Anda di halaman 1dari 12

ISOLASI KAFEIN

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah Analisis
Makanan dan Minuman
Yang dibina oleh Bapak Sandry Kesuma ST, M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Revika Araya Maulida. P17120183054


Sofyan Reza Iskandar. P17120183070
Widayati Wiji Kinasih. P17120183075
Ella Portyningtyas Putri. P17120183080
Afifa Nur Aisyah. P17120183083
Habil Arifin Yahya. P17120183086

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN GIZI
D3 ANALISIS FARMASI DAN MAKANAN
Mei 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di era globalisasi ini, kebanyakan orang sibuk dengan urusan mereka masing-
masing, baik urusan pribadi maupun urusan pekerjaan, jika telah manyangkut
urusan pekerjaan kebanyakan dari mereka tidak menghiraukan waktu, apalagi
dengan tugas-tugas atau pekerjaan yang belum terselesaikan, mereka akan rela tidak
tidur sehingga waktu istirahat terganggu dan yang sering dilakukan adalah membawa
makanan ringan dan minuman sebagai teman dalam menyelesaikan pekerjaan yang
belum selesai itu. Minum kopi adalah salah satu yang banyak diminati selain
menghangatkan badan, kopi juga sebagai penghilang rasa kantuk agar lebih giat
beraktivitas.
Kopi sering disalahkan karena kandungan utamanya, yaitu kafein. Kafein adalah
zat alami yang ditemukan dalam daun, biji, atau buah-buahan, di lebih dari 60
tanaman. Ini termasuk kopi, biji kakao, kacang cola dan daun teh yang digunakan
untuk membuat banyak minuman ringan favorit atau minuman seperti kopi, teh,
minuman cola, dan berbagai makan seperti cokelat.
Kafein itu sendiri adalah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan
mempunyai rasa yang pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan
diuretik ringan. Kafein berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan
mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Pada
umumnya kafein dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraknya dari biji kopi.
Kafein memiliki berbagai macam manfaat yaitu dapat meningkatkan performa tubuh,
menurunkan berat badan, dapat mencegah penyakit stroke dan masih banyak lagi.
Selain manfaat yang dimiliki kafein, kafein juga memiliki bahaya jika terlalu sering
mengkonsumsi nya. Bahaya dalam kafein antara lain, membuat susah tidur, memicu
keriput pada tubuh atau wajah, dan dapat membuat tulang menjadi keropos. Kadar
kafein yang dikonsumsi sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh.
Maka dari itu, tujuan dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui kadar kafein
di dalam sampel kopi nescafe klasik yang banyak di konsumsi oleh berbagai macam
kalangan, dari kalangan anak muda hingga orang tua. Sehingga dapat mengetahui
kadar kafein dalam sampel tersebut dan lebih membatasi untuk mengkonsumsi kafein
sesuai dengan kadar yang dianjurkan.
1.2. Tujuan praktikum
Intruksional umum
• Mahasiswa dapat melakukan cara isolasi kafein dalam contoh uji
• Dapat melakukan cara menghitung randemen kafein dalam cobtoh uji
Intruksional khuhus
• Melakukan isolasi kafein dalam contoh uji
• Me;akukan perhitungan randemin dalam sampel uji
BAB II
DASAR TEORI

Kopi merupakan salah satu tanaman yang mengandung senyawa kimia yaitu
kafein yang merupakan salah satu senyawa organik alkaloid. Senyawaalkaloid adalah
senyawa organik yang mengandung nitrogen (biasanya) dalam bentuk siklik dan
berbentuk basa. Senyawa ini tersebar luas dalam dunia tumbuhan dan banyak di
antaranya mempunyai efek fisiologis kuat.Kata kopi berasal dari bahasa Arab qahwah,
yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan
berenergi tinggi. Istilah ini kemudian diadopsi oleh negara-negara lain melalui
perubahan lafal menjadi cafe (Prancis), caffe (Italia), kaffe (Jerman), coffee (Inggris)
dan coffea (Latin). Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kopi
(Sofiana, 2011).
Secara umum, golongan senyawa alkaloid mempunyai sifat-sifat berikut ini
alkaloid biasanya berbentuk kristal tak berwarna, tidak mudah menguap, tidak larut
dalam air, larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter dan kloroform. Alkaloid
bersifat basa, pada umumnya berasa pahit, bersifat racun, mempunyai efek fisiologis,
serta optis aktif. Membentuk endapan dengan larutan asam fosfolframat, asam
fosfomolibdat, asam pikrat dll.Di dunia perdagangan, kopi dikenal menjadi beberapa
golongan, tetapi yang sering dibudidayakan hanya kopi arabika dan kopi robusta.
Pada umumnya, penggolongan kopi berdasarkan spesies.
Kopi merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia. Kopi
berasal dari biji kopi kemudian ditumbuk halus. Hasil olahan kopi sangat bermacam-
macam mulai dari kopi hitam, kopi susu, espresso, capuccino dan lain- lain.Kandungan
yang terdapat dalam kopi sangatlah bermaca- macam. Menurut Tjay dan Raharja
(2007) kopi mengandung kurang lebih 24 zat, yang terpenting adalah kafein, tanin,
zat-zat asam, zat-zat pahit, lemak dan minyak terbang.
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi,
daun teh, dan biji coklat. Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara
klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos bronkus dan
stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut, kafein ditambahkan
dalam jumlah tertentu ke minuman. Efek berlebihan mengkonsumsi kafein dapat
menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, mual dan kejang.
Berdasarkan FDA (Food Drug Administration) yang diacu dalam Liska (2004), dosis
kafein yang diizinkan 100-200 mg/hari. Sedangkan menurut SNI 01-7152-2006 batas
maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/sajian. Kafein
sebagai stimulant tingkat sedang memang sering kali diduga sebagai penyebab
kecanduan. Kafein hanya dapat menimbulkan kecanduan jika di konsumsi dalam
jumlah yang banyak dan rutin. Namun kecanduan kafein berbeda dengan kecanduan
obat psikotropika, karena gejalanya akan hilang hanya dalam satu dua hari setelah
konsumsi. Kafein diperoleh dengan menyaring larutan kopi menggunakan kertas
saring. Kemudian dipisahkan dengan corong pisah dengan penambahan kalsium
karbonat dan kloroform. Kalsium karbonat berfungsi untuk memutuskan ikatan kafein
dengan senyawa lain, sehingga kafein aka nada dalam basa bebas. Kafein dalam basa
bebas tadi akan diikat oleh kloroform. Karena kloroform merupakan pelarut
pengekstrakis yang tidak bercampur dengan pelarut semula. Kemudian dilakukan
pengocokkan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang diekstraksi pada
dua lapisan yang terbentuk. Lapisan bawahnya diambil (fase kloroform) dan diuapkan
dengan rotaricvaporator. Kloroform tadi akan menguap, sehingga hanya ekstrak
kafein yang tertinggal (Maramis, 2013).
Menurut creswell ( 2005) kafein adalah suatu senyawa organik yang
mempunyai nama lain 1,3,7-trimetilxantin, dimana kafein ini merupakan salah satu
alkaloid golongan xantin yang merupakan senyawa kimia 2,6-dioksipurin atau 2,6-
purinadion. Kristal kafein dalam air berupa jarum-jarum bercahaya sutra. Bila tidak
mengandung air, kafein meleleh pada suhu 234oC sampai 239oC dan menyublim
pada suhu yang lebih rendah. Kafein mudah larut dalam air panas dan dalam
kloroform, tetapi sedikit larut dalam air dingin, alkohol dan beberapa pelarut organik
lainnya. Selain dalam biji kopi, kafein terdapat pula dalam daun teh, daun mente, biji
kola dan coklat. Di dalam biji kopi dan tumbuhan tersebut diatas, tidak hanya
terkandung kafein, tetapi juga ada tanin, glukosa, lemak, protein dan selulosa.
Pemisahan kafein dengan senyawa lainnya bergantung pada perbedaan kelarutan
masing-masing senyawa tersebut. Jika tanin terisolasi kedalam air panas, maka akan
terhidrolisis menghasilkan asam klorogenat. Asam hasil hidrolisis tanin ini akan
menghasilkan endapan bila direaksikan dengan timbal asetat.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan
3.1.1 Alat :
• Beakerglass
• Gelas arloji
• Hot plate
• Corong pisah
• Erlenmeter
• Sendok spatula
• Icebath

3.1.2 Bahan :
• Aquades
• Kertas saring (Whatman)
• Kloroform
• Na2SO4
• Etanol
• Sampel kopi nescafe klasik

3.2 Cara kerja

1. Timbang 10-20 gram kopi/the masukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml, tambahakan
200ml aquades. Kemudian panaskan pada hotplate (mendidih) selama 25 menit
dengan ditutup gelas arloji (bila perlu direfluks)
2. Saring campuran panas dengan menggunakan corong boucher yang dilengkapi labu
pengisap. Bilas padatan yang tinggal dalam corong dengan menggunakan air panas
secukupnya.
3. Dinginkan foltrat yang diperoleh.
4. Tuang filtrate kedalam corong pisah dan ditambahkan 10 ml kloroform, kocok
campuran tersebut perlahan-lahan selama beberapa menit kemudian dibiarkan sesaat
samapai terbentuk 2 lapisan.
5. Dikeluarkan lapisan bawah (kafein yang terlarut dalam kloroform) dan ditampung
dalam erlemenyer 250 ml.
6. Ulangi prosedur no.4 hingga seluruh kafein dalam larutan terekstrak kedalam
kloroform (biasanya 3 kali).
7. Tambahkan Na2SO4 secukupnya 5-10 gram kedalam larutan kafein-kloroform, aduk
dan diamkan 5-10 menit.
8. Tuang larutan bening kadalam beakerglass 100 ml.
9. Bilas Erlenmeyer (prosedur no.7) dengan 5-10 ml kloroform dan tuagkan hasil bilasan
kedalam beakerglass (prosedur no.8).
10. Panaskan beakerglass yang berisi larutan kloroform-kafein hingga seluruh pelarut
menguap (kering) dan dinginkan.
11. Kemudian tambahkan 15 ml etanol/methanol dan panasakan dengan hotplate hingga
padatan terlarut sempurna (bila perlu ditambahkan etanol/methanol lagi apabila masih
terdapat padatan pada saat pemanasan).
12. Kemudian dinginkan beakerglass tersebut dalam icebath ( +- 4°C) hingga terbentuk
Kristal berbentuk jarum dari kafein.
13. Selanjutnya saring menggunakan corong Buchner yang telah diberi kertas saring yang
diketahui beratnya.
14. Bilas padatan yang tertinggal pada kertas saring menggunakan 10 ml methanol dingin
( +- 4°C).
15. Keringkan kertas saring pada suhu 40-50°C.
16. Timbang kafein yang berisi Kristal kafein.
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data pengamatan

Nama sampel Berat Sampel Berat Kertas Berat Kertas Berat


(g) Saring (g) saring + Kafein Kafein
(g)
(g)
Kopi nescafe 20 1,28 1,568 0,288
klasik

4.2 Perhitungan

Diketahui :
• Nescafe clasik
• Berat kertas saring = 1,28 gram
• Berat kertas saring + kafein = 1,568 gram
• Berat contoh uji = 20 fgram
Ditanya ? = randemen kafein?
Dijawab =
Berat kafein = (berat kertas saring + kafein) – berat kertas saring
= 1,568 gram – 1,28 gram
= 0,288 gram
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑓𝑒𝑖𝑛
Randemen kafein = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑢𝑗𝑖
0,288 𝑔𝑟𝑎𝑚
= ×100 %
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 1,44%
Jadi, % rendemen kafein dalam sampel kopi nescafe klasik adalah 1,44 %

4.3 Pembahasan
Kopi merupakan sumber kafein. Kafein merupakan senyawa alkaloid yang bersifat
merangsang. Kafein banyak memiliki manfaat dan telah banyak digunakan dalam dunia
medis. Kafein dapat dibuat dari ekstrak kopi, teh dan cokelat. Kafein berfungsi untuk
merangsang aktivitas susunan saraf. Dalam praktikum kali ini dilakukan isolasi kafein
menggunakan sampel kopi nescafe clasik dengan menggunakan metode ekstraksi padat
cair refluks, ekstraksi cair-cair dan pengkristalan larutan. Refluks merupakan cara
pemanasan larutan dengan menggunakan pendinginan. Alat refluks ini terdiri dari
pendinginan Liebig dimana prinsip kerjanya yaitu air masuk dari selang bawah dan
keluar dari selang atas. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan proses refluks, sebab
tekanan air dari bawah ke atas akan lebih menyempurnakan proses refluks dibandingkan
tekanan air dari atas ke bawah.
Pada praktikum isolasi kafein ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut Alat
Beakerglass, Gelas arloji, Hot plate, Corong pisah, Erlenmeyer, Sendok spatula, Icebath
dan bahan Aquades, Kertas saring (Whatman), Kloroform, Na2SO4, Etanol. Pada
praktikum isolasi kafein ini digunakan sampel kopi nescafe clasik dengan mula-mula
menimbang sebanyak 20 gram sampel kopi dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250
ml lalu ditambahakan 200ml aquades. Kemudian dipanaskan pada hotplate (mendidih)
selama 25 menit dengan ditutup gelas arloji kemudian di refluks (ekstraksi padat-cair).
Fungsi dari pemanasan adalah untuk mempercepat kelarutan kopi didalam air panas
karena semakin tinggi suhu air akan semakin cepat kopi tersebut larut, sedangkan
aquades digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan sampel. Selanjutnya menyaring
larutan kopi panas tersebut dengan corong boucher yang dilengkapi labu pengisap lalu
dibilas padatan yang tinggal dalam corong dengan menggunakan air panas secukupnya.
Proses penyaringan ini dilakukan dalam keadaan panas karena kafein sedikit larut dalam
air dingin (kelarutannya kecil), sehingga apabila penyaringan dilakukan dalam keadaan
dingin, maka kafein akan kembali mengendap yang pada akhirnya menyebabkan kafein
tertinggal pada residu, selanjutnya didinginkan dan akan diperoleh filtratnya.
Selanjutnya tuang filtrate kedalam corong pisah (ekstraksi cair-cair) dan
ditambahkan 10 ml kloroform, penambahan kloroform ini akan dapat mengikat kafein,
karena kafein dapat larut dalam kloroform. Selanjutnya kocok campuran tersebut
perlahan-lahan selama beberapa menit kemudian dibiarkan sesaat samapai terbentuk 2
lapisan. Dan diambil lapisan bawahnya yang berupa larutan kafein dalam kloroform
(lapisan organik) dan ditampung dalam erlemenyer 250 ml. Pemisahan ini didasarkan
atas perbedaan massa jenis kedua campuran. Dan ekstraksi ini di ulangi sebanyak 3 kali
hingga seluruh kafein dalam larutan terekstrak kedalam kloroform. Selanjutnya
menambahkan Na2SO4 secukupnya 5-10 gram kedalam larutan kafein-kloroform dan di
aduk dan diamkan 5-10 menit. Penambahan Na2SO4 ini bertujuan untuk menyerap sisa
sisa air yang masih tertinggal setelah proses ekstraksi tersebut. Selanjutnya tuang larutan
bening kadalam beakerglass 100 ml dan Bilas Erlenmeyer dengan 5-10 ml kloroform
dan tuagkan hasil bilasan kedalam beakerglass 100 ml tersebut. Selanjutnya panaskan
beakerglass yang berisi larutan kloroform-kafein hingga seluruh pelarut menguap
(kering) dan setelahnya dinginkan diperoleh padatan yang merupakan kafein yang
bercampur dengan zat pengotor.
Kemudian dilakulan proses pengkristalan larutan. Kemudian melarutkan kembali
padatan dengan menambahkan 15 ml etanol/methanol dan panasakan dengan hotplate
hingga padatan terlarut sempurna (bila perlu ditambahkan etanol/methanol lagi apabila
masih terdapat padatan pada saat pemanasan). Selanjutnya larutan tersebut di dinginkan
dalam icebath ( +- 4°C) hingga terbentuk Kristal berbentuk jarum dari kafein.
Selanjutnya Kristal yang diperoleh tersebut di saring menggunakan corong Buchner
yang telah diberi kertas saring yang diketahui beratnya yaitu 1,28 gram. Selanjutnya
Kristal yang tertinggal pada kertas saring di bilas menggunakan 10 ml methanol dingin (
+- 4°C) untuk membersihkan sisa sisa pengotor dalam Kristal tersebut. Selanjutnya
Kristal dalam kertas saring tesebut di keringkan kertas saring pada suhu 40-50°C selama
30 menit. Selanjutnya di dinginkan dan ditimbang dan diperoleh berat kertas saring +
Kristal kafein tersebut sebesar 1,568 gram dan diperoleh berat Kristal kafeinnya saja
sebesar 0,288 gram yang selanjutnya dihitung nilai randemen kafein tersebut dan
diperoleh nilai randeman kafein dari kopi nescafe clasik sebesar 1,44%.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa penetapan
kadar atau isolasi kafein dalam suatu bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa
metode yaitu, metode refluks (ekstraksi padat-cair) pada proses preparasi sampel, metode
ekstraksi cair-cair dan metode kristalisasi pada proses penentuan kadar. Sehingga dapat
diperoleh kadar kafein di dalam sediaan kopi nescafe klasik sebesar 1,44%

5.2 Saran
Diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk laporan praktikum selanjutnya
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Sofiana, N. 2011. 1001 Fakta Tentang Kopi. Yogyakarta: Cahaya atm pustaka.

Mulato,S. 2001. Pelarutan kafein Robusta dengan Kolom Tetap menggunakan Pelarut
Air. Jakarta: Pelita Perkebunan.

Tan, H.T., Raharja,K. 2007. Obat-obat penting, khasiat, penggunannya dan efek sampingnya.
Elek media komputindo. Jakarta.

Creswell,J,Chifford,dkk.2005.Analisis spectrum Senyawa Organik.Bandung : ITB


Maramis, Rialita Kesia., Gayatri Citraningtyas., dan Frenly Wehantouw. 2013. Analisis
Kafein dalam Kopi Bubuk di Kota Manado menggunakan Spektrofotometri UV-
Vis. Manado: Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT.

Anda mungkin juga menyukai