Anda di halaman 1dari 4

Nama: Ni Kd Rintan Listiani Ekayanti

NIM: 1908551042
Kelas: A
Tugas: Farmakologi dan Toksikologi

RESUME I

MEKANISME TOKSISITAS DAN TOKSODINAMIK

Pada pertemuan kali ini dibahas mengenai kerja xenobiotika di dalam tubuh dan
diselipkan motivasi penerapan karakter pada mahasiswa oleh pak Gelgel. Xenobiotika
merupakan bahan asing yang masuk dalam tubuh organisme yang mengganggu
metabolisme. Xenobiotika ini umumnya merupakan senyawa-senyawa organik dapat berupa
obta-obatan, senyawa karsinogenik, maupun racun.

Fase pertama yang terjadi yaitu fase eksposisi yaitu fase kontak antara xenobiotika
dengan organisme. Pada fase eksposisi semua xenobiotika akan mengadakan kontak kecuali
radioaktif. Setelah mengadakan kontak maka baru akan mungkin terjadinya efek namun tidak
semua dapat menimbulkan efek. Lalu xenobiotika tersebut akan larut, selanjutnya terjadi
pelepasan senyawa obat dari bentuk farmasetika misalnya tablet, kapsul, salep, dll, dan zat aktif
akan terdispersi secara molekuler. Agar xenobiotika ini dapat terabsorbsi dengan baik ada
faktor-faktornya yang disebut dengan sifat psiko-kimia terdiri dari bentuk sediaan misalnya
sediaan berupa larutan akan lebih mudah diserap tubuh dibandingkan dengan sediaan bentuk
kapsul, bahan tambahan obat, metode pabrikasi. Lalu akan melewati sistem yang terbagi
menjadi dua yaitu toksokinetik dan toksodinamik. Sebuah xenobiotika dapat menimbulkan
efek apabila sudah berada pada tempat kontaknya dan akan mengadakan ikatan dengan
reseptornya yang dapat berupa efek klinis maupun toksik. Setelah itu zat aktif akan terdispersi
sehingga akan terlepas dan membentuk larutan untuk didispersikan ke dalam system tubuh kita.

Proses eksposisi ini dapat terjadi pada kulit, dinding saluran pencernaan, atau alveolus.
Misalnya pada kulit akan, xenobiotika masuk melalui epidermis lalu harus melewati dinding
sel yang terdiri dari fosfolipid (fosfat yang suka air, lemak yang tidak suka air). Obat akan bisa
masuk melalui lapisan tanduk yang dibawahnya terdapat pembuluh darah, obat akan masuk
kesana dan di edarkan ke seluruh tubuh. Pada alveolus terdapat banyak pembuluh darah yang
siap menyerap xenobiotika tersebut ditambah lagi dengan jumlah alveolus yang banyak dan
apabila dihitung luasnya setara lapangan sepakbola namun ada kendalanya yaitu tidaj semua
alveolus berukuran besar. Pada saluran pencernaan eksposisi akan terjadi apada jonjot-jonjot
usus namun perlu diperhatikan xenobiotika yang melewati saluran pencernaan harus tahan
terhadap enzim pencernaan seperti getah lambung yang bersifat asam agar tetap menimbulkan
efek klinis yang diinginkan.

Selanjutnya adalah fase toksokinetik yang dimulai dari absorbsi yaitu pengambilan
xenobiotika dari permukaan menuju aliran darah atau aliran limfe.

1. Absorbsi ini terjadi melalui transport membrane sel. Membran disini berperan sebagai
sawar/barrier sehingga saat absorbsi hanya lewat saja tidak terjadi perubahan contohnya
sawar darah otak yang berfungsi sebagai pembatas agar tidak semua ion zat aktif dapat
masuk ke otak.
2. Distribusi terjadi pada aliran darah yang ditentukan oleh laju suatu senyawa kimia
terhadap perbedaan konsentrasi sehingga ada gaya dorong agar dapat terdistribusi.
Umumnya faktor tercampurnya xenobiotika di darah dan laju aliran darah ditentukan
oleh faktor psikologi, sedangkan laju transpor transmembran umumnya ditentukan oleh
faktor sifat fisiko-kimia xenobiotika. Transpor transmembran dapat berlangsung
melalui proses difusi pasif, difusi terpasilitasi, difusi aktif, filtrasi melalui poren, atau
proses fagositisis
3. Eliminasi yaitu proses hilangnya xenobiotika dari dalam tubuh melalui metabolisme
(biotransformasi) dan ekskresi Ginjal berfungsi mengekskresi xenobiotka. Proses
utama ekskresi dari xenobiotika adalah: filtrasi glumerula, sekresi aktif tubular, dan
resorpsi pasif tubular. Pada filtrasi glomerular molekul-molekul dengan diameter yang
lebih besar dari 70 Å tidak dapat melewati filtrasi glomerular. Lalu setelah dari ginjal
akan dibawa ke hati bukan ke jantung karena hati berperan untuk senyawa-senyawa
dengan polaritas yang tinggi (anion dan kation). Ekskresi paru-paru. Zat yang pada suhu
badan berbentuk gas terutama diekskresikan lewat paruparu. Cairan yang mudah
menguap juga mudah keluar lewat udara ekspirasi. Xenobiotika yang masuk ke dalam
tubuh akan diperlakukan oleh sistem enzim tubuh, sehingga senyawa tersebut akan
mengalami perubahan struktur kimia dan pada akhirnya dapat dieksresi dari dalam
tubuh. Biotransformasi atau metabolisme pada umumnya berlangsung di hati dan
sebagian kecil di organ-organ lain seperti: ginjal, paru-paru, saluran pencernaan, kulit,
dll.
Selanjutnya proses toksodinamik yaitu membahas interaksi antara molekul tokson atau
obat pada tempat kerja spesifik, yaitu reseptor dan juga proses-proses yang terkait dimana pada
akhirnya timbul efek toksik atau terapeutik. Awalnya ada teori bahwa suatu zat aktif akan
bekerja apabila ada suruhan dari otak, namun setelah melalui percobaan katak dengan kurare
ditemukan bahwa obat akan bekerja spesifik sesuai dengan tempat kerjanya (reseptor), maka
apabila obat berikatan di tempat kerjanya baru akan muncul efek. Lalu di tahun 70-an
berkembang teori “Lock and Key” dimana reseptor enzim bekerja seperti kunci dengan anak
kunci untuk mengatur regulasi di dalam tubuh.

Reseptor merupakan suatu senyawa makromolekul kumpulan asam amino yang besar yang
menjadi tempat berikatan xenobiotika. Reseptor memiliki tiga aspek fungsi:

- sebagai determinan hubungan kuantitatif antara konsentrasi obat dan respons/tanggapan.


Disini reseptor dipandang sebagai suatu unit sederhana, yang secara prinsip ditandai dari
afinitasnya mengikat ligan-ligan obat.

- sebagai protein regulator dan komponen penerus sinyal kimiawi yang melengkapi target-
target obat penting. Disini reseptor dianggap sebagai molekul kompleks yang struktur dan
fungsi biokimiawinya membantu menjelaskan ciri utama hubungan efek-konsentrasi dan juga
selektivitas farmakologik.

-sebagai determinan utama terhadap efek terapeutik dan toksik pada pasien. Reseptor
menentukan selektivitas kerja obat, hubungan antara dosis obat dan efeknya, dan manfaat
terapeutik obat

Contohnya paracetamol (anti-piuretik) reseptornya yaitu Cox 2 yang paling optimal terdapat
di hipotalamus. Lalu akan memerintahkan otak untuk mengecek antigen yang menyebabkan
tubuh panas tetapi tidak ada lalu hipotalamus akan menerintahkan otak untuk merealease panas
sehingga pembuluh darah melebar dan suhu tubuh menjadi normal.

Lalu ditengah diskusi mengenai materi xenobiotika, pak Gelgel memberikan motivasi
mengenai kejujuran yang harus tertanam dalam diri setiap orang untuk menuju sukses. Ada
sepuluh kunci sukses menurut Riset Stanley dimana kejujuran berada pada urutan pertama
kunci sukses. Selama ini Pendidikan di Indonesia tidak pernah menyentuh hal ini, segala
sesuatu dihalalkan bahkan berbohong pun menjadi legal sehingga generasi berikutnya juga
mencontoh orang-orang yang lebih tua yang tidak pernah jujur. Contohnya ketika kecil dulu
pasti kita pernah disuruh berbohong oleh orang tua saat ada telepon atau ada orang bertamu
untuk mengatakan bahwa orang tua kita sedang tidak ada dirumah. Hal inilah salah satu contoh
kecil yang menyebabkan kejujuran menjadi bahan langka. Contoh penerapan kejujuran pada
bidang industry farmasi adalah ketika membuat sebuah produk apabila kita jujur menggunakan
bahan yang berkualitas, proses produksi yang baik, tanpa klaim yang tidak benar maka orang
lain akan percaya dengan kita walaupun mungkin untungnya tidak sebesar apabila kita
menggunakan bahan yang asal-asalan tapi lama kelamaan orang-orang akan tahu bahwa yang
kita jual adalah kualitas sehingga produk kita akan dicari orang dan usaha kita akan bertahan
lama. Selain itu di era modern ini kita tidak hanya bisa menjual produk saja namun kita juga
dapat menjual saham untuk menambah keuntungan Contohnya adalah L’Oreal Paris yang
memiliki penghasilan setara dengan besar APBD Amerika.

Contoh lain yang diberikan adalah seorang Apoteker baru yang dibayar dengan gaji 1,2
juta untuk ijazah apoteker sebagai syarat pembentukan apotek, gaji pokok 3,6 juta, dan sebagai
penanggung jawab mendapat gaji tambahan 400.000. Dengan syarat apoteker tersebut harus
bekerja dengan baik sehingga bisa mencapai target kenaikan omset 10% dalam sebulan.
Disinilah kejujuran berperan, apoteker ini bisa saja berbohong tidak bekerja dan hanya
menyuruh orang lain lalu beralasan omset tidak naik karena tidak ada pembeli. Namun,
kejujuran lah yang utama, apoteker tersebut tidak akan bertahan lama karena pemilik apotek
pasti akan tahu bahwa apoker tersebut tidak jujur dan akan mudah saja pemilik apotek
mengganti apoteker tersebut dengan apoteker baru yang lebih jujur. Pembelajaran seperti inilah
yang jarang kita dapatkan disekolah, karena sekolah sering kali hanya menuntut nilai dan
memaksa para siswanya untuk menghafal materi yang hanya sekedar lewat saja setelah
menghafal lupa lagi. Namun metode pembelajaran di luar negeri biasanya cenderung lebih ke
praktiknya dan menjelaskan bagaimana suatu hal dapat terjadi sehingga seperti di Finlandia
sekolah 3 jam saja sudah cukup karena pembelajarannya berkualitas. Hal inilah yang coba di
perbaiki oleh pak Gelgel dengan menerapkan system pembelajaran berbasis poster yang secara
tidak sadar memaksa kita untuk membaca dan mencari tahu lebih dalam mengenai materi lalu
setelah itu membuat resume dan secara tidak langsung memaksa kita untuk belajar kembali hal
yang telah dibahas tadi paginya. Untuk bisa seperti negara Finlandia dan kualitas Pendidikan
kita menjadi lebih baik, terapkanlah kejujuran sebagai mahasiswa yaitu dengan menyadari
kejujuran berarti mencintai pekerjaan sehingga kita harus prepare sehingga saat lulus nanti kita
memiliki kompetensi yang bisa kita jual.

Anda mungkin juga menyukai