Anda di halaman 1dari 10

Te m p a t I n f o r m a s i A n a f a r m a

Sofyan Reza Iskandar


P17120183070
TEOFILIN ON HEADLINE !
Daftar Isi PENGERTIAN

KEGUNAAN

KASUS

EFEK SAMPING

METODE ANALISIS

BEST FOR You 2


O R G A N I C S C O M PA N Y
PENGERTIAN
Definisi Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Sesuai dengan peraturan perundangundangan yang


berlaku, obat tradisional dilarang menggunakan:
» Bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat
atau Bahan Kimia Obat (BKO).
» Narkotika atau psikotropika.
» Hewan atau tumbuhan yang dilindungi.

Bahan Kimia Obat (BKO) adalah senyawa sintesis atau bisa juga produk kimiawi
yang berasal dari bahan alam yang umumnya digunakan untuk pengobatan
modern. Berdasarkan ketetapan tersebut maka TEOFILIN sebagai bahan kimia
obat TIDAK BOLEH ada dalam obat tradisional SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN

BEST FOR You 3


O R G A N I C S C O M PA N Y
KEGUNAAN

Pencampuran obat tradisional dengan bahan kimia


obat sering dilakukan agar obat tradisional tersebut
dapat berkhasiat secara instan dan cepat

BEST FOR You 4


O R G A N I C S C O M PA N Y
KASUS

Jamu As-Syifa Tumpas Habbatussauda yang


diproduksi oleh PT Izza Mandiri Sukses Jakarta
yang Positif mengandung Teofilin

Alma Ramping Ayu Kapsul Positif


Mengandung Teofilin

Sesak nafas Batuk Asma serbuk Positif


mengandung Teofilin

BEST FOR You 5


O R G A N I C S C O M PA N Y
EFEK SAMPING

Berikut ini adalah efek samping yang mungkin muncul


setelah mengonsumsi teofilin:

» Gangguan sistem saraf pusat, sakit kepala, » Kesulitan buang air kecil, pada pria lanjut usia
insomnia, mudah tersinggung, gelisah, dan yang menderita gangguan prostat.
kejang.
» Serangan jantung.
» Palpitasi gangguan saluran cerna.
» Tremor.
» Diare, mual, dan muntah.
» Kejang.
» Diuresis (peningkatan jumlah urine).
» Takikardia.
» Sulit buang air kecil.
» aritmia.
» Gangguan irama jantung.
» Meningkatnya kadar kalsium dalam darah.

BEST FOR You 6


O R G A N I C S C O M PA N Y
METODE ANALISIS

Analisis Teofilin menggunakan Kromatorafi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)


Pembuatan pelarut dilakukan dengan 2 tahap yaitu dengan Pembuatan larutan baku, pembuatan larutan baku berfungsi
pembuatan pelarut A dan pelarut B. Mula-mula pelarut A sebagai pembanding. Dalam hal ini larutan baku dijadikan
dibuat dengan cara menimbang 1,36 g natrium asetat, sebagai standar uji untuk sampel yang akan dianalisis,
dimasukkan ke dalam labu ukur 1000 mL kemudian Detimbang sejumlah kurang lebih 10 mg Teofilin BPFI
ditambahkan dengan aquades 100 mL, digojog, ditambahkan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL,
5 mL asam asetat glasial lalu diencerkan menggunakan dilarutkan dengan pelarut B sampai tanda batas (Larutan
aquades sampai tanda batas (Pelarut A). Pelarut B dibuat B1). Sejumlah 1,0 mL larutan baku B1 dimasukkan ke
dengan cara mengambil 70 mL asetonitril kemudian dalam labu ukur 10 mL, diencerkan dengan pelarut B
dimasukkan ke dalam gelas ukur 1000 mL dan diencerkan sampai tanda batas (Larutan B2). Sejumlah 0,5 mL larutan
menggunakan pelarut A hingga tanda batas. Larutan baku B2 dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, diencerkan
kemudian dipindahkan ke dalam erlenmeyer 1000 mL dan dengan pelarut B sampai tanda sehingga diperoleh baku
dihomogenkan menggunan hot plate magnetic stirrer selama dengan konsentrasi 5 µg/mL. Larutan kemudian disaring
kurang lebih 8 menit supaya larutan tercampur secara menggunakan millipore sampel ukuran 0,45 µm lalu
homogen, larutan disaring menggunkan millipore fase gerak dimasukkan ke dalam botol vial tertutup, selanjutnya
dengan ukuran 0,45 µm supaya tidak terdapat kontaminan dilakukan degas selama kurang lebih 15 menit
dalam pelarut (Pelarut B). menggunakan sonikator (Larutan A).

BEST FOR You 7


O R G A N I C S C O M PA N Y
Pertama, Sampel ditimbang kurang lebih 0,5 g kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker 10 mL, ditambahkan
sedikit demi sedikit pelarut B kurang lebih 10 mL sambil diaduk, larutan kemudian dihomogenkan menggunakan
vortex mixer, lalu disaring menggunakan kertas saring whatman no. 42, hasil filtrat yang didapat disaring kembali
meggunakan millipore sampel dengan ukuran 0,45 µm, selanjutnya dimasukkan kedalam botol vial tertutup yang
telah dibilas menggunakan pelarut B. Botol vial yang sudah berisi larutan kemudian di degas menggunakan
sonikator selama kurang lebih 15 menit, tujuan dilakukannya degas adalah menghilangkan zat-zat pengotor
(misalnya air, mineral, dan zat volatil lainnya) yang masih menempel/ terperangkap pada pori/ permukaan padatan
tersebut (Larutan B).

Cara Penetapannya yaitu larutan A dan larutan B masingmasing dimasukkan secara bersamaan dan dilakukan
penetapan KCKT (Thermo Scientific Ultimate 3000) dengan kondisi analisis: kolom menggunakan baja tahan
karat yang berisi oktadesilsilana C18 (4,6 x 250 mm) dengan ukuran partikel 5 µm, fase gerak yang digunakan
adalah asetonitril dengan laju alir 1,0 mL per menit serta volume penyuntikan 20 µL, detektor yang digunakan
adalah UV (Ultra Violet) dengan panjang gelombang 280 nm.

BEST FOR You 8


O R G A N I C S C O M PA N Y
Daftar Rujukan

• Bambang, R.S., 1986. Analisis Jamu. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

• Banureah, E. M. 2009. Analisis Jamu Tradisional Indonesia Yang Beredar. Medan: Jurnal Fakultas kesehatan

masyarakat, Universitas Sumatera Utara

• Direktorat Jendral POM RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Direktorat Pengawasan

Obat Tradisional dan Makanan.

• Ditjen POM. 2000. Metode Analisis Pusat Pengujian Obat Dan Makanan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

• Yuliarti, N. 2010. Sehat, Cantik, Bugar, dengan Herbal dan Obat Tradisional. Penerbit : ANDI.

BEST FOR You 9


O R G A N I C S C O M PA N Y
TEPIAN
Tempat Informasi Anafarma

Thank You
Sofyan Reza Iskandar
+62 8338 534 027
sofyanrezaiskandar@gmail.com
Sofyan Reza Iskandar

Anda mungkin juga menyukai