Anda di halaman 1dari 22

PTO MHS

1. Data Pasien
Identitas penderita : Ruang rawat: Dewi Sartika
Nama : Fatimah Intan
Usia : 82 tahun Tgl. Masuk: 05-03-2021
Alamat : Komplek GBA 1 Blok F Tgl. Keluar: 08-03-2021
Status pasien : BPJS Status pulang: Membaik
No. Medrek : xxxxxxxxxx Dokter: Sp : dr. Agung, Sp. PD

Data Klinis Awal Riwayat Konsumsi Obat :


Kesadaran : Sedang Vit B1, Metycobal 500mg, Glumin XR, Diamicron XR, Candesartan
Tekanan darah : 180/100 mmHg 8mg
Nadi : 84 x / m
Respirai : 21 x/m Alergi :
Suhu : 36 °c Tidak ada/ Ada : ( Tidak)
Status Gizi : Utilasi zat gizi 63 fungsi
endokrin Pemeriksaan Penunjang Awal :
Tinggi Badan : - Belum ada advis
Berat Badan : -
Alasan Masuk RS/Keluhan Utama :
Nyeri kaki

Anamnesis :
Pasien mengeluhkan nyeri pada kedua kaki sejak 2 hari SMRS, nyeri muncul dengan tiba- tiba dengan bengkak,
tidak membaik meskipun beristrihat.
Diagnosis Awal :
Diabetes Millitus type 2
Diagnosis Banding :
DM type 2 + HT

Diagnosis Kerja:

Pemeriksaan selanjutnya:

Penelusuran pustaka Penyakit Diabetes Millitus type 2

1. Definisi penyakit : Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai
oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta,
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin (resistensi insulin).
2. Patofisologi : Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan yaitu
Resistensi insulin dan Disfungsi sel B pancreas.
 Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin,
namun karena sel sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon

1
insulin secara normal.Keadaan ini lazim disebut sebagai “resistensi insulin”
Resistensi insulinbanyak terjadi akibat dari obesitas dan kurang nya
aktivitas fisik serta penuaan.Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat
juga terjadi produksi glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi
pengrusakan sel-sel B langerhans secara autoimun seperti diabetes melitus
tipe 2. Defisiensi fungsi insulin pada penderita diabetes melitus tipe 2 hanya
bersifat relatif dan tidak absolut
 Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan
gangguan pada sekresi insulin fase pertama,artinya sekresi insulin gagal
mengkompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani dengan
baik,pada perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B
pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif
seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga akhirnya penderita
memerlukan insulin eksogen. Pada penderita diabetes melitus tipe 2
memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu resistensi insulin
dan defisiensi insulin.

3. Manifestasi klinik : Peningkatan frekuensi buang air kecil ( polyuria), peningkatan rasa haus
dan minum (polidipsi), dank arena penyakit berkembang, penurunan berat
badan meskipun lapar dan peningkatan makan ( poliphagi).

4. Pedoman penatalaksanaan (guideline)


Pedoman penatalaksanaan Diabetes Millitus type 2 berada dalam tabel berikut :

No Golongan Berdasarkan Contoh obat Ket


Obat Mekanisme kerja
obat
1 Obat Peningkatan Metformin dan  Metformin mempunyai efek
antihiperglik hipersensititas tiazolidinedion menurunkan glukosa darah dengan cara
emia oral terhadap insulin (TZD) memperbaiki resistensi insulin, namun
tanpa mempengaruhi sekresi insulin.
Cara kerja metformin adalah
mengurangi produksi glukosa hati
(glukoneogenesis), dan memperbaiki
ambilan glukosa perifer.
 Tiazolidinedion (TZD)
Tiazolidinedion (TZD) merupakan obat
yang bekerja sebagai agonis dari enzim
peroxisome proliferator activated
receptor gamma (PPAR-γ), yaitu
reseptor insulin yang terdapat di sel otot,
lemak, dan hati. Golongan obat ini
mempunyai efek menurunkan resistensi
insulin dengan meningkatkan jumlah
protein pengangkut glukosa, sehingga
meningkatkan ambilan glukosa di sel
otot dan lemak, serta menurunkan
produksi glukosa di hati. Penurunan
HbA1c pada pemberian tiazolidinedion
juga cukup efektif, yaitu sekitar 0,5-
1,4%

2
Pemacu Sulfonilurea,  Sulfonilurea (SU) merupakan obat
sekresi Meglitinide golongan insulin sekretagog yang
insulin (Glinid) bekerja memacu sekresi insulin oleh sel
(insulin beta pankreas. Mekanisme kerja SU
secretagogue adalah menstimulasi sel beta pankreas
) untuk mensekresi insulin, dengan cara
mengikat reseptor SU (SUR), yang
merupakan subunit kanal kalium. yang
tergantung pada ATP (potassium
ATPdependent (KATP)) dan terdapat di
membran sel beta pankreas.
 Obat ini bekerja dengan cara penekanan
pada peningkatan sekresi insulin fase
pertama. Golongan ini terdiri dari 2
macam obat yaitu repaglinid (derivat
asam benzoat) dan nateglinid (derivat
fenilalanin). Metabolisme utama glinid
terjadi di dalam hati dengan enzim CYP
3YP3A4 dan enzim CYP2C9. Obat ini
diabsorbsi dengan cepat setelah
pemberian secara oral dan diekskresi
secara cepat melalui hati.
Penghambat Acarbose dan  Golongan inhibitor alfa glukosidase
absorpsi Voglibose bekerja dengan cara memperlambat
glukosa absorpsi karbohidrat pada saluran cerna,
sehingga bermanfaat untuk menurunkan
glukosa darah setelah makan
Penghambat vildagliptin,  Dipeptidil peptidase-4 (DPP-4)
dipeptidil linagliptin, adalah suatu serin protease, yang
peptidase-4 sitagliptin, didistribusikan secara luas dalam tubuh.
saxagliptin dan Enzim ini memecah dua asam amino
alogliptin dari peptida yang mengandung alanine
atau proline di posisi kedua peptida N-
terminal. Enzim DPP-4 terekspresikan
di berbagai organ tubuh, termasuk di
usus dan membran brush border ginjal,
di hepatosit, endotelium vaskuler dari
kapiler villi, dan dalam bentuk larut di
dalam plasma. Inhibitor DPP-4 akan
menghambat lokasi pengikatan pada
DPP-4 sehingga akan mencegah
inaktivasi dari glucagon-like peptide
(GLP)-1. Proses inhibisi ini akan
menyebabkan meningkatnya kadar
GLP-1 dan glucose-dependent
insulinotropic polypeptide (GIP) dalam
bentuk akif di sirkulasi darah, sehingga
dapat memperbaiki toleransi glukosa,
mempertinggi responss insulin, dan
mengurangi sekresi glucagon
Penghambat Empagliflozin,  Cara kerja dengan menghambat
sodium glucose dapagliflozin, reabsorpsi glukosa di tubulus proksimal
co-transporter canagliflozin dan meningkatkan ekskresi glukosa
2 (SGLT-2) dan melalui urin sehingga kadar glukosa
ipragliflozin darah akan menurun.

3
Penelusuran pustaka Penyakit Hipertensi

4
222

1. Definisi Penyakit : Berdasarkan JNC VII, seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan sistolik
nya melebihi 140 mmHg dan atau diastoliknya melebihi 90 mmHg berdasarkan rerata dua atau
tiga kali kunjungan yang cermat sewaktu duduk dalam satu atau dua kali kunjungan

2. Patofisiologi Hipertensi : Pada dasarnya, tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung
dan tekanan perifer. Berbagai faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer
akan mempengaruhi tekanan darah seperti asupan garam yang tinggi, faktor genetik, stres,
obesitas, faktor endotel. Selain curah jantung dan tahanan perifer

sebenarnya tekanan darah dipengaruhi juga oleh tebalnya atrium kanan, tetapi tidak
mempunyai banyak pengaruh. Dalam tubuh terdapat sistem yang berfungsi mencegah
perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi yang
berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjanng Sistem
pengendalian tekanan darah sangat kompleks.

Pengendalian dimulai dari sistem yang bereaksi dengan cepat misalnya reflek
kardiovaskuler melalui sistem saraf, reflek kemoreseptor, respon iskemia, susunan saraf pusat
yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis otot polos. Dari system pengendalian yang
bereaksi sangat cepat diikuti oleh sistem pengendalian yang bereaksi kurang cepat,
misalnya perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga intertisial yang dikontrol
hormon angiotensin dan vasopresin. Kemudian dilanjutkan sistem yang poten dan
berlangsung dalam jangka panjang misalnya kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang
dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan
berbagai organ. Peningkatan tekanan darah pada hipertensi primer dipengaruhi oleh beberapa
faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada ginjal dan membran sel, aktivitas saraf
simpatis dan renin, angiotensin yang mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan
natrium dan metabolisme natrium dalam ginjal serta obesitas dan faktor endotel. Akibat
yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi antara lain penyempitan arteri yang membawa
darah dan oksigen ke otak, hal ini disebabkan karena jaringan otak kekurangan oksigen
akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak dan akan mengakibatkan
kematian pada bagian otak yang kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain
yaitu rasa sakit ketika berjalan kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ mata
yang dapat mengakibatkankebutaan, sakit kepala, Jantung berdebar-debar, sulit bernafas
setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur,
wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari
telingga berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar.

kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur
jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ. Peningkatan tekanan darah pada
hipertensi primer dipengaruhi oleh beberapa faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada
ginjal dan membran sel, aktivitas saraf simpatis dan renin, angiotensin yang
mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolisme natrium dalam
ginjal serta obesitas dan faktor endotel. Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi
antara lain penyempitan arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini
disebabkan karena jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan atau pecahnya
pembuluh darah otak dan akan mengakibatkan kematian pada bagian otak yang
kemudian dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu rasa sakit ketika berjalan
5
kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ mata yang dapat mengakibatkan kebutaan,
sakit kepala, Jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat
beban kerja, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering
buang air kecil terutama di malam hari.

4. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis pasien hipertensi meliputi nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang
disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial. Penglihatan kabur
akibat kerusakan retina akibat hipertensi. Ayunan langkah yang tidak mantap karena
kerusakan susunan saraf pusat. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah,
sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.

5. Penatalaksanaan Terapi

No Golongan Obat Nama Obat Mekanisme kerja obat


1 Diuretik Bendroflumethiazide, Obat-obatan jenis diuretic bekerja
chlorthizlidone, dengan mengeluarkan cairan tubuh
hydrochlorothiazide, (lewat kencing), sehingga volume cairan
dan indapamide.
tubuh berkurang mengakibatkan daya
pompa jantung menjadi lebih ringan dan
berefek pada turunnya tekanan darah.
2 ACE-Inhibitor Catopril, enalapril, dan Kerja obat golongan ini menghambat
lisinopril. pembentukan zat angiotensin II (zat
yang dapat meningkatkan tekanan
darah).
3 Calsium channel amlodipine, diltiazem Golongan obat ini berkerja menurunkan
blocker dan nitrendipine. menurunkan daya pompa jantung dengan
menghambat kontraksi otot jantung
(kontraktilitas).
4 Kerja obat ini adalah dengan
ARB eprosartan, candesartan,
dan losartan. menghalangi penempelan zat
angiotensin II pada reseptornya yang
mengakibatkan ringannya daya pompa
jantung
5 Beta Bloker atenolol, bisoprolol, dan
Mekanisme obat antihipertensi ini adalah
beta metoprolol melalui penurunan daya pompa jantung.
Jenis obat ini tidak dianjurkan pada
penderita yang telah diketahui
mengidap
gangguan pernafasan seperti asma
bronchial

Catatan Pemberian Obat

6
Nama Obat dan
Pemberian Obat per Hari
No Bentuk Dosis Rute
Sediaan 05- Maret 2021 06/ MARET 2021
OBAT ORAL P P S S M M P P S S M M
1 Vitamin B1 1x1 Oral 07.00
Diamicron mr 07.00
2 60mg 1-0-0 Oral
3 Metformin 500mg 0-0-1 Oral 20.00 18.00
Metylcobalt 07.00 18.00
4 500mg 2x1 Oral 18.00
5 Candesartan 8mg 0-0-1 Oral 20.00 20.00
6 Amlodipine 10mg 1-0-0 Oral
Pioghtazone 18.00
7 30mg 2x1 Oral
8 Galvus 2x1 Oral 18.00
9 Cilostazole 2x1 Oral 18.00

Infus/
No Transfusi
1  Nacl 0,9%     16.00       

Nama Obat dan


Pemberian Obat per Hari
No Bentuk Dosis Rute
Sediaan 07- Maret 2021
OBAT ORAL P P S S M M
1 Vitamin B1 1x1 Oral
Diamicron mr
2 60mg 1-0-0 Oral
3 Metformin 500mg 0-0-1 Oral 07.00 12.00 18.00
Metylcobalt
4 500mg 2x1 Oral 07.00 18.00
5 Candesartan 8mg 0-0-1 Oral 20.00
6 Amlodipine 10mg 1-0-0 Oral 07.00
Pioghtazone
7 30mg 2x1 Oral 07.00 18.00
8 Galvus 2x1 Oral 07.00 18.00
9  Cilostazole 2x1   Oral 07,00     18.00      

KRITERIA PENGGUNAAN OBAT PASIEN

7
Nama Obat Vitamin B1/ Thiamin
Mekanisme obat Vitamin B1 bereaksi dengan ATP untuk membentuk suatu koenzim yang
aktif, yaitu sebagai tiamin pirofosfat. Tiamin pirofosfat yang diperlukan
untuk kerja dari berbagai enzim, seperti piruvat dehidrogenase dan alfa
ketoglutarat, pada proses metabolisme karbohidrat, serta enzim transketolase
yang berperan penting pada jalur pentosa fosfat. Vitamin B1 juga berperan
pada proses metabolisme glukosa intraseluler, yaitu menginhibisi kerja
glukosa dan insulin pada proliferasi sel otot polos arterial. Vitamin B1 juga
berperan dalam proses dekarboksilasi piruvat dan oksidasi asam alfa
ketoglutamat untuk mengkonversi karbohidrat dan lemak menjadi energy.
Selain daripada itu, vitamin B1 memiliki sederetan aktivitas lain seperti
sebagai antioksidan, eritropoetik, modulator kognitif dan mood,
antiaterosklerotik, ergogenik putatif, dan detoksifikas.
Indikasi Pada penatalaksanaan penyakit beri-beri, ensefalopati Wernicke-
Korsakoff, dan defisiensi vitamin B1.
Dosis Dewasa : 50- 100mg vitamin B1 sekali sehari.
Anak anak : 0,5- 1 mg tab sekali sehari
Interaksi  Vitamin B1 berinteraksi dengan alkohol. Alkohol dapat menghambat
penyerapan vitamin B1 di intestinal. Pada pasien dengan alkoholisme
kronik, dapat terjadi defisiensi vitamin B1 hingga sindrom Wernicke-
Korsakoff.
 Vitamin B1 berinteraksi dengan antibiotik makrolida seperti
eritromisin, klaritromisin, azitromisin, dan roxithromycin. Antibiotik
tersebut dapat menurunkan efek dari vitamin B1 dengan cara
mengganggu keseimbangan flora normal intestinal.
 Vitamin B1 juga berinteraksi dengan omadacycline, yaitu antibiotik
spektrum luas golongan tetrasiklin. Vitamin B1 akan menurunkan
efek omadacycline dengan menghambat penyerapannya pada lumen
usus. Hal ini akan menurunkan efektivitas terapeutik dari
omadacycline
Efek Samping Obat Efek samping vitamin B1 yang berbahaya tetapi jarang terjadi adalah
reaksi anafilaksis.
Efek samping lain, yang pernah dilaporkan adalah:
 Gastrointestinal: mual, rasa tercekik di tenggorokan, dan perdarahan
saluran cerna
 Kulit: berkeringat, kulit teraba hangat, ruam merah, dan nyeri atau
indurasi pada tempat injeksi
 Reaksi hipersensitivitas : gatal, angioedema, urtikaria
 Lainnya: rasa gelisah, edema pulmonal, dan sianosis

Kontraindikasi Kontraindikasi vitamin B1 adalah jika terdapat riwayat hipersensitivitas


terhadap obat atau komponen obat ini.

Nama Obat Diamicron


Mekanisme obat
Meningkatkan sekresi insulin sehingga efektif hanya jika masih ada
aktivitas sel beta pankreas; pada pemberian jangka lama sulfonilurea juga

8
memiliki kerja di luar pankreas.
Indikasi Untuk mengontrol kadar gula darah.
Dosis Dosis awal 40-80 mg 1 kali sehari; ditentukan
berdasarkan respon: hingga 160 mg diberikan bersama sarapan, dosis lebih
tinggi diberikan terbagi, maksimal 240 mg/hari dalam 1-2 kali.
Interaksi  Obat antikoagulan, seperti warfarin
Penggunaan gliclazide bersama obat antikoagulan dapat meningkatkan
efektivitas obat antikoagulan dalam mencegah penggumpalan darah,
sehingga dapat menyebabkan perdarahan.

 Chloramphenicol
Penggunaan gliclazide bersama chloramphenicol dapat menurunkan
proses metabolisme salah satu obat.
Efek Samping Obat Efek samping yang mungkin terjadi karena penggunaan gliclazide, antara
lain:
 Mual
Cobalah mengonsumsi tablet dengan makanan dan konsumsi makanan
yang ringan serta hindari makanan yang berat atau pedas.
 Berat badan bertambah
Perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah penambahan berat
badan, seperti mengonsumsi makanan sehat, membatasi porsi makanan,
dan berolahraga secara rutin.
 Sakit perut atau gangguan pencernaan
Cobalah istirahat agar lebih rileks. Makan dan minum secara perlahan.
Kompres perut Anda dengan handuk hangat atau botol berisi air panas
untuk meredakan sakit perut. Jika Anda sangat kesakitan, hubungi
apoteker atau dokter Anda.
 Muntah atau diare
Minumlah air sedikit demi sedikit, tetapi sesering mungkin jika Anda
sedang sakit. Cobalah mengonsumsi buah yang mengandung banyak air,
seperti labu untuk menghindari dehidrasi.
Bicaralah dengan apoteker jika Anda memiliki tanda-tanda dehidrasi,
seperti urine lebih sedikit dari biasanya, berwarna gelap, dan berbau
menyengat. Jangan minum obat lain untuk mengobati diare atau muntah
tanpa berbicara dengan apoteker atau dokter.

 Kesulitan buang air besar (konstipasi)


Cobalah mengonsumsi lebih banyak makanan berserat tinggi, seperti
buah, sayuran segar, dan sereal, serta banyak minum air putih. Lakukan
olahraga dengan berjalan-jalan atau berlari setiap hari.
Kontraindikasi Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis, seperti:

 Alergi terhadap gliclazide


 Penyakit diabetes melitus tipe 1
 Gangguan hati dan ginjal yang parah
 Penggunaan bersama mikonazol
 Kehamilan dan menyusui

Nama Obat Metformin 500mg


Golongan Obat Sulfonilurea
Mekanisme Obat Metformin merupakan zat antihiperglikemik oral golongan
bigunaid. Mekanisme kerja yaitu dengan menurunkan kaar gula dan

9
tidak meningkatkan sekresi indulin. Metformin tidak mengalami
metabolism di hati, dieksresikan dalam bentuk yang tidak berubah
terutama dalam air kemih dan sejumlah kecil dalam tinja.
Indikasi Obat  Untuk terapi pasien diabetes yang tidak tergantung insulin dan
kelebihan BB dimna kadar gula tidak bias dikontrol dengan
diet saja.
 Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat diberikan
sebagai kombinasi dengan sulfonylurea
 Untuk terapi tambahan pada penderita diabetes dengan
ketergantungan terhadap insulin yang simptomnya sulit
dikontrol.
Kontraindikasi  Koma diabetic dan ketoasidosis
Gangguan fungsi ginjal yang serius, kaerena semua obat obatan
terutama diekresi melalui ginjal
 Penyakit hati kronis, kegagalan jantung, miokardial infak,
alkoholisme, keadaan penyakit kronik atau akut yang berikatan
dengan hipoksia jaringan. Keadaan yang laktat asidosis dan
keadaan yang ditandai demngan hipoksemia
 Kehamilan dan menyusui
Dosis Obat Dewasa: 500mg 1 tablet 3 kali sehari
Efek Samping Obat  Metformin dapat diterima baik oleh pasien dengan hanya sedikit
gangguan gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara.
 Bila tampak gejala-gejala intolerensi, penggunaan metformin
tidak perlu langsung dihentikan. Biasanya efek samping
demikian tersebut akan hilang pada penggunaan selanjutnya.
 Anoreksia, mual, muntah, diare
 Berkurangnya absorbs vitamin B12
Interaksi Obat  Kemungkinan terjadi interaksi antara metformin dan
antikoagulan tertentu. Dalam hal ini mungkin diperlukan
penyesuaian dosis antikoagulan.
Nama Obat  TerjadiMytilcobal
penurunan kliren ginjal 500mg
/ Mecobalamin metformin pada B12)
( Vitamin penggunaan
Golongan Obat bersama dengan simetidine, maka dosis
Kelas terapi Agen Hematopoietik harus diturunkan.
Mekanisme Obat Methylcobalamin merupakan salah satu vitamin B12 yang
larut dalam air di dalam
tubuh. Methylcobalamin meningkatkan produksi sel darah
merah dengan merangsang pembentukkan asam nukleat di
sumsum tulang dan merangsang agar sel darah merah
(eritrosit) lebih matang.
Indikasi Obat digunakan untuk mengatasi kekurangan vitamin B12.
Kekurangan atau defisiensi vitamin B12 bisa menyebabkan
neuropati perifer, anemia megaloblastik, atau glositis.
Kontraindikasi Hindari penggunaan methylcobalamin atau mecobalamin pada
pasien dengan kondisi medis, seperti: Memiliki riwayat alergi
terhadap methylcobalamin atau cobalt. Menderita radang
lambung. Menjalani operasi pengangkatan lambung
Dosis Obat Dosis pada kondisi neuropati perifer: Dosis oral diberikan 500
mcg/hari yang terbagi dalam 3 dosis
Efek Samping Obat Jika digunakan sesuai dosis yang dianjurkan dokter,
methylcobalamin jarang menimbulkan efek samping. Namun,
bila methylcobalamin dikonsumsi secara berlebihan, bisa
muncul efek samping berupa:
 Mual atau muntah
 Hilang nafsu makan
 Diare
Interaksi Obat  Menurunnya penyerapan methylcobalamin jika digunakan
dengan neomycin, colchicine, metformin, obat proton
pump inhibitor seperti omeprazole, atau obat penghambat
H2 seperti ranitidin
10
 Penurunan kadar methylcobalamin dalam darah jika
digunakan dengan pil KB atau vitamin C
 Penurunan efektivitas methylcobalamin jika digunakan
dengan asam folat dalam dosis besar.
Nama Obat Candesartan 8mg
Golongan Obat Angiotensin reseptor blokers (ARB)
Mekanisme Obat Menhambat reseptor anginotensin II. Saat angiotensin
dihambat pembuluh darah akan melemas dan melebar,
sehingga aliran darah menjadi lebih lancer dan tekanan
darah turun.
Indikasi Obat Penanganan hipertensi dan menangani gagal jantung pada
orang dewasa
Kontraindikasi Riwayat hypersensitive terhadap candesartan, pasien hamil/
menyusui, anak berusia kurang dari 1 tahun dan pasien DM
yang menerima aliskiren.
Dosis Obat  Dewasa : 8mg sekali sehari. Dosis dapat dis esuaikan
dengan respon tubuh pasien
 Dosis maksimal 32 mg-1-2 kali sehari.
 Anak usia 1- < 6 tahun : 200mcg/kgBB per hari. Dosis
dapat ditingkatkan sehingga 50-400 mcg/kgbb per hari
Efek Samping Obat  Sakit kepala, pusing, mual, muntah, kelelahan, nyeri otot
Interaksi Obat Candesartan dapat berinteraksi dengan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), lithium, aliskiren, CE inhibitor, dan
beberapa diuretic tertentu.
 Obat Antiinflamasi Nonsteroid
Pada pemberian candesartan bersama OAINS seperti
(ibuprofen, diklofenal) termasuk inhibitor selektif COX-2
( Celecoxib) dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal,
kemungkinan gagal ginjal akut, dan penurunan efek
hipertensi, efek ini umumnya bersifat reversible.
 Lithium
Ditemukan adanya kenaikan konsentrasi serum lithium
dan toksisitas reversible selama pemberian lithium
bersama candesartan, sehingga dapat meningkatkan
resiko hiperkalamia pada pasien.
 Angiotensin- converting Enzyme Inhibitor
Penggunaan candesartan yang menurupakan ARB
bersama sama ACE seperti captopril dapat menyebabkan
dual blockade pada system renin-angontensin (RAS).
Hal ini dapat meningkatkan resiko hipotensi
hyperkalemia, penurunan fungsi ginjal dan gagal ginjal
akut.

 Diuretik Hemat Kalium


Penggunaan candesartan bersama diuretic hemat kalium
seperti spironolactone
11 dapat meningkatkan resiko
hyperkalemia.
Nama Obat Amlodipin 5mg
Golongan Obat Antagonis calsium
Mekanisme Obat Amlodipine merupakan antagonis calcium golongan
dihydropirydine ( antagonis ion kalsium) yang
menghambat influs ion calcium melalui membrane
kedalam otot polos vaskuler dan otot jantung sehingga
mempengaruhi kontraksi otot polos vaskuler dan otot
jantung. Amlodipine menghambat influx ion calcium
secara selektif, dimana sebagian besar mampunyai
efek pada sel otot polos vaskuler dibandingkan sel otot
jantung.
Indikasi Obat Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi,
angina stabil kronik, angina vasospastuik. Amlodipine
uga dapat diberikan sebagai terapi dosis tunggal
ataupun kombinasi dengan obat antihipertensi lainnya.
Kontraindikasi Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang
hipersensitifitas terhadap amlodipine dan golongan
dihydropiriydine lainnya.
Dosis Obat Dewasa : 5mg 1 kali sehari untuk dosis awal
Dosis Pemeliharaan : 5mg sampai 10mg 1 kali sehari
Efek Samping Obat  Kardioveskuler ( aritma, bradikardi, nyeri dada)
 Neurologi ( Hipestesia, neuropati perifer)
 Gastrointestional (Anoreksia, konstipasi,
dyspepsia)
 Saluran kemih ( nokturia)
 Respirasi ( syspnea, epistaksis)
Interaksi Obat  Amlodipine dapat diberikan bersamaan dengan
penggunaan diuretic golongan thiazide, alpha
blokers, beta blokers, ACE inhibitor, nitrate,
antiinflamasi non steroid, antibiotic serta obat
hipoglikemik oral
 Pemberian bersamaan digoxin tidak mengubah
kadar digoxin serum ataupun bersihan ginjal
digoxin pada pasien normal
 Amlodipine tidak mempunyai efek terhadap
12 protein dari obat obat ex digoxin,
ikanatan
phenytoin, warfarin dan indomechetin.
 Pemberian bersamman cimetidine atau antacid
tidak mengubah farmakokinetik amlodipine
Nama Obat Pioglitazone
Golongan Obat Antidiabetes
Mekanisme Obat Meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, sehingga
lebih banyak glukosa atau gula yang bisa diolah dan
digunakan oleh tubuh.
Indikasi Obat  Diabetes mellitus tipe 2
Kontraindikasi  Pasien gagal jantung yang berat, gangguan hepar,
kehamilan, kanker kandung kemih, dan hematuria yang
tidak diketahui penyebabnya.
Dosis Obat Dewasa:  Dosis awal 15 mg, dapat dinaikkan hingga
maksimum 45 mg, diberikan sekali sehari.
Efek Samping Obat  Infeksi saluran napas atas, sakit kepala, sinusitis,
myalgia, faringitis, edema, dan peningkatan berat badan
Interaksi Obat  Dapat
13 meningkatkan risiko edema dengan insulin,
metformin, dan sulfonilurea
 Dapat menurunkan kadar plasma dengan rifampicin
 Dapat meningkatkan kadar plasma dengan gemfibrozil
dan ketoconazole.
Nama Obat Galvus (vildagliptin)
Golongan Obat Inhibitor dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4).
Mekanisme Obat Vildagliptin adalah obat antidiabetes golongan inhibitor
dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) yang bersifat selektif dan
poten, sehingga dapat meningkatkan kontrol glikemik pada
diabetes mellitus tipe 2 dengan baik. Inhibitor DPP-4
menghambat degradasi glucagon like peptide 1 (GLP-1)
endogen dan glucose dependent insulinotropic
peptide (GIP). DPP-4 inhibitor juga meningkatkan respons
sel α dan sel β terhadap glukosa
Indikasi Obat Diabetes mellitus tipe 2.
Kontraindikasi Kontraindikasi vildagliptin yang paling utama adalah jika
terdapat hipersensitivitas terhadap vildagliptin. Vildagliptin
bukan merupakan pengganti insulin pada pasien yang
memerlukan insulin, sehingga vildagliptin tidak digunakan
pada pasien diabetes mellitus tipe 1 atau pada penanganan
ketoasidosis diabetik.
Dosis Obat Untuk monoterapi dosis anjuran: 50 mg 1 x/hari pada pagi
dan atau malam hari. Untuk terapi
kombinasi dosis anjuran: 50 mg 1 x/hari pada pagi hari
atau 100 mg dalam 2 dosis terbagi yang diberikan pada
pagi hari atau pada malam hari dikombinasi dengan
sulfonilurea.
Efek Samping Obat Efek samping yang pernah dilaporkan akibat konsumsi
vildagliptin adalah pusing, nasofaringitis, hipertensi, sakit
kepala, asthenia, peningkatan berat badan, edema
perifer, konstipasi, mual, diare, batuk, berkeringat, infeksi
saluran kemih, lesi kulit, arthritis, dan pankreatitis akut.
Interaksi Obat Menurunkan efek terapi Galvus apabila digunakan
bersamaan dengan dengan obat golongan thiazid,
kortikosteroid, simpatomimetik.

14
15
Nama Obat Cilostazole
Golongan Obat golongan vasodilator dan golongan antiplatelet.
Mekanisme Obat Cilostazol bekerja dengan cara menghambat keeping darah
(platelet/trombosit) saling menempel, sehingga mencegah
terjadinya penggumpalan darah. Cilostazol juga membuat
pembuluh darah melebar (vasodilator), sehingga
memperlancar aliran darah dan menambah pasokan oksigen
pada sel tubuh.
Indikasi Obat mengatasi rasa sakit yang ditimbulkan oleh penyempitan
pembuluh darah pada area tungkai kaki ketika seseorang
berdiri atau berjalan.
Kontraindikasi Cilostazol dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki
hipersensitivitas terhadap cilostazol atau komponen aktif
lain. Obat ini juga dikontraindikasikan pada pasien
dengan gagal jantung kongestif, gangguan ginjal dengan
klirens kreatinin ≤ 25 ml/min, dan gangguan hepar berat.
Dosis Obat Dosis umum cilostazol yang diberikan dokter adalah 100 mg
2 kali sehari. 
Efek Samping Obat
Berikut ini adalah beberapa efek samping yang dapat terjadi
setelah mengonsumsi cilostazol:
 Sakit kepala
 Pusing
 Diare
 Sakit perut
 Kaki atau tangan bengkak,

 Jantung berdebar
Interaksi Obat
Penggunaan cilostazol bersamaan dengan obat-obatan lain
dapat menimbulkan beberapa efek interaksi, antara lain:
Meningkatkan kadar cilostazol dalam darah jika
digunakan dengan  erythromycin, ketoconazole,
itraconzole, diltiazem, flucanozole, ticlopidine, atau
omeprazole
Meningkatkan kadar iovastatin, simvastatin,
atorvastatin, cisapride, halofantrine, pimozide, atau
ergot alkaloids

Meningkatkan risiko terjadinya perdarahan jika


digunakan dengan obat antiplatelet atau antikoagulan,
seperti aspirin, heparin, clopidogrel, warfarin,
dabigatran, rivaroxaban, atau apixaban

16
IDENTIFAKASI DRPs PENGOBATAN PASIEN

17
NO Masalah terkait obat Ada/tidak Penatalaksanaan
1 Ketidaktepatan seleksi obat Tidak
2 Dosis kurang Tidak
3 Dosis lebih Tidak
4 Duplikasi Tidak
5 Obat tanpa indikasi Tidak
6 Indikasi tidak diobati Tidak
7 Interaksi obat Tidak
8 Reaksi Obat Merugikan (ROM) Tidak
9 Gagal menerima obat Tidak

Dari obat yang resepkan dokter bahwa tidak ditemukan adanya Drug Related Problems (DPRs).
Dimana obat Candesartan merupakan golongan dari Angiotensin II reseptor blokers ( ARB ) yang
digunakan untuk terapi tekanan darah pada penderita diabetes atau hipertensi, obat Amlodipine
merupakan golongan obat Calsium Canal Bloker (CCB ) yang digunakan untuk terapi tekanan darah
tinggi, obat Diamicron MR 60mg yang berisikan Gliclazide merupakan obat yang golongan sulfonylurea
obat yang digunakan untuk anti-diabetes tipe 2. Obat metformin merupakan obat golongan antidiabetes
Biguanide metformin bekerja dengan cara meningkatkan efektivitas tubuh untuk menekan peningkatan
kadar gula darah. Obat obat Pioglitazonemerupakan obat antidiabetes oral yang termasuk dalam golongan
Thiazolidinedioine digunakan untuk terapi diabetes tipe 2, dimana pioglitazone berkerja dengan cara
meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, sehingga lebih banyak glukosa atau gula yang bias diolah
dan digunakan oleh tubuh. Obat Galvus yang berisi Vildagliptin 50mg merupakan obat antidiabetes
golongan inhibitor dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) yang bersifat selektif dan poten. Sehingga dapat
meningkatkan control glikemik pada diabetes militus tipe 2 dengan baik. Vitamin B1 yang berisikan
Thiamine digunakan untuk pasien penderita diabetes mengalami kekurangan tiamin, sebagai zat yang
dapat berkontribusi terhadap beberapa komlikasi diabetes,`beberapa penelitian membuktikan bahwa
penambajan vitamin B1 dapat mencegah komplikasi diabetes. Obat Methycobal merupakan suplemen
vitamin B12, yang digunakan untuk meningkatkan fungsi system saraf dan memproduksi sel darah merah.
Vitamin B12 memiliki peran kuat untuk mengobati neuropati diabetes yang berfungsi untuk memperbaiki
fungsi syaraf serta mengurangi kerusakan syaraf. Sedangkan obat Cilostazole merupakan obat Antiplatelet
dan vasodilator yang berkerja dengan cara menghambat keeping darah (platelet/ trombosit) yang saling
menempel, sehingga mencegah terjadinya penggumpalan darah yang membuat pembuluh darah melebar
(vasodilator), sehingga memperlancar aliran darah dan menambah pasokan oksigen pada sel tubuh. Jadi

18
semua obat yang diberikan dokter untuk terapi pasien Ibu Fatimah tidak ditemukan adanya DPRs, semua
obat obatan yang diberikan oleh dokter sudah sesuai dengan penyakit yang diderita oleh pasien.

Analisa SOAP
Tanggal 05/03/2021 ( 13.00 wib)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri kaki hebat
O (OBJEK) Klien terlihat lemah, infus belum terpasang
TD : 180/100 mmHg
N : 84 x/m
S : 36 x/m
SPO2 : 95
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan mobilitas fisik
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien

Analisis SOAP
05/ Maret/ 2021 ( 21.00 wib)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada kedua kaki disertai bengkak
O (OBJEK) Klien terlihat lemah, infus belum terpasang
TD : 160/100 mmHg
N : 80 x/m
S : 36 x/m
Skala nyeri 6 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Intolerensi aktivitas

P (Plan) - Observasi TTV


- Bantu ADL pasien
- Pemasangan infus Nacl 0,9 %
- Pemberian obat Metformin 500mg ( 2x1)
- Pemberian obat Candesartan 8mg (1x1 malam)
- Pemberian obat Metylcobal 500mg ( 2x1)

Analisis SOAP
06/Maret/ 2021 (07 : 00)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada kaki dan bengkak

19
O (OBJEK) Klien terlihat lemah, infus belum terpasang
TD : 180/110 mmHg
R : 20 x/m
N : 78 x/m
S : 36 x/m
GD puasa Pagi : 3,09
Skala nyeri 6 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah

P (Plan) - Observasi TTV


- Bantu ADL pasien
- Pemberian obat Vitamin B1 (1X1) pagi jam 07.00 wib
- Pemberian obat Diamicron MR 60 ( 1x1 ) Pagi jam 07.00 wib
- Pemberian obat Metylcobal (2x1) Pagi jam 07.00 wib

Analisis SOAP
06/Maret/2021 ( 12.00 wib)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada kaki dan bengkak sudah berkurang
O (OBJEK) Klien terlihat lemah, infus belum terpasang
TD : 180/110 mmHg
R : 20 x/m
N : 78 x/m
S : 36 oC
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 6 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah

P (Plan) - Observasi TTV


- Bantu ADL pasien

Analisis SOAP
06/Maret/ 2021 ( 18.00)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, telapak kaki, sudah membaik sebagian
O (OBJEK) Klien terlihat lemas, kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 140/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 78 x/m
S : 36 x/m
Saturasi Oksigen 95%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah

20
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien
- Pemberian obat Metformin 500mg ( 1x1 ) Malam 18.00 wib
- Pemberian obat Metylcobal 500mg ( 2x1) Sore 18.00
- Pemberian obat Candesartan 8mg ( 1x1) Malam 20.00
- Pemberian obat Pioglitazone 30mg (2x1) Malam 18.00
- Pemberian obat Galvus (2x1) Malam 18.00
- Pemberian obat Cilostazole (2x1) Malam 18.00
- Lanjutkan terapi

Analisis SOAP
07/Maret/ 2021 (07.00)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, telapak kaki, sudah mulai membaik
sebagian
O (OBJEK) Klien terlihat sudah tidak lemas , kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 130/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 92 x/m
S : 36 x/m
Saturasi Oksigen 96%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien
- Pemberian obat Metformin 500mg (3x1) Jam 07. 00 wib
- Pemberian obat Metycobal 500mg ( 2x1) jam 07.00 wib
- Pemberian obat Amlodipin 10mg ( 1x1 ) Jam 07.00 wib
- Pemberian obat Pioglitazone 30mg ( 2x1 ) jam 07.00 wib
- Pemberian obat Galvus (2x1) Jam 07.00 wib
- Pemberian obat Cilostazol ( 2x1 ) Jam 07.00 wib
- Lanjutkan terapi

Analisis SOAP
07/ Maret 2021 ( 12.00 wib )
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, sudah berkurang
O (OBJEK) Klien terlihat lemas, kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 130/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 84 x/m
S : 36 Oc
LDL : 158
LED ½ : 40/42
Saturasi Oksigen 96%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
- Gangguan rasa nyaman
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien
- Berikan Metformin 500mg (3x1) Siang 12.00 wib

21
- Dokter menyerankan untuk menambahkan Obat Simvastatin 10mg
- Lanjutkan terapi

Analisis SOAP
07/ Maret / 2021 ( 20.00 wib)

S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, telapak kaki, sudah mulai berkurang
O (OBJEK) Klien terlihat sudah tidaak lemas, kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 130/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 84 x/m
S : 36 Oc
LDL : 158
LED ½ : 40/42
Saturasi Oksigen 96%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Rasa nyeri sudah berkurang
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
- Gangguan rasa nyaman
- Dokter menyerankan untuk menambahkan Obat Simvastatin 20mg
P (Plan) - Observasi TTV
- Bantu ADL pasien
- Penambahan obat simvastatin 20 mg ( 1x1) Malam ( 20.00 wib)
- Lanjutkan terapi

Analisis SOAP
08/Maret/ 2021 (07.00)
S (SUBJEK) Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki, telapak kaki, sudah tidak terasa. Dan pasien
meminta untuk pulang kerumah.
O (OBJEK) Klien sudah tidak lemas , kesadaran (sadar), terpasang infus Nacl 0,9%
TD : 130/80 mmHg
R : 20 x/m
N : 84 x/m
S : 37,5 Oc
LDL : 158
LED ½ : 40/42
Saturasi Oksigen 95%
GD puasa sore : 3,15
Skala nyeri 5 ( 0- 10)
A (Asesement) - Nyeri akut
- Gangguan ketidakseimbangan kadar gula darah
- Gangguan rasa nyaman sudah tidak terasa
P (Plan) - Observasi TTV
- Pasien sudah bisa melakukan aktivitas sediri
- Dokter membolehkan pulang
- Lanjutkan terapi di rumah !

22

Anda mungkin juga menyukai