat

dibandingkan median treadmill timepada kelompok sakit, dan variasi treadmill timepada kedua
kelompok

hampir sama. Terdapat nilai ekstrim treadmill timepada kelompok sakit.

10 8 N =

GROUP

disease healthy

Treadmill time in seconds

1400

1200

1000

800

600

400

15

41

Box-plot dapat memperlihatkan hal berikut:


- apakah pada data pengamatan terdapat nilai pengamatan yang ekstrim. Contoh di atas

memperlihatkan pada kelompok tidak sehat ada satu nilai waktu uji treadmill yang ekstrim

- apakah sebaran data pada tiap kelompok simetris atau tidak, yaitu dengan melihat posisi Q2

(median) pada kotak letaknya di tengah atau tidak

- melihat perbandingan median (sebagai ukuran pusat) tiap kelompok

- bagaimana variasi data tiap kelompok terlihat pada panjang kotak =Jarak Antar Kuartil (IQR).

4.2.7. Grafik Garis

Bila tujuan kita adalah melihat kecenderungan, biasanya menurut “waktu” (time), maka kita akan
memiliki

data menurut dua variabel, salah satunya adalah variabel yang kita gunakan untuk melihat
kecenderungan

itu, misalnya waktu. Garis penghubung antara titik-titik data menurut waktu tersebut akan dapat

memperlihatkan bagaimana kecenderungan fenomena tersebut.

Grafik 2. Jumlah Pasien pada Ruang Kelas 1 dan VIP

Periode Januari sampai April 2000, RS Sehat

20

40

60

80

100

120

140

Jan Feb Mar Apr

Kls 1

VIP

42

4.3. Latihan

1. Bila dikumpulkan data kadar gula dalam darah dengan satuan mg/dl, grafik apa yang sebaiknya

dibuat ? Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari grafik seperti ini ?

2. Bila kemudian akan dilihat apakah ada perbedaan kadar gula darah tersebut antara kelompok
mereka
yang rajin berolah raga, dengan yang tidak, grafik apa yang sebaiknya disajikan ?

3. Kadar gula darah di atas termasukvariabel berskala apa ? Dapatkah dibuat menjadi kelompok

diabetes mellitus dan non-diabetes mellitus, dan termasuk skala variabel apakah ini?

4. Bila ingin digambarkan grafik untuk jumlah mereka yang diabetes dan yang non-diabetes, gambar

apa yang tepat ?

5. Dari tabel berikut, buatlah judul table dengan tepat, serta buatlah grafik yang tepat, dan beri

interpretasinya.

Judul:…………………………………………………

Cara pembayaran

pelayanan

Puas Tidak

Puas

Jumlah

Askes

Bukan askes

50

58

54

66

Jumlah 12 108 120

6. Suatu studi pada ibu hamil yang berkunjung ke poliklinik Bagian Kebidanan menghasilkan data

tentang jumlah nadi per menit yang diambil sewaktu istirahat, serta saat pascauji treadmill.

Istirahat : mean=106,8 menit, median=106 menit, s=1,88menit

Pascatreadmill 6 menit : mean=121,5 menit, median=120 menit, s=1,75 menit

Dapatkah saudara membantu memilihkan cara penyajian yang tepat untuk kondisi di atas?

Adakah statistik tambahan yang diperlukan untuk melengkapi grafik yang akan dibuat?
dalam histogram, data yang divisualkan merupakan sebuah data satu kesatuan. Misal sebaran usia
penduduk mulai dari 0 tahun hingga 100 tahun. Selain sebuah kesatuan, data di dalamnya memiliki
rentang tertentu yang tidak bisa dipisahkan

Perbedaan terakhir antara grafik batang dengan histogram adalah kemampuan untuk mengurutkan
data. Dalam histogram, data wajib diurutkan. Dan tidak boleh diubah urutannya, apalagi diacak.
Sedangkan grafik batang lebih fleksibel, Data bisa Anda urutkan, bisa juga tidak.
Grafik Balok (bar chart)

sering disebut pula grafik batang, digunakan untuk menampilkan data dari tabel satu variabel
berskala kategorik.

Panjang balok sebanding dengan jumlah subjek atau kejadian pada kategori tersebut.

Diagram Lingkaran

sering disebut pie diagram, digunakan untuk menampilkan informasi dari satu variabel berskala
kategorik, terutama yang berskala nominal.

Besar atau jumlah relatif tiap komponen digambarkan oleh luas potongan lingkaran.

Grafik lingkaran ini dipakai bila jumlah kategori tidak terlalu banyak.

Grafik Garis

Bila tujuan kita adalah melihat kecenderungan, biasanya menurut “waktu”.

Box Plot

Anda mungkin juga menyukai