COAL SAMPLING
MURNIATI
09320200143
C1
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang coal
sampling.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang coal sampling ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………........................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
3.1 Kesimpulan................................................................................................................21
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Batubara adalah akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang mati dan tidak sempat mengalami
pembusukan secara sempurna, yang kemudian terpreservasi dengan baik dalam kondisi bebas
oksigen (anaerobic) misalnya pada bagian bawah dari suatu danau atau pada endapan/sedimen
berbutir sangat halus. Proses penimbunan tersebut terjadi bersamaan dengan pergeseran kerak
bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik) yang memungkinkan sisa-sisa tumbuhan
terakumulasi hingga sangat dalam. Akibat penimbunan, material tumbuhan terkena suhu dan
tekanan tinggi yang menyebabkan perubahan fisika dan kimiawi. Selama tahap tersebut
persentase hidrogen dan oksigen akan berkurang, sedangkan persentase karbon akan meningkat.
Hasil akhirnya adalah suatu material yang mengandung karbon lebih dari 50% berdasarkan berat
dan 70% berdasarkan volume, yang kita sebut sebagai batubara.
Sampling adalah proses pengambilan sebagian komoditas dari seluruh komoditas yang
akan diperiksa kualitasnya. Seluruh komoditas tersebut disebut populasi, sedangkan bagian
komoditas yang terambil disebut sample atau conto. Tujuan sampling ialah mendapatkan contoh
yang lain kualitasnya bisa mewakili kualitas seluruh populasi. Faktor utama yang menentukan
tingkat kesulitan suatu sampling ialah heterogenitas komponen – komponen pembentuk populasi.
Batubara merupakan material yang mempunyai tingkat heterogenitas sangat tinggi, baik secara
fisik maupun secara kimia, oleh karena itu, sampling batubara yang baik tidak mudah dilakukan,
padahal hasil yang mewakili seluruh populasi merupakan tuntutan utama semua pihak terkait.
Sampling yang baik ialah sampling yang disamping dilakukan dengan akurat dan presisinya
tinggi, sehingga conto mewakili seluruh populasi dengan baik, jumlah conto yang terambilnya
harus dapat ditangani.
1.2 Maksud dan Tujuan
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah preparasi dan
pencucian batubara serta bertujuan untuk mengetahui serta mempelajari mekanisme –
mekanisme coal sampling.
Adapun rumusan masalah yang ingin dijelaskan dalam makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi coal sampling
2. Mengetahui serta dapat mempelajari lebih dalam mengenai tata cara serta mekanisme
kerja coal sampling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut ASTM D2234‐10, sampel adalah sebagian material yang diambil dari sejumlah
massa yang lebih besar (populasi) untuk memperkirakan karakter atau komposisi material pada
populasi. Sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan
pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis
statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi.
Sampling pada batubara (pengambilan sampel atau contoh) merupakan salah satu tahapan
dari proses penentuan kualitas batubara.
Secara umum sampling dapat didefinisikan sebagai “suatu proses pengambilan
sebagian kecil contoh dari suatu material sehingga karakteristik contoh material tersebut
mewakili keseluruhan material”. Didalam industri pertambangan batubara, sampling merupakan
hal yang sangat penting karena merupakan proses yang sangat vital dalam menentukan
karakteristik batubara tersebut. Dalam tahap explorasi, karakteristik batubara merupakan salah
satu penentu dalam studi kelayakan apakah batubara tersebut cukup ekonomis untuk ditambang
atau tidak. Begitu pun dalam tahap produksi dan pengapalan atau penjualan batubara tersebut
karakteristik dijadikan acuan dalam menentukan harga batubara.
Sampling batubara adalah proses pengambilan sampel batubara dari massa yang besar
menjadi massa yang lebih kecil secara representative dan merata. Tujuan dari sampling
batubara adalah untuk memastikan bahwa hasil analisa batubara terhadap sampel dapat
benar‐benar mewakili keseluruhan lot batubara. Proses sampling yang baik akan menghasilkan
sampel yang mewakili sejumlah massa atau volume batubara tertentu tersebut sehingga analisa
batubara akan menghasilkan atau menggambarkan kualitas batubara tersebut. Sampling
dilakukan berdasarkan aturan atau standar –standar yang telah ditentukan. Penggunaan salah
satu standar umumnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli
(apabila sebagai dasar transaksi) ataupun preferensi dari pemilik barang.
Beberapa standar yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. ASTM (D2234: Standard test methods for collection of a gross sample of coal)
b. ISO (1988: Hard coal sampling),
c. British Standard (BS 1017 part I ”Sampling of Coal”).
d. JIS (JISM 8100)
e. Australian Standard (AS 2646 ” Sampling of Solid Mineral Fuels”)
f. Dan lain ‐ lain.
Sampling adalah proses pengambilan sebagian komoditas dari seluruh komoditas yang
akan diperiksa kualitasnya. Seluruh komoditas tersebut disebut populasi, sedangkan bagian
komoditas yang terambil disebut sample atau conto. Tujuan sampling ialah mendapatkan contoh
yang lain kualitasnya bisa mewakili kualitas seluruh populasi. Faktor utama yang menentukan
tingkat kesulitan suatu sampling ialah heterogenitas komponen – komponen pembentuk populasi.
Batubara merupakan material yang mempunyai tingkat heterogenitas sangat tinggi, baik secara
fisik maupun secara kimia, oleh karena itu, sampling batubara yang baik tidak mudah dilakukan,
padahal hasil yang mewakili seluruh populasi merupakan tuntutan utama semua pihak terkait.
Sampling yang baik ialah sampling yang disamping dilakukan dengan akurat dan presisinya
tinggi, sehingga conto mewakili seluruh populasi dengan baik, jumlah conto yang terambilnya
harus dapat ditangani.
Teknik pengambilan sample harus ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi material
yang akan diambil dan alat yang digunakan. Teknik pengambilan sample yang salah, akan
menyebabkan hasil dari sample tersebut bias. Teknik sampling harus betul betul diperhatikan
terutama pada sampling secara manual. Sebagai contoh, dalam pengambilan sample dari falling
stream, shovel atau ladle yang digunakan harus masuk ke seluruh stream batubara. Apabila
hanya sebagian stream yang diambil maka sample yang diperoleh akan bias. Selain itu yang
perlu diperhatikan adalah muatan sample dalam ladle. Ladle harus terisi sample secukupnya dan
tidak boleh berlebihan (overfill). Pengambilan sample yang overfill juga akan menyebabkan bias,
karena partikel yang besar-besar akan jatuh, dan sebagian besar sample yang terambil adalah fine
coal.
Jadi teknik pengambilan sample harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, batubara yang
akan diambil samplenya. Seorang sampler yang profesional harus menguasai teknik sampling
yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi batubara yang akan diambil samplenya.
2.3 Alat yang digunakan
Selain teknik pengambilan sample, yang tak kalah pentingnya yang harus diperhatikan
adalah alat yang digunakan untuk mengambil sample tersebut. Alat yang digunakan untuk
melakukan sampling memiliki ukuran dan bentuk yang ditentukan oleh standar. Penggunaan alat
yang tidak sesuai dengan standar, akan mengakibatkan bias pada sample yang diperoleh dan
akan menyebabkan kesalahan pada hasil analisanya. Ada 5 jenis alat untuk pengambilan sample
secara manual yang biasanya digunakan yaitu :
a. Laddle : Digunakan untuk pengambilan sample dari falling stream
b. Manual Cutter : Digunakan untuk pengambilan sample dari falling stream
c. Scoop : Digunakan untuk pengambilan sample seperti dari bucket WA.
d. Shovel : Digunakan untuk pengambilan sample di stockpile, DT dan lain-lain.
e. Sampling Frame: Digunakan untuk pengambilan sample diatas belt conveyor.
Massa atau jumlah sample yang diambil tergantung dari ukuran butir atau particle size
dari batubara tersebut. Ketentuan ini juga tergantung pada standard mana yang diikuti. Satuan
pengambilan sample terkecil disebut Increment dan increment-increment digabungkan
membentuk satu gross sample. Berat minimum sample untuk setiap increment tergantung dari
ukuran butir batubara yang disampling, dan mengikuti persamaan sebagai berikut :
M = 0.06 D
Dimana :
M = Massa / berat per increment (kg)
D = Diameter / particle top size batubara (mm)
Contoh
Berat minimum per increment pada manual sampling untuk ukuran batubara top size 50 mm,
adalah :
M = 0.06 x 50
= 3.00 kg
Sedangkan untuk berat per increment pada mechanical sampling berlaku persamaan sebagai
berikut :
M = C x A / 3.6 V
Dimana :
M = berat per increment (kg)
C = Capacity belt Conveyor(tph)
A = Aperture cutter (m) (min. 3 x top size)
V = Kecepatan belt conveyor (m/det)
Contoh: Berat sample per increment untuk batubara dengan top size 50 mm, dengan loading rate
1000 tph, dan kecepatan belt 4.5 m/s adalah : M = (1000 x 0.15) / (3.6 x 4.5)= 9.26 kg
Jumlah increment sample yang harus diambil dari setiap lot batubara tergantung dari
tonnase lot batubara tersebut. Untuk menentukan jumlah sample increment, ASTM memberikan
2 standard perhitungan sebagai berikut :
a. Increment untuk satu sampling unit (lot) dengan jumlah lot 1000 ton bagi washed coal
b. Increment untuk satu sampling unit (lot) dengan jumlah lot 1000 ton bagi unwashed
coal / unknown coal.
Semakin banyak sample increment yang diambil semakin representative sample tersebut,
namun demikian semakin banyak sample yang dihandle semakin tinggi juga kemungkinan
kesalahan dalam penanganan sample tersebut.
Faktor ini sangat penting sekali, karena tanpa memperhatikan faktor ini maka sample
yang terambil tidak akan representative walaupun faktor 1 dan 2 telah dipenuhi. Sebagai contoh,
kita mengambil sample loading dengan teknik yang benar dan jumlah sample sesuai dengan
standard. Tapi pengambilan tersebut dilakukan sekaligus diawal loading, dan sudah selesai pada
saat loading masih terus berjalan sampai beberapa jam lagi kedepan. Hal ini akan menyebabkan
sample yang terambil tidak mewakili seluruh lot atau batubara yang diloading, karena mungkin
saja setelah selesai pengambilan sample tadi, tiba-tiba kualitas batubara berubah total dari yang
awal-awal diloading. Oleh karena itu pengambilan increment sample harus merata dan diambil
selama “throughout” proses pemindahan batubara tersebut. Dalam istilah sampling cara seperti
ini disebut “ Systematic Stratified Sampling”.
2.6 Jenis – Jenis Sampling
Karena tak seorang tahu berapa nilai kualitas sesungguhnya suatu komoditas, maka
metode sampling, sample preparation dan analysis dianggap tidak pernah ada yang 100 %
sempurna, nilai kualitas yang didapat dari suatu pengukuran hanyalah nilai pendekatan, nilai
yang paling dekat dengan nilai sesungguhnya adalah nilai rata - rata hasil analisa yang didapat
oleh sebanyak mungkin pemeriksa dengan menggunakan metode standar yang sama.
Berdasarkan pada pengambilan sample pada material curah (bulk material atau run of
mine) dapat dibedakan atas manual sampling dan mechanical sampling. Manual sampling adalah
cara pengambilan sample dengan menggunakan alat yang dipegang langsung dengan tangan
sedangkan mechanical sampling adalah cara pengambilan sample dengan menggunakan alat
mekanis / mesin. Secara garis besar sampling dibagi menjadi 4 golongan dilihat dari tempat
pengambilan dimana batubara berada dan tujuannya yaitu exploration sampling, pit sampling,
production sampling dan loading sampling (barging dan transhipment).
2.6.1 Exploration sampling
dilakukan pada tahap awal pendeteksian kualitas batubara baik dengan cara channel
sampling pada outcrop atau lebih detail lagi dengan cara pemboran atau drilling. Tujuan dari
sampling ditahap ini adalah untuk menentukan karakteristik batubara secara global yang
merupakan pendeteksian awal batubara yang akan dieksploitasi.
2.6.2 Production sampling
dilakukan setelah batubara diproses di processing plant dimana proses ini dapat
merupakan penggilingan (crushing) pencucian (washing), penyetokan dan lain - lain. Tujuannya
adalah mengetahui secara pasti kualitas batubara yang akan dijual atau dikirim kepada pembeli
supaya kualitasnya sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan telah disepakati oleh kedua
belah pihak, dengan diketahuinya kualitas batubara di stockpile atau dipenyimpanan sementara
kita dapat menentukan batubara yang mana yang cocok untuk dikirim ke buyer tertentu dengan
spesifikasi batubara tertentu pula, baik dengan cara mencampur (blending) batubara - batubara
yang ada di stockpile atau dengan single source dengan memilih kualitas yang sesuai.
2.6.3 Loading Sampling
dilakukan pada saat batubara dimuat dan di kirim kepada pembeli baik menggunakan
barge maupun menggunakan kapal, biasanya dilakukan oleh independent company karena
kualitas yang ditentukan harus diakui dan dipercaya oleh penjual (shipper) dan pembeli (buyer).
Tujuannya adalah menentukan secara pasti kualitas batubara yang dijual yang nantinya akan
menentukan harga batubara itu sendiri karena ada beberapa parameter yang sifatnya fleksibel
sehingga harganya fleksibel tergantung kualitas aktual pada saat batubara dikapalkan
a. Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai akibat masuknya
material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto.
b. Dilution, yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke dalam conto.
c. Erratic high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam penentuan posisi (lokasi)
sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi.
d. Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang representatif.
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Pemahaman yang tepat akan sampling batubara sangatlah penting, agar tahapan uji
kualitas berjalan optimal. Secara umum, sampling diartikan sebagai proses pengumpulan
batubara untuk dianalisis dan diujikan kualitasnya. Sampling batubara memiliki dua jenis, yaitu
sampling manual dan mechanical sampling. Untuk sampling manual, jenis ini masih
mengandalkan manusia dengan menggunakan sekop, ladle, atau shovel. Jenis sampling manual
dilakukan pada saat batubara diangkut dengan belt conveyor, dikeluarkan dari belt feeder dan
dikeluarkan dari truk menuju kapal laut.
Sedangkan untuk mechanical sampling, dilakukan dengan bantuan peralatan mekanis
secara otomatis. Alat yang biasa digunakan pada jenis ini adalah, cross belt cutter, falling stream
cutter dan mechanical auger. Adapun metode-metode dalam sampling batubara seperti stopped
belt sampling. Metode ini mengambil increment dengan cara membuang sebuah bagian-silang
keseluruhan dari sebuah stopped belt, dan menjadi satu-satunya cara untuk memastikan bahwa
semua partikel yang dikumpulkan bersih dari bias. Falling Stream. Dikenal juga sebagai
sampling dari arus jatuhan. Metode ini mengumpulkan batubara dari arus jatuhan pada titik
perpindahan belt, aliran keluar dari belt feeder, atau dari screen deck.
Increment adalah sejumlah kecil dari lot (populasi) yang didapatkan dengan sekali
pengambilan alat sampling dari suatu lot (populasi). Gross sample adalah gabungan increment
yang telah diambil dari suatu lot (populasi).
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.senyawa.com/2010/06/metode-sampling.html)
Erwin. 2010. Filed under Eksplorasi geologi.
http://asepwandi.wordpress.com/teknik-sampling-batubara-oleh-asep-wandi-kelas-xii-ak-1-
smkn-13- bandung/
idhamds.wordpress.com/2008/10/14/ sampling - batubara
Permadi. Rendy, (2014). ” Analisis Batubara Dalam Penentuan Kualitas Batubara Untuk
Pembakaran Bahan Baku Semen di PT.Indocement Tunggal Perkasa Tbk ”. Universitas
Islam Bandung. Bandung.
Sudaryanti, (2013). ” Kegiatan preparasi dan analisa proksimat, total moisture, total sulfur dan
nilai kalori batubara”. Jurusan Geologi Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Kutai
Kartanegara.
Usman. Husaini, dan Akbar. Setiady, Purnomo, R. (2009). ” Pengantar Statistika”. Gunadarma.
Yakub. Arbie, ” Pengambilan Preparasi dan Pengujian conto batubara”. ATC. Course Materials.