LILIS RAHMAWATI
PO714203191.020
2022
Materi Kafein
cepat atau lambat tergantung dari kondisi tubuh seseorang. Ada dua spesies dari
tanaman kopi yaitu kopi Arabika (Coffea arabica) adalah kopi tradisional dan kopi
Robusta (Coffea connephora) memiliki kafein yang lebih tinggi dapat
dikembangkan dalam lingkungan dimana Arabika tidak akan tumbuh. Jenis kopi
yang paling banyak ditanam di Indonesia adalah kopi Robusta. Kopi Arabika
(Coffea Arabica L.) termasuk ke dalam genus Coffea dengan family Rubiaceae
(suku kopi - kopian). Cita rasa khas kopi Arabika yang kuat dan rasa sedikit asam.
Biji kopi Robusta dan Arabika dapat dibedakan dengan nyata secara makroskopis.
Biji kopi Arabika lebih besar dari biji kopi robusta. Wana biji agak coklat dan biji
yang terolah dengan baik akan mengandung warna agak kebiruan dan kehijauan
(Panggabean,2011).
Dalam setiap cangkir kopi mengandung kafein dalam kadar yang berbeda-
beda, tergantung pada cara penyajian. Berikut ini kandungan kafein dalam kopi
sesuai dengan cara pengolahan :
Kopi yang diseduh : kopi yang diseduh dengan cara menambahkan air
panas atau aid mendidih pada bubuk kopi secara langsung menjadi cara
penyajian yang sangat disukai. Dalam setiap cangkir kopi seduh
mengandung setidaknya 70 – 140 mg kafein.
Espreso : espreso adalah pengolahan kopi yang dilakukan dengan cara
mengambil uap panas dari biji kopi yang sudah diolah menjadi bubuk.
Espreso sering disajikan dalam cangkir yang lebih kecil namun memiliki
rasa yang lebih kuat. Dalam setiap 30 sampai 50 ml espreso mengandung
setidaknya 63 mg kafein. Jumlah ini sama untuk jenis minuman.
Latte, Macchiatos dan Cappucino : ini adalah jenis minuman espreso
yang dibuat dari campuran kopi dengan bubuk moka, latte, susu atau
krim. Kandungan kafein sama seperti pada jenis espreso yaitu 63 mg
kafein setiap 30 – 50 ml.
Kopi instan : jenis minuman kopi yang sudah diolah menjadi campuran
atau rasa tertentu. Kopi instan mengandung setidaknya 60 sampai 100 mg
kafein.
2) Teh
Teh adalah sumber kafein yang lain, dan mengandung setengah dari kafein
yang dikandung kopi. Ada banyak hal yang menyebabkan tinggi atau rendahnya
kadar kafein dalam teh. Teh merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas
di Indonesia dan di dunia. Teh digunakan sebagai antioksidan, memperbaiki sel-
sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker,
mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan
sirkulasi darah. Hal ini disebabkan karena teh mengandung senyawa-senyawa
bemanfaat seperti polifenol, theofilin, flavonoid/ metilxantin, tanin, vitamin C dan
E, catechin, serta sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, Mg (chemistry.org).
3) Minuman Bersoda
Minuman berenergi soda merupakan minuman ringan yang mengandungi zat -
zat seperti vitamin B kompleks dan kafein untuk menstimulasi sistem metabolic
dan sistem saraf pusat. Minuman berenergi soda bertujuan untuk meningkatan
energi yang segera melalui kombinasi zat stimulant seperti kafein, ekstrak herba
contohnya guarana, ginseng dan gingko biloba, vitamin B, asam amino contohnya
taurine, derivat asam amino seperti kamitin dan derivat gula seperti
glukuronalakton dan ribose (Boyle, Castillo, 2006).
Kadar kafein dalam minuman ini sangat berbeda-beda tergantung komposisi
bahan. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Bawazeer dan Alsobahi (2013)
dalam Leveina dan Artini (2013) menunjukkan bahwa 34,3% peminum minuman
energi yang mengandung kafein mengaku mengalami efek samping diantaranya
palpitasi, insomnia, nyeri kepala, tremor, gelisah, serta mual dan muntah. Selain
itu, konsumsi kafein secara rutin dapat menimbulkan efek ketergantungan.
4) Coklat
Coklat dihasilkan dari pohon kakao yaitu berupa biji kakao dari buah tanaman
tersebut. Biji kakao berbentuk seperti almond dan akan diolah hingga menjadi
bubuk coklat. Biji kakao mengandung kafein untuk melindungi kakao dari
serangan hewan liar. Kafein dalam biji kako umumnya ditemukan dalam berbagai
bagian termasuk pada pohon kakao. Biji kakao mengandung kafein sekitar 0,1% –
0,7%, dan kadar yang paling sering ditemukan sekitar 0,2%. Setiap coklat
mengandung jumlah kafein yang berbeda, tergantung pada jenis coklat dan cara
pengolahan. Berikut ini jumlah kafein sesuai dengan jenis coklat :
Dark coklat (coklat hitam/gelap) : Jenis coklat ini sering digunakan
untuk bahan kue dan bisa memberikan rasa atau aroma coklat yang
sangat kuat. Dark coklat terdiri dari bahan biji kakao (39%), gula (48%),
lemak coklat (13%), lecitin (<1%) dan vanila (<1%). Jadi untuk setiap
campuran 39% biji kakao mengandung setidaknya 67 mg kafein/ 100
gram.
Coklat susu : Coklat susu terdiri dari beberapa bahan yaitu biji kakao
(16%), susu bubuk (16%), gula (38%), lemak coklat (30%), lecitin
(<1%), dan vanila (<1%). Dalam setiap 1 pon coklat susu ditemukan
sekitar 145 mg kafein.
Coklat putih : Coklat putih umumnya terbuat dari bahan seperti lemak
coklat (27%), gula (48 %), susu bubuk (25%), lecitin (<1%), dan vanila
(<1%). Karena coklat putih menggunakan bahan terbesar dari lemak
coklat, maka semua bagian padat dari biji kakao telah dihilangkan.
Karena itu coklat putih tidak mengandung kafein sedikitpun.
Tabel 2.2 Zat Kandungan Minuman Berenergi dan Efeknya Terhadap Tubuh
Kafein sering memberikan efek yang cukup buruk untuk tubuh, terutama jika
dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Namun konsumsi kafein dalam jumlah yang
terbatas atau wajar biasanya tidak menimbulkan efek yang berlebihan. Jadi ketahuilah
batasan asupan kafein untuk tubuh.