Anda di halaman 1dari 11

KAFEIN

kELOMPOK
5
Nama Kelompok :
Ameylia Nur Anggraeni
(2111401012) Nida Fadila Nuha
(2111401017) Risma Nabila Haniza
R P (2111401027)
KAFEIN?

Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji
kopi, daun teh, dan biji coklat. Dan kafein termasuk senyawa yang
memberi pengaruh stimulasi pada seduhan kopi. Kadar kafein dalam
kopi yang beredar dipasaran berbeda-beda dikarenakan campuran
bahan lain.
Kemampuan penurunan kafein dan cita rasa kopi ditentukan dari
metode
fermentasi.
Apa yang dimaksud dengan
Kopi?
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yanng mempunyai nilai ekonomis
yang lumayan besar diantara tumbuhan perkebunan yang lain serta berfungsi penting
sebagai sumber devisa negeri. Kopi ialah tipe tanaman yang memiliki kafein serta bisa
diolah menjadi minuman lezat. Senyawa dalam kopi menujukkan kalau temperatur serta
lama penyangraian kopi sangat mempengaruhi terhadap tipe senyawa yang dihasilkan
dari proses termal ini.
Minuman kopi tentu mempunnyai rasa unik seperti campuran rasa asam dan rasa pahit
yang dominan, rasa tersebut membuat pecinta kopi mempunyai sensasi pribadi yang
dapat mengubah suasana hati. Secara ilmiah keunikan dari rasa tersebut dipengaruhi
karena senyawa golongan alkaloid jenis kafein, trigonelia, dan asam klorogenat dan
senyawa utama rasa pahit.
Berapakah batas maksimum kafein dalam
makanan dan minuman?
Berdasarkan efek, kafein ditambahkan dalam jumlah tertentu ke
dalam minuman. Efek berlebihan mengkonsumsi dapat
membahayakan tubuh sehingga SNI membuat batas maksimum
dalam mengkosumsi kafein.
Berdasarkan FDA (Food Drug Administration) yang diacu dalam Liska
(2004), dosis kafein yang diizinkan 100-200 mg/hari, sedangkan menurut
SNI 01-7152-2006 batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman
adalah 150 mg/hari dan 50 mg/sajian.
Uji Kualitatif Kafein
Metode
Reagen parry dibuat dengan melarutkan 0,25 gram cobalt nitrateParry
dengan
methanol 16 mL dan dimasukkan kedalam labu takar 50 mL lalu dihomogenkan
dengan menambahkan aquades. Ekstrak kafein yang diperoleh sebelumnya,
dilarutkan dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditetesi reagen parry
dan ammonia encer beberapa tetes, amati perubahan warna yang terjadi.
Larutan berwarna biru tua atau hijau dinyatakan mengandung kafein.
Uji Kuantitatif
Kafein
Ekstrak kafein bebas pelarut dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL, diencerkan dengan
aquades hingga garis tanda dan dihomogenkan, kemudian ditentukan kadarnya dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 272 nm. Perlakuan yang sama dilakukan
untuk setiap sampel bubuk kopi dengan berat 1 gram. Perhitungan kadar kafein pada kopi
bubuk adalah sebagai berikut:
Apa saja efek dari
kafein?
Efek berlebihan (overdosis) mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan
gugup, gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, mual dan kejang. Kafein
sebagai stimulan tingkat sedang (mild stimulant) memang seringkali
diduga sebagai penyebab kecanduan. Kafein hanya dapat menimbulkan
kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan rutin. Namun,
kecanduan kafein berbeda dengan kecanduan psikotropika, karena
gejalanya akan hilang dalam satu atau dua hari setelah konsumsi.
Manfaa
t
Kafein?
Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara klinis,
seperti : Menstimulasi susunan syaraf pusat
Relaksasi otot polos terutama otot polos brokus dan stimulasi otot
jantung
Referensi
[1] R. K. Maramis, G. Citraningtyas, and F. Wehantouw, “Analisis Kafein Dalam Kopi Bubuk Di
Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis,” J. Ilm. Farm., vol. 2, no. 4, pp. 122–128,
2013.

[2] A. I. Latunra, E. Johannes, B. Mulihardianti, and O. Sumule, “Analisis Kandungan Kafein Kopi
(Coffea arabica) Pada Tingkat Kematangan Berbeda Menggunakan Spektrofotometer UV-VIS,” J.
Ilmu Alam dan Lingkung., vol. 12, no. 1, pp. 45–50, 2021, [Online]. Available:
https://journal.unhas.ac.id/index.php/jai2/article/view/13096.

[3] M. Khairun, I. Andriansyah, and E. Emmawati, “Review Jurnal: Analisis Kafein Pada Kopi
dengan Metode Kromatografi Cair KInerja Tinggi (KCKT),” J. Dunia Farm., vol. 6, no. 1, pp. 26–33,
2021.

[4] R. Adrianto, D. Wiraputra, F. D. Agrippina, and A. Z. Andaningrum, “Penurunan Kadar Kafein


Pada Biji Kopi Robusta Menggunakan Fermentasi Dengan Bakteri Asam Laktat Leuconostoc
Mesenteroides (B-155) Dan Lactobacillus Plantarum (B-76) Decrease in Caffeine Levels in Robusta
Coffee Beans Using Fermentation With Lactic Acid Ba,” J. Din. Penelit. Ind., vol. 31, no. 2, pp. 163–
169, 2020, [Online]. Available: http://ejournal.kemenperin.go.id/dpi/article/view/6424.
"Terima Kasih
"
Kelompok
5

Anda mungkin juga menyukai