Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laboratorium adalah tempat atau kamar tertentu yang dilengkapi dengan


peralatan untuk mengadakan percobaan atau penyelidikan. Di dalam
Laboratorium Kimia kita sering menggunakan pemakaian bahan kimia tertentu
yang mempunyai karakteristik spesifik. Pemakaian bahan kimia perlu mematuhi
segala peraturan yang ada saat menggunakan laboratorium kimia dan petunjuk
pemakaian bahan kimia tersebut. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
hal kalibrasi terhadap pengukuran dan pengujian yaitu para pemakai fasilitas
laboratorium (mahasiswa,karyawan dan dosen), peralatan, dampak terhadap
lingkungan, metodologi, sampel dan pengolahan data. Untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan maka para pemakai fasilitas Laboratorium Kimia harus
memahami bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang ada.

Ribuan jenis bahan kimia yang dapat tersedia di Laboratorium Kimia


memiliki karakteristik bermacam macam seperti mudah terbakar atau mudah
meledak, bersifat korosi, tokstik, atau menyebabkan iritasi. Setiap karakteristik
mempunyai aturan dan tata cara tertentu. Setiap peraturan harus ditaati agar
keselamatan kerja para pemakai fasilitas terjamin. Untuk memudahkan para
pemakai fasilitas mengenai sifat bahan kimia yang digunakan maka digunakan
bahasa simbol yang diletakkan pada label kemasan.

Para pengguna fasilitas laboratorium tidak hanya memahami simbol – simbol


yang tertera pada label bahan kimia, tetapi harus memahami teknik-teknik
penanganan bahan kimia yang digunakan. Teknik-teknik penanganan ini
dipahami dan diterapkan dengan baik dan benar agar kesalahan dalam kerja setiap
pengguna fasilitas laboratorium dapat dihindari sedini mungkin.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana mengetahui macam – macam bahan kimia berbahaya ?


2. Bagaimana mengetahui tentang penanganan antisipasi bahan kimia ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui macam – macam bahan kimia berbahaya ?


2. Untuk mengetahui tentang penanganan antisipasi bahan kimia ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahan kimia
Bahan kimia juga di kenal juga dengan Zat murni adalah suatu bentuk materi
yang memiliki komposisi kimia dan sifat karakteristik konstan. Ia tidak dapat di
pisahkan menjadi komponen dengan media pemisah fisika,yaitu tanpa
memutuskan ikatan kimia.
Bahan kimia tergolong kedalam golongan zat cair yang dapat menempati
setiap ruang dan dapat menyesuaikan dengan bentuk ruang tersebut.bahan kimia
juga ada yg berbahaya,di sini di paparkan mengenai macam-macam bahan
kimia,yaitu;

1. Berdasarkan sifatnya, bahan kimia berbahaya dapat diklasifikasikan atas :


a.Bahan Kimia Pengoksidasi (Oxidizing Substances)
Bahan kimia pengoksidasi, yang juga dikenal sebagai bahan kimia
oksidator adalah bahan kimia yang kaya akan oksigen. Dalam penguraianya
atau reaksinya dengan zat lain, zat – zat ini akan melepaskan oksigen yang
dikandungnya. contohnya: natrium nitrit/nitrat, kalium klorat, kalium
permanganate, kaporit, asam sendawa, alkena, alkil benzena dan sebagainya.
b. Bahan Kimia yang Mudah Meledak (Explosive Substances)
Bahan kimia mudah meledak adalah bahan kimia yang mempunyai
sifat reaktif dan mudah meledak. Bahan kimia ini tidakstabil dan sangat peka
terhadap pengaruh goncangan, tekanan, atau pukulan. Bahan ini juga dapat
meledak walaupun tanpa dicampurkan dengan bahan – bahan kimia lain.
contohnya: kalium klorat, Trinitrotaluen(TNT), natrium nitrat, gas bertekanan
tinggi, campuran belerang, karbon dan kalium klorat.
c.Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang apabila masukkedalam
tubuh dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan
kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. contohnya:
C02, CI2, benzena, Kloroform, sianida dan sebagainya
d.Bahan Kimia Karsinogenik
Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan
timbulnya kanker jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan
kontak dengan kulit. Contoh : Vinil klorida,benzidin, nitrosofenol, difenil,
asbestos, o-toluidin, metiliodida, hidrazin klorida, hidrazin bromide,
akrilonitril, hidrazin sulfat, benzene, anilin,
dikloro benzidin, karbon tetraklorida, 4-aminofenol, nitro naftalena, 4-
nitrodifenil, nitrosoamin, 4-dimetilamino, klorometil benzene, 2-naftilamina,
benzil klorida

2
e.Bahan kimia Irritant (Menyebabkan Iritasi)
Bahan dan formulasi yang tidak korosif tetapi dapat menyebabkan
inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Contohnya :
1) Bahan kimia iritan bentuk cair :
a) Asam mineral: asam nitrat, asam sulfat, asamklorida, asam
fluoride, asam fosfat.
b) Asam organik: asam format, asam asetat, asammonokloro asetat,
asam amkresilat.
c) Pelarut organik: karbon disulfide, ter
batubara, petroleum, hidrokarbon terklorinasi, beberapa esterdan keto
n, terpentin, basa kuat, kalium hidroksida,natrium hidroksida. 

2) Bahan bentuk padat kimia iritan


a) Alkali kaustik: alkali sulfide, natrium hidroksida,natrium karbonat,
natrium silikat, kalium karbonat, ammonium karbonat, barium
hidroksida, bariumkarbonat, trinatrium fosfat.
b) Logam-logam : natrium, kalium, fosfor, stibium,arsen, kromium.
c) Garam-garam: kupri sulfat, kupri sianida, garam -
garam merkuri, garam-garam arsen
 
3) Bahan kimia iritan bentuk gas:
1) Senyawa anorganik: asam klorida, asam sulfat, asamfluoride,
amoniak, sulfur monoklorida, tinil klorida,sulfuril klorida, belerang
dioksida, klor, brom, iod,fosfor triklorida, arsen triklorida, ozon,
nitrogendioksida.
2) Senyawa organik: fosgen, akrolein, dimetilsulfat,dikloroetilsulfida,
kloropikrin, etilklorosulfonat,diklorometileter, xilil bromide,
metilklorosulfonat(Sumardjo, 2006:287).
f.Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Bahan kimia korosif adalah merusak jaringan hidup. Jika
suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat
diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)dan
basa (pH>11,5), Huruf kode: C. Frase-R untuk bahan korosif :R34
dan R35. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti
HCl dan H2SO4 maupun basa seperti larutan NaOH
g.Bahan Kimia yang Mudah Terbakar (Inflammable Substances)
Bahan mudah terbakar terdiri dari bahan amat sangat mudah
terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah
terbakar (highly flammable substances). Bahan dapat terbakar(flammable
substances). Seperti yang di jelaskan dibawah ini :
1) Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar)
Bahan kimia likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah
(dibawah 0oC) dan titik didih rendah dengan titik didihawal (di
bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah

3
terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campura
n bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Hurufkode:F+. 
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah
terbakar :R12. Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil
eter(cairan) dan propane (gas).

 2)Highly flammable(sangat mudah terbakar)


Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah
(di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah
terbakarmenghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi pa
nas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan
energidan akhirnya terbakar. Huruf kode: F. Frase-R untuk bahan
sangat mudah terbakar : R11. Contoh bahan dengan sifattersebut
misalnya aseton dan logam natrium, yang seringdigunakan di
laboratorium sebagai solven dan agen pengering.
3) Flammable (mudah terbakar)
Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik
nyalaantara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan
mudahterbakar (flammable). Huruf kode: tidak ada. Frase-R
untuk bahan mudah terbakar : R10. Contoh bahan dengan sifat
tersebutmisalnya minyak terpentin

h.Bahan Kimia Radioaktif


Secara umum, bahaya radiasi dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu bahaya radiasi eksternal (sumber radiasi berada diluar tubuh) dan
bahaya radiasi internal (sumber radiasi berada didalam tubuh). Kedua
bahaya radiasi ini ditanggulangi dengan cara yang berbeda, yaitu:
1) Bahaya radiasi eksternal dapat ditanggulangi dengan mengatur
waktu (semakin singkat, semakin baik), mengatur jarak (semakin
jauh, semakin baik), atau memasang perisai radiasi diantara sumber
radiasi dan tubuh, dengan
melakukan pengaturan tersebut, dosis radiasi yang diterima oleh orang
yang menangani zat radioaktif dapat ditekan serendah mungkin. 
2) Bahaya radiasi internal dapat ditanggulangi dengan mencegah
masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh melalui hidung, mulut, dan
luka terbuka pada kulit. Jadi, bila tugas kita adalah menangani zat
radioaktif yang bebentuk gas, serbuk, ataucairan, kita harus
mengusahakan untuk tidak makan/minum,merokok ditempat kerja dan
menggunakann pakaian kerja khusus. Selain itu, kita perlu membuat
pengaturan ventilasi ruangan yang baik,serta membuat dan mengikuti
prosedur kerjayang baik dan ketat untuk mencegah tersebarnya
kontaminasi ketempat lain yang bersih.

4
B.Penanganan Antisipasi Bahan Kimia Berbahaya
Suatu bahaya kesehatan akan timbul bila seseorang kontak dengan sesuatu
yang dapat mengakibatkan gangguan atau kerusakan bagi tubuh dengan pajanan
berlebih, salah satunya bahan kimia. Risiko kesehatan dapat timbul dari pajanan
berbagai bahan kimia yang memiliki sifat beracun dan berbahaya. Bahan kimia
berbahaya dapat berbentuk padat, cairan, uap, gas, debu, asap, atau kabut dan
dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara utama, yakni:
1.Inhalasi (menghirup)
2.Pencernaan (menelan)
3.Penyerapan ke dalam kulit (kontak kulit), biasanya melalui tangan dan wajah.

Banyak bahan kimia berbahaya yang digunakan di tempat kerja dapat


memengaruhi kesehatan pekerja dengan cara-cara yang tidak diketahui. Dampak
kesehatan yang ditimbulkan dari pajanan bahan kimia tersebut bisa berkembang
secara perlahan atau bahkan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
berkembang. Maka dari itu, mengontrol bahaya pada sumbernya adalah cara
terbaik untuk melindungi para pekerja. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah atau
mengurangi bahaya bahan kimia di area kerja semaksimal mungkin.

Maka dari itu, mengontrol bahaya pada sumbernya adalah cara terbaik untuk
melindungi para pekerja. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi
bahaya bahan kimia di area kerja semaksimal mungkin.

Manajemen harus melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan


pengendalian risiko di seluruh area kerja yang mengandung pajanan bahan kimia
berbahaya. Untuk pengendalian risiko, manajemen dapat melakukan beberapa
upaya berdasarkan rekomendasi ANSI Z10-2012, salah satunya adalah
penggunaan alat pelindung diri (APD). 

C.Pentingnya Penggunaan APD Saat Menangani Bahan Kimia Berbahaya

Intinya, baik manajemen maupun pekerja harus memahami bahwa


penggunaan APD harus menjadi upaya terakhir untuk mengurangi dampak
pajanan dan meminimalkan dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan yang
terjadi. Manajemen harus menyediakan APD dan mewajibkan pekerjanya
menggunakan APD saat menangani bahan kimia bila bahaya tidak mungkin lagi
dihindari dengan eliminasi bahaya atau pengendalian teknik.

D.Panduan APD Saat Menangani Bahan Kimia

5
Pemilihan APD yang sesuai didasarkan pada penilaian risiko bahan kimia
berbahaya yang digunakan atau operasi bahan kimia yang dilakukan. Proses
pemilihan harus dimulai dengan mempertimbangkan kategori APD yang
diperlukan. Bagaimana bahan kimia berbahaya bisa masuk ke dalam tubuh (dalam
arti jalan masuknya) adalah pertimbangan utama dalam menentukan kategori
APD.

Di seluruh area kerja, dimana operasi bahan kimia dilakukan atau dimana
lingkungan kemungkinan terkontaminasi oleh bahan kimia berbahaya, maka
standar K3LH yang tinggi harus diberlakukan. Satu yang terpenting, yakni
kewajiban menggunakan APD. Berikut panduan pemilihan APD berdasarkan
jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh:

Setelah menentukan kategori APD yang diperlukan, berikut panduan


memilih APD yang tepat sesuai dengan potensi bahaya dan tingkat perlindungan
yang diperlukan:

1.Pakaian Pelindung

Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi tubuh atau pakaian


pekerja saat terjadi kontak dengan bahan kimia berbahaya dan mencegah
penyebaran kontaminasi. Pemilihan pakaian pelindung saat menangani
bahan kimia tergantung pada risiko dan tingkat perlindungan yang
diperlukan.

Berikut beberapa pakaian pelindung yang dapat Anda gunakan saat


menangani bahan kimia, antara lain:

a. Jas laboratorium

Jas laboratorium dapat digunakan untuk penggunaan skala kecil


dan penanganan bahan kimia dengan risiko rendah. Pakaian pelindung
ini berfungsi untuk mencegah kontaminasi bahan ke dalam tubuh,
melindungi tubuh dan pakaian pekerja dari percikan, cipratan, atau
tumpahan bahan kimia.

Jas laboratorium dapat diaplikasikan untuk pemakaian umum,


perlindungan dari bahan kimia, biologi, radiasi, dan bahaya fisik. Jas
laboratorium harus terbuat dari bahan katun dan sintetik seperti nilon

6
atau terylene dengan water repellent (pori-pori kain tidak dapat ditembus
oleh air). Jas laboratorium tidak boleh dipakai di luar daerah
laboratorium.

b. Apron

Apron biasanya diaplikasikan untuk penggunaan bahan kimia


dalam jumlah besar dan berisiko tinggi. Apron digunakan untuk
melindungi pekerja dari bahan yang bersifat korosif dan mengiritasi,
cairan berbahaya, zat pelarut yang kuat, minyak dan pelumas padat/
gemuk (grease).

Pakaian pelindung berbentuk seperti celemek ini biasanya terbuat


dari bahan neoprene ataupolyurethane dilapisi bahan nilon, terylene, atau
karet alami. Ada juga yang terbuat dari bahan plastik, dengan
rekomendasi tidak boleh dikenakan di area yang mengandung bahan
kimia mudah terbakar karena bisa dapat menimbulkan kebakaran yang
dipicu listrik statis.

c. Jumpsuits atau coverall

Pakaian pelindung ini direkomendasikan untuk dipakai pada


kondisi berisiko tinggi seperti menangani bahan kimia yang bersifat
karsinogenik dalam jumlah banyak. Jumpsuit ataucoverall berfungsi
untuk melindungi pekerja dari percikan, cipratan, atau tumpahan zat
berbahaya berisiko tinggi.

Jumpsuit atau coverall biasanya terbuat dari bahan


karet, neoprene, viton, vinyl dan material lain yang mampu memberikan
perlindungan tingkat tinggi kepada pekerja dari percikan bahan kimia
yang bersifat karsinogen dan bahan kimia berisiko tinggi lainnya.
Pakaian pelindung ini tersedia dalam dua jenis, yakni disposable
coverall (sekali pakai) dan reusable coverall.

Catatan: Untuk penggunaan bahan kimia dalam jumlah besar dan


berisiko tinggi, pekerja tidak diperkenankan menggunakan pakaian
pelindung yang dijahit atau berpori (tidak tahan terhadap permeasi).
Penggunaan apron dan jumpsuit/ coverall sangat direkomendasikan.

7
d.Pelindung Tangan

Fungsi utama pelindung tangan adalah melindungi tangan dari


cedera akibat terkena bahan kimia atau terkena peralatan laboratorium yang
pecah atau rusak serta melindungi tangan dari permukaan benda yang kasar
atau tajam dan material panas atau dingin.

Bahan kimia biasanya dapat dengan cepat merusak material sarung


tangan jika material yang dipilih tidak sesuai dengan sifat bahan kimia yang
ditangani. Maka, material dan ketebalan menjadi pertimbangan utama saat
memilih sarung tangan. Bahan sarung tangan yang dipilih harus sesuai
dengan sifat bahan kimia yang ditangani.

Sarung tangan yang digunakan saat menangani bahan kimia


biasanya terbuat dari neoprene,polyvinyl chloride (PVC), polyvinyl
alcohol (PVA), karet butil atau alam, karet sintetis, dannitril.

  

e.Pelindung Kaki

Pelindung kaki (sepatu safety) digunakan untuk melindungi kaki dari


kemungkinan tumpahan bahan kimia beracun dan berbahaya serta
mencegah penyebaran kontaminasi. Pemilihan sepatu safety yang aman
untuk penanganan bahan kimia didasarkan pada bahaya dan kondisi
lingkungan kerja.

Berikut beberapa poin yang harus diperhatikan dalam memilih


sepatu safety untuk area dengan potensi bahaya bahan kimia:

1) Jenis sepatu safety harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya


yang dapat mengakibatkan cedera. Jenis sepatu safety juga perlu
dipertimbangkan, apakah sepatu perlu menutupi pergelangan kaki, lutut
atau paha, tergantung bagian-bagian tubuh yang berisiko mengalami
cedera saat menangani bahan kimia
2) Material sepatu safety harus memiliki fitur ketahanan terhadap air dan
bahan kimia. Karet sintetis, karet butil atau alam, vinyl dan nitril 
merupakan material sepatu yang cocok digunakan saat operasi bahan
kimia.

8
3) Konstruksi sepatu safety juga harus memperhitungkan bahaya yang ada
di lingkungan kerja seperti lantai basah, lantai licin, dan jatuhan benda
berat atau berat. Pilih sepatu dengan fitur sol luar anti slip untuk
menghindari risiko tergelincir dan fitur pelindung jari kaki berbahan
baja untuk melindungi kaki dari risiko jatuhan benda berat atau tajam
4) Bila Anda bekerja di area operasi bahan kimia mudah terbakar, maka
sepatu dengan fitur anti statis perlu digunakan
5) Untuk melindungi sepatu dari kontaminasi bahan kimia berbahaya
berbentuk debu, serat, atau partikel di udara, sepatu safety sekali pakai
atau penutup sepatu (shoe cover) sekali pakai dapat digunakan. 

f.Pelindung Mata dan Wajah

Cipratan, percikan, hingga paparan kabut bahan kimia yang mengenai


mata sering kali menjadi penyebab terbanyak pekerja mengalami cedera
mata. Oleh karena itu, OSHA mewajibkan para pekerja untuk selalu
menggunakan perangkat pelindung mata dan wajah primer dan sekunder
ketika bekerja di area dengan potensi bahaya tadi. 

Berikut jenis-jenis alat pelindung mata dan wajah yang berguna untuk


menahan dampak bahaya bahan kimia yang bisa mencederai mata, di
antaranya:

1). Safety Goggles: pelindung primer yang berguna untuk melindungi mata
dari percikan dan cipratan bahan kimia. Pilih safety goggles dengan ventilasi
tidak langsung (indirect ventilation) atau tanpa ventilasi (non-ventilated
goggles) saat menangani bahan kimia berbahaya. 

2). Face Shields (tameng muka): pelindung sekunder yang berguna untuk


melindungi seluruh wajah dari paparan sumber bahaya. Face shileds yang
dirancang menyatu dengan headgeardapat melindungi wajah, namun tidak
sepenuhnya melindungi mata. Agar perlindungan dari berbagai sumber
bahaya seperti partikel beterbangan, percikan atau cipratan bahan kimia lebih
maksimal, pekerja direkomendasikan menggunakan face shileds bersamaan
dengan safety goggles. Face shields tidak cocok untuk melindungi pekerja
dari debu, asap, atau gas. 

Tidak hanya jenisnya, tipe lensa yang digunakan pada pelindung mata
dan wajah juga perlu diperhatikan. Lensa harus transparan dan tidak
mengganggu penglihatan. Berikut jenis lensa yang direkomendasikan untuk
pelindung mata dan wajah:

9
a) Polycarbonates −  efektif untuk memberikan perlindungan terhadap partikel
beterbangan, namun tidak cocok memberikan perlindungan terhadap bahan
kimia korosif
b) Acrylic resins − cocok untuk memberikan perlindungan terhadap berbagai
jenis bahan kimia, namun memiliki kemampuan yang lemah dalam menahan
dampak bahaya
c) Plastik − perlindungan akan lebih maksimal jika diberi lapisan anti kabut.

 
Catatan: Untuk memberikan perlindungan maksimal, pastikan APD
terpasang erat pada mata dan wajah. Keadaan atmosfer ruangan dan ventilasi
terbatas biasanya menyebabkan lensa menjadi berkabut. Lakukan
pembersihan sesering mungkin.

g.Pelindung Pernapasan

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam tubuh


manusia adalah melalui pernapasan. Banyak partikel di udara, debu, uap dan
gas yang dapat membahayakan sistem pernapasan. Pelindung pernapasan yang
tepat harus digunakan untuk meminimalkan sumber-sumber bahaya tadi.
Berikut jenis pelindung pernapasan yang dapat digunakan saat menangani
bahan kimia:

1) Air-Purifying Respirator (Respirator pemurni udara)

a) Particulate Respirator

Respirator ini hanya digunakan untuk melindungi pekerja dari


bahaya paparan tingkat rendah (seperti debu, kabut, dan asap). Tidak
cocok digunakan untuk melindungi pekerja dari paparan gas dan uap. Pada
respirator jenis ini, filter menangkap partikel dari udara dengan metode
penyaringan, sehingga udara yang melewati respirator menjadi bersih.
Contoh dari particulate respirator adalah disposable dust masks dan
respirator dengan disposable filter.

b) Chemical Cartridge/ Gas Mask Respirator

Jenis respirator ini menggunakan cartridge atau canister untuk


menyerap gas dan uap di udara. Catridge dan canister memiliki

10
kemampuan serap yang tinggi pada awal penggunaan dan akan mengalami
penurunan hingga akhir masa pakai (masa jenuh).

Lama masa jenuh sangat tergantung dari konsentrasi uap atau gas
di udara dan perawatan terhadap respirator
tersebut.  Cartridge atau canister harus diganti sebelum jenuh karena bisa
berdampak pada kemampuan daya serap terhadap kontaminan.

c).Air-Supplied Respirator (Respirator dengan pemasok udara)

Alat pelindung pernapasan ini mirip seperti peralatan pernapasan


untuk penyelam. Air-supplied respirator menyimpan pasokan udara/
oksigen di dalam tabung sehingga alat ini tidak memerlukan pasokan
udara dari luar. Alat ini biasanya digunakan pada area yang kontaminasi
udaranya sangat tinggi atau rendah oksigen. Juga, tangki udara biasanya
hanya dapat digunakan selama satu jam atau kurang, tergantung rating
tangki dan tingkat pernapasan pekerja.

APD merupakan upaya terakhir untuk meminimalkan risiko yang


dapat terjadi akibat kecelakaan atau bahaya di lingkungan kerja maupun
saat operasi bahan kimia. Tidak hanya pemilihan APD yang harus
dilakukan secara tepat, pemeriksaan dan perawatan APD secara rutin pun
perlu dilakukan untuk memastikan APD yang digunakan dapat
memberikan perlindungan dalam menahan dampak bahaya bahan kimia.

BAB III
PENUTUP

11
1. KESIMPULAN
Bahan kimia juga di kenal juga dengan Zat murni adalah suatu bentuk materi
yang memiliki komposisi kimia dan sifat karakteristik konstan. Ia tidak dapat di
pisahkan menjadi komponen dengan media pemisah fisika,yaitu tanpa memutuskan
ikatan kimia.
Bahan kimia tidak akan selamannya berbahaya, jika kita menggunakannya
dengan baik dan benar juga sesuai dengan prosedur yang baik pula. Bahan kimia
berbahaya terbagi atas berbagai jenis, dan dari berbagai jenis bahan kimia berbahaya
itu memiliki penanganan yang bermacam-macam penanganan sesuai dengan resiko
terkennya.
APD merupakan upaya terakhir untuk meminimalkan risiko yang dapat
terjadi akibat kecelakaan atau bahaya di lingkungan kerja maupun saat operasi bahan
kimia.

2. SARAN
Bilamana kita akan melakukan praktek kimia atau observasi di laboratorium
seharusnnya kita tau terlebih dahulu apa itu laboratorium dan juga apa itu bahan
kimia serta penanganannya. Karena bahaya terkena bahan kimia sangatlah fatal bagi
diri kita terutama bahan kimia yang berbahaya, jadi kenali dan cermati prosedur-
prosedur penggunaan bahan kimia berbahaya jika kita akan melakukan kegiatan di
laboratorium dan untuk antisipasi terkenannya bahan kimia.

DAFTAR PUSTAKA

12
Sari, N Ratna.” Bahan Kimia”.14 Februari 2018
https://www.academia.edu/8843795/Bahan_kimia
https://www.scribd.com/doc/112299180/prosedure-penanganan-bahan-bahan-kimia

13

Anda mungkin juga menyukai