PRAKTIKUM BATUBARA
Kelompok : V (Lima)
Asisten : 1. Endro Kuncoro (1710813310002)
2. Zaen Akbar (1810813310002)
Kelompok V
1610813220017
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1.4. Teori Pembentukan Batubara
Ada dua mode asal lapisan batubara yang disebut in situ dan drift. Jika
lapisan batubara menempati kurang lebih lokasi di mana tanaman asli tumbuh dan di
mana sisa-sisanya terakumulasi, itu disebut asal in situ. Sedangkan dalam teori drift,
tanaman hanyut dari satu tempat, di mana ia benar-benar tumbuh dan mati, oleh
banjir atau sungai transportasi dan terakumulasi di danau atau muara.
(Subba Rao, 2017)
1.5. Klasifikasi Batubara
Secara umum batubara diklasifikasikan menjadi 4 tingkatan yang itu sebagai
berikut :
1. Lignite
2. Sub-bituminous
3. Bituminous
4. Anthracite
1.6. Bentuk - Bentuk Lapisan Batubara
Ada beberapa bentuk lapisan batubara antara lain sebagai berikut :
1. Horse back
2. Pinch
3. Clay vein
4. Buried hill
5. Bentuk fault
6. Bentuk folding
1.7. Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara
Pengolahan batubara bertujuan memperkecil ukuran butir dan mengurangi
pengotor dalam batubara. Tahapan dalam pengolahan batubara yaitu preparasi,
konsentrasi dan dewatering. Batubara digunakan sebagai sumber energi langsung
maupun tidak langsung. Sebagai energi langsung digunakan antara lain untuk PLTU,
bahan bakar industri rumah tangga, sedangkan sebagai bahan bakar tidak langsung
batubara dikonversi menjadi bentuk lain sebelum digunakan sebagai energi.
(Edy Nursanto, 2015)
Kelompok V
1610813220017
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB II
SAMPLING
Kelompok V
1610813220017
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.2. Metode Sampling
Ada beberapa Keuntungan dan Alasan Menggunakan Metode Sampling
yaitu sebagai berikut:
1. Hasil pemeriksaan sampel sangat obyektif dan dapat dipertahankan
(objective and defensible). Walaupun yang diperiksa hanya sebagian
dari populasi, tetapi pemilihan sampel dilakukan sedemikian rupa
sehingga hasilnya dapat mewakili populasi dari mana sampel tersebut
berasal.
2. Metode sampling memungkinkan untuk menentukan banyaknya
elemen sampel (sample size) sebelum pemeriksaan dilakukan, yang
mana penentuan tersebut dilakukan secara obyektif.
3. Metode sampling memungkinkan untuk memperkirakan besarnya
kesalahan sampling (sampling error), yang mana memberikan
gambaran berapa selisih antara nilai perkiraan sampel dengan
parameter populasi.
4. Metode sampling merupakan metode yang paling tepat untuk
mengambil kesimpulan tentang data dalam jumlah yang banyak (large
mass of data) bila dibandingkan dengan pemeriksaan secara
menyeluruh. Hal ini disebabkan karena pemeriksaan yang menyeluruh
sering membosankan petugas sehingga kurang teliti bahkan sering
keliru. Kesalahan yang ditimbulkan sering disebut sebagai
nonsampling error, yaitu kesalahan yang bukan disebabkan oleh
sampling. Kesalahan ini sukar dikontrol.
5. Metode sampling dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
6. Metode sampling memungkinkan untuk mengadakan evaluasi yang
obyektif, misalnya besarnya kesalahan (error) yang diperoleh dari
sampel dapat digunakan untuk memperkirakan kesalahan yang terjadi
pada populasi dengan tingkat keyakinan tertentu.
2.3. Macam-macam Sampling
Sampel batuan adalah bagian dari batuan yang dapat diambil untuk
dianalisis karakteristiknya sehingga dapat dipelajari
dan dianalisis lebih lanjut. Metode untuk pengambilan sampel disebut Metode
Sampling. Metode sampling menjadi beberapa kelompok, diantaranya adalah:
Kelompok V
1610813220017
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL DAN
BATUBARA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1. Grab Sampling, Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik
sampling dengan cara mengambil bagian (fragmen) yang
berukuran besar dari suatu material. Tingkat ketelitian sampling pada metode ini
relatif mempunyai bias yang cukup besar.
2. Bulk Sampling, merupakan metode sampling dengan cara mengambil material
dalam jumlah (volume) yang besar, dan
umum dilakukan pada semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan
pengolahan).
3. Chip Sampling adalah salah satu metode sampling dengan cara mengumpulkan
pecahan batuan.
4. Channel Sampling, suatu metode) pengambilan contoh dengan membuat alur
(channel)
(Wijaya, 2016)
2.4. Alat-alat yang Digunakan Dalam Sampling
Adapun alat-alat yang dibiasanya digunakan untuk pengambilan sampel,
yaitu sebagai berikut:
1. Ladle
2. Manual Cutter
3. Scoop
4. Shovel
Kelompok V
1610813220017
DAFTAR PUSTAKA
1610813220017