Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

PROGRAM SISTEM KEWASPADAAN DINI RESPON (SKDR)

Nomor
Revisi ke
Berlaku Tgl

PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MARTAPURA 1
Jl. Puskesmas No. 22 Kel. Tanjung Rema Darat Martapura

i
DAFTAR ISI

Halamana
BAB I DEFINISI 1
BAB II RUANG LINGKUP 6
BAB III TATA LAKSANA 7
BAB IV DOKUMENTASI 8

ii
BAB I
DEFINISI

1. Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) atau yang biasa disebut dengan
Early Warning Alert Response and System (EWARS) adalah sebuah sistem yang
berfungsi dalam mendeteksi adanya ancaman indikasi Kejadian Luar Biasa (KLB)
penyakit menular yang dilaporkan secara mingguan dengan berbasis komputer, yang
dapat menampilkan alert atau sinyal peringatan dini adanya peningkatan kasus
penyakit melebihi nilai ambang batas di suatu wilayah, dan Alert atau sinyal
peringatan dini yang muncul pada sistem bukan berarti sudah terjadi KLB tetapi
merupakan pra-KLB yang mengharuskan petugas untuk melakukan respon cepat agar
tidak terjadi KLB.
2. Kasus Baru adalah orang sakit yang datang ke fasilitas kesehatan dalam periode
satu minggu pelaporan dengan diagnosis baru. Atau, orang yang berkunjung dengan
diagnosis yang sama, dan pernah dinyatakan sembuh sebelumnya.
3. Kasus lama adalah orang sakit dengan penyakit yang sama dan belum dinyatakan
sembuh pada minggu pelaporan.
4. Kelengkapan laporan adalah jumlah laporan yang masuk dibagi dengan
jumlah laporan yang harus masuk dikali 100%.
5. Ketepatan laporan adalah laporan dari unit pelapor yang masuk tepat waktu
kedalam sistem pada hari Senin atau Selasa pada minggu epidemiologi berikutnya.
Minggu epidemiologi adalah dimulai dari hari Senin-Minggu
6. Kelengkapan laporan adalah jumlah laporan yang masuk dibagi dengan
jumlah laporan yang harus masuk dikali 100%.
7. Laporan Nihil dalam konteks SKDR ini adalah sumber pelapor harus mengisi angka
“nol” pada kolom penyakit dalam format mingguan SKDR bila tidak ada kasus penyakit
dari seluruh jenis penyakit/sindrom yang harus dilaporkan.
8. Data Agregat adalah jumlah kasus penyakit/sindrom atau hasil konfirmasi laboratorium
yang dilaporkan oleh puskesmas, atau rumah sakit atau laboratorium
9. Data Individu adalah data detail individu terkait penyakitnya misalnya nama, umur,
jenis kelamin, alamat KTP, alamat tinggal, diagnosis, tanggal mulai sakit, tanggal
berobat, tanggal masuk RS, dst.
10. Sinyal/alert yang direspon adalah jumlah alert yang direspon oleh puskesmas atau
kabupaten/kota dibagi jumlah alert yang muncul dalam sistem pada periode waktu
tertentu. respon terhadap jumlah sinyal/alert yang muncul di dalam sistem berupa:
1
a. Hasil verifikasi alert dan validasi data.
b. Upaya yang telah dilakukan (penyelidikan epidemiologi dan hasilnya) dan rencana
tindak lanjut kesehatan masyarakat bila hasil verifikasi benar ditemukan kasus.
11. Alert adalah sinyal kewaspadaan yang muncul dalam sistem informasi SKDR yang
wajib diverifikasi oleh penyelenggara surveilans terkait kebenaran data.
Periode laporan adalah satu minggu dimana kasus dilaporkan.
12. Diare akut adalah BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada umumnya
3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari)
dengan kode penyakitnya A.
13. Malaria adalah penderita yang di dalam tubuhnya ditemukan plasmodium atau parasit
malaria yang dibuktikan dengan pemeriksaan Mikroskopis positif dan atau RDT (Rapid
Diagnostic Test) positif dengan kode penyakitnya B.
14. Tersangka Dengue adalah demam tinggi (≥39oC) mendadak tanpa sebab yang jelas
2-7 hari, mual, muntah, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata (nyeri retro orbital),
nyeri sendi, dan adanya manisfestasi pendarahaan sekurang-kurangnya uji tourniquet
(rumple leed) positif kode penyakitnya C.
15. Pneumonia adalah pada usia <5 thn ditandai dengan batuk DAN/ATAU tanda
kesulitan bernapas (adanya nafas cepat <14hr, kadang disertai tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam (TDDK) atau gambaran radiologi foto torak menunjukan
infiltrat paru akut), frekuensi nafas berdasarkan usia penderita:
 <2 bulan: RR> 60/ menit
 2-12 bulan: RR> 50/ menit
 1-5 tahun: RR> 40/ menit
Pada usia >5thn ditandai dengan demam ≥ 38°C, batuk DAN/ATAU kesulitan
bernafas, dan nyeri dada saat menarik nafas kode penyakitnya D.
16. Diare Berdarah/ Disentri adalah diare dengan darah dan lendir dalam tinja dapat
disertai dengan adanya tenesmus. Disentri berat adalah disentri yang disertai dengan
komplikasi kode penyakitnya E.
17. Tersangka Demam Tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella
typhi, dengan gejala demam naik turun, gangguan pencernaan, dan kadang disertai
gangguan kesadaran kode penyakitnya F.
18. Sindrom Jaundice Akut adalah kumpulan gejala yang terdiri dari kulit dan sklera
berwarna kuning dan urine berwarna gelap yang timbul secara mendadak kode
penyakitnya G.

2
19. Tersangka Chikungunya adalah demam mendadak <38,5°C dan nyeri sendi yang
hebat (severe artralgia) dan atau dapat disertai adanya ruam (rush) kode
penyakitnnya H.
20. Tersangka Flu Burung adalah ILI dengan kontak unggas sakit atau mati mendadak
atau produk unggas ATAU leukopenia ATAU pneumonia pada
Manusia dalam 7 hari terakhir kode penyakitnya J.
21. Tersangka Campak adalah setiap kasus dengan gejala minimal demam dan ruam
makulo papullar kode penyakitnya K.
22. Tersangka Difteri adalah gejala faringitis, tonsilitis, laringitis, trakeitis, atau
kombinasinya disertai demam atau tanpa demam dan adanya pseudomembran putih
keabu-abuan yang sulit lepas, mudah berdarah apa bila dilepas atau dilakukan
manipulasi kode penyakitnya L.
23. Tersangka Pertussis adalah batuk lebih dari 2 minggu disertai minimal satu gejala di
bawah ini:
 batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal)
 napas dengan bunyi “whoop”
 muntah setelah batuk tanpa sebab yang lain
 untuk anak usia <1 tahun: henti napas dengan atau tanpa sianosis (bibir kebiruan)
dengan kode penyakitnya M.
24. AFP (Lumpuh Layuh Mendadak adalah kasus lumpuh layuh mendadak, BUKAN
disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun kode penyakitnya N.
25. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies adalah kasus gigitan hewan (anjing, kucing,
monyet, atau penyakit berdarah panas lainnya) yang dapat menularkan rabies pada
manusia kode penyakitnya P.
26. Tersangka Antraks adalah:
 Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax); Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai
rasa sakit, 2-3 hari vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan
nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonik), demam, sakit
kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional
 Antraks Saluran Pencernaan yaitu demam, nyeri kepala hebat, kejang, kaku kuduk,
dan penurunan kesadaran. Mortalitas hampir 100%.
(Gastrointestinal Anthrax); Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu
makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah,

3
hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan
keras, asites dan oedem scrotum, melena
 Antraks Paru Paru (PulmonaryAnthrax); Gejala klinis antraks paruparu sesuai
dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang
dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat
berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya
terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.
 Antraks Meningnitis Kompilasi dari 2 bentuk utama antraks (Pencernaan dan Paru )
dengan gambaran klinis.
Dengan kode penyakitnya Q.
27. Tersangka Leptospirosis adalah demam akut dengan ≥38.5°C, dan atau nyeri kepala
hebat, dengan nyeri otot, malaise, conjunctival suffusion(radang pada konjungtiva),
nyeri betis, disertai dengan adanya riwayat kontak dengan lingkungan yang
terkontaminasi leptospira (daerah banjir, persawaahan, selokan) kode penyakitnya R.
28. Tersangka Kolera adalah penderita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair
secara tiba-tiba (biasanya disertai muntah dan mual), tinjanya cair seperti air cucian
beras kodepenyakitnya S.
29. Klaster Penyakit yang tidak lazim adalah didapatkan dua atau lebih kasus/kematian
dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/ desa tidak lazim dalam satu
periode waktu yang sama (±7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi
kasus penyakit yang lain kode penyakitnya T.
30. Tersangka Meningitis /Ensefalitis adalah panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku
kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada anak < 1 tahun ubun-
ubun besar cembung kode penyakitnya U.
31. Tersangka Tetanus Neonatorum adalah setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit
menyusu/menete, dan mulut mencucu dan disertai dengan kejang rangsang kode
penyakitnya V.
32. Tersangka Tetanus adalah ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak,
dan sebelumnya ada riwayat luka kode penyakitnya W.
33. ILI (Influenza Like Illness) adalah penderita dengan riwayat demam dan demam ≥
38°C disertai batuk <10 hr kode penyakitnya Y.
34. Tersangka HFMD (Hand, Foot, Mouth Disease) adalah HFMD: Demam atau riw.
Demam, bercak papulovesikular di telapak tangan dan kaki dengan/ tanpa ulcer di
mulut. Biasanya terjadi pada anak dibawah 10 tahun. HFMD dengan satu atau lebih
gangguan system saraf pusat: Demam ≥39°C atau ≥48 jam, muntah, letargi,
4
iritabilitas, myoclonal jerk, kelemahan tungkai, truncal ataxia, dispn/ takipnu kode
penyakitnya Z.
35. Total Kunjungan adalah jumlah kunjungan pasien yang datang berobat dan terdaftar di
fasilitas kesehatan (puskesmas atau pustu) kode penyakitnya X.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari Panduan SKDR ini adalah semua kegiatan surveilans dalam
rangka untuk deteksi dan respons penyakit potensial KLB di UPT Puskesmas Martapura
1, Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa/Kelurahan (Poskesdes).

Untuk Lingkup Di Dalam Gedung UPT Puskesmas Martapura 1, yakni :


1. Ruang Pelayanan / Poli Umum
2. Ruang Pelayanan Lansia / Poli Lansia
3. Ruang Pelayanan MTBS / Poli MTBS

Lingkup Puskesmas Pembantu :


1. Puskesmas Pembantu Sungai Kacang
2. Puskesmas Pembantu Labuan Tabu
3. Puskesmas Pembantu Cindai Alus

Lingkup Pos Kesehatan Desa/ Kelurahan (Poskesdes) :


1. Poskesdes Indrasari
2. Poskesdes Sungai Paring
3. Poskesdes Tunggul Irang Ilir
4. Poskesdes Bincau
5. Poskesdes Jawa
6. Poskesdes Tanjung Rema
7. Poskesdes Tunggul Irang Ulu
8. Poskesdes Tunggul Irang
9. Poskesdes Bincau Muara
10. Poskesdes Sungai Sipai
11. Poskesdes Jawa Laut

6
BAB III
TATA LAKSANA

1. Petugas (Poli Umum, MTBS, Lansia, Pustu, Poskesdes, Polindes) menyiapkan


form pelaporan SKDR
2. Petugas (Poli Umum, MTBS, Lansia, Pustu, Poskesdes, Polindes) mengisi data
penyakit ke format pelaporan SKDR setiap hari sabtu
3. Petugas (Poli Umum, MTBS, Lansia, Pustu, Poskesdes, Polindes) mengirimkan
laporan mingguan SKDR ke WA Group SKDR Puskesmas paling lambat setiap hari
sabtu pada minggu berjalan
4. Petugas (Poli Umum, MTBS, Lansia, Pustu, Poskesdes, Polindes) menyerahkan
laporan tertulis mingguan SKDR ke WA Group SKDR Puskesmas setiap tanggal 25
pada bulan berjalan
5. Surveilans memeriksa dan memvalidasi data laporan SKDR/EWARS tsb (yang dikirm
di WA Group SKDR Puskesmas maupun yang laporan tertulis) bahwa kasus
dilaporkan sesuai dengan definisi kasus dan hanya kasus baru yang dilaporkan
6. Surveilans memberikan feedback kelengkapan dan ketepatan SKDR/ EWARS kepada
petugas (Poli Umum, MTBS, Lansia, Pustu, Poskesdes, Polindes)
7. Petugas (Poli Umum, MTBS, Lansia, Pustu, Poskesdes, Polindes) merespon /
menanggapi feedback dari Surveilans
8. Surveilans melaporkan kelengkapan dan ketepatan SKDR/ EWARS (Poli Umum,
MTBS, Lansia, Pustu, Poskesdes, Polindes) kepada kepala puskesmas
9. Surveilans merekap data SKDR menggunakan Microsoft Excell pada hari Senin pagi
10. Surveilans mengirim data mingguan SKDR (agregat Puskesmas) melalui SMS atau
whatsapp atau melalui pemasukan data di web SKDR setiap Senin dan Selasa pada
minggu berjalan.
11. Surveilans mencek kembali hasil kiriman data agregat
12. Surveilans membuat Grafik Trend mingguan dan menganalisa trend mingguan
penyakit yang berpotensi KLB
13. Surveilans meng arsipkan hasil pencatatan dan pelaporan SKDR

7
BAB IV
DOKUMENTASI

Berdasarkan Buku Register Harian unit pelapor (Poli Umum, MTBS, Lansia, Pustu,
Poskesdes, Polindes) mengisi hasil SKDR nya ke Format Laporan Mingguan (W2).

Setelah semua Unit pelapor (Poli Umum, MTBS, Lansia, Pustu, Poskesdes, Polindes)
mengisi di Format Laporan Mingguan (W2), maka unit Pelapor mengirim ke WA Group
SKDR Puskesmas Martapura 1

8
Sumber Data dari Format Laporan Mingguan (W2) yang telah di isi oleh unit pelapor dan
sumber data yang berasal dari WA Group SKDR Puskesmas Martapura 1, maka akan
direkap oleh Surveilans ke Aplikasi Excel, yakni rekapan masing- masing unit pelapor

9
Kemudian Surveilans akan merekap lagi ke aplikasi excel untuk rekapan mingguan.

Selesai melakukan perekapan petugas surveilans akan mengirim Data SKDR via
Whatsapp/WA dan atau via website SKDR.

10
Surveilans akan membuat Grafik dan menganalisa Trend mingguan beberapa penyakit
potensial KLB.

11
Grafik Trend Diare Akut di UPT. Puskesmas Martapura
Minggu ke 1 sd 19 Tahun 2022
7
6
6

5
4
4
3
3
2 2
2
1 1 1 1 1 1 1
1
0 0 0 0 0 0 0
0
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19

Berdasarkan grafik penyakit Diare Akut di UPT. Puksesmas Martapura 1 pada minggu ke
1-19 tahun 2022 dapat diketahui bahwa kasus Diare Akut mengalami fluktuasi. Dari grafik
diatas dapat dilihat bahwa kasus Diare Akut mengalami kenaikan pada minggu ke 3
sebesar 6 kasus. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih
Sehat) di masyarakat. Sehingga untuk menanggulangi kejadian diare perlu dilakukan
upaya promotif misalnya dengan penyuluhan mengenai pengertian, gejala, cara
mencegah dan cara menanggulangi diare.

Grafik Trend Tersangka Demam Tifoid di UPT. Puskesmas


Martapura Minggu ke 1 sd 19 Tahun 2022
10
9
9
8
8
7
6
5
5
4 4 4
4
3
3
2 2 2
2
1 1 1 1
1
0 0 0 0 0
0
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19

Berdasarkan grafik penyakit Demam Tifoid Akut di UPT. Puksesmas Martapura 1 pada
minggu ke 1-19 tahun 2022 dapat diketahui bahwa kasus Diare Akut mengalami fluktuasi.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kasus Demam Tifoid mengalami peningkatan pada

12
minggu ke 4 sebesar 9 kasus, minggu ke 2 sebesar 8 kasus dan minggu ke 7 sebesar 5 .
Terjadi peneurunan pada minggu ke 8 sebesar 0 kasus, minggu ke 15, 18 dan 19 sebesar
0 kasus. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) di
masyarakat dan sanitasi yang buruk . Sehingga perlu tidak lanjut untuk menanggulangi
permasalahan tersebut dan bekerjasama dengan instansi terkai

Pencatatan dan Pelaporan SKDR direkam dan di arsipkan pada :


1. Format Laporan Mingguan (W2)
2. Whatsapp Group SKDR Puskesmas Martapura 1
3. Aplikasi excel Rekapan mingguan
4. Whatsapp SKDR via Kemenkes RI
5. Website SKDR Kemenkes RI

13

Anda mungkin juga menyukai