Anda di halaman 1dari 7

Nama: Ni Kd Rintan Listiani Ekayanti

NIM: 1908551042
Kelas: A
Tugas: Undang-Undang dan Kode Etik Kefarmasian

RESUME KULIAH
Pada pertemuan undang-undang dan kode etik kefarmasian hari ini diadakan presentasi
poster mengenai etika, moral, dan kode etik kefarmasian yang membahas:

1. Etika
Etika merupakan pengetahuan tata Susila yang mengatur tingkah laku manusia baik
dalam hubungannya dengan Tuhan, sesame manusia dan alam sekitar. Apabila
seseorang memiliki etika yang baik maka akan rasional dalam mengambil keputusan
sehingga masyarakat menjadi tertib, teratur, dan sejahtera. Contoh penerapan etika
farmasis adalah saat berkomunikasi dengan pasien terkait obat diperlukan sopan santun
dan keramahan.
2. Perbedaan etika dan moral
Perbedaan etika dan moral yaitu moral merupakan keyakinan tentang suatu hal yang
baik dan benar, kewajiban mutlak yang dimiliki manusia, sedangkan etika tidak bersifat
keharusan tetapi baik bila dimiliki, akal pribadi dalam menilai baik dan buruk. Adanya
suatu moral selalu diikuti dengan etika karena etika yang kita tunjukkan merupakan
cerminan dari moral yang kita miliki.
3. Falsafah moral
Falsafah moral yaitu nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok untuk mengatur tingkah lakunya. Untuk menjadi apoteker yang baik kita
harus memiliki dasar-dasar moral seperti honesty, friendly, discipline.
4. Teori-teori etika
Teori etika yaitu kerangka berpikir yang disusun oleh filsuf tertentu untuk memberikan
pembenaran mengapa suatu perbuatan dinilai baik dari pendekatan moral. Etika ada dua
yaitu deskritif dan normatif. Contoh pelaksanaan etika adalah etika pribadi (apoteker
mampu meningkatkan etos kerja), etika sosial (apoteker mampu melakukan konseling
kepada pasien dengan ramah), etika moral (apoteker harus memiliki kejujuran dalam
mengelola suatu usaha).
5. Asas-asas medis tradisional
Asas-asas etika medis tradisional merupakan suatu dasar yang digunakan dalam
menjalankan pekerjaan dalam bidang kesehatan yang berpedoman terhadap norma-
norma. Etika tradisional mengacu pada asas-asas seperti beneficence, non maleficence,
menghormati hidup manusia, keonfidensialitas, kejujuran, tidak memetingkan diri
sendiri, berbudi pekerti, dan tingkah laku luhur.
6. Asas-asas etika medis kontemporer
Etika medis kontemporer adalah lanjutan dari etika medis tradisional berupa modifikasi
dan tambahan nilai dan norma baru sesuai dengan perkembangan zaman. Asasa-asas
etika medis kontemporer terdiri dari asas menghormati otonomi pasien yang dapat
menetukan sendiri tentang kesehatan dan pengobatannya, asas keadilan karena setiap
orang berhak atas kesehatan sebagai warga negara, dan asas berkata benar dalam
memberikan informasi obat kepada pasien maupun informasi tentang dirinya.
7. Aturan-aturan etika
Aturan etika merupakan serangkaian prinsip atau nilai yang mengatur tingkah laku
seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Aturan etika terdiri dari integritas,
objektivitas, kompetensi, dan sikap kecermatan. Tuntutan aturan etika terhadap profesi
apoteker adalah keharusan untuk menjalankan profesi dengan penuh tanggung jawab
dan keharusan untuk tidak melanggar hak-hak orang lain.
8. Communication
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksudkan dapat dipahami. Cara berkomunikasi yang baik
dalam melakukan pelayanan kefarmasian adalah memberikan senyum sapa salam,
identifikasi masalah, memberikan solusi untuk pembuatan obat, memberikan edukasi
kepada pasien terkait obat yang diserahkan, dan mengucapkan terimakasih serta salam.
9. Activity
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian kita harus cooperative artinya mau
bekerjasama dengan sesama tenaga kesehatan lainnya, applicable artinya mampu
menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah secara real, responsive
artinya tanggap dalam memberikan pelayanan dan informasi kepada pasien, dan
empathy artinya memberikan pelayanan dengan turut menggunakan rasa bukan sekedar
mengejar keuntungan.
10. Review
Review artinya seorang apoteker harus mampu memberikan tinjauan sehingga harus
ditumbuhkan sifat berupa considered artinya mampu mempertimbangkan segala aspek,
appropriate artinya menyesuaikan kebutuhan pasien dengan obat yang diberikan,
reasoned artinya semua yang dikatakan oleh apoteker saat memberikan informasi harus
berdasar pada alasan yang jelas, dan evaluated yaitu apoteker harus dapat mengevaluasi
kesalahan yang telah dibuat agar dapat diperbaiki.
11. Education
Education merupakan proses menerima atau memberikan instruksi yang sistematis
melalui contoh atau pengalaman. Education bersifat commited artinya education
menyangkut niat dan kesungguhan secara intelektual dan emosional, academic artinya
Pendidikan tinggi mengarahkan pada penguasaan dan pengembangan di bidang
tertentu, research artinya perlu adanya rasa ingin tau dan mencari jawaban dari
pertanyaan yang timbul itu, dan extended artinya perlu adanya kesadaran berkelanjutan
untuk terus belajar.
12. Sumpah/ janji apoteker no 1-3
Sumpah apoteker no 1-3 berbunyi :
1.Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama
dalam bidang kesehatan:
2.Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan
keilmuan saya sebagai apoteker;
3.Sekalipun diancam,saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kefarmasian saya
untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan
Contohnya adalah pada kasus penyebaran pil pcc oleh apoteker di Kendari merupakan
sebuah pelanggaran terhadap janji apoteker yaitu memanfaatkan kemampuan yang
dimiliki untuk hal yang bertentangan dengan hukum.
13. Sumpah/ janji apoteker no 4-6
4.Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat
dan tradisi luhur jabatan kefarmasian
5.Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berihtiar dengan sungguh-sungguh
supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan, Kesukuan,
Politik,Kepartaian atau Kedudukan Sosial
6.Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh
keinsyafan.
14. Mukadimah Kode etik Apoteker
Mukadimah merupakan preambule/pembukaan, mukadimah berisi: Bahwasanya
seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam mengamalkan
keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang
Maha Esa. Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam
mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman
pada satu ikatan moral yaitu : Kode Etik Apoteker Indonesia . Contoh implementasinya
adalah mengabdi dan memberikan pelayanan yang tulus dalam rasa kemanusiaan.

15. Kode Etik Apoteker Bab I pasal 1


Pasal 1 berisi tentang sumpah atau janji yang diucapkan oleh apoteker yaitu: Setiap
Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Apoteker.
Contoh penerapannya adalah seorang apoteker harus bersikap jujur dan menjalankan
profesinya berlandaskan rasa iklas dan rasa ingin menolong
16. Kode Etik Apoteker Bab I pasal 2
Kode etik apoteker bab I Pasal 2 berbunyi: setiap Apoteker harus berusaha dengan
sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Contoh penerapannya adalah apoteker harus bertanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaannya karena apoteker bekerja dengan makhluk hidup sehingga memiliki resiko
yang tinggi.
17. Kode Etik Apoteker Bab I pasal 3
Kode etik apoteker bab I Pasal 3 berbunyi: Setiap Apoteker harus senantiasa
menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu
mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya.
18. Kode Etik Apoteker Bab I pasal 4
Pada bab I pasal 4 kode etik apoteker berbunyi: setiap Apoteker harus selalu aktif
mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi
pada khususnya. Contoh implementasinya adalah penerapan long life learner yang
harus menjadi prinsip seorang farmasis yang harus haus ilmu dan terus mau belajar
mengikuti perkembagan obat-obat baru untuk penyakit yang baru pula.
19. Kode Etik Apoteker Bab I pasal 5
Kode etik apoteker bab I Pasal 5 berbunyi: Di dalam menjalankan tugasnya setiap
Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang
bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian. Contoh
penerapnnya adalah seorang apoteekr harus memegang teguh prinsip mendahulukan
kepentingan pasien dan tidak mencari keuntungan pribadi semata.
20. Kode Etik Apoteker Bab I pasal 6
Kode etik apoteker bab I Pasal 6 berbunyi: Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan
menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Contoh implementasinya adalah dalam
melakukan pekerjaannya seorang apoteker harus menjaga kepercayaan apoteker
sebagai profesi yang jujur dan berintegritas tinggi.
21. Kode Etik Apoteker Bab I pasal 7
Kode etik apoteker bab I Pasal 7 berbunyi: seorang Apoteker harus menjadi sumber
informasi sesuai dengan profesinya. Contoh penerapannya: apoteker dalam
memberikan informasi kepada pasien harus up to date, relevan, dan mudah dimengerti.
22. Kode Etik Apoteker Bab I pasal 8
Kode etik apoteker bab I Pasal 2 berbunyi: Seorang Apoteker harus aktif mengikuti
perkembangan peraturan perundang-undangan di Bidang Kesehatan pada umumnya
dan di Bidang Farmasi pada khususnya. Contoh penerapannya adalah apoteker dalam
melaksanakan pekerjaannya harus memenuhi SOP yang berlaku sebagai pedoman kerja
agar sesuai koridor peraturan yang berlaku
23. Kode Etik Apoteker Bab II pasal 9
Bab II membahas mengenai kewajiban apoteker terhadap penderita. Kode etik apoteker
bab I Pasal 2 berbunyi: Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian
harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi penderita
dan melindungi makhluk hidup insani. Contoh penerapannya adalah apoteker harus
peduli terhadap kualitas dan kuantitas obat yang diberikan kepada pasien seperti aturan
pakai, efek samping, dan informasi penting lainnya.
24. Kode Etik Apoteker Bab III pasal 10
Bab III membahas kewajiban apoteker terhadap teman sejawat. Pasal 10
Setiap Apoteker harus memperlakukan Teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan. Contoh implemetasinya adalah apabila terdapat masalah dengan rekan
sejawat dalam pelayanan kefarmasian harus dikomunikasikan dengan baik dan santun.
25. Kode Etik Apoteker Bab III pasal 11
Kode etik apoteker bab III Pasal 11 berbunyi: Sesama Apoteker harus selalu saling
mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik.
Contoh implementasinya adalah apabila ada rekan sejawat yang melakukan
pelanggaran pelayanan seperti tidak memberikan informasi obat yang jelas kita dapat
mengingatkan dengan santun.
26. Kode Etik Apoteker Bab III pasal 12
Kode etik apoteker bab III Pasal 12 berbunyi: Setiap Apoteker harus mempergunakan
setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam
memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling
mempercayai di dalam menunaikan tugasnya. Contoh penerapanya adalah seorang
apoteker harus saling bekerja sama dengan rekan se profesi maupun dengan profesi
lainnya didunia medis.
27. Kode Etik Apoteker Bab IV pasal 13
Bab IV membahas mengenai kewajiban apoteker/farmasis terhadap sejawat petugas
kesehatan lainnya. Kode etik apoteker bab IV Pasal 13 berbunyi: Setiap Apoteker harus
mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan
profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati Sejawat Petugas
Kesehatan. Contoh implementasinya adalah Apoteker harus mampu menjalin
hubungan yang harmonis dengan teman sejawat dan mampu bekerjasama serta
memperlakukan teman sejawat dengan baik.
28. Kode Etik Apoteker Bab IV pasal 14
Kode etik apoteker bab IV Pasal 14 berbunyi: Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan
diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya. Contoh
penerapannya adalah dengan pelayanan kefarmasian yang iklas dan kemampuan
berkomunikasi yang baik akan membuat masyrakat menjadi percaya dan menghargai
profesi apoteker.
29. Kode Etik Apoteker Bab V pasal 15
Bab V merupakan penutup yang berisi : Setiap Apoteker bersungguh-sungguh
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas
kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun idtak
sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker
tersebut wajib mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah, Ikatan/Organisasi
Profesi Farmasi yang menanganinya yaitu ISFI dan mempertanggungjawabkannya
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Contoh implementasinya adalah apabila apoteker
melanggar kode etik maka harus bersedia menerima sanksi berupa pembinaan,
perinagatan, pencabutan keanggotaan sementara, bahkan apabila fatal dapat dicabut
keanggotaan tetap sebagai apoteker.

Pada akhir sesi presentasi pak gelgel juga membahas tentang masalah yang berkaitan
dengan etika dan moral di jaman sekarang. Contohnya adalah seorang anak yang dimarahi
gurunya lalu melapor kepada orang tuanya dirumah dan akhinya gurunya tersebut dilaporkan
ke polisi. Lalu siapa yang salah dari kasus ini? Yang salah adalah ajaran dan penerapan moral
oleh guru disekolah, dimana tugas guru adalah membimbing dan menjadi pembuka jalan
kesuksesan untuk anak didiknya agar mentalnya tidak rusak. Orang tuanya juga salah karena
tidak menerapkan ajaran moral yang tepat untuk anaknya. Hal inilah yang dilakukan oleh pak
gelgel yang tidak hanya menekankan pemebelajaran akademik saja melainkan juga
menekankan pada terbentuknya moral mahasiswa karena mahasiswa yang sedang belajar
sekarang adalah investasi yang sangat besar untuk negeri ini kedepannya. Kunci sukses
seseorag adalah 80% soft skill dan sisanya 20% academic skill. Rumus sukses adalah = SE x
IEa, SE adalah soft skill, IE adalah hard skill, dan dipangkatkan a (dieksponensialkan), A asalah
attitude sehingga kompetensi sedikit sekali berpengaruh. Hal ini berarti kecerdasan emosional
(EQ) sangat dibutuhkan untuk menentukan kesuksesan seseorang karena orang yang pintar
akan kalah dengan orang yang memiliki attitude, kecerdasan emosi dan moral yang baik. Untuk
membangun moral yang baik kita harus memulai dari kebiasaan yang baik pula, kebiasaan akan
menimbulkan etika, etika akan menimbulkan culture. Apabila telah terbentuk habits maka akan
membuat kita senang melakukannya

Anda mungkin juga menyukai