Scanned by CamScanner
juga mengakibatkan gangguan proses ambilan gluf:osa
ínsulín. Pada awalnya, kondisi resi5tensi insulin in¡ oleh sel otot dan mengganggu s°kresi insulin olefi
dikompensasi oleln peningkatan sek.res› insulin oleh sel beta pankreas. Fenomena inï yang disebut dengan
set beta pankreas. Seíring dengan progresifitas penyal.it lipotoksisitas.
maF produksi insulin ini berangsur menurun Dengan dasar pengetahuan ini maka dapatlah
menimóu1kan klinis híperglikemía yaf›g nyata. diperkirakan bahwa dalam mengelola diabetes tip° 2,
Hiperqlikemia aWalnya terjadipada fase setelah makan pemilihan penggunaan intervensi farmekologik sangat
saat otot gagal melakukan ambilan glukosa dengan tergdntvng pada fase mana diagnosis óiabetes ditegakL-
optimal. Pada fàS•. b=riüutnya dimana produksi insulin zn yaitu sesuai dengan kelainan dasar yang ter adi pada
semaI:in menurun, mara sa3t tersebut seperti (Gambar 1):
terjadi produksi glukosa hati yang òerfebihan dan • Resistensi insulin pada jaringan len ak, otot dan ’hati
mengakibatkan meníngkatnya glukosa darah pada sa • Kenaikan produksi glul‹osa olel hati.
fit puasa. Hiperglikemia yang terjadi memperberat • Kekurangan sekresi insufin oleh pankreas.
gangguan sekresi insulin yang sudah ada dan diseóut Pilar penatalaksanaan OM dimulaidengan pendekzte0
dengan fenomena glukotoksísítas. non farmakologi , yaitu berupa pemberian cdukasi, pcLP+
Selain pada otot, resistensi insulin juga terjaJi canaan makan/terapi nutrisi medik, kegiat4n jasmani d
pada jaringan adiposa sehínçga merangsang proses penurunan berat Radar Oilü did8|3at berat badan lebïl1 9 Ï2u
lipolisis dan meningkatkan asam Jemak bebas. Hal ini obesitas. Bila dengan la°9 kal1 langkali pendcks tzn nom
— —— 2328
Scanned by CamScanner
ypRM@KOTERAPl PADA PENGENDALia er
!’* !A DIABETES MELITUS
2
TIPE 2329
farmdkolo gi tersebut belum
pengendalian DM belum terca pai, maka terapi ‹nsulin. Keadaan
SaSaran seperti ini memerlukan perawatan
Masukan Makanan
Diet
lnsulin malam hari
Alfa glukosidase inhibitor
Insulin
Transpor glUkOSü
Resistensi
lnsulin Metformin
Troglitazone
Pemakaia n glukosa
sel
berjalan dongan rspat sehlnggя m¢tformln hisanya fiłcktivitai m«tform/» ^* ørunkan gIul‹oтy erJh
diberikan dua sampai tiga kali sehúri kc¢uall dalam /iada orang grm•*
bentuk gAlended rr)rnse. Setelah› diberikan :ec‹Jra oral,
țaslțtensi insulin, me++sqeh p+namhatțafl
°”’*’
badco rbagei
metforn›in akan meii c apal kadar terlinggi dalam Jarati
setelah 2 jam dan dlekskiesl l9wat ufln dalam
keadann utuh dengen waktu paruh 2 S jam. monoterapl pilihan utJm• P ^ *’ F”**
yggy)yqgyyt grmuk denț an dił lipidemia dan resistenti gila dengsn mo0 •
=
Genqrlk Nama dsgeng
Blguanid Metformín Glucophage 500.850 250.3000 6.B A-3
Glumin 500 500•3000 6-B 2•3
Metformin XR Głucophвqe-XR S00•750 1
Glumłn•XR sO0 'î00 000 2
:Tíazołidindìon/ Rosiglitazon Av‹ndia
glitazone Pioglitazon Attos
D9čulİrl
Klorpropamicl Diabenese
Glibentlamid Daóпil Euqlukoi
Glipizid Mïnldiab 8-10 8 20 10.16 •}
CIucoïrol-XL
Gliklazi4 Diamitron
ÖiamicrDn-MR
Glikuidon Glurenofm
Glimeplrid Amaryl
Gluvas ,
Amadiah
Metiix 24
Rtğäg(inid NovoNorm 0.ã , ],j l,š o
Nateglinid Słarlíx 1Z0 g@
Penghambat Atarbose Glutohзy SOi0U 0OśOO
Glukosidase
lx
Obat ł¢ombinast Tetap Metformlri ‹Glucovzn‹e
Glibènklamid
PADA PENGENDALIAN GUKkføi A
șğRMA* DIABETES M£MTUS TIPE 2
” ”ĂVïÎnóäńiét
si kedua dan ketiga. SU generasì pertama
adalah
to[butamidG dan orang tua dipilih obat y si›g ‹nasa Г.e‹j‹ f1}•¿i gcIinr¡
chlorpropamide. SU singkat. Obat SU dengan masa kerja pan ar›q sehai!.‹
gene fasi kedua adalah glìbenclamid e, qli plzide dan Y• tidak dipakai pada usia lanjut. Se)ain pads •!!!î! !“"
t/:‹uzid•. SU generasì ketiga adÂlah glimepiride. hipoglikemia juga lehih ser if›g terjudi pada pasien dengan
Glibenklamid menurunkan glukosa darąh puasa lebih gagal ginjal, g+ ^9 U člÜ fUf1gs‹ I ati berat dan paSlelJ dŁ’!
b‹s‹r daripada qlukosa sesudah makan, Masing masing lÇü+ masukan mak an yang Ł.urang da** yka ț ȘttÇ | / £!
çşmpai 36% dãO 2ï %. Bila diperlukan, dc sis terbagi 8Ùá f Õ obat sulfą. Obat yang mempunyai rrï etabCil(t al:III
dapat dï 9fikan dengan dosis sore yang lebih
tentu akan lebih munakin menyebabka ï hipocjlikemi*›
rendah. Pada peMäka/ an jangka lama, efektivit as yang
obat golongan ini dapat berkurang. Pemberian SU berkepanjangan jikв diberiŁ.an pada pasien deng an g a? č!ł
sebagai terapi tunggal dapat menurunkan HbAlc ginjal atau gagal hati.
1,5-2%. Selain itu terjadi Ł.enaikan berat üadari sekita 4-/ !9
Pada pemakaian sulfonilurea5 U, umumnya selalu gang9Uan pencernaan, fotosensitifitas, gangguan enzirri
¿¡mulai dengan d asis rendah, Untuk menghindari hati dan fł ushin9
kemungkinan hipoglikemia. Pada keadaan tertentu di Pemakaiannya dikontraindikasikan padz DIS tipe 1.
mana kadar glukosa darah sangat tinggi, dapat diberikan hïpersensitìf terhadap sulfa, hamil dan menytisui
su dengan dosìs yang lebih besar dengan
perhatían khusus bahwa dalam beberapa hari sudah Glinid
dapat diperoleh
Farmakokinetik dan Farmakodinamik
efek klinis yang jelas dan dalam 1 minggu sudah
Mekanisme kerja glinid juga melalui reseptor
terjadi penurunan kadar glukosa darah yang cukup
sulfonilurea (SUR) dan mempunyai struktur yang mirip
bermakna. Segeralah perìksa kadar glukosa darsh
dengan sulfonilurea, perbedaannya dengan SU adaîah
dan sesuaìkan dosisnya.
pada masa kerjanya yang lebih penJek. Mengingat
Dosis permulaan sunfonilurea tergantun 9 bd da lama kerjanya
beratnya hiperglìkemia. Bila konsentrasi glukosa puasa yang pendek maka glinid digunakan sebaaai obat prandial.
200 mg/dL SU sebaiknya dimulai dengan pemberian Repaglinìd clan nateglinid Ledua-duanya .dìabsorbsî
dosis kecil dan titrasi secara bertahap setelah 1-2 minggu dengan cepat setelah pemberian secaгa oral dan cepat
sehingga ter¢apai glukosa darah puasa 90-130 mg/dL dikeluarkan melalui metabolisme dalam hati sehingga
Bila glukosa darah puasa >200 mg/dL dapat diberikan diberikan dua sampai tiga kali sehari. Repaglinicl dapat
dosis awal yang lebih besar. Obat sebaiknya diberiŸaĞ menurunkan glukosa darah puasa walaupun mempun•/ai
setengah jam sebelum makan karena di5erap dengзn masa paruh yang singkat karena lama menempel pnda
lebih baik. Pada obat yang diberikan satu kali sehari, kompleks SUR sehingga oapat menurunkan ekuivalen
seba îknya diberikan pada waktu makan pagi atau pada HbAl c pada SU.
M člkan
makanan porsi terbesar. Sedang Nate 9!inìd mempuny a i masa tin ganl
K ombinasi SU dengan insulin diberikan berdasarkaП lebih singkal dan tuak menurunkan gl‹łkosa darah
er d ta kadar glu kosa dara h sepanjang hari terutčt ä puasa. Sehinga keduanya merupakan sekretnaok y • •s
ditentukan oleh kadar glukosa darah puasanya. Umumnya khusus menurunkan gl ikosa postpranJiaJ den9an ¢? feL
Lenaikan kadar glukosa darah sesudah makan kurang hipoglikemik }•ang mìnimnl MengingaI ełeknya terhadap
lebih
glukosa puasa tidak begitu baik maka s!' nid tid. k heqit‹i
Uma, tidak tergantung dari kadar glukosa darah pada kuat menurunkan HbAlc.
Keadaan puasa. Dengan memberikan dosis insulin keqa
Sedan g atau insulin glargin pada malam hari,
produksi glUkosa hati matam hari dapat dikurangî
Pengñambat Al(a Glukosidase
sehingga kadar gluko sa darah puasa dapat turun. S Farтtsakokinetik dan Taтmakodïnamik
elanjut nya kadar glUkOsa darah siang hari dapat diatur Acarbose lзampir t›dak diah5oFbsi dan bekerja ' lokńl
dengan pemberłan SU seperti biasanya. øaóa salurai› pencernaan. Acarbose mengaIam‹
Kombinasi suI(onilurea dan insulin ini temyata lebih w«abnii‹vø didalam saluran pencernaan, metaboIisme ‘т e
*üik dari pada insulin sendiri, dosis insulin yang rutamнȚ jî?h flora mikrobiologis, hidrolisłs intest ìnat clan
dìperlukan EUQ t9ŁFj yata lebih Kendall dat CQr a komb aft s•itas rnтim pencernaai›. ïУaklti paruh ełiminasi
nasi ini lehilз dapat diterima pasien daripada penggunaa plasma kin -d›ra ü¡a, pàda oraпq sefiat dan tebaQian
n insulin fTtUlti ìnjt/¡ besa dieг*rresi m# Alt
łeses. Obat ioi bekerja secata kornQetìtif meaqha fit ke›j»
Efgk Samplng dan KontraiTl di ÏtB5›
*'P 9likemi merupakan e(ek sa aping terpenling dad
terutam a bila asupan pasien tìdak adekuat Untuk
meng• angi kemungkinan hipoglikemİo, apalagi pada Oh
2334
d I L mukosa usus
usus 1 dir ksprcs /!++
hipoglikemiз dan juga tidзk bcrpeng aruh pada kadar dan halus. GLP•
insulin.
juga di Sø| EIÏa pancreas. S^! mbantu menin5katka l l
ä
*’
resp on
sekrrsi insul!0 l*h makan a n, G LP 1 juga
s d0! mensekresí glukagon,
Mekanisme Kerja nienek bn se( alfa pankrea
3
OFat inì mcmperlambзt dan pemecзh3n d3n penyerapan g dan memiliki efek
mcmperlam
U
ł atp Ø f j go Son g an laM
b
menurunkan hip•‹ s ikemia
La‹bohirat komplcks dengзn menghambat enzim anoreksia SOЯ! ^! schi• 9s•
alpha
qluk osidasc yang terd4p3t padз dinding enterosit Ø GL 1 din respons GLP-1
s‹udi nзelcporkan penurun8
yan9 terlctak pada bзgian proksimal usus halus. Secзm
sebagai respo ns t erhad3
klinis akan
terjadi h3mbatan pembentukan monosakarid.з intrd]uminзI,
(PeFl@hÂTzżğą t
mrnghзmbat dan memperpanjang pen‹ngkatan glukos
p g
h
j t Di pept idyl pep tidase IV
a darзh postprandial, dan inc< p•• 9• ruhi res pons ba İlİki w‹ ktu pzl fUh ya ng sang at
insulin
plasma. Hasil akhirnya adalah pcnurunan glukosa darah GLP - 1 endogcn mem
post prandial SebJg3ì monoter3pi tid»k aî:an pendek (<I menit) akib« l pscs inaktiVäSi oleh enzim
merangsang
sek res i insulin sehingga tidak dOpat me nyeba bkan Dpp- iV. Penghambatd!1 ł2» m mGLP-1
DPP-IV d‹harapk0n dapat
!^!P 9!'*<fTłia. m€'mperp•зnjaFìg masз kerja sehingga memblntu
menurun ka ii hiper glikemia. Terdз pnt dua ‹nac em
Penggunaan dalam klinik Golongan lncretin
Acarbose dapat digunakan sebagai monoterapi atau Terdapat 2 hormon incretiii yang rlikeluзikarт oleh
sebaqai kcmbtnasi dengan insulin. mPtformi», salufan cerna yaitu glucose ¢łependent ins ilinotropic
glitazone atau sulfonilureз. Untuk mcrtdзpat efek polypeptide tGlP) da!19lUcago n-like peptide-1 (GLP-1).
m3ksima I, obat ini h3rus diberik aп segera pada saat Kedua hnm on ini dikeluarkan sebagai respon terllarlap
maka waп utama. Hal ini perlu karcnз merupakan asup3n mзL anзn sehingga meningkutkan sekresi insulin.
penghan›bat koinpetîtif dan sudah Icat us ada pada GIP diekspiesikan oleh sel K yang banyзk terdapat di
seat kerja ei zimatik pada saat yang sama k зrbohidrat
duodenum dan mukosa
beradd di usus I aIris. Dengan membcrik enny.3 1 S
menit sebelum 3tflu Ses гidAlmy 3 makan Jkan
rnrngurangi dampak pPngobataiз terhadap glukosa
post prandiзl
Monatercpi dengan acarbose dapзt nзenurunkni\
rata-rata glukosa post prandial sebesar 40-G0 i1зg/dL
dan glukosa puasa rata- rata 10 - 20 ^ 9/d Ł dale HbA)
C 0 S-1 %. Dengan terapi kombinasi bersama SU, гпct(or
min dan insulin maka ac arbose da pat menuruilk an
lebih banyak terhadap AIC sebesar 0,3 0,S°,ú гłan
rata-rata glukosa post prandi.зl sebesar 20-30 mg/dL
dari keadaan
sebelumnya.
d.
diten nk9n.
2335
gtøyosa darah saja, tetapijuga *rttws A t„ fi»víd«m lift. Iírmylorra jn łhc tr‹øtmmł cf \yp•’.
pit berat badan, t/ ÕnÑQ dä fÂh, dan profil
!İ id, SQ
pcrii
#ianjuт’кan dalam Knnsensus
han
0M Tipe 2 di Indonesia ta hun
End kгinologi Indonesia).
Oengan berbagai maCam usaha tersebut, diharap !a*'Ct‹'s Mr‘liłi1s' T’cw łala k.mana an ”Fcrrp‹J‹lu. hafal I’ -n*'rL'iI
kan
s scan pengendalian glikemia pağ z cliabetet UK I FCrs{Hv Iİvt' fžiakrtrw Słuily (UKr’f S¡ Grou p, łn!tmsivi• 1.'Iix«l-
rnelitus
seperti yang dianjuf kan oleh pat ar diabet es di ( kLanan) darah < î30/80 >140/90
130-140/80-90
Indonesia dapat dicapai, sehingga pada gilirannya
nanti k•• ri‹r ›i kronïk diabetes meiitus iuga dapat
dícegáh dan pasien diabetes melitus dapat hídLJ p
berbahag ía bersama dabetesyanq REFERENSI
disandangnya.
meanrлaгet As a›im:Clinical fract'ceR*ornmœd°ti '
19.5-23 23 -25
gluctr'› ‹xmtrril with sulț›lviny]øtvJs rir instiÎ in Wíd‹w E, .rnup l.. IłigwanIrJ m‹ łahelic cJ/‹xta and •Jcw•›•›) us
riwn(rarcil with Co/w••nlinriaj trtafmcvł anJ risk in If C frtJtmclt oíinsulin midfanrt +}"n‹łrorrJc. Ïfir• UiaA let
ref c omĘlicałî‹›n.s in Ęa!ítWt9 wilŁi fyp‹' 2 cłia1- AnnuJ1 IL Eds. ‹'Vfa rsÏ›.all Ü1 anJ ł lom•• í’f7, A m fc-rd•*m.
t‹•• fLlK f1G З*).Lan‹:c1 łJW: 352:P37.
z« , 2ß7 (3).