Anda di halaman 1dari 28

a.

Pelayanan Farmasi Klinis


1. Pengkajian resep
a. Resep Obat dengan penggunaan khusus (insulin)
Uraian Obat

Nama obat Apidra

Komposisi dan kekuatan Insulin Glulisin (Rekombinan


Insulin Human-Kerja Singkat)

Indikasi Insulin Dependent diabetes Melitus


(IDDM).

Dosis dan Aturan pakai Diberikan cepat (0-15 menit sebelum


atau segera setelah makan) melalui
suntikan subkuntan atau infus pompa
subkutan, berdasarkan penetapan
dosis secara individu.

Farmakologi Insulin mempercepat masuknya


glukosa ke sel otot rangka dan
adiposa.
Insulin masuk ke reseptor α diluar
sel kumudian ke reseptor ß didalam
sel. Selanjutnya merangsang
fosforilase intrasel yang kompleks,
berakhir dengan pembentukan
transporter glukosa. Kemudian di
translokasi ke dinding sel, glukosa
plasma masuk ke sel melalui
GLUT4.
Dalam sel, digunakan untuk
metabolisme atau disimpan sebagai
glikogen atau trigliserida.
Efek samping Kadar glukosa darah pada keadaan
puasa dan preprandial sedikit lebih
tinggi, kadar glukosa darah post-
prandial sedikit lebih rendah, dan
hipoglikemia lebih jarang terjadi.
Udema sementara, reaksi lokal dan
hipertrofi lemak pada daerah injeksi;
ruam, kelebihan dosis menyebabkan
hipoglikemia.

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap insulin


glulisin

Peringatan dan perhatian penggunaan dosis insulin yang tidak


tepat atau penghentian dapat
menyebabkan hiperglikemia dan
keadaan ketoasidosis, yang dapat
menyebabkan kematian. Penggunaan
pada wanita hamil harus diberi
perhatian. Wanita menyusui perlu
dilakukan penetapan dosis dan diet.

Stabilitas penyimpanan Penyimpanan dalam wadah kedap


udara, terlindung dari cahaya, pada
suhu tidak lebih dari minus 20
derajat.

Uraian Obat

Nama obat Lantus

Komposisi dan kekuatan Insulin Glargline (Rekombinan


Insulin Human-Kerja Lama)

Indikasi Insulin Dependent diabetes Melitus


(IDDM).

Dosis dan Aturan pakai

Farmakologi Insulin mempercepat masuknya


glukosa ke sel otot rangka dan
adiposa.
Insulin masuk ke reseptor α diluar
sel kumudian ke reseptor ß didalam
sel. Selanjutnya merangsang
fosforilase intrasel yang kompleks,
berakhir dengan pembentukan
transporter glukosa. Kemudian di
translokasi ke dinding sel, glukosa
plasma masuk ke sel melalui
GLUT4.
Dalam sel, digunakan untuk
metabolisme atau disimpan sebagai
glikogen atau trigliserida.
Efek samping gangguan penglihatan yang bersifat
sementara, pada pasien dengan
retinopati berat, serangan
hipoglikemia berat dapat
menyebabkan kehilangan
penglihatan sementara; efek samping
lain yang jarang terjadi yaitu: reaksi
antibodi terhadap insulin, retensi
natrium, udema, bronkospasme,
penurunan tekanan darah, circulatory
collapse (shock), dan reaksi alergis
berat yang pada kondisi tertentu
dapat mengancam jiwa.

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap insulin


glargin

Peringatan dan perhatian pasien harus diajarkan ketrampilan


yang penting untuk self-management
diabetes, seperti monitoring kadar
gula, teknik penyuntikan yang tepat,
pengukuran untuk mengenali dan
menangani penurunan atau
peningkatan kadar gula darah.
Hipoglikemia dapat terjadi pada
kondisi tertentu, umumnya terjadi
pada awal pengobatan dengan
insulin, setelah peralihan ke
preparasi insulin yang berbeda,
keadaan di mana kontrol
metabolisme tidak stabil, atau pada
penyakit ginjal dan hati yang berat.
Hiperglikemia dapat terjadi pada
kondisi tertentu seperti: pengurangan
/ tidak mendapatkan suntikan atau
penurunan efektifitas (karena
penyimpanan yang salah), malfungsi
pen, penurunan aktifitas fisik, stress,
luka, operasi, demam atau penyakit
tertentu lainnya, serta penggunaan
bersamaan dengan obat lain
(interaksi obat). Gejala kondisi
metabolisme serius (ketoasidosis)
terjadi akibat kekurangan insulin.
Kebutuhan insulin berkurang pada
wanita dalam pre-existing atau
gestasi, tapi umumnya meningkat
setelahnya. Setelah persalinan
kebutuhan insulin menurunkan
kembali dengan cepat. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengawasan
secara hati-hati terhadap kadar gula
darah dan dilakukan pengawasan
oleh dokter. Pada wanita menyusui
perlu dilakukan penetapan dosis dan
diet.

Stabilitas penyimpanan Penyimpanan dalam wadah kedap


udara, terlindung dari cahaya, pada
suhu tidak lebih dari minus 20
derajat.

Skrining administratif
Tidak
No. Persyaratan Administratif Ada Keterangan
Ada

1 Nama pasien √ - Amirullah

2 Jenis kelamin pasien - √

3 Usia/tanggal lahir pasien √ - 59 Tahun

4 Berat badan pasien - √

5 Nama dokter √ - dr. Aulia Recitra Kasim

6 Surat Izin Praktek (SIP) - √

7 Paraf dokter √ -

8 Nomor Telepon Dokter - √

9 Alamat Praktek dokter √ -

10 Tanggal penulisan resep - √

Skrining Farmasetik

Tidak
No. Persyaratan Farmasetik Sesuai Keterangan
Sesuai
Apidra
1 Nama obat √ -
Lantus

2 Bentuk sediaan - √

3 Kekuatan sediaan - √

4 Stabilitas - √

Bukan merupakan
5 kompatibilitas - √
bentuk racikan.
S
krining Klinis
Tidak
No. Persyaratan Klinis Sesuai Keterangan
Sesuai

1 Tepat indikasi √ - Untuk pasien DM.

2 Tepat dosis -

4 Tepat aturan pakai - V

Tepat cara penggunaan


5 V -
obat
Tepat lama penggunaan
6 - V
obat
Tidak ada
7 V -
duplikasi/polifarmasi

8 Alergi dan efek samping V -

9 Tidak ada interaksi V -

Kesimpulan pengkajian resep Insulin:


Skrining administrasi : Dari skrining administrasi berad badan pasien tidak
dicantumkan tetapi dapat ditanyakan secara langsung
pada pasien/keluarga pasien saat menebus resep,
Sehingga resep tersebut dapat dilayani. Jenis kelamin
pasien tidak dicantumkan tetapi kita dapat mengetahui
dari nama atau kita bisa langsung menanyakan. Surat
izin praktek tidak dicantumkan, tetapi kita dapat
menelpon ke rumah sakit untuk menanyakan.
Skrining Farmaseutik : skrining farmaseutik tidak didapatkan permasalahan
yang serius, hanya saja apoteker harus mengedukasi
pasien terkait penyimpanan sediaan insulin yang benar agar
mutu dan stabilitas sediaan tetap terjaga.
Skrining Klinis : resep ini masih rasional dan dapat dilayani
walaupun menurut literatur dosis maskimal untuk
penggunaan Novomix yaitu 12 U/hari. Apoteker
sebaiknya menghubungi dokter penulis resep untuk
berdiskusi terkait dosis dan waktu pemakaian obat.
b. Resep Obat dengan penggunaan khusus (ovula)
Uraian Obat

Nama obat Neo Gynoxa

Komposisi dan kekuatan Metronidazole 500 mg, nystatin


100,00 iu

Indikasi Terapi indikasi campuran pada


vagina yang disebabkan
Trichomonas vaginalis dan Candida
albicans.

Dosis dan Aturan pakai 1 ovula ke dalam vagina sebelum


tidur, selama 7-10 hari.

Farmakologi Berikatan dengan sterol, terutama


ergosterol pada dinding sel jamur,
sehingga mengganggu permebilitas
dinding sel jamur yang berfungsi
sebagai selektif barier.
Spektrum: Nystatin mempunyai
aktivitas sebagai fungistatik atau
fungisidal pada berbagai jamur dan
yeest yang patogen dan non patogen.
Nistatin aktif terhadap Candida
albicans, C. glabrata, C. krusei, C.
parapsilosis, C. pseudotropicalis, C.
guiliermondii, dan C. tropicalis.
Efek samping Minor dan jarang terjadi reaksi lokal,
sakit kepala, erupsi kulit, eritema,
pruritus, urtikaria, pembilasan, dan
neuropati perifer.

Kontraindikasi Hipersensitivitas, ibu hamil trimester


1.

Peringatan dan perhatian Infestasi Trichomonas pada


pasangan seksual, harus diobati
bersamaan dengan metronidazole
oral. Hentikan perawatan jika terjadi
iritasi. Pasien dengan TB paru,
ensefalopati hepatic, disrasia darah,
kelainan SSP, kehamilan dan laktasi.

Stabilitas penyimpanan Sediaan tablet vagina (ovula) :


simpan dalam refrigerator (suhu2-
8°C); lindungi dari temperatur
ekstrim, udara lembab dan cahaya.

Skrining administrasi
Tidak
No. Persyaratan Administratif Ada Keterangan
Ada

1 Nama pasien V - H.

2 Jenis kelamin pasien - V

3 Usia/tanggal lahir pasien V -

4 Berat badan pasien - V


5 Nama dokter V -

6 Surat Izin Praktek (SIP) V -

7 Paraf dokter V -

8 Nomor Telepon Dokter V -

9 Alamat Praktek dokter V -

10 Tanggal penulisan resep V -

Skrining Farmasetik

Tidak
No. Persyaratan Farmasetik Sesuai Keterangan
Sesuai
Skrin
1 Nama obat V -
ing
Klini 2 Bentuk sediaan V -

s 3 Kekuatan sediaan - V

4 Stabilitas - V

Bukan merupakan
5 kompatibilitas V -
racikan

Tidak
No. Persyaratan Klinis Sesuai Keterangan
Sesuai

1 Tepat indikasi V -

2 Tepat dosis V -

4 Tepat aturan pakai V -

Tepat cara penggunaan


5 V -
obat
Tepat lama penggunaan
6 - V
obat
Tidak ada
6 V -
duplikasi/polifarmasi
7 Alergi dan efek samping V -

8 Tidak ada interaksi V -

Kesimpulan pengkajian resep penggunaan khusus (Ovula)


Skrining Administrasi : Dari skrining administratif resep dapat dilayani
walaupun terdapat kekurangan pada usia dan berat
badan tetapi hal ini dapat ditanyakan secara langsung
apabila pasien/keluarga pasien menebus resep.
Skrining Farmasetik : dari skrining farmasetik resep dapat dilayani tetapi
Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien
mengenai penyimpanan sediaan ovula agar stabilitas
dan mutu sediaan tetap terjaga.
Skrining Klinis : Dari skrining Klinis didapatkan jumlah obat yang
diberikan kurang tepat karena menurut literatur
penggunaan obat tersebut selama 7-10 hari sedangkan
obat yang diberikan hanya sebanyak 5 ovula (untuk
penggunaan 5 hari) maka Apoteker sebaiknya
menghubungi dokter penulis resep untuk berdiskusi
mengenai lama penggunaan obat.
c. Resep Obat Narkotika
Uraian Obat

Nama obat Codein

Komposisi dan kekuatan Codein 30 mg

Indikasi Terapi nyeri ringan sampai sedang,


antitusif pada dosis yang rendah.
Dosis dan Aturan pakai Antitusif (oral : untuk batuk non
produktif)
Anak-anak : 1-1,5mg/kg/hari dalam
dosis terbagi tiap 4-6 jam, 2-6 tahun
: 2,5-5 mg tiap 4-6 jam, maksimal :
30 mg/hari. 6-12 tahun : 5-10 mg
tiap 4-6 jam, maks : 60 mg/hari.
Dewasa :10-20 mg/dosis tiap 4-6
jam, maksimal : 120 mg/hari3
Analgesik (oral):
Dewasa:15-60 mg oral tiap 4-6
jamAnak: 0,5-1 mg/kg tiap 4-6 jam:
maksimal:60 mg/dosis terbagi 4-6
jam.
Farmakologi Onset : Oral: 0,5-1 jam, IM: 10-30
menit
Puncak efek: Oral: 1-1,5 jam, I.M.:
0,5-1 jam
Durasi: 4-6 jam
Absorbsi : Oral: cukup
Distribusi: Crosses plasenta;
memasuki ASI
Protein mengikat: 7%
Metabolisme: hepatik morfin
(aktif)Waktu paruh: 2.5-3.5 jam
Ekskresi: Urin (3% - 16% sebagai
obat tidak berubah, norcodeine, dan
morfin bebas dan terkonjugasi).
Efek samping Pusing, gangguan penglihatan,
depresi mental, sedasi, koma
euphoria, disforia, lemah, agitasi,
gugup, delirium, insomnia, mual,
muntah, hipotensi, konstipasi dan
reaksi hipersensitifitas.

Kontraindikasi Pada pasien yang hipersensitif


terhadap kodein,penyakit hati,
gangguan ventilatori, wanita hamil

Peringatan dan perhatian Pada pasien asma, emfisema,


COPD,gangguan hati dan ginjal,
depresi SSP, trauma kepala,
disfungsi tiroid, reaksi alergi
terhadap sulfit, hipotensi, gunakan
dengan perhatian pada pasien
dengan hipovalemia, gangguan
jantung (infark akut), atau obat-obat
yang dapat memperparah efek
hipotensi.Pengaruh terhadap
kehamilan : Kategori C/D.

Obat digunakan selama kehamilan


bila benar-benar diperlukan,
potensial membahayakan fetus

Kodein masuk ASI, hati-hati untuk


ibu menyusui.

Tidak direkomendasikan untuk


digunakan sebagai antitusif pada
anak <2 tahun

Stabilitas penyimpanan Disimpan antara 15 ° C - 30 ° C

Skrining administratif

Tidak
No. Persyaratan Administratif Ada Keterangan
Ada

1 Nama pasien √ - Hj. Marwah


2 Jenis kelamin pasien √ - Penilaian dari nama

3 Usia/tanggal lahir pasien √ - 49 th

4 Berat badan pasien - √

5 Nama dokter √ - dr. Mutmainna Muslimin

6 Surat Izin Praktek (SIP) √ -

7 Paraf dokter √ -

8 Nomor Telepon Dokter √ -

9 Alamat Praktek dokter √ -

10 Tanggal penulisan resep √ - 18/2/2019

Skrining Farmasetik

Tidak
No. Persyaratan Farmasetik Sesuai Keterangan
Sesuai

1 Nama obat √ -

2 Bentuk sediaan √ -

3 Kekuatan sediaan √ -

4 Stabilitas - √

Bukan merupakan
5 kompatibilitas √ -
racikan

Skrining Klinis
Tidak
No. Persyaratan Klinis Sesuai Keterangan
Sesuai

1 Tepat indikasi √ -

2 Tepat dosis √ -

4 Tepat aturan pakai √ -


Tepat cara penggunaan
5 √ -
obat
Tepat lama penggunaan
6 √ -
obat
Tidak ada
6 √ -
duplikasi/polifarmasi

7 Alergi dan efek samping √ -

8 Tidak ada interaksi √ -

Kesimpulan pengkajian resep Narkotika


Skrining administrasi : Dari skrining administrasi berad badan pasien tidak
dicantumkan tetapi dapat ditanyakan secara langsung
pada pasien/keluarga pasien saat menebus resep,
Sehingga resep tersebut dapat dilayani.
Skrining farmasetik : Dari skrining farmasetik tidak didapatkan
permasalahan serius karena bentuk sediaan tanpa
dituliskan dalam resep dapat diketahui dari cara
penggunaan atau signaturnya, dosis juga dapat
diketahui karena hanya ada satu dosis untuk sediaan
codein. Dan untuk stabilitasnya dapat diberikan
edukasi kepada pasien tentang penyimpanan obat
yang benar agar stabilitas dan mutu obat tetap terjaga.
Skrining klinis : dari skrining klinis resep tersebut, telah sesuai
menurut literatur sehingga resep dapat dilayani.
d. Resep obat Psikotropika

Uraian Obat

Nama obat Frixitas

Komposisi dan kekuatan Alprazolam 1.0 mg

Indikasi Gangguan kecemasan, panik dengan


atau tanpa agorafobia (ketakutan di
ruang terbuka), kecemasan yang
berkaitan dengan depresi.
Dosis dan Aturan pakai Pemberian secara oral.

Lakukan evaluasi setelah terapi > 4


bulan untuk menentukan apakah
pasien membutuhkan kelanjutan
terapi.

Oral ; dewasa ; ansietas dosis efektif


0,5-4 mg/hari dibagi dalam 2 dosis,
direkomendasikan mulai dengan 0,25-
0,5 mg 3 kali sehari, naikkan dosis
bertahap, maksimum 4 mg/hari.

Ansietas berkaitan dengan depresi;


dosis rata-rata yang dibutuhkan 2,5-3
mg/hari dibagi dalam 2 dosis.

Putus penggunaan alkohol : dosis


lazim : 2-2,5 mg/hari dibagi dalam 2
dosis.

Gangguan panik : Awal 0,5 mg sehari


tiga kali, dosis dapat ditingkatkan 1
mg/hari setiap 3-4 hari.

Anak-anak : ansietas : awal 0,005


mg/kg/dosis atau 0,125 mg/dosis 3
kali sehari. Tingkatkan sebanyak
0,125-0,25 mg, maksimum 0,02
mg/kg/dosis atau 0,06 mg/kg/hari
(0,375-3 mg/hari).

Geriatri : Karena pasien geriatri


umumnya lebih sensitif terhadap
alprazolam maka sebaiknya
digunakan dosis efektif yang lebih
kecil, dosis awal 0,25 mg 2-3 kali
sehari.

Penyesuaian dosis pada gangguan hati


: dosis diturunkan 50%-60%, hindari
penggunaan pada sirosis hati.

Farmakologi Distribusi : Vd 0,9-1,2 l, masuk ke


dalam ASI, ikatan protein 80%.
Metabolisme di hati lewat CYP3A4,
membentuk 2 metabolit aktif : 4
hidroksi alfazolam dan alfa hidroksi
alfazolam.
Bioavailabilitas 90%,
T½ eliminasi dewasa : 11.2 jam,
Orang tua : 16.3 jam,
Penyakit hati karena alkohol : 19,7
jam,
Obes: 21,8 jam.
Tmaks : 1-2 jam, ekskresi urin sebagai
metabolit dan bentuk utuh.
Efek samping > 10% SSP : depresi, mengantuk,
disartria (gangguan berbicara), lelah,
sakit kepala, hiperresponsif, kepala
terasa ringan, gangguan ingatan,
sedasi;

Metabolisme-endokrin : penurunan
libido, gangguan menstruasi;

Saluran cerna: peningkatan/penurunan


selera makan, penurunan salivasi,
penurunan/peningkatan berat badan,
mulut kering (xerostomia).

1-10% Kardiovaskuler : hipotensi;

SSP : gangguan koordinasi, akatisia


(tidak bisa duduk tenang), gangguan
konsentrasi, bingung, kehilangan
perasaan terhadap realitas,
disorientasi, disinhibisi, pusing,
hipersomnia (tidur terus), mimpi
buruk, vertigo

Tidak ada data

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap alprazolam atau


komponen-komponen lain dalam
sediaan, kemungkinan sensitivitas
silang dengan benzodiazepin lain,
glaukoma sudut sempit, penggunaan
bersama ketokenazol dan itrakenazol,
kehamilan

Peringatan dan perhatian Gejala putus obat (kejang) dapat


terjadi 18 jam - 3 hari setelah
dihentikan tiba-tiba.

Gunakan hati-hati pada pasien debil,


orang tua, dengan penyakit hati, gagal
ginjal atau obesitas.

Hati-hati dengan kegagalan


kemampuan fisik/mental (pengemudi
dan operator mesin).

Benzodiazepin berkaitan dengan


jatuh, luka trauma, hati-hati pada
orang tua. Hati-hati pada pasien
depresi kemungkinan terjadinya
episode mania atau hipomania.

Hati-hati pada pasien remaja/anak dan


pasien psikiatri karena reaksi
paradoks.
Benzodiazepin berkaitan dengan
amnesia retrograde.

Stabilitas penyimpanan Simpan dalam suhu kamar 20-25°C,


hindari lembab, tutup rapat botol dan
buang kapas yang ada di dalam botol.

Skrining administrasi

Tidak
No. Persyaratan Administratif Ada Keterangan
Ada

1 Nama pasien √ -

2 Jenis kelamin pasien - √

3 Usia/tanggal lahir pasien - √

4 Berat badan pasien - √

5 Nama dokter √ -

6 Surat Izin Praktek (SIP) - √

7 Paraf dokter √ -

8 Nomor Telepon Dokter - √

9 Alamat Praktek dokter √ -

10 Tanggal penulisan resep √ -

Skrining Farmasetik

Tidak
No. Persyaratan Farmasetik Sesuai Keterangan
Sesuai

1 Nama obat √ -

2 Bentuk sediaan - √

3 Kekuatan sediaan √ -
4 Stabilitas - √

5 Kompatibilitas √ -

Skrining Klinis

Tidak
No. Persyaratan Klinis Sesuai Keterangan
Sesuai

1 Tepat indikasi V -

2 Tepat dosis V -

4 Tepat aturan pakai V -

Tepat cara penggunaan


5 √ -
obat
Tepat lama penggunaan
6 V -
obat
Tidak ada
6 √ -
duplikasi/polifarmasi

7 Alergi dan efek samping √ -

8 Tidak ada interaksi √ -

Kesimpulan pengkajian resep psikotropika


Skrining administrasi : Dari skrining administratif resep dapat dilayani karena
pada resep terdapat identitas pasien dan identitas
dokter dimana pada resep psikotropika harus
mencantumkan paraf dokter. Tetapi untuk umur pasien,
jenis kelamin pasien dan alamat pasien, dan nomor
kontak harus ditanyakan kepada pasien sendiri atau
wali yang menebus resep tersebut.
Skrining farmasetik : Dari skrining farmasetik tidak didapatkan
permasalahan serius karena bentuk sediaan tanpa
dituliskan dalam resep dapat diketahui dari cara
penggunaan atau signaturnya. Dan untuk stabilitasnya
dapat diberikan edukasi kepada pasien tentang
penyimpanan obat yang benar agar tidak rusak
Skrining klinis : Dari skrining klinis tidak didapatkan masalah yang
serius seperti duplikasi obat, interkasi obat, dan waktu
pengunaan obat sehingga.

e. Resep Obat Racikan

Uraian Obat

Nama obat Methylprednisolone


Komposisi dan kekuatan . Methylprednisolone 8 mg

Indikasi Mengobati glukokortikoid kecuali


defisiensi adrenokortikal, anti
inflamasi dan terapi autoimun,
kelainan endokrin, meningitis
tuberkulosa, immunosupresan.

Dosis dan Aturan pakai 4 mg metilprednisolon sama dengan


aktifitas antiinflamasi pada 5 mg
prednisolon.

Pemberian dosis biasanya dilakukan


peroral 4 mg - 48 mg perhari, dosis
maksimum 100 mg perhari untuk
kondisi tertentu.

Farmakologi Adsorpsi: metilprednisolon asetat


teradsorpsi dengan lambat melalui
intramuskular, ester sodium
suksinatnya teradsorpsi dengan cepat
setelah pemberian dosis
intramuskular dengan konsentrasi
plasma puncaknya 2 jam.

Distribusi: terdistribusi secara cepat


setelah pemberian dosis oral, dengan
waktu paruh plasma nya 3,5 jam atau
lebih. Waktu paruh jaringan 18
sampai 36 jam. Metilprednisolon
melewati plasenta secara cepat..

Efek samping Retensi air dan natrium, pemberian


injeksi dengan dosis berlebih bisa
menyebabkan kolaps, gangguan
pencernaan, keringat berlebih,
urtikaria, osteoporosis, diabetes
melitus, katarak, dan glaukoma.

Kontraindikasi Infeksi jamur sistemik,


hipersensitifitas dengan komposisi
metilprednisolon.

Stabilitas penyimpanan Simpan di tempat yang kedap udara.


Hindarkan dari panas dan cahaya
langsung. Stabil pada suhu 20-25 °C
(68° F sampai 77 °F).

Uraian Obat

Nama obat CTM

Komposisi dan kekuatan Klorfeniramin Maleat

Indikasi gejala alergi seperti hay fever,


urtikaria; pengobatan darurat reaksi
anafilaktik

Dosis dan Aturan pakai oral: 4 mg tiap 4-6 jam; maksimal 24


mg/hari. Anak di bawah 1 tahun
tidak dianjurkan; 1-2 tahun 1 mg 2
kali sehari; 2-5 tahun 1 mg tiap 4-6
jam, maksimal 6 mg/hari; 6-12 tahun
2 mg tiap 4-6 jam, maksimal 12
mg/hari.
Farmakologi

Kontraindikasi

Peringatan dan perhatian

Stabilitas penyimpanan

Uraian Obat

Nama obat Ambroxol


Komposisi dan kekuatan Ambroxol 30 mg

Indikasi Terapi pada penyakit saluran nafas


akut dan kronik yang disertai dengan
sekresi bronkus yang abnormal,
terutama pada bronkitis kronik
eksaserbasi, ashmatik bronkitis, dan
bronchial asma.

Dosis dan Aturan pakai Dosis ambroksol hidroklorida : 60


sampai 120 mg terbagi menjadi 2
dosis. Ambroksol dapat diberikan
secara inhalasi, injeksi, dan secara
rektal.

Farmakologi Absorpsi : cepat absorpsi setelah


pemberian per oral, bioavailabilitas
oral kira-kira 70-80%.
Distribusi : waktu paruh distribusi 1-3
jam.
Metabolisme : metabolit :
dibromoanthranilic acid (aktivitas
tidak spesifik).
Ekskresi : melalui ginjal : klirens
ginjal kira-kira 53 ml/menit, 5-6%
diekskresikan melalui urin dalam
bentuk tidak berubah.
Waktu paruh eliminasi parent
compound 8,8 jam.
Efek samping Hipersensitif, ambroksol, reaksi alergi
gangguan ringan pada saluran
percernaan.

Kontraindikasi Absolut kontraindikasi masih belum


diketahui.

Peringatan dan perhatian -


Stabilitas penyimpanan Disimpan terlindung dari cahaya.

Skrining administrasi

Tidak
No. Persyaratan Administratif Ada Keterangan
Ada

1 Nama pasien √ -

2 Jenis kelamin pasien - √

3 Usia/tanggal lahir pasien - √

4 Berat badan pasien - √

5 Nama dokter √ -

6 Surat Izin Praktek (SIP) - √

7 Paraf dokter - √

8 Nomor Telepon Dokter - √

9 Alamat Praktek dokter √ -

10 Tanggal penulisan resep √ -

Skrining Farmasetik

Tidak
No. Persyaratan Farmasetik Sesuai Keterangan
Sesuai

1 Nama obat √ -

2 Bentuk sediaan √ -

3 Kekuatan sediaan √ -

4 Stabilitas √ -
5 Kompatibilitas √ -

Skrining Klinis

Tidak
No. Persyaratan Klinis Sesuai Keterangan
Sesuai

1 Tepat indikasi √ -

2 Tepat dosis √ -

4 Tepat aturan pakai √ -

Tepat cara penggunaan


5 √ -
obat
Tepat lama penggunaan
6 √ -
obat
Tidak ada
6 √ -
duplikasi/polifarmasi

7 Alergi dan efek samping √ -

8 Tidak ada interaksi √ -

Kesimpulan pengkajian resep racikan


Skrining administrasi : Dari skrining administratif, resep tidak
mencantumkan paraf dokter dokter, jenis kelamin,
dan usia tetapi hal itu dapat ditanyakan langsung pada
pasien/keluarga paisen dan resep dapat dilayani
karena obat dalam resep tidak termasuk
narkotik/psikotropika sehingga tidak perlu ada paraf
dari dokter.
Skrining farmasetik : Dari skrining farmasetik tidak didapatkan
permasalahan serius karena bentuk sediaan tanpa
dituliskan dalam resep dapat diketahui dari cara
penggunaan atau signaturnya. Dan untuk stabilitasnya
dapat diberikan edukasi kepada pasien tentang
penyimpanan obat yang benar agar tidak rusak.
Skrining Klinis : dari skrining klinis diketahui bahwa tidak terjadi
interaksi antara obat sehingga obat tersebut dapat
dilayani.

Anda mungkin juga menyukai