Ekstraksi Pelarut
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam
bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini disebabkan karena
adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut
dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam
dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia
dan hewan. Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana
termasuk golongan alkaloid tapi atom N (nitrogen)nya terdapat
di dalam rantai lurus atau alifatis.
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat
dalam biji kopi, daun teh, dan biji coklat. Kafein memiliki efek
farmakologis
yang
bermanfaat
menstimulasi
susunan
syaraf
secara
pusat,
klinis,
relaksasi
seperti
otot
polos
mengkonsumsi
tremor,
kafein
insomnia,
dapat
menyebabkan
hipertensi,
mual
dan
gugup,
kejang.
Kafein
sebagai
stimulant)
memang
stimulan
seringkali
tingkat
diduga
sedang
sebagai
(mild
penyebab
sampel
teh
bubuk
dengan
menggunakan
metode
kadar
alkaloida
kafein
ini
tidak
lain
untuk
menentukan
kadar
dari
alkaloid
kafein
dalam
daun
teh
mengandung
Chlorin,
Bromin
dan
Fosfor.
Alkaloid
Alkaloid
yang
sering
kita
jumpai
sehari-hari,
yang
terlarang
dan
diawasi
pemakaiannya
(cocain,
asetat,
karbondioksida
super
kritik,
dan
lain-lain.
menggunakan
etil
asetat
telah
menunjukkan
bermanfaat
sebagai
komponen
yang
bersifat
minuman
berenergi
perlu
ditentukan
agar
tidak
kafein
lebih
tinggi
dari
kopi
Arabika.
Kafein
berpasangan
berkurang
dan
pengaruh
yang
metode
yang
paling
banyak
digunakan
untuk
dan
kromatografi
cair
kinerja
tinggi.
Metode
spektrofotometri
konvensional
memiliki
jika
ditambahkan
kedalam
air
menimbulkan panas.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
: Sebagai pemberi suasana basa.
2. Amonia (Ditjen POM,1979 : 86)
Nama resmi
: AMMONIA
Nama lain
: Amonia
RM/BM
: NH3 / 17,05 gr/mol
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat ditempat sejuk.
Kegunaan
: Sebagai pereaksi tollens.
3. Natrium Hidrokida (Ditjen POM, 1979 : 412)
Nama resmi
: NATRII HYDROXYDUM
Nama lain
: Natrium hidroksida
RM
: NaOH
Nunu Alfiyana Nur
150 2012 0004
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
dan
korosif,
segera
menyerap
karbondioksida.
: Sangat mudah larut dalam air dan etanol.
: Dalam wadah tertutup baik
: Zat tambahan
terbakar.
: Larut dalam 10 bagian air, dapat bercampur
dengan etanol (95%) P, dengan kloroform P,
Penyimpanan
Kegunaan
Nunu Alfiyana Nur
150 2012 0004
% Kafein
0,504%
0,503%
0,582%
0,502%
Sri Armita Mukhtar
=
BE
V
10
= 19,419
Wkafein
0,0252
5
100%
= 0,504%
2. Kelompok 2 (Teh hitam celup)
Bm 194,19
=
BE
V
10
= 19,419
Wkafein
100
% Kafein
berat sampel
=
0,0252
5,0145
100%
= 0,503 %
3. Kelompok 3 (Teh sariwangi)
Bm 194,19
=
BE
V
10
Wkafein
= 19,419
0,0291
5
100%
= 0,582 %
Nunu Alfiyana Nur
150 2012 0004
=
BE
V
10
= 19,419
Wkafein
0,0252447
5,0128
100%
= 0,502%
4.2 Pembahasan
Setiap tumbuhan akan menghasilkan senyawa-senyawa
kimia tertentu dalam metabolismenya. Senyawa-senyawa kimia
hasil metabolisme tersebut dikenal sebagai metabolit, berupa
metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer
merupakan senyawa-senyawa kimia hasil metabolisme yang
penting bagi tumbuhan dan diperoleh dari jalur biosintesis
primer. Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang
berasal dari metabolit primer yang melalui jalur biosintesis
tertentu berupa jalur metabolisme yang disesuaikan dengan
Nunu Alfiyana Nur
150 2012 0004
Gejala
yang
biasanya
paling
mencolok
pada
dengan
mengeringkan
daun
teh
sehingga
dapat
juga
dihaluskan
menjadi
serbuk
kasar
untuk
pemisahan
senyawa
yang
melibatkan
proses
pemindahan satu atau lebih senyawa dari satu fasa ke fasa lain
yang juga didasarkan pada sifat kelarutannya. Ekstraksi terdiri
atas tiga jenis. Ekstraksi padat-cair biasa mengekstrak zat
padat dari zat cair. Pada praktikum ini dilakukan ekstraksi
padat-cair kafein dari the, yaitu pada saat maserasi dan
ekstraksi cair-cair yang prinsipnya ialah suatu senyawa kurang
larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut dalam pelarut
lainnya. Pada praktikum dilakukan ekstraksi cair-cair pada
corong pisah.
Maserasi merupakan metode perendaman sampel dengan
menggunakan
pelarut
organik,
yaitu
kloroform.
Pemilihan
menghasilkan
maserat
yang
selanjutnya
akan
10%
dan
kloroform.
Ammonia
berfungsi
untuk
sampel.
Pada
saat
penambahan
kloroform
akan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Analisis Kuantitatif. UMI;
Makassar.
Atomssa T., A.V. Gholap. 2011. Characterization of Caffeine and
Determination of Caffeine in Tea Leaves Using UV-Visible
Spectrometer. African Journal of Pure and Applied Chemistry. Vol. V(1).
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Depkes RI; Jakarta.
Hartono, Elina. 2009. Penetapan Kadar Kafein Dalam Biji Kopi Secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Biomedika. Vol. II(1).
Murtadlo, Yazid, dkk.. 2013. Isolasi, Identifikasi Senyawa Alkaloid Total
Daun Tempuyung (Sonchus Arvensis Linn) dan Uji Sitotoksik
dengan Metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Jurusan
Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro.
Nersyanti, Fenri. 2006. Spektrofotometri Dervatif Ultraviolet Untuk
Penentuan Kadar Kafein Dalam Minuman Suplemen Dan Ekstrak Teh.
Skripsi. Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bogor. Bogor.
Safitri, Miranti. 2007. Metode Cepat Penentuan Stimultan Kadar Kafein,
Vitamin B2 dan B6 Dalam Minuman Berenergi Dengan Teknik ZeroCrossing. Skripsi. Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bogor. Bogor.
Sundari, D., Budi Nuratmi, M. Wien Winarno. 2009. Toksisitas Akut (LD50)
Dan Uji Gelagat Ekstrak Daun Teh Hijau (Camelia sinensis (Linn.)
Kunze) Pada Mencit. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Vol. XIX(4).
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
Ditimbang 10 gr daun teh
Diuapkan
Panaskan hingga
gelembung kloroform hilang
(dengan bunsen)
Setelah diuapkan