Anda di halaman 1dari 12

by : william adisurya prasetyo

ENDOCRINOLOGIC DISORDERS
DIABETES MELITUS
Pengertian :
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang diakibatkan karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin, atau dikarenakan keduanya.
Klasifikasi :
 DM tipe 1 (5-10% kasus) biasanya terjadi pada usia anak-anak dan remaja, dan merupakan hasil dari
rusaknya sel Beta Pankreas yang dimediasi oleh Autoimun, yang menyebabkan defisiensi insulin
absolut.
 DM tipe 2 (90% kasus) ditandai dengan 2 kondisi, yaitu resistensi insulin dan berkurangnya
produksi insulin. Resistensi insulin ditandai dengan meningkatnya lipolisis dan produksi asam
lemak bebas, meningkatnya produksi glukosa hepatik, dan menurunnya pengambilan glukosa di otot
rangka.
 Penyebab lain terjadinya DM (1-2% kasus), yaitu kelainan endokrin, DM gestasional, kelainan
pankreas, dan obat-obatan (seperti kortikosteroid/glukokortikoid, niacin, dan α-interferon)
Perkembangan penyakit yang terjadi adalah :
Komplikasi mikrovaskular : retinopathy, neuropathy, dan nephropathy.
Komplikasi makrovaskular : coronary heart disease, stroke, dan peripheral vascular disease.
Kriteria Diagnosis :
Gula Darah Puasa (GDP) ≥ 126 mg/dL
Gula Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200 mg/dL
Gula Darah 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral ≥ 200 mg/dL
Nilai HbA1C ≥ 6,5%

Penyebab terjadinya DM Tipe 2 adalah disfungsi sel β-pankreas dan resistensi insulin.
Pada individu normal, fungsi pankreas berjalan normal. Mampu mengatur jumlah sekresi insulin untuk
menjaga kadar gula darah agar tetap normal.
Permasalahan terjadi pada individu obesitas non-diabetic, dimana terjadi peningkatan sekresi insulin.
Terganggunya produksi insulin ‘normal’ merupakan awal mula terjadinya DM.
Insulin ‘fase pertama’ berperan untuk melepaskan insulin ‘fase kedua’. Apabila insulin fase pertama
terganggu, insulin fase kedua harus bekerja/dikeluarkan ekstra untuk menghadapi masuknya
karbohidrat agar kadar gula darah tetap normal. Ketika insulin yang dilepaskan sudah tidak lagi
mencukupi (habis), maka akan menyebabkan disglikemia : prediabetes, diabetes.
by : william adisurya prasetyo
PENGGOLONGAN OBAT DM
INSULIN
Golongan Insulin Nama Insulin Catatan Efek Samping

Rapid – Ultra Rapid Acting

Short Acting

Intermediate Acting

Long Acting

Apabila nilai Glukosa Darah Basal (puasa/sebelum makan) tinggi, maka insulin manakah yang tepat untuk kondisi tersebut?
Apabila nilai Glukosa Darah Prandial (sesudah makan) tinggi, maka insulin manakah yang tepat untuk kondisi tersebut?

Metabolisme insulin terjadi di ginjal, maka perlu penyesuaian dosis pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir.

OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL


Golongan Obat Nama Obat Catatan Efek Samping
MK : Meningkatkan sensitivitas insulin di jaringan
otot sehingga meningkatkan glucose uptake ke dalam
otot.
Drug of Choice for DM T2, dengan alasan :
1. Efikasi tinggi
Biguanida Metformin 2. Minimal efek samping :
 tidak menyebabkan hipoglikemia
 tidak menyebabkan penambahan berat badan
 dapat menurunkan resiko cardiovascular
disease : ↓ TG, LDL, dan ↑ HDL
3. Low cost
by : william adisurya prasetyo
Golongan Obat Nama Obat Catatan Efek Samping
Gen I : MK : Meningkatkan sekresi insulin dengan berikatan
Chlorpropamide, Tolazamied, pada sulfonilurea receptor-1 (SUR-1) di sel beta
Tolbutamide pankreas.
The Second Most Prescribed, namun masih banyak
Sulfonilurea Gen II : perdebatan karena efek samping :
Glimepiride, Glipzide, 1.
Gliburide 2.
Tetapi memiliki benefit :

MK : Meningkatkan sensitivitas insulin di otot,


lemak, dan hati dengan beberapa jalan, yaitu :
1. Mengaktivasi PPARγ (peroxisome proliferator
activator receptor γ) yang berperan dalam
metabolisme glukosa dan lemak,
2. Menyebabkan preadeposit berdiferensiasi
menjadi lemak subkutan, yang merupakan
jaringan yang sensitif terhadap insulin, dan
Thiazolidinedion Pioglitazone, Rosiglitazone
3. Meningkatkan produksi Adiponectin yang dapat ↑
sensitifitas insulin. Perlu diingat, jumlah
Adiponectin berbanding terbalik dengan jumlah
Visceral Adipose Tissue (VAT).
Dipilih sebagai Second atau Third Line
dikombinasikan dengan Metformin, namun Onset /
Efek Terapi akan muncul setelah 3 – 4 bulan
pemakaian.
MK : menstimulasi sekresi insulin dari sel beta
pankreas dengan beberapa jalan, yaitu :
1. ↓ angka/nilai/kadar glucagon,
Oral : Semaglutide 2. memperlambat waktu pengosongan lambung, dan
Parenteral : Exenatide, 3. ↑ aktivitas GLP-1 dan menahan penghancuran oleh
GLP-1 Receptor Agonist
Lixisenatide, Dulaglutide, enzim Dipeptidyl Peptidase 4
Liraglutide
Catatan :
by : william adisurya prasetyo
Golongan Obat Nama Obat Catatan Efek Samping

MK : menghambat produksi enzim Dipeptidyl


Peptidase-4 yang berperan dalam rapid degradation
of GLP-1 dan GIP, sehingga akan ↑ sekresi insulin
Sitagliptin, Saxagliptin, dari pankreas dan ↓ glukosa post prandial.
DPP-4 Inhibitor
Linagliptin, Alogliptin

MK : mengurangi kadar gula darah dengan mencegah


ginjal menyerap kembali glukosa di urin ke dalam
darah, sehingga meningkatkan eksresi gula di urin.
Canagliflozin, Dapagliflozin,
SGLT-2 Inhibitor
Empagliflozin, Ertugliflozin

MK : menghambat kerja enzim alfa glucosidase


(maltase, isomaltase, sucrase, dan glucomilase) di
usus sehingga mengulur pemecahan sukrosa dan
karbohidrat kompleks dan menghambat absorpsi
α-Glucosidase Inhibitor Acarbose, Miglitol
gula di usus.

KI :

MK : memiliki mekanisme kerja mirip dengan


Sulfonilurea, hanya saja memiliki onset lebih cepta
dan durasi lebih pendek. Selain itu berikatan dengan
Meglitinide Nateglinide, Repaglinide
lokasi reseptor yang bersebelahan dengan reseptor
Sulfonilurea. Secara singkatnya memiliki mekanisme
dengan meningkatkan sekresi insulin.
by : william adisurya prasetyo
ALGORITMA TERAPI :
Kondisi I : HbA1C < 7,5 %

Kondisi II ; HbA1C ≥ 7,5 %

Kondisi II : HbA1C > 9 %


Perlu diperhatikan, apakah terdapat gejala klinis atau tidak?
- Tidak disertai gejala klinis :

- Disertai gejala klinis :

KOMPLIKASI :
1. Diabetic Ketoacidosis (DKA)
Pasien dengan DKA mengalami defisit cairan sehingga defisit jumlah natrium dan kalium, maka
berikan cairan saline normal untuk menormalkan kembali jumlah cairan dalam tubuh.
Pengobatan dengan Bicarbonat tidak diperlukan.
2. Macrovascular Complication : CHD dan Ischemic Stroke
Tambahkan Aspirin untuk pasien dengan ASCVD (second : Clopidogrel).
Gunakan GLP-1 RA atau SGLT-2 Inh. untuk DM dengan CHD.
Tambahkan Beta Blocker untuk pasien dengan MI.
Tambahkan ACEI / ARB untuk mengontrol Hipertensi (second : CCB, Thiazide).
Tambahkan Statin untuk mengontrol Hiperlipidemia.
Peripheral Arterial Disease (foot ulcer) : Cilostazol
3. Microvascular Complication :
 Nephropathy : ditandai dengan Albuminuria
Kontrol glukosa dan tekanan darah dapat mencegah dan memperlambat Nephropathy
(ACEI/ARB). SGLT-2 Inhibitor menjadi pilihan pertama pada kondisi ini.
 Retinopathy : adanya iskemik di mikrosirkulasi mata, maka perlu evaluasi fungsi retina.
Laser merupakan terapi pilihan untuk kondisi ini.
Intravotreal anti-vascular endotehlial growth factor (VEGF) : Bevacizumab (off-labeled),
Ranibizumab, dan Aflibercept.
Perlu diketahui bahwa DM dapat menyebabkan katarak dan glaukoma sudut terbuka.
 Neuropathy : Berikan Tricyclic Antidepressant (TCA) atau Gabapentinoid dosis rendah.
Apabila terjadi Autonomic Neuropathy seperti Hipotensi Ortostatik, Diare, atau Gastrparesis,
maka :
 Gastroparesis : Metoclopramide, Domperidone
 Diare : Doxycycline, Metronidazole
SPECIAL POPULATION
Pregnant Woman
Gestasional Diabetes Melitus (GDM) berkembang selama kehamilan. Apabila DM didiagnosis sebelum
kehamilan, maka bukan GDM, melainkan kehamilan dengan pre-existing DM.
Pada banyak kasus, GDM biasanya terjadi di akhir Trimester 2 dan awal Trimester 3.
Resiko GDM : cacat lahir, keguguran, resiko operasi sesar, ibu pre/eklampsia, prematur, neonatus
hipoglikemia, hiperbilirubin.
First Line :
Second Line :
by : william adisurya prasetyo
THYROID DISORDER
by : william adisurya prasetyo

Seorang apoteker sedang melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO) pada seorang pasien di sebuah rumah sakit. Metode dalam pelaksanaan PTO
adalah SOAP, yang terdiri dari Subject, Object, Assesment, dan Plan. Didasarkan pada data rekam medis pasien, dokter mendiagnosis pasien terkena
Hipertiroid. Maka sebagai seorang apoteker, data klinis apakah yang perlu diperhatikan untuk mengisi bagian Object di PTO pasien tersebut?
a. T3 Total dan T4 Total
b. Free T3 dan TSH
c. T3 Total dan TSH
d. Free T4 dan TSH
e. T4 Total dan TSH

Seorang apoteker sedang melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO) pada seorang pasien di sebuah rumah sakit. Metode dalam pelaksanaan PTO
adalah SOAP, yang terdiri dari Subject, Object, Assesment, dan Plan. Didasarkan pada data rekam medis pasien, dokter mendiagnosis pasien terkena
Hipotiroid. Lalu dokter memberikan terapi obat Anti Hipotiroid selama 12 bulan. Setelah 12 bulan terapi, dokter ingin melihat keberhasilan terapi
apakah terjadi perbaikan dalam nilai Tiroidnya atau tidak. Maka data klinis apakah yang perlu diperhatikan?
a. T3 Total
b. T4 Total
c. TSH
d. Free T3
e. Free T4
by : william adisurya prasetyo

HIPERTIROID

HIPOTIROID
by : william adisurya prasetyo
by : william adisurya prasetyo
by : william adisurya prasetyo
RHEUMATOLOGIC DISORDER
RHEUMATOID ARTHRITIS
Pengertian :
Rheumatoid Arthritis merupakan suatu kondisi autoimun sistemik dimana terjadi aktivasi yang tidak tepat dari sistem imun bawaan dan adaptif yang
menyebabkan peradangan yang mengarah ke tulang, tulang rawan, dan erosi sinovium.
Patofisiologi :
Plasma Sel menghasilkan Autoantibodi

APC (Antigen Presenting Cell) mempresentasikan Autoantibodi tersebut dengan
menghasilkan antigen kepada Sel T

Sel T merangsang Sel B untuk produksi Antibodi dan Osteoklas yang
menyebabkan Bone Destruction → Inflamasi
Sebagai respon imun adanya inflamasi, tubuh mengaktivasi Makrofag

Makrofag memproduksi :
1. Fibroblast yang menghasilkan Matrix Metalloproteinase (MMPs)
2. Cytokin proinflamatory ; TNF-α, IL-1, IL-17

Kesemua hal tersebut menyebabkan Bone Destruction dan Bone Matrix
Degradation

Presentasi Klinis
Rheumatoid Arthritis biasanya ditandai dengan nyeri sendi secara simetris. Selain itu juga ditandai dengan adanya bengkak, kekakuan pada sendi di
pagi hari yang durasinya sekitar 30 menit. Kulit pada bagian sendi yang bengkak biasanya kemerahan dan terasa hangat dibanding bagian kulit lainnya.
Sedangkan pada Osteoarthritis pembengkakan terjadi karena pembesaran tulang dan tidak terjadi tanda peradangan.
by : william adisurya prasetyo
Penggolongan Obat
Nama Obat Catatan Efek Samping
Disease Modified Anti-Rheumatoid Arthritis Drugs (DMARDs)

Methotrexate

Leflunomide

Sulfasalazine

Hydroxychloroquin

Biological Disease Modified Anti-Rheumatoid Arthritis Drugs (bDMARDs)

TNF Inhibitor

Non – TNF Inhibitor

Anda mungkin juga menyukai