NIM: 1908551042
Kelas: A
Analisis anorganik kualitatif adalah adalah cabang atau metode analisis kimia untuk
membentuk komposisi unsur senyawa anorganik melalui penambahan reagen tertentu dan
berkaitan dengan reaksi ionic. Pedoman dari analisis kualitatif yang pertama yaitu mengetahui
atau menentukan ukuran sampel dan teknik kerja, kemudian menentukan tes pendahuluan,
kemudian hanya ada elemen-elemen yang diinginkan untuk berada dalam larutan berdasarkan
uji pendahuluan, dan yang terakhir hasil analisis harus sesuai dengan pengamatan.
7. Ion Ammonia
Pada pengujian ion ammonia digunakan basa kuat seperti NaOH, NaOH
ditambahkan pada sampel kemudian dipanaskan akan terbentuk gas tak berwarna,
gas ini adalah ammonia yang akan mengubah kertas litmus merah lembab menjadi
berwarna biru
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,kation ini akan membentuk endapan dengan
amonium sulfida dalam suasana netral atau amonia. Kation-kation golongan ini adalah Co2+,
Ni2+, Fe2+, Fe3+, Mn2+, Al3+, Zn2+, Cr3+. Reagensia golongan yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida,
dan ammonium karbonat. Klasifkasi ini didasarkan atas reaksi kation dengan reagensia-
reagensia dapat membentuk endapan atau tidak. Sehingga dikatakan, bahwa klasifikasi kation
yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari
kation tersebut
Analisis kualitatif menggunakan dua jenis tes yakni tes kering (dry test) dan
reaksi basah (wet test). Dry test berlaku untuk zat padat, sedangkan wet berlaku untuk
larutan.
1. Dry Test
Pada tes kering dilakukan pemanasan pada sampel yang dilakukan dengan
ditempatkan bahan di tabung pengapian kecil (bulb tube), disiapkan dari tabung
kaca lembut, dan dipanaskan dalam nyala Bunsen, perlahan-lahan pertama dan
kemudian lebih kuat. Tabung reaksi kecil, 60-70 mm x 7-8 mm, yang tersedia dan
murah, juga dapat digunakan.
Sublimasi dapat terjadi, atau bahan dapat meleleh atau dapat terurai dengan
perubahan warna yang menyertai, atau gas dapat berevolusi yang dapat dikenali
oleh sifat karakteristik tertentu. Perubahan warna dapat terjadi, biasanya
menunjukkan dekomposisi. Perubahan yang paling umum dikaitkan dengan
penghilangan air kristalisasi.
Gas yang dihasilkan mungkin tidak berwarna atau berwarna, kadang-kadang
dengan bau khas. Mereka dapat diidentifikasi dengan reagen yang sesuai, seperti
yang dijelaskan diatas yakni reaksi kation dan anion. Karbon dioksida dapat
terbentuk jika terdapat karbonat atau bahan organik tertentu. Sulfur dioksida dapat
terjadi saat memanaskan sulfit, tiosulfat, atau sulfida. Klorin terjadi jika klorida
tertentu (misalnya magnesium klorida) dipanaskan, sedangkan brom atau yodium
dapat terbentuk saat memanaskan bromida atau iodide di hadapan agen
pengoksidasi. Nitrat menghasilkan nitrogen dioksida; format dan oksalat, karbon
monoksida. Pemanasan sianida menghasilkan sianogen. Saat memanaskan garam
amonium yang dicampur dengan alkali, amonia dapat terjadi. Oksigen diperoleh
jika terdapat perklorat, bromat, atau iodat dipanaskan. (Vogel, 1996)
2. Wet Test
Reaksi basah dilakukan untuk zat yang terlarut. Reaksi seperti itu biasanya
dilakukan untuk:
(a) pembentukan endapan;
(b) evolusi gas; atau
(c) perubahan warna.
Mayoritas reaksi dalam analisis kualitatif adalah dilakukan dalam larutan. Pada
metode test basah ini biasanya terjadi pengendapan atau presipitasi. Presipitasi bila
kelebihan reagen akan digunakan dalam pembentukan endapan, ini tidak berarti
bahwa jumlah yang berlebihan harus selalu digunakan. Dalam kebanyakan kasus,
kecuali dinyatakan secara khusus, jumlah lebih dari yang dibutuhkan untuk
menghasilkan reaksi diperlukan. Ini biasanya paling baik dideteksi dengan
menyaring sedikit campuran dan menguji filtrat dengan reagen. Harus selalu
diingat bahwa kelebihan zat pereaksi yang besar dapat menyebabkan pembentukan
ion kompleks dan larutan parsial akibat dari endapan; lebih lanjut kelebihan reagen
yang tidak perlu akan sia-sia dan dapat menyebabkan komplikasi pada tahap
analisis selanjutnya. Saat mempelajari reaksi ion konsentrasi reagen diketahui dan
memang benar mungkin untuk menilai volume reagen yang dibutuhkan dengan
cepat (Vogel, 1996).
DAFTAR PUSTAKA
Vogel. 1996. Vogel’s Qualitative Inorganic Analysis. 7th Edition. Singapore:
Longman Singapore Publisher. 4-6, 15-16.