1. Data Pasien
Identitas penderita : Ruang rawat: Dewi Sartika
Nama : Fatimah Intan
Usia : 82 tahun Tgl. Masuk: 05-03-2021
Alamat : Komplek GBA 1 Blok F Tgl. Keluar: 08-03-2021
Status pasien : BPJS Status pulang: Membaik
No. Medrek : xxxxxxxxxx Dokter: Sp : dr. Agung, Sp. PD
Anamnesis :
Pasien mengeluhkan nyeri pada kedua kaki sejak 2 hari SMRS, nyeri muncul dengan tiba- tiba dengan bengkak,
tidak membaik meskipun beristrihat.
Diagnosis Awal :
Diabetes Millitus type 2
Diagnosis Banding :
DM type 2 + HT
Diagnosis Kerja:
Pemeriksaan selanjutnya:
1. Definisi penyakit : Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai
oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta,
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).
2. Patofisologi : Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu
Resistensi insulin dan Disfungsi sel B pancreas.
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon
1
insulin secara normal.Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”
Resistensi insulinbanyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya
aktivitas fisik serta penuaan.Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat
juga terjadi produksi glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi
pengrusakan sel-sel B langerhans secara autoimun seperti diabetes melitus
tipe 2. Defisiensi fungsi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2 hanya
bersifat relatif dan tidak absolut
Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan
gangguan pada sekresi insulin fase pertama,artinya sekresi insulin gagal
mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan
baik,pada perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B
pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif
seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga akhirnya penderita
memerlukan insulin eksogen. Pada penderita diabetes melitus tipe 2
memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi insulin
dan defisiensi insulin.
3. Manifestasi klinik : Peningkatan frekuensi buang air kecil ( polyuria), peningkatan rasa haus
dan minum (polidipsi), dank arena penyakit berkembang, penurunan berat
badan meskipun lapar dan peningkatan makan ( poliphagi).
2
Pemacu Sulfonilurea, Sulfonilurea (SU) merupakan obat
sekresi Meglitinide golongan insulin sekretagog yang
insulin (Glinid) bekerja memacu sekresi insulin oleh sel
(insulin beta pankreas. Mekanisme kerja SU
secretagogue adalah menstimulasi sel beta pankreas
) untuk mensekresi insulin, dengan cara
mengikat reseptor SU (SUR), yang
merupakan subunit kanal kalium. yang
tergantung pada ATP (potassium
ATPdependent (KATP)) dan terdapat di
membran sel beta pankreas.
Obat ini bekerja dengan cara penekanan
pada peningkatan sekresi insulin fase
pertama. Golongan ini terdiri dari 2
macam obat yaitu repaglinid (derivat
asam benzoat) dan nateglinid (derivat
fenilalanin). Metabolisme utama glinid
terjadi di dalam hati dengan enzim CYP
3YP3A4 dan enzim CYP2C9. Obat ini
diabsorbsi dengan cepat setelah
pemberian secara oral dan diekskresi
secara cepat melalui hati.
Penghambat Acarbose dan Golongan inhibitor alfa glukosidase
absorpsi Voglibose bekerja dengan cara memperlambat
glukosa absorpsi karbohidrat pada saluran cerna,
sehingga bermanfaat untuk menurunkan
glukosa darah setelah makan
Penghambat vildagliptin, Dipeptidil peptidase-4 (DPP-4)
dipeptidil linagliptin, adalah suatu serin protease, yang
peptidase-4 sitagliptin, didistribusikan secara luas dalam tubuh.
saxagliptin dan Enzim ini memecah dua asam amino
alogliptin dari peptida yang mengandung alanine
atau proline di posisi kedua peptida N-
terminal. Enzim DPP-4 terekspresikan
di berbagai organ tubuh, termasuk di
usus dan membran brush border ginjal,
di hepatosit, endotelium vaskuler dari
kapiler villi, dan dalam bentuk larut di
dalam plasma. Inhibitor DPP-4 akan
menghambat lokasi pengikatan pada
DPP-4 sehingga akan mencegah
inaktivasi dari glucagon-like peptide
(GLP)-1. Proses inhibisi ini akan
menyebabkan meningkatnya kadar
GLP-1 dan glucose-dependent
insulinotropic polypeptide (GIP) dalam
bentuk akif di sirkulasi darah, sehingga
dapat memperbaiki toleransi glukosa,
mempertinggi responss insulin, dan
mengurangi sekresi glucagon
Penghambat Empagliflozin, Cara kerja dengan menghambat
sodium glucose dapagliflozin, reabsorpsi glukosa di tubulus proksimal
co-transporter canagliflozin dan meningkatkan ekskresi glukosa
2 (SGLT-2) dan melalui urin sehingga kadar glukosa
ipragliflozin darah akan menurun.
3
Penelusuran pustaka Penyakit Hipertensi
4
222
1. Definisi Penyakit : Berdasarkan JNC VII, seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan sistolik
nya melebihi 140 mmHg dan atau diastoliknya melebihi 90 mmHg berdasarkan rerata dua atau
tiga kali kunjungan yang cermat sewaktu duduk dalam satu atau dua kali kunjungan
2. Patofisiologi Hipertensi : Pada dasarnya, tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung
dan tekanan perifer. Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer
akan mempengaruhi tekanan darah seperti asupan garam yang tinggi, faktor genetik, stres,
obesitas, faktor endotel. Selain curah jantung dan tahanan perifer
sebenarnya tekanan darah dipengaruhi juga oleh tebalnya atrium kanan, tetapi tidak
mempunyai banyak pengaruh. Dalam tubuh terdapat sistem yang berfungsi mencegah
perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi yang
berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjanng Sistem
pengendalian tekanan darah sangat kompleks.
Pengendalian dimulai dari sistem yang bereaksi dengan cepat misalnya reflek
kardiovaskuler melalui sistem saraf, reflek kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat
yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis otot polos. Dari system pengendalian yang
bereaksi sangat cepat diikuti oleh sistem pengendalian yang bereaksi kurang cepat,
misalnya perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol
hormon angiotensin dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem yang poten dan
berlangsung dalam jangka panjang misalnya kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang
dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan
berbagai organ. Peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer dipengaruhi oleh beberapa
faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada ginjal dan membran sel, aktivitas saraf
simpatis dan renin, angiotensin yang mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan
natrium dan metabolisme natrium dalam ginjal serta obesitas dan faktor endotel. Akibat
yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi antara lain penyempitan arteri yang membawa
darah dan oksigen ke otak, hal ini disebabkan karena jaringan otak kekurangan oksigen
akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak dan akan mengakibatkan
kematian pada bagian otak yang kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain
yaitu rasa sakit ketika berjalan kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ mata
yang dapat mengakibatkankebutaan, sakit kepala, Jantung berdebar-debar, sulit bernafas
setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur,
wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari
telingga berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar.
kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur
jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ. Peningkatan tekanan darah pada
hipertensi primer dipengaruhi oleh beberapa faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada
ginjal dan membran sel, aktivitas saraf simpatis dan renin, angiotensin yang
mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolisme natrium dalam
ginjal serta obesitas dan faktor endotel. Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi
antara lain penyempitan arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini
disebabkan karena jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan atau pecahnya
pembuluh darah otak dan akan mengakibatkan kematian pada bagian otak yang
kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu rasa sakit ketika berjalan
5
kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ mata yang dapat mengakibatkan kebutaan,
sakit kepala, Jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat
beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering
buang air kecil terutama di malam hari.
4. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang
disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial. Penglihatan kabur
akibat kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap karena
kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah,
sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.
5. Penatalaksanaan Terapi
6
Nama Obat dan
Pemberian Obat per Hari
No Bentuk Dosis Rute
Sediaan 05- Maret 2021 06/ MARET 2021
OBAT ORAL P P S S M M P P S S M M
1 Vitamin B1 1x1 Oral 07.00
Diamicron mr 07.00
2 60mg 1-0-0 Oral
3 Metformin 500mg 0-0-1 Oral 20.00 18.00
Metylcobalt 07.00 18.00
4 500mg 2x1 Oral 18.00
5 Candesartan 8mg 0-0-1 Oral 20.00 20.00
6 Amlodipine 10mg 1-0-0 Oral
Pioghtazone 18.00
7 30mg 2x1 Oral
8 Galvus 2x1 Oral 18.00
9 Cilostazole 2x1 Oral 18.00
Infus/
No Transfusi
1 Nacl 0,9% 16.00
7
Nama Obat Vitamin B1/ Thiamin
Mekanisme obat Vitamin B1 bereaksi dengan ATP untuk membentuk suatu koenzim yang
aktif, yaitu sebagai tiamin pirofosfat. Tiamin pirofosfat yang diperlukan
untuk kerja dari berbagai enzim, seperti piruvat dehidrogenase dan alfa
ketoglutarat, pada proses metabolisme karbohidrat, serta enzim transketolase
yang berperan penting pada jalur pentosa fosfat. Vitamin B1 juga berperan
pada proses metabolisme glukosa intraseluler, yaitu menginhibisi kerja
glukosa dan insulin pada proliferasi sel otot polos arterial. Vitamin B1 juga
berperan dalam proses dekarboksilasi piruvat dan oksidasi asam alfa
ketoglutamat untuk mengkonversi karbohidrat dan lemak menjadi energy.
Selain daripada itu, vitamin B1 memiliki sederetan aktivitas lain seperti
sebagai antioksidan, eritropoetik, modulator kognitif dan mood,
antiaterosklerotik, ergogenik putatif, dan detoksifikas.
Indikasi Pada penatalaksanaan penyakit beri-beri, ensefalopati Wernicke-
Korsakoff, dan defisiensi vitamin B1.
Dosis Dewasa : 50- 100mg vitamin B1 sekali sehari.
Anak anak : 0,5- 1 mg tab sekali sehari
Interaksi Vitamin B1 berinteraksi dengan alkohol. Alkohol dapat menghambat
penyerapan vitamin B1 di intestinal. Pada pasien dengan alkoholisme
kronik, dapat terjadi defisiensi vitamin B1 hingga sindrom Wernicke-
Korsakoff.
Vitamin B1 berinteraksi dengan antibiotik makrolida seperti
eritromisin, klaritromisin, azitromisin, dan roxithromycin. Antibiotik
tersebut dapat menurunkan efek dari vitamin B1 dengan cara
mengganggu keseimbangan flora normal intestinal.
Vitamin B1 juga berinteraksi dengan omadacycline, yaitu antibiotik
spektrum luas golongan tetrasiklin. Vitamin B1 akan menurunkan
efek omadacycline dengan menghambat penyerapannya pada lumen
usus. Hal ini akan menurunkan efektivitas terapeutik dari
omadacycline
Efek Samping Obat Efek samping vitamin B1 yang berbahaya tetapi jarang terjadi adalah
reaksi anafilaksis.
Efek samping lain, yang pernah dilaporkan adalah:
Gastrointestinal: mual, rasa tercekik di tenggorokan, dan perdarahan
saluran cerna
Kulit: berkeringat, kulit teraba hangat, ruam merah, dan nyeri atau
indurasi pada tempat injeksi
Reaksi hipersensitivitas : gatal, angioedema, urtikaria
Lainnya: rasa gelisah, edema pulmonal, dan sianosis
8
memiliki kerja di luar pankreas.
Indikasi Untuk mengontrol kadar gula darah.
Dosis Dosis awal 40-80 mg 1 kali sehari; ditentukan
berdasarkan respon: hingga 160 mg diberikan bersama sarapan, dosis lebih
tinggi diberikan terbagi, maksimal 240 mg/hari dalam 1-2 kali.
Interaksi Obat antikoagulan, seperti warfarin
Penggunaan gliclazide bersama obat antikoagulan dapat meningkatkan
efektivitas obat antikoagulan dalam mencegah penggumpalan darah,
sehingga dapat menyebabkan perdarahan.
Chloramphenicol
Penggunaan gliclazide bersama chloramphenicol dapat menurunkan
proses metabolisme salah satu obat.
Efek Samping Obat Efek samping yang mungkin terjadi karena penggunaan gliclazide, antara
lain:
Mual
Cobalah mengonsumsi tablet dengan makanan dan konsumsi makanan
yang ringan serta hindari makanan yang berat atau pedas.
Berat badan bertambah
Perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah penambahan berat
badan, seperti mengonsumsi makanan sehat, membatasi porsi makanan,
dan berolahraga secara rutin.
Sakit perut atau gangguan pencernaan
Cobalah istirahat agar lebih rileks. Makan dan minum secara perlahan.
Kompres perut Anda dengan handuk hangat atau botol berisi air panas
untuk meredakan sakit perut. Jika Anda sangat kesakitan, hubungi
apoteker atau dokter Anda.
Muntah atau diare
Minumlah air sedikit demi sedikit, tetapi sesering mungkin jika Anda
sedang sakit. Cobalah mengonsumsi buah yang mengandung banyak air,
seperti labu untuk menghindari dehidrasi.
Bicaralah dengan apoteker jika Anda memiliki tanda-tanda dehidrasi,
seperti urine lebih sedikit dari biasanya, berwarna gelap, dan berbau
menyengat. Jangan minum obat lain untuk mengobati diare atau muntah
tanpa berbicara dengan apoteker atau dokter.
9
tidak meningkatkan sekresi indulin. Metformin tidak mengalami
metabolism di hati, dieksresikan dalam bentuk yang tidak berubah
terutama dalam air kemih dan sejumlah kecil dalam tinja.
Indikasi Obat Untuk terapi pasien diabetes yang tidak tergantung insulin dan
kelebihan BB dimna kadar gula tidak bias dikontrol dengan
diet saja.
Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat diberikan
sebagai kombinasi dengan sulfonylurea
Untuk terapi tambahan pada penderita diabetes dengan
ketergantungan terhadap insulin yang simptomnya sulit
dikontrol.
Kontraindikasi Koma diabetic dan ketoasidosis
Gangguan fungsi ginjal yang serius, kaerena semua obat obatan
terutama diekresi melalui ginjal
Penyakit hati kronis, kegagalan jantung, miokardial infak,
alkoholisme, keadaan penyakit kronik atau akut yang berikatan
dengan hipoksia jaringan. Keadaan yang laktat asidosis dan
keadaan yang ditandai demngan hipoksemia
Kehamilan dan menyusui
Dosis Obat Dewasa: 500mg 1 tablet 3 kali sehari
Efek Samping Obat Metformin dapat diterima baik oleh pasien dengan hanya sedikit
gangguan gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara.
Bila tampak gejala-gejala intolerensi, penggunaan metformin
tidak perlu langsung dihentikan. Biasanya efek samping
demikian tersebut akan hilang pada penggunaan selanjutnya.
Anoreksia, mual, muntah, diare
Berkurangnya absorbs vitamin B12
Interaksi Obat Kemungkinan terjadi interaksi antara metformin dan
antikoagulan tertentu. Dalam hal ini mungkin diperlukan
penyesuaian dosis antikoagulan.
Nama Obat TerjadiMytilcobal
penurunan kliren ginjal 500mg
/ Mecobalamin metformin pada B12)
( Vitamin penggunaan
Golongan Obat bersama dengan simetidine, maka dosis
Kelas terapi Agen Hematopoietik harus diturunkan.
Mekanisme Obat Methylcobalamin merupakan salah satu vitamin B12 yang
larut dalam air di dalam
tubuh. Methylcobalamin meningkatkan produksi sel darah
merah dengan merangsang pembentukkan asam nukleat di
sumsum tulang dan merangsang agar sel darah merah
(eritrosit) lebih matang.
Indikasi Obat digunakan untuk mengatasi kekurangan vitamin B12.
Kekurangan atau defisiensi vitamin B12 bisa menyebabkan
neuropati perifer, anemia megaloblastik, atau glositis.
Kontraindikasi Hindari penggunaan methylcobalamin atau mecobalamin pada
pasien dengan kondisi medis, seperti: Memiliki riwayat alergi
terhadap methylcobalamin atau cobalt. Menderita radang
lambung. Menjalani operasi pengangkatan lambung
Dosis Obat Dosis pada kondisi neuropati perifer: Dosis oral diberikan 500
mcg/hari yang terbagi dalam 3 dosis
Efek Samping Obat Jika digunakan sesuai dosis yang dianjurkan dokter,
methylcobalamin jarang menimbulkan efek samping. Namun,
bila methylcobalamin dikonsumsi secara berlebihan, bisa
muncul efek samping berupa:
Mual atau muntah
Hilang nafsu makan
Diare
Interaksi Obat Menurunnya penyerapan methylcobalamin jika digunakan
dengan neomycin, colchicine, metformin, obat proton
pump inhibitor seperti omeprazole, atau obat penghambat
H2 seperti ranitidin
10
Penurunan kadar methylcobalamin dalam darah jika
digunakan dengan pil KB atau vitamin C
Penurunan efektivitas methylcobalamin jika digunakan
dengan asam folat dalam dosis besar.
Nama Obat Candesartan 8mg
Golongan Obat Angiotensin reseptor blokers (ARB)
Mekanisme Obat Menhambat reseptor anginotensin II. Saat angiotensin
dihambat pembuluh darah akan melemas dan melebar,
sehingga aliran darah menjadi lebih lancer dan tekanan
darah turun.
Indikasi Obat Penanganan hipertensi dan menangani gagal jantung pada
orang dewasa
Kontraindikasi Riwayat hypersensitive terhadap candesartan, pasien hamil/
menyusui, anak berusia kurang dari 1 tahun dan pasien DM
yang menerima aliskiren.
Dosis Obat Dewasa : 8mg sekali sehari. Dosis dapat dis esuaikan
dengan respon tubuh pasien
Dosis maksimal 32 mg-1-2 kali sehari.
Anak usia 1- < 6 tahun : 200mcg/kgBB per hari. Dosis
dapat ditingkatkan sehingga 50-400 mcg/kgbb per hari
Efek Samping Obat Sakit kepala, pusing, mual, muntah, kelelahan, nyeri otot
Interaksi Obat Candesartan dapat berinteraksi dengan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), lithium, aliskiren, CE inhibitor, dan
beberapa diuretic tertentu.
Obat Antiinflamasi Nonsteroid
Pada pemberian candesartan bersama OAINS seperti
(ibuprofen, diklofenal) termasuk inhibitor selektif COX-2
( Celecoxib) dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal,
kemungkinan gagal ginjal akut, dan penurunan efek
hipertensi, efek ini umumnya bersifat reversible.
Lithium
Ditemukan adanya kenaikan konsentrasi serum lithium
dan toksisitas reversible selama pemberian lithium
bersama candesartan, sehingga dapat meningkatkan
resiko hiperkalamia pada pasien.
Angiotensin- converting Enzyme Inhibitor
Penggunaan candesartan yang menurupakan ARB
bersama sama ACE seperti captopril dapat menyebabkan
dual blockade pada system renin-angontensin (RAS).
Hal ini dapat meningkatkan resiko hipotensi
hyperkalemia, penurunan fungsi ginjal dan gagal ginjal
akut.
14
15
Nama Obat Cilostazole
Golongan Obat golongan vasodilator dan golongan antiplatelet.
Mekanisme Obat Cilostazol bekerja dengan cara menghambat keeping darah
(platelet/trombosit) saling menempel, sehingga mencegah
terjadinya penggumpalan darah. Cilostazol juga membuat
pembuluh darah melebar (vasodilator), sehingga
memperlancar aliran darah dan menambah pasokan oksigen
pada sel tubuh.
Indikasi Obat mengatasi rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyempitan
pembuluh darah pada area tungkai kaki ketika seseorang
berdiri atau berjalan.
Kontraindikasi Cilostazol dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki
hipersensitivitas terhadap cilostazol atau komponen aktif
lain. Obat ini juga dikontraindikasikan pada pasien
dengan gagal jantung kongestif, gangguan ginjal dengan
klirens kreatinin ≤ 25 ml/min, dan gangguan hepar berat.
Dosis Obat Dosis umum cilostazol yang diberikan dokter adalah 100 mg
2 kali sehari.
Efek Samping Obat
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi
setelah mengonsumsi cilostazol:
Sakit kepala
Pusing
Diare
Sakit perut
Kaki atau tangan bengkak,
Jantung berdebar
Interaksi Obat
Penggunaan cilostazol bersamaan dengan obat-obatan lain
dapat menimbulkan beberapa efek interaksi, antara lain:
Meningkatkan kadar cilostazol dalam darah jika
digunakan dengan erythromycin, ketoconazole,
itraconzole, diltiazem, flucanozole, ticlopidine, atau
omeprazole
Meningkatkan kadar iovastatin, simvastatin,
atorvastatin, cisapride, halofantrine, pimozide, atau
ergot alkaloids
16
IDENTIFAKASI DRPs PENGOBATAN PASIEN
17
NO Masalah terkait obat Ada/tidak Penatalaksanaan
1 Ketidaktepatan seleksi obat Tidak
2 Dosis kurang Tidak
3 Dosis lebih Tidak
4 Duplikasi Tidak
5 Obat tanpa indikasi Tidak
6 Indikasi tidak diobati Tidak
7 Interaksi obat Tidak
8 Reaksi Obat Merugikan (ROM) Tidak
9 Gagal menerima obat Tidak
Dari obat yang resepkan dokter bahwa tidak ditemukan adanya Drug Related Problems (DPRs).
Dimana obat Candesartan merupakan golongan dari Angiotensin II reseptor blokers ( ARB ) yang
digunakan untuk terapi tekanan darah pada penderita diabetes atau hipertensi, obat Amlodipine
merupakan golongan obat Calsium Canal Bloker (CCB ) yang digunakan untuk terapi tekanan darah
tinggi, obat Diamicron MR 60mg yang berisikan Gliclazide merupakan obat yang golongan sulfonylurea
obat yang digunakan untuk anti-diabetes tipe 2. Obat metformin merupakan obat golongan antidiabetes
Biguanide metformin bekerja dengan cara meningkatkan efektivitas tubuh untuk menekan peningkatan
kadar gula darah. Obat obat Pioglitazonemerupakan obat antidiabetes oral yang termasuk dalam golongan
Thiazolidinedioine digunakan untuk terapi diabetes tipe 2, dimana pioglitazone berkerja dengan cara
meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, sehingga lebih banyak glukosa atau gula yang bias diolah
dan digunakan oleh tubuh. Obat Galvus yang berisi Vildagliptin 50mg merupakan obat antidiabetes
golongan inhibitor dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) yang bersifat selektif dan poten. Sehingga dapat
meningkatkan control glikemik pada diabetes militus tipe 2 dengan baik. Vitamin B1 yang berisikan
Thiamine digunakan untuk pasien penderita diabetes mengalami kekurangan tiamin, sebagai zat yang
dapat berkontribusi terhadap beberapa komlikasi diabetes,`beberapa penelitian membuktikan bahwa
penambajan vitamin B1 dapat mencegah komplikasi diabetes. Obat Methycobal merupakan suplemen
vitamin B12, yang digunakan untuk meningkatkan fungsi system saraf dan memproduksi sel darah merah.
Vitamin B12 memiliki peran kuat untuk mengobati neuropati diabetes yang berfungsi untuk memperbaiki
fungsi syaraf serta mengurangi kerusakan syaraf. Sedangkan obat Cilostazole merupakan obat Antiplatelet
dan vasodilator yang berkerja dengan cara menghambat keeping darah (platelet/ trombosit) yang saling
menempel, sehingga mencegah terjadinya penggumpalan darah yang membuat pembuluh darah melebar
(vasodilator), sehingga memperlancar aliran darah dan menambah pasokan oksigen pada sel tubuh. Jadi
18
semua obat yang diberikan dokter untuk terapi pasien Ibu Fatimah tidak ditemukan adanya DPRs, semua
obat obatan yang diberikan oleh dokter sudah sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pasien.
Analisa SOAP
Tanggal 05/03/2021 ( 13.00 wib)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri kaki hebat
O (OBJEK) Klien terlihat lemah, infus belum terpasang
TD : 180/100 mmHg
N : 84 x/m
S : 36 x/m
SPO2 : 95
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan mobilitas fisik
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien
Analisis SOAP
05/ Maret/ 2021 ( 21.00 wib)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada kedua kaki disertai bengkak
O (OBJEK) Klien terlihat lemah, infus belum terpasang
TD : 160/100 mmHg
N : 80 x/m
S : 36 x/m
Skala nyeri 6 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Intolerensi aktivitas
Analisis SOAP
06/Maret/ 2021 (07 : 00)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada kaki dan bengkak
19
O (OBJEK) Klien terlihat lemah, infus belum terpasang
TD : 180/110 mmHg
R : 20 x/m
N : 78 x/m
S : 36 x/m
GD puasa Pagi : 3,09
Skala nyeri 6 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
Analisis SOAP
06/Maret/2021 ( 12.00 wib)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada kaki dan bengkak sudah berkurang
O (OBJEK) Klien terlihat lemah, infus belum terpasang
TD : 180/110 mmHg
R : 20 x/m
N : 78 x/m
S : 36 oC
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 6 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
Analisis SOAP
06/Maret/ 2021 ( 18.00)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, telapak kaki, sudah membaik sebagian
O (OBJEK) Klien terlihat lemas, kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 140/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 78 x/m
S : 36 x/m
Saturasi Oksigen 95%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
20
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien
- Pemberian obat Metformin 500mg ( 1x1 ) Malam 18.00 wib
- Pemberian obat Metylcobal 500mg ( 2x1) Sore 18.00
- Pemberian obat Candesartan 8mg ( 1x1) Malam 20.00
- Pemberian obat Pioglitazone 30mg (2x1) Malam 18.00
- Pemberian obat Galvus (2x1) Malam 18.00
- Pemberian obat Cilostazole (2x1) Malam 18.00
- Lanjutkan terapi
Analisis SOAP
07/Maret/ 2021 (07.00)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, telapak kaki, sudah mulai membaik
sebagian
O (OBJEK) Klien terlihat sudah tidak lemas , kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 130/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 92 x/m
S : 36 x/m
Saturasi Oksigen 96%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien
- Pemberian obat Metformin 500mg (3x1) Jam 07. 00 wib
- Pemberian obat Metycobal 500mg ( 2x1) jam 07.00 wib
- Pemberian obat Amlodipin 10mg ( 1x1 ) Jam 07.00 wib
- Pemberian obat Pioglitazone 30mg ( 2x1 ) jam 07.00 wib
- Pemberian obat Galvus (2x1) Jam 07.00 wib
- Pemberian obat Cilostazol ( 2x1 ) Jam 07.00 wib
- Lanjutkan terapi
Analisis SOAP
07/ Maret 2021 ( 12.00 wib )
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, sudah berkurang
O (OBJEK) Klien terlihat lemas, kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 130/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 84 x/m
S : 36 Oc
LDL : 158
LED ½ : 40/42
Saturasi Oksigen 96%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
- Gangguan rasa nyaman
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien
- Berikan Metformin 500mg (3x1) Siang 12.00 wib
21
- Dokter menyerankan untuk menambahkan Obat Simvastatin 10mg
- Lanjutkan terapi
Analisis SOAP
07/ Maret / 2021 ( 20.00 wib)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, telapak kaki, sudah mulai berkurang
O (OBJEK) Klien terlihat sudah tidaak lemas, kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 130/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 84 x/m
S : 36 Oc
LDL : 158
LED ½ : 40/42
Saturasi Oksigen 96%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Rasa nyeri sudah berkurang
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
- Gangguan rasa nyaman
- Dokter menyerankan untuk menambahkan Obat Simvastatin 20mg
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien
- Penambahan obat simvastatin 20 mg ( 1x1) Malam ( 20.00 wib)
- Lanjutkan terapi
Analisis SOAP
08/Maret/ 2021 (07.00)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, telapak kaki, sudah tidak terasa. Dan pasien
meminta untuk pulang kerumah.
O (OBJEK) Klien sudah tidak lemas , kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 130/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 84 x/m
S : 37,5 Oc
LDL : 158
LED ½ : 40/42
Saturasi Oksigen 95%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
- Gangguan rasa nyaman sudah tidak terasa
P (Plan) - Observasi TTV
- Pasien sudah bisa melakukan aktivitas sediri
- Dokter membolehkan pulang
- Lanjutkan terapi di rumah !
22