Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

COAL SAMPLING

MURNIATI
09320200143
C1

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang coal
sampling.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang coal sampling ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 7 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Sampul……… ..................................................................................................... i

Kata Pengantar………........................................................................................................ii

Daftar Isi………………. .....................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4

1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................................5

1.3 Rumusan Masalah......................................................................................................5

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Coal Sampling (Pengambilan Sampel Batubara)......................................................6

2.2 Teknik pengambilan sample......................................................................................7

2.3 Alat yang digunakan..................................................................................................8

2.4 Massa / jumlah sample yang diambil.........................................................................8

2.5 Periode / Interval pengambilan..................................................................................9

2.6 Jenis – Jenis Sampling...............................................................................................10

2.7 Berdasarkan Teknis Pengambilan..............................................................................11

2.8 Kesalahan Yang Mungkin Terjadi Dalam Sampling.................................................20

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan................................................................................................................21

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batubara adalah akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang mati dan tidak sempat mengalami
pembusukan secara sempurna, yang kemudian terpreservasi dengan baik dalam kondisi bebas
oksigen (anaerobic) misalnya pada bagian bawah dari suatu danau atau pada endapan/sedimen
berbutir sangat halus. Proses penimbunan tersebut terjadi bersamaan dengan pergeseran kerak
bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) yang memungkinkan sisa-sisa tumbuhan
terakumulasi hingga sangat dalam. Akibat penimbunan, material tumbuhan terkena suhu dan
tekanan tinggi yang menyebabkan perubahan fisika dan kimiawi. Selama tahap tersebut
persentase hidrogen dan oksigen akan berkurang, sedangkan persentase karbon akan meningkat.
Hasil akhirnya adalah suatu material yang mengandung karbon lebih dari 50% berdasarkan berat
dan 70% berdasarkan volume, yang kita sebut sebagai batubara.
Sampling adalah proses pengambilan sebagian komoditas dari seluruh komoditas yang
akan diperiksa kualitasnya. Seluruh komoditas tersebut disebut populasi, sedangkan bagian
komoditas yang terambil disebut sample atau conto. Tujuan sampling ialah mendapatkan contoh
yang lain kualitasnya bisa mewakili kualitas seluruh populasi. Faktor utama yang menentukan
tingkat kesulitan suatu sampling ialah heterogenitas komponen – komponen pembentuk populasi.
Batubara merupakan material yang mempunyai tingkat heterogenitas sangat tinggi, baik secara
fisik maupun secara kimia, oleh karena itu, sampling batubara yang baik tidak mudah dilakukan,
padahal hasil yang mewakili seluruh populasi merupakan tuntutan utama semua pihak terkait.
Sampling yang baik ialah sampling yang disamping dilakukan dengan akurat dan presisinya
tinggi, sehingga conto mewakili seluruh populasi dengan baik, jumlah conto yang terambilnya
harus dapat ditangani.
1.2 Maksud dan Tujuan

Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah preparasi dan
pencucian batubara serta bertujuan untuk mengetahui serta mempelajari mekanisme –
mekanisme coal sampling.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ingin dijelaskan dalam makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi coal sampling
2. Mengetahui serta dapat mempelajari lebih dalam mengenai tata cara serta mekanisme
kerja coal sampling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Coal Sampling (Pengambilan Sampel Batubara)

Menurut ASTM D2234‐10, sampel adalah sebagian material yang diambil dari sejumlah
massa yang lebih besar (populasi) untuk memperkirakan karakter atau komposisi material pada
populasi. Sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan
pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis
statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi.
Sampling pada batubara (pengambilan sampel atau contoh) merupakan salah satu tahapan
dari proses penentuan kualitas batubara.
Secara umum sampling dapat didefinisikan sebagai “suatu proses pengambilan
sebagian kecil contoh dari suatu material sehingga karakteristik contoh material tersebut
mewakili keseluruhan material”. Didalam industri pertambangan batubara, sampling merupakan
hal yang sangat penting karena merupakan proses yang sangat vital dalam menentukan
karakteristik batubara tersebut. Dalam tahap explorasi, karakteristik batubara merupakan salah
satu penentu dalam studi kelayakan apakah batubara tersebut cukup ekonomis untuk ditambang
atau tidak. Begitu pun dalam tahap produksi dan pengapalan atau penjualan batubara tersebut
karakteristik dijadikan acuan dalam menentukan harga batubara.
Sampling batubara adalah proses pengambilan sampel batubara dari massa yang besar
menjadi massa yang lebih kecil secara representative dan merata. Tujuan dari sampling
batubara adalah untuk memastikan bahwa hasil analisa batubara terhadap sampel dapat
benar‐benar mewakili keseluruhan lot batubara. Proses sampling yang baik akan menghasilkan
sampel yang mewakili sejumlah massa atau volume batubara tertentu tersebut sehingga analisa
batubara akan menghasilkan atau menggambarkan kualitas batubara tersebut. Sampling
dilakukan berdasarkan aturan atau standar –standar yang telah ditentukan. Penggunaan salah
satu standar umumnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli
(apabila sebagai dasar transaksi) ataupun preferensi dari pemilik barang.
Beberapa standar yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. ASTM (D2234: Standard test methods for collection of a gross sample of coal)
b. ISO (1988: Hard coal sampling),
c. British Standard (BS 1017 part I ”Sampling of Coal”).
d. JIS (JISM 8100)
e. Australian Standard (AS 2646 ” Sampling of Solid Mineral Fuels”)
f. Dan lain ‐ lain.
Sampling adalah proses pengambilan sebagian komoditas dari seluruh komoditas yang
akan diperiksa kualitasnya. Seluruh komoditas tersebut disebut populasi, sedangkan bagian
komoditas yang terambil disebut sample atau conto. Tujuan sampling ialah mendapatkan contoh
yang lain kualitasnya bisa mewakili kualitas seluruh populasi. Faktor utama yang menentukan
tingkat kesulitan suatu sampling ialah heterogenitas komponen – komponen pembentuk populasi.
Batubara merupakan material yang mempunyai tingkat heterogenitas sangat tinggi, baik secara
fisik maupun secara kimia, oleh karena itu, sampling batubara yang baik tidak mudah dilakukan,
padahal hasil yang mewakili seluruh populasi merupakan tuntutan utama semua pihak terkait.
Sampling yang baik ialah sampling yang disamping dilakukan dengan akurat dan presisinya
tinggi, sehingga conto mewakili seluruh populasi dengan baik, jumlah conto yang terambilnya
harus dapat ditangani.

2.2 Teknik pengambilan sample

Teknik pengambilan sample harus ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi material
yang akan diambil dan alat yang digunakan. Teknik pengambilan sample yang salah, akan
menyebabkan hasil dari sample tersebut bias. Teknik sampling harus betul betul diperhatikan
terutama pada sampling secara manual. Sebagai contoh, dalam pengambilan sample dari falling
stream, shovel atau ladle yang digunakan harus masuk ke seluruh stream batubara. Apabila
hanya sebagian stream yang diambil maka sample yang diperoleh akan bias. Selain itu yang
perlu diperhatikan adalah muatan sample dalam ladle. Ladle harus terisi sample secukupnya dan
tidak boleh berlebihan (overfill). Pengambilan sample yang overfill juga akan menyebabkan bias,
karena partikel yang besar-besar akan jatuh, dan sebagian besar sample yang terambil adalah fine
coal.
Jadi teknik pengambilan sample harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, batubara yang
akan diambil samplenya. Seorang sampler yang profesional harus menguasai teknik sampling
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi batubara yang akan diambil samplenya.
2.3 Alat yang digunakan

Selain teknik pengambilan sample, yang tak kalah pentingnya yang harus diperhatikan
adalah alat yang digunakan untuk mengambil sample tersebut. Alat yang digunakan untuk
melakukan sampling memiliki ukuran dan bentuk yang ditentukan oleh standar. Penggunaan alat
yang tidak sesuai dengan standar, akan mengakibatkan bias pada sample yang diperoleh dan
akan menyebabkan kesalahan pada hasil analisanya. Ada 5 jenis alat untuk pengambilan sample
secara manual yang biasanya digunakan yaitu :
a. Laddle : Digunakan untuk pengambilan sample dari falling stream
b. Manual Cutter : Digunakan untuk pengambilan sample dari falling stream
c. Scoop : Digunakan untuk pengambilan sample seperti dari bucket WA.
d. Shovel : Digunakan untuk pengambilan sample di stockpile, DT dan lain-lain.
e. Sampling Frame: Digunakan untuk pengambilan sample diatas belt conveyor.

2.4 Massa / jumlah sample yang diambil

Massa atau jumlah sample yang diambil tergantung dari ukuran butir atau particle size
dari batubara tersebut. Ketentuan ini juga tergantung pada standard mana yang diikuti. Satuan
pengambilan sample terkecil disebut Increment dan increment-increment digabungkan
membentuk satu gross sample. Berat minimum sample untuk setiap increment tergantung dari
ukuran butir batubara yang disampling, dan mengikuti persamaan sebagai berikut :
M = 0.06 D
Dimana :
M = Massa / berat per increment (kg)
D = Diameter / particle top size batubara (mm)
Contoh
Berat minimum per increment pada manual sampling untuk ukuran batubara top size 50 mm,
adalah :
M = 0.06 x 50
= 3.00 kg
Sedangkan untuk berat per increment pada mechanical sampling berlaku persamaan sebagai
berikut :
M = C x A / 3.6 V
Dimana :
M = berat per increment (kg)
C = Capacity belt Conveyor(tph)
A = Aperture cutter (m) (min. 3 x top size)
V = Kecepatan belt conveyor (m/det)
Contoh: Berat sample per increment untuk batubara dengan top size 50 mm, dengan loading rate
1000 tph, dan kecepatan belt 4.5 m/s adalah : M = (1000 x 0.15) / (3.6 x 4.5)= 9.26 kg
Jumlah increment sample yang harus diambil dari setiap lot batubara tergantung dari
tonnase lot batubara tersebut. Untuk menentukan jumlah sample increment, ASTM memberikan
2 standard perhitungan sebagai berikut :
a. Increment untuk satu sampling unit (lot) dengan jumlah lot 1000 ton bagi washed coal
b. Increment untuk satu sampling unit (lot) dengan jumlah lot 1000 ton bagi unwashed
coal / unknown coal.
Semakin banyak sample increment yang diambil semakin representative sample tersebut,
namun demikian semakin banyak sample yang dihandle semakin tinggi juga kemungkinan
kesalahan dalam penanganan sample tersebut.

2.5 Periode / Interval pengambilan

Faktor ini sangat penting sekali, karena tanpa memperhatikan faktor ini maka sample
yang terambil tidak akan representative walaupun faktor 1 dan 2 telah dipenuhi. Sebagai contoh,
kita mengambil sample loading dengan teknik yang benar dan jumlah sample sesuai dengan
standard. Tapi pengambilan tersebut dilakukan sekaligus diawal loading, dan sudah selesai pada
saat loading masih terus berjalan sampai beberapa jam lagi kedepan. Hal ini akan menyebabkan
sample yang terambil tidak mewakili seluruh lot atau batubara yang diloading, karena mungkin
saja setelah selesai pengambilan sample tadi, tiba-tiba kualitas batubara berubah total dari yang
awal-awal diloading. Oleh karena itu pengambilan increment sample harus merata dan diambil
selama “throughout” proses pemindahan batubara tersebut. Dalam istilah sampling cara seperti
ini disebut “ Systematic Stratified Sampling”.
2.6 Jenis – Jenis Sampling

Karena tak seorang tahu berapa nilai kualitas sesungguhnya suatu komoditas, maka
metode sampling, sample preparation dan analysis dianggap tidak pernah ada yang 100 %
sempurna, nilai kualitas yang didapat dari suatu pengukuran hanyalah nilai pendekatan, nilai
yang paling dekat dengan nilai sesungguhnya adalah nilai rata - rata hasil analisa yang didapat
oleh sebanyak mungkin pemeriksa dengan menggunakan metode standar yang sama.
Berdasarkan pada pengambilan sample pada material curah (bulk material atau run of
mine) dapat dibedakan atas manual sampling dan mechanical sampling. Manual sampling adalah
cara pengambilan sample dengan menggunakan alat yang dipegang langsung dengan tangan
sedangkan mechanical sampling adalah cara pengambilan sample dengan menggunakan alat
mekanis / mesin. Secara garis besar sampling dibagi menjadi 4 golongan dilihat dari tempat
pengambilan dimana batubara berada dan tujuannya yaitu exploration sampling, pit sampling,
production sampling dan loading sampling (barging dan transhipment).
2.6.1 Exploration sampling
dilakukan pada tahap awal pendeteksian kualitas batubara baik dengan cara channel
sampling pada outcrop atau lebih detail lagi dengan cara pemboran atau drilling. Tujuan dari
sampling ditahap ini adalah untuk menentukan karakteristik batubara secara global yang
merupakan pendeteksian awal batubara yang akan dieksploitasi.
2.6.2 Production sampling
dilakukan setelah batubara diproses di processing plant dimana proses ini dapat
merupakan penggilingan (crushing) pencucian (washing), penyetokan dan lain - lain. Tujuannya
adalah mengetahui secara pasti kualitas batubara yang akan dijual atau dikirim kepada pembeli
supaya kualitasnya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan telah disepakati oleh kedua
belah pihak, dengan diketahuinya kualitas batubara di stockpile atau dipenyimpanan sementara
kita dapat menentukan batubara yang mana yang cocok untuk dikirim ke buyer tertentu dengan
spesifikasi batubara tertentu pula, baik dengan cara mencampur (blending) batubara - batubara
yang ada di stockpile atau dengan single source dengan memilih kualitas yang sesuai.
2.6.3 Loading Sampling
dilakukan pada saat batubara dimuat dan di kirim kepada pembeli baik menggunakan
barge maupun menggunakan kapal, biasanya dilakukan oleh independent company karena
kualitas yang ditentukan harus diakui dan dipercaya oleh penjual (shipper) dan pembeli (buyer).
Tujuannya adalah menentukan secara pasti kualitas batubara yang dijual yang nantinya akan
menentukan harga batubara itu sendiri karena ada beberapa parameter yang sifatnya fleksibel
sehingga harganya fleksibel tergantung kualitas aktual pada saat batubara dikapalkan

2.7 Berdasarkan Teknis Pengambilan

Berdasarkan teknis pengambilannya, sampling dapat dibagi menjadi beberapa golongan


sebagai berikut:
2.7.1 Sampel Channel / channel sampling
Pengambilan conto channel pada prinsipnya sama dengan pengambilan conto coring.
Coring diambil dari pemboran sedangkan channel diambil dari outcrop. Untuk pengambilan
conto dari outcrop, berikut intruksi kerja coal sampling dengan metode channel sampling yaitu :
a. Tentukan lokasi outcrop batubara yang dapat mewakili dari top sampai bottom.
b. Bersihkan outcrop batubara dari kotoran (soil) dan batubara lapuk sepanjang conto yang
akan diambil.
c. Buat sodetan secara merata dari top sampai bottom batubara, lebar kurang lebih 20 cm,
tebal kurang lebih 5 cm atau sampai batubara segar, panjang setebal vertikal outcrop
batubara.
d. Ambil conto batubara dari top sampai bottom secara merata, sebanyak kurang lebih 3 kg.
e. Jika pada seam batubara yang di sampling terdapat banyak parting ambil contoh batubara
per - ply, kurang lebih 3 kg. Conto di masukan dalam kantong plastik per ply di tulis kode
dan interval conto pada plastik conto dan kertas label (kertas label di usahakan tidak
kontak langsung dengan batubara). Plastik Conto di ikat dengan kuat (conto batubara
tidak berkontaminasi dengan udara).
Ada beberapa cara atau pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengumpulkan
fragmen-fragmen batuan dalam satu conto atau melakukan pengelompokan conto (sub-channel)
yang tergantung pada tipe (pola) mineralisasi, antara lain :
a. Membagi panjang channel dalam interval-interval yang seragam, yang diakibatkan oleh
variasi (distribusi) zona bijih relatif lebar. Contohnya pada pembuatan channel dalam
sumur uji pada endapan laterit atau residual. Membagi panjang channel dalam interval-
interval tertentu yang diakibatkan oleh variasi (distribusi) zona mineralisasi.
b. Untuk kemudahan, dimungkinkan penggabungan sub-channel dalam satu analisis kadar
atau dibuat komposit.
c. Pada batubara atau endapan berlapis, dapat diambil channel sampling per tebal seam
(lapisan) atau ply per ply (jika terdapat sisipan pengotor).
Channel sampling terdiri dari :
a. Explorasi sampling
b. Outcrop sampling
c. Pit sampling
d. Seam face sampling
2.7.2 Bulk Sampling
Bulk sampling (conto ruah) ini merupakan metode sampling dengan cara mengambil
material dalam jumlah (volume) yang besar, dan umum dilakukan pada semua fase kegiatan
(eksplorasi sampai dengan pengolahan). Pada fase sebelum operasi penambangan, bulk sampling
ini dilakukan untuk mengetahui kadar pada suatu blok atau bidang kerja. Metode bulk sampling
ini juga umum dilakukan untuk uji metalurgi dengan tujuan mengetahui recovery (perolehan)
suatu proses pengolahan. Sedangkan pada kegiatan eksplorasi, salah satu penerapan metode bulk
sampling ini adalah dalam pengambilan conto dengan sumur uji. Bulk sampling terdiri dari :
a. Stasionary sampling
b. Stockpile sampling
c. Wagon sampling
d. Coal truck sampling
e. Moving sampling
f. Cross belt sampling
g. Stop belt sampling
h. Falling stream sampling
i. Moving bucket sampling
2.7.3 Chip sampling
Chip sampling (conto tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara
cara mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur (dengan
lebar 15 cm) yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur
sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan
dalam suatu kantong conto. Kadang-kadang pengambilan ukuran conto yang seragam (baik
ukuran butir, jumlah, maupun interval) cukup sulit, terutama pada urat-urat yang keras dan brittle
(seperti urat kuarsa), sehingga dapat menimbulkan kesalahan seperti oversampling (salting) jika
ukuran fragmen dengan kadar tinggi relatif lebih banyak daripada fragmen yang low grade.
2.7.4 Core Sampling
Sampling batubara dari borehole (drilling) memiliki perbedaan-perbedaan dengan jenis-
jenis sampling yang lainnya. Dimana sample batubara pada jenis sampling ini diambil secara
mekanikal yaitu dengan core. Jadi yang dimaksud dengan core sampling ini lebih ditujukan
bagaimana terhadap prosedur treatment atau penanganan untuk sample yang telah didapat dari
borehole tersebut sampai sample tersebut dikirimkan ke laboratorium. ASTM sendiri
menspesifikasikan prosedure pengambilan sample dari core ini dalam ASTM D 5192 – 95.
Practice for collection of coal samples from core. Core Sampling terdiri dari :
a. Exploration sampling
b. Deep drilling
c. Shalow drilling
d. Pit sample
e. Pit drilling
2.7.5 Grab Sampling
Secara umum, metode grab sampling ini merupakan teknik sampling dengan cara
mengambil bagian dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu tumpukan) yang
mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus). Tingkat ketelitian sampling
pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar. Beberapa kondisi pengambilan conto
dengan teknik grab sampling ini antara lain :
a. Pada tumpukan material hasil pembongkaran untuk mendapatkan gambaran umum kadar.
b. Pada material di atas dump truck atau belt conveyor pada transportasi material, dengan
tujuan pengecekan kualitas.
c. Pada fragmen material hasil peledakan pada suatu muka kerja untuk memperoleh kualitas
umum dari material yang diledakkan, dll.
2.7.6 Pit sampling / Sampling tambang
Dilakukan setelah eksplorasi bahkan bisa hampir bersamaan dengan proses tambang
didalam satu pit atau block penambangan dengan tujuan lebih mendetailkan data yang sudah ada
pada tahap eksplorasi. Pit sampling ini dilakukan oleh pit control untuk mengetahui kualitas
batubara yang segera akan ditambang, jadi lebih ditujukan untuk mengontrol kualitas batubara
yang akan ditambang dalam jangka waktu short term. Pit sampling ini juga dapat dilakukan
dengan pemboran juga dengan channel pada face penambangan kalau diperlukan untuk
mengecek kualitas batubara yang dalam proses ditambang.
Sampling Pit dilakukan untuk studi kualitas secara khusus didaerah tambang yaitu :
a. Untuk mengetahui kualitas dari batubara kotor atau batubara oksidasi tinggi, yang pada
saat penambangan ditinggalkan karena kualitasnya tidak memenuhi standar atau tidak
diketahui. Hasil analisa sampling akan merekomendasi apakah layak dipakai untuk
permintaan produksi kualitas rendah, untuk blending, perencanaan pencucian atau tidak
akan diproduksi karena kualitasnya sangat rendah
b. Untuk mempelajari delution source (sumber delusi yang mengakibatkan penurunan
kualitas dan kenaikan ash).
c. Untuk mengetahui keadaan seam - seam minor yang berada dilokasi penambangan seam-
seam utama, karena faktor ketebalan dan harga kualitasnya dapat diproduksi secara
menguntungkan.
Dalam penentuan pengambilan sampel batubara dalam area tambang / pit metode yang di
gunakan yaitu :
a. Sampling batubara pada crusher
Crusher merupakan mesin yang dirancang untuk mengurangi batuan yang besar
menjadi kecil sesuai ukuran seperti kerikil atau debu batu. Crusher digunakan untuk
mengurangi ukuran atau bentuk bahan tambang sehingga dapat diolah lebih lanjut.
Crusher merupakan alat yang digunakan dalam proses crushing, crushing merupakan
proses yang bertujuan untuk meliberasi mineral yang diinginkan dari mineral
pengotornya. Crushing biasanya dilakukan dengan proses kering dan dibagi menjadi tiga
tahap yaitu primary crushing, secondary crushing dan fine crushing.
Kondisi batubara dalam keadaan moving stream yaitu batubara berada dalam tempat
penyimpanan sementara. Dalam kondisi moving stream, increment conto diambil per
satuan jumlah berat atau waktu tertentu pada saat batubara tersebut dipindahkan,
sehingga contoh yang terambil dapat mewakili seluruh populasi. Metode pengambilan
sampel di crushing plant (CP) dalam menentukan jumlah increment yang harus diambil
yaitu dengan menggunakan acuan American Society for Testing Material (ASTM)
dengan rumus :
N1 = N X  (Total - Tonage) / 1000
NB = akar (Total - tonage )/1000
N1     =   Jumlah increment yang diperlukan
N =   Jumlah initial increment ( ASTM = 35 )
Teknis pengambilan sample batubara dalam crusher 
1. Batubara yang berasal dari ROM ataupun lokasi tambang (Pit) akan
didumping masuk kehopper yang kemudian akan langsung digiling (crusher).
Selanjutnya batubara dibawa oleh Conveyor menuju stockpile. Ketika berada
dicrusher  inilah sample yang akan diambil. Berikut teknis pengambilannya : 
2. Sampler harus siap dilokasi, tepatnya dibagian conveyer yang berjalan setelah
melewati proses pengilingan.
3. Ketika  dumptruk datang dan siap untuk dumping, sampler akan siap diposisi untuk
mengambil sample batubara yang akan datang menghampirinya.
4. Alat yang dipakai untuk mengambil sample adalah sekop dengan berat 3 kg (sesuai
dengan petunjuk laboratorium).
5. Ketika batubara datang maka sampler akan siap mengambil batubara tadi dengan
meletakan sekop diatas conveyer.
6. Syarat pengambilan adalah ketika dumptruk telah dumping sebanyak dua kali. Untuk
menghindari bias saat analisis laboratorium.
7. Sample akan diambil menggunakan karung yang akan dilapisi plastik sample. masing
– masing karung berisi 6 kali sekop sample.
8. Setelah sample selesai diambil, maka sample akan ditulis identitasnya. Apakah
berasal dari ROM atau pit agar jelas lokasi dari sample tersebut. 
b. Stopped Belt Sampling
Beberapa metode pengambilan contoh cenderung untuk mengumpulkan terlalu
banyak partikel besar atau kecil dan kemudian oleh karena itu bisa menimbulkan bias.
Metode pengambilan increment dengan cara membuang sebuah bagian-silang
keseluruhan dari sebuah stopped belt merupakan cara satu-satunya memastikan bahwa
semua partikel yang dikumpulkan dan kemudian bahwa contohnya bersih dari bias. Oleh
karena itu, ini merupakan metode acuan yang membuat metode apapun lainnya perlu
diperiksa. Ini merupakan metode pengambilan contoh yang paling ideal namun, di
beberapa kasus ini tidak begitu praktis untuk sebuah operasi pengambilan contoh
standar. Increment mesti disaring dari lebar keseluruhan dan ketebalan stream batubara
ketika ada muatan normal pada titik pengambilan contoh.
Metode pengumpulan increment yang terbaik ialah dengan memberhentikan belt
conveyor, kemudian memasang sampling frame di atas belt (jarak minimum antara sisi-
sisi frame ialah tiga kali ukuran partikel nominal top size batubara yang sedang diambil
contohnya). Semua material yang berada di antara sisi-sisi frame diambil. Partikel besar,
yang berada di bawah sisi kanan sampling frame (jika berada di atas belt) dimasukkan
menjadi bagian dari increment. Partikel besar, yang berada di bawah sisi kiri sampling
frame, tidak dimasukkan ke dalam increment.
Walaupun batubara berada dalam keadaan diam, namun metode ini dianggap sebagai
sampling dari arus bergerak. Metode ini tidak dapat diterapkan untuk sampling rutin
karena ada batasan jumlah pemberhentian dan penghidupan kembali proses
pengangkutan batubara melalui belt conveyor per jamnya. Tidak disarankan
memberhentikan belt conveyor untuk tujuan sampling lebih dari tiga kali setiap jamnya,
namun hal ini tidak selalu memungkinkan dan untuk itu hendaknya dikonsultasikan
dengan staf lokasi tambang. Pada bias test, stopped belt sampling merupakan metode
sampling acuan, yang mana menjadi bahan pembanding terhadap metode sampling yang
sedang diukur tingkat bias-nya.
c. Sampling Dari Arus Jatuhan (FALLING STREAM)
Metode berikutnya yang disukai untuk manual sampling ialah dari arus jatuhan
(falling stream) pada titik perpindahan belt, aliran keluar dari belt feeder, atau dari
screen deck. Pengambil contoh hendaknya mampu menjangkau semua penampang silang
yang ada pada stream dengan aman dan menangani increment yang dihasilkan tanpa
mengalami ketegangan fisik yang tidak pantas. Untuk sistem yang memiliki kapasitas
mendekati 100 t/jam dan lebih, metode ini sebaiknya jangan digunakan.
Increment bisa disaring dari sebuah falling stream menggunakan alat pengambil
contoh yang bergerak menyilang lebarnya streamnya, sejauh mungkin pada tingkat yang
tetap, kurang dari 0,6 m/s. lubang alat pengambil contoh mesti sedikitnya tiga kali ukuran
top nominal batubara, dengan dimensi minimal 30 mm dan yang lebih besar bila
diperlukan untuk memastikan bahwa partikel-partikel besar tidak terbuang dari
increment.
Alat pengambil contoh harus melintang penampang-silang dari stream. Batubara
dekat batas luar mesti secara cukup terwakili dan pelapisan yang terjadu dengan jenis-
jenis batubara yang berbeda atau pembagian ukuran, ini mesti secara cukup terwakili. Ini
mungkin bisa dicapai dengan cara meloloskan alat pengambil contoh melewati stream
dari kanan ke kiri, atau sebaliknya, atau dengan cara membalikkan alat pengambil
contoh, meloloskannya ke belakang stream dan menariknya melewati stream. Sebagai
alternatif, alat pengambil contoh bisa diisikan dengan melewatkannya dari depan ke
belakang, asalkan nantinya bisa ditarik keluar dari stream, yaitu dengan
menggerakkannya secara miring. Perlu juga menopang gagang alat pengambil contoh
melewati sebuah tiang ketika disisipkan pada falling stream atau untuk mendirikan
sebuah kuda-kuda khusus dengan penopang yang memadai
d. Sampling Dari Arus Pembongkaran Yang Terpotong - potong
Situasi ini diterapkan ketika melakukan sampling dari bucket conveyor, front-end
loader, “grab” yang dipergunakan selama transshipment dari tongkang ke kapal laut,
dsb. Ketika batubara ditangani dengan menggunakan grab atau front-end loader,
penyelesaian hanya untuk mengambil increment dari grab atau front-end loader. Ini
penting bagi pengambil contoh untuk mengkoordinasikan pengambilan increment dengan
jelas dengan operator grab atau front-end loader.
Probe/auger manual atau scoop mesti digunakan. Lubang-lubang probe/auger atau
scoop harus sedikitnya tiga kali dari ukuran top nominal batubara, dengan sebuah
dimensi minimal 30 cm dan lebih besar, sebagaimana diperlukan untuk menyekop untuk
memastikan bahwa partikel-partikel besar tidak termasuk dalam increment. Probe dan
auger tidak boleh digunakan untuk batubara yang membutuhkan analisa ukuran.
Increment harus ditempatkan serata mungkin pada pemukaan kerja atau permukaan
muatan di bucketnya front-end loader. Dengan grab-grab dan front-end loader besar,
masing-masing muatan grab, atau front-end loader boleh dibagi ke beberapa bagian,
hanya satu yang diambil. Muatan-muatan grab dan front-end loader pengambilan contoh,
masing-masing bagian mesti diambil dalam rotasi.
Grab dan front-end loader penuh batubara yang terpilih bisa juga dituang ke
permukaan yang bersih, dan kemudian bisa diambil contohnya baik menggunakan
pengambilan contoh kedalaman-penuh atau dengan cara mengambil increment dari
Batubara yang baru dibuka. Grab dan front-end loader batubara yang cukup sebaiknya
dipilih untuk memastikan jumlah increment yang dibutuhkan yang bisa diperoleh. Ketika
menyaring increment, probe/auger manual atau scoop mesti disisipkan pada sudut-sudut
yang tepat ke permukaan batubara setelah permukaan bagian atas batubara sudah
dibuang. Potongan-potongan besar batubara tidak boleh langsung dipinggirkan ketika
increment disaring dan tak ada bagian increment yang mesti hilang selama pengambilan
scoop dari permukaan. Dikarenakan sukarnya pemasukan, probe/auger sebaiknya
digunakan hanya untuk batubara yang berukukuran partikel sampai dengan 25 mm.
sebuah kolom penuh mesti disaring sehingga increment yang bisa mewakili terambil.
e. Sampling Dari Batubara Yang Berada Dalam Keadaan Diam
Metode ini termasuk sampling dari stockpile, dari bagian atas truk atau dari tongkang.
Pada metode ini persyaratan dasar yang menyatakan bahwa semua partikel hendaknya
mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil menjadi bagian dari contoh tidak
terpenuhi oleh karena itu metode ini hendaknya dihindari sejauh mungkin. Pengambilan
contoh dari stockpile mesti dilakukan selama proses penumpukan atau pengambilan dari
stockpile. Pengambilan contoh dari stockpile tetap tidak dianjurkan. Namun, jika itu
merupakan satu-satunya pilihan prosedur yang ada hendaknya digunakan, tapi hasil-
hasilnya hanya untuk menandakan kualitas batubara.
Increment sebaiknya diambil dari bagian depan kerja stockpile, dari bucket dari
sebuah pemuat front-end atau dari sebuah single, muatan terpisah yang dikirim ke
stockpile sebelum sebelum dimasukan ke dalam stockpile utama. Ketika menyaring
increment dari bagian depan kerja stockpile, permukaannya harus cukup kuat terpasang
untuk menahan dengan aman beban baik orang maupun perlengkapan. Probe/auger
manual atau scoop mesti digunakan untuk menyaring increment. Lubang probe/ auger
atau scoop mesti sedikitnya tiga kali ukuran top nominal batubara dengan sebuah
dimensi minimal 30 cm dan lebih besar jika perlu untuk menyekop untuk memastikan
bahwa increment tidak pernah mengisi scoop-nya secara lengkap. Probe dan auger tidak
boleh digunakan untuk batubara yang membutuhkan analisa ukuran. Increment harus
ditempatkan serata mungkin pada pemukaan kerja atau permukaan muatan di bucketnya
front-end loader.
Bucket batubara front-end loader bisa juga dituang ke permukaan yang bersih jika
perlu, dan kemudian bisa diambil contohnya baik menggunakan pengambilan contoh
kedalaman-penuh atau dengan cara mengambil increment dari Batubara yang baru
dibuka. Ketika mengambil increment, probe/auger manual atau scoop mesti disisipkan
pada sudut-sudut yang tepat ke permukaan batubara setelah permukaan bagian atas
batubara sudah dibuang. Potongan-potongan besar batubara tidak boleh langsung
dipinggirkan ketika increment diambil dan tak ada bagian increment yang mesti hilang
selama pengambilan scoop dari permukaan. Dikarenakan sukarnya pemasukan,
probe/auger sebaiknya digunakan hanya untuk batubara yang berukukuran partikel
sampai dengan 25 mm. sebuah kolom penuh mesti disaring sehingga increment yang bisa
mewakili terambil.
f. Sampling Dari Tongkang / Truck /Kereta (Bonkar muat)
Pengambilan contoh batubara-batubara selama bongkar/muat berdasarkan
pengambilan increment-increment yang progresif dari sejumlah titik yang disalurkan ke
semua permukaan yang baru terungkap tidak diijinkan untuk mengambil contoh
bagian-bagian atas tongkang, truk atau kereta yang penuh sebelum increment ini
dibongkar, disebabkan kemungkinan pemisahan atau pengaruh-pengaruh cuaca selama
pentransportasian. Pengambilan contoh dari kedalaman penuh diperbolehkan hanya
ketika diselidiki. Pengambilan contoh batubara di tongkang harus berdasarkan
pengambilan increment dari sejumlah titik yang disalurkan melalui lapisan beragam
batubara di tempat penampungan, yang diekspos dari waktu ke waktu sebagai tongkang
yang bongkar atau muat. Pengambilan contoh harus dilakukan dari lapisan-lapisan
percontohan selama bongkar (muat). Jika tidak memungkinkan untuk menjangkau semua
batubara di tempat penampungan, contohnya bisa benar-benar menyimpang.
Pengambilan contoh permukaan atas batubara di tongkang, truk atau kereta langsung
setelah pemuatan ini diijinkan, asalkan pemuatan dengan pelapisan kualitas-kualitas
tidak terjadi. Probe/auger manual atau scoop mesti digunakan. Lubang probe/auger atau
scoop harus sedikitnya tiga kali dari ukuran top nominal batubara, dengan sebuah
dimensi minimal 30 mm dan lebih besar, sebagaimana diperlukan, untuk menyekop
untuk memastikan bahwa partikel-partikel besar tidak termasuk dalam increment. Probe
dan auger tidak boleh digunakan untuk batubara yang membutuhkan analisa ukuran.
Increment harus ditempatkan serata mungkin pada pemukaan. Penting untuk
memperhatikan bahwa pemisahan selama penanganan sering menghasilkan penumpukan
gumpalan, misal dekat satu atau lebih dinding dari penahan tergantung pada sistem
penanganan. Ketika menyaring increment, probe/auger manual atau scoop mesti
disisipkan pada sudut-sudut yang tepat ke permukaan batubara setelah permukaan bagian
atas batubara sudah dibuang. Potongan-potongan besar batubara tidak boleh langsung
dipinggirkan ketika increment disaring dan tak ada bagian increment yang mesti hilang
selama pengambilan scoop dari permukaan. Dikarenakan sukarnya pemasukan,
probe/auger sebaiknya digunakan hanya untuk batubara yang berukukuran partikel
sampai dengan 25 mm. Sebuah kolom penuh mesti disaring sehingga increment yang bisa
mewakili terambil.
Pemilihan metode sampling dan jumlah conto yang akan diambil tergantung pada
beberapa faktor, antara lain :
a. Tipe endapan, pola penyebaran serta ukuran endapan,
b. Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi,
c. Lokasi pengambilan conto (pada zona mineralisasi, alterasi atau barren),
d. Kedalaman pengambilan conto yang berhubungan dengan letak dan kondisi batuan
induk.
e. Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.

2.8 Kesalahan Yang Mungkin Terjadi Dalam Sampling

a. Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat masuknya
material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.
b. Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam conto.
c.  Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi (lokasi)
sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.
d.  Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang representatif. 
BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Pemahaman yang tepat akan sampling batubara sangatlah penting, agar tahapan uji
kualitas berjalan optimal. Secara umum, sampling diartikan sebagai proses pengumpulan
batubara untuk dianalisis dan diujikan kualitasnya. Sampling batubara memiliki dua jenis, yaitu
sampling manual dan mechanical sampling. Untuk sampling manual, jenis ini masih
mengandalkan manusia dengan menggunakan sekop, ladle, atau shovel. Jenis sampling manual
dilakukan pada saat batubara diangkut dengan belt conveyor, dikeluarkan dari belt feeder dan
dikeluarkan dari truk menuju kapal laut.
Sedangkan untuk mechanical sampling, dilakukan dengan bantuan peralatan mekanis
secara otomatis. Alat yang biasa digunakan pada jenis ini adalah, cross belt cutter, falling stream
cutter dan mechanical auger. Adapun metode-metode dalam sampling batubara seperti stopped
belt sampling. Metode ini mengambil increment dengan cara membuang sebuah bagian-silang
keseluruhan dari sebuah stopped belt, dan menjadi satu-satunya cara untuk memastikan bahwa
semua partikel yang dikumpulkan bersih dari bias. Falling Stream. Dikenal juga sebagai
sampling dari arus jatuhan. Metode ini mengumpulkan batubara dari arus jatuhan pada titik
perpindahan belt, aliran keluar dari belt feeder, atau dari screen deck.
Increment adalah sejumlah kecil dari lot (populasi) yang didapatkan dengan sekali
pengambilan alat sampling dari suatu lot (populasi). Gross sample adalah gabungan increment
yang telah diambil dari suatu lot (populasi).
DAFTAR PUSTAKA

(http://www.senyawa.com/2010/06/metode-sampling.html)
Erwin. 2010. Filed under Eksplorasi geologi.
http://asepwandi.wordpress.com/teknik-sampling-batubara-oleh-asep-wandi-kelas-xii-ak-1-
smkn-13- bandung/
idhamds.wordpress.com/2008/10/14/ sampling - batubara
Permadi. Rendy, (2014). ” Analisis Batubara Dalam Penentuan Kualitas Batubara Untuk
Pembakaran Bahan Baku Semen di PT.Indocement Tunggal Perkasa Tbk ”. Universitas
Islam Bandung. Bandung.
Sudaryanti, (2013). ” Kegiatan preparasi dan analisa proksimat, total moisture, total sulfur dan
nilai kalori batubara”. Jurusan Geologi Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Kutai
Kartanegara.
Usman. Husaini, dan Akbar. Setiady, Purnomo, R. (2009). ” Pengantar Statistika”. Gunadarma.
Yakub. Arbie, ” Pengambilan Preparasi dan Pengujian conto batubara”. ATC. Course Materials.

Anda mungkin juga menyukai