Anda di halaman 1dari 5

SINTESIS CAFFEIN

Disusun Oleh

Mirda Suis

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADILA


BANDAR LAMPUNG
2021/2022
A. Definisi
Kafein merupakan alkaloid yang mengandung nitrogen dan memiliki
properti basa amina organic. Kafein dapat larut dalam pelarut organik seperti
CaCo3 dalam air. Kafein juga dapat terikat oleh senyawa nonpolar seperti
kloroform. Kloroform dapat memisahkan kafein dari zat lain didalam
teh. Teh merupakan tanaman yang biasa tumbuh didaerah perkebunan yang
dipanen secara manual dan dapat tumbuh pada ketinggian 2000-2300 M diatas
permukaan laut. Teh mempunyai nama lain Simplisia Teha Falium. Pemisahan
kafein dari teh dilakukan dengan cara ekstraksi (Corinne, 2004). Ekstraksi sendiri
adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Dalam melakukan ekstraksi
bisa dilakukan dengan tiga metode dasar pada ektraksi cair yaitu ekstraksi
bertahap (batch), ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Kafein
adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh,
dan biji coklat. Dalam proses ekstraksi dilakukan ekstraksi bertahap atau batch.
Kafein pada minuman biasanya dapat menyebabkan ketergantungan, banyak
yang mempercayai setelah mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein
maka akan lebih bersemangat dan energik. Khasiat dari teh sendiri untuk
stimulan, adstringen, diuretik dan untuk minuman penyegar. Kafein
memiliki manfaat farmakologis yang bermanfaat secara klinis seperti
stimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus
dan stimulasi otot jantung. Dengan adanya beberapa manfaat tersebut maka
diperlukan isolasi kafein dari daun teh dengan menggunakan metode ekstraksi,
kristalisasi dan rekristalisasi untuk mendapatkan kafein murni
Rumus Struktur Caffein

Kafein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai nama lain


yaitu kein atau 1,3,7-trimetilxantin. Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum
bercahaya bila tidak mengandung air, kafein meleleh pada suhu 234oC-239 oC dan
menyublim pada suhu yang rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan kloroform,
tetapi sulit larut dalam air dingin dan alkohol. Kafein bersifat basa lemah dan hanya dapat
membentuk garam dengan basa kuat (Abraham, 2010)
Kafein merupakan zat stimulan ringan yang dapat menyebabkan jantung menjadi
berdebar dan menghikangkan rasa kantuk. Banyak orang yang telah mengkonsumsi kafein
menjadi semangat dan energik. Jika terlalu banyak mengkonsumsi kafein akan
menyebabkan gelisah, sensitif, insomnia dan tremor. Kafein dapat beracun. Kafein
didapatkan dari proses isolasi daun teh, dalam daun teh tidak hanya mengandung kafein
tetapi juga mengandung substansi lain seperti selulosa. Warna coklat larutan berasal dari
pigmen flavonoid dan klorofil. Walaupun klorofil larut dalam metilen klorida, tetapi
kebanyakan substansi lain masih terkandung dalam teh (Hermanto, 2007).

Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh, dan
biji coklat. Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis, seperti
menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan
stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein ditambahkan dalam
jumlah tertentu ke minuman. Efek berlebihan mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan
gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, mual dan kejang. Berdasarkan FDA (Food
Drug Administration), dosis kafein yang diizinkan 100- 200mg/hari, sedangkan menurut
SNI 01- 7152-2006 batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150
mg/hari dan 50 mg/sajian. Kafein sebagai stimulan tingkat sedang (mild stimulant)
seringkali diduga sebagai penyebab kecanduan. Kafein hanya dapat menimbulkan
kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan rutin. Namun kecanduan
kafein berbeda dengan kecanduan obat psikotropika, karena gejalanya akan hilang
hanya dalam satu dua hari setelah konsumsi (Rahayu, 2007).

Kafein diperoleh dengan menyaring ekstrak teh menggunakan kertas saring. Kemudian
dipisahkan dengan corong pisah dengan penambahan kalsium karbonat dan kloroform.
Kalsium karbonat berfungsi untuk memutuskan ikatan kafein dengan senyawa lain,
sehingga kafein akan ada dalam basa bebas. Kafein dalam basa bebas tadi akan
diikat oleh kloroform, karena kloroform merupakan pelarut pengekstraksi yang
tidak bercampur dengan pelarut semula. Kemudian dilakukan pengocokkan sehingga
terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang diekstraksi pada dua lapisan yang
terbentuk. Lapisan bawahnya diambil fase kloroform dan diuapkan dengan rotary
evaporator. Kloroform tersebut akan menguap, sehingga hanya ekstrak kafein yang
tertinggal, kemudian diencerkan dalam labu takar 100 ml (Irwandi, 2014).

Sumber :
Makalah, Sintesis Caffein, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai