Anda di halaman 1dari 25

sunday, december 9, 2007

Struktur Kristal Logam


Logam adalah suatu unsur yang mempunyai sifat-sifat seperti : kuat, liat, keras, mengkilat, dan penghantar
listrik dan panas. Sifat-sifat metal pada umumnya dapat digolongkan atas :

a. Sifat-sifat Ekstraktif/kimia (Chemical Properties)
Meliputi cirri-ciri dari komposisi kimia dan pengaruh unsur terhadap metal (logam)

b. Sifat sifat mekanik (Mechanical Properties)
Yang disebut sifat mekanik ialah sifat bahan bilamana dipengaruhi gaya dari luar, yaitu : kekuatan tarik,
kuat bengkok, kekerasan, kuat pukul, kuat geser, dan lain-lain. Sering pula dimasukkan sifat teknologi dari
material ialah mampu mesin, mampu cor dan sebagainya.

c. Sifat sifat Fisik (Physical Properties)
Meliputi sifat logam yang tidak dipengaruhi oleh tenaga luar, yaitu : berat jenis, daya hantar listrik dan
panas, sifat magnet, dan struktur mikro logam

Sifat a dan b sangat penting bagi perencana dalam menentukan dan memilih logam untuk keperluan
konstruksi dan rancangan lain.

Struktur Kristal

Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih memudahkan pengertian, maka
dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal logam tersusun secara teratur dan susunan atom-atom
tersebut menentukan struktur kristal dari logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit.

Pada temperatur kamar, besi atau baja memiliki bentuk struktur BCC (Body Centered Cubic). Dalam hal ini
cell unit dari atom-atom disusun sebagai sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut
kubus dan satu atom berada di pusat kubus. Pada temperatur yang tinggi, besi atau baja memiliki bentuk
struktur FCC (Face Centered Cubic). Dalam hal ini, cell unit adalah sebuah kubus dengan atom-atom
menempati kedelapan dari sudut kubus dan atom lainnya berada pada pusat masing-masing dari enam
keenam bidang kubus. Disamping berbentuk kubus, cell unit lainnya dapat berupa HCP (Hexagonal Close
Packed), seperti halnya pada logam seng. Dalam hal ini atom-atom menempati kedua belas sudut, atom lain
menempati dua sisi dan ketiga atom lagi menempati tengah.

Susunan atom-atom dalam struktur kristal sangat menentukan sifat-sifat logamnya. Logam dengan struktur
kristal BCC mempunyai kerapatan atom yang lebih rendah dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC.
Perbedaan kerapatan atom itu dapat dilihat dari jumlah bidang gesernya. Pada struktur kristal BCC, jumlah
bidang gesernya lebih sedikit dari struktur kristal FCC, sehingga kemampuan atom-atom untuk bergeser
lebih sulit. Dengan demikian, logam dengan struktur kristal BCC membutuhkan energi lebih besar untuk
mengerakkan dislokasi. Hal ini yang menyebabkan logam dengan struktur kristal BCC lebih sulit dibentuk
jika dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC yang mempunyai kekuatan rendah tetapi memiliki
keliatan yang tinggi (ductility)

Struktur Mikro

Struktur mikro logam merupakan penggabungan dari satu atau lebih struktur kristal. Pada umumnya logam
terdiri dari banyak kristal (majemuk), walaupun ada diantaranya hanya terdiri dari satu kristal saja
(tunggal). Tetapi logam dengan kristal majemuk memungkinkan pengembangan berbagai sifat-sifat yang
dapat memperluas ruang lingkup pemakaiannya. Dalam logam, kristal sering disebut sebagai butiran. Batas
pemisah antara dua kristal pemisah antara dua kristal disebut batas butir (Grain Boundary).

Baja dengan butiran yang kasar cenderung kurang tangguh, namun baja jenis ini lebih mudah untuk
permesinan dan mempunyai kemampuan pengerasan yang lebih baik. Untuk baja yang berbutir halus,
disamping lebih tangguh juga lebih ulet dibandingkan dengan yang berbutir kasar.

Besar butir dapat dikendalikan melalui komposisi pada waktu proses pembuatan, akan tetapi setelah
menjadi baja, pengendalian dilakukan dengan proses perlakuan panas. Tidak semua baja mengalami
pertumbuhan butir yang berarti setelah pemanasan diatas daerah kritis, beberapa jenis baja dapat
dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi tanpa mengalami perubahan ukuran butirnya. Hal ini merupakan
karakteristik baja karbon sedang, suhu pengkasarannya tidak tetap dan dapat berubah-ubah, tergantung
pada pengerjaan panas atau dingin sebelumnya.
diposting oleh edy-metalurgi di 1:16 am
no 2
Terdapat beberapa jenis cacat Kristal pada susunan atom dalam Kristal. Kita perlu ketahui bahwa
kehadiran cacat Kristal yang sedikit memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan sifat suatu
bahan dan pengaturan cacat sangat penting dalam pemrosesan bahan.
Contoh relevansi cacat Kristal dalam kehidupan pada umumnya dan dalam bahan pada khususnya yaitu,
ketika kita membeli cincin berlian, sebenarnya kita membayar untuk tipe cacat pada Kristal pada cincin
berlian tersebut. Pembuatan device semikonduktor tidak hanya membutuhkan Silikon murni tetapi juga
meliputi cacat Kristal tertentu pada sample. Menempa suatu logam akan menghasilkan cacat pada logam
tersebut dan meningkatkan kekuatan dan kelenturan logam. Catatan, sifat-sifat tersebut dicapai tanpa
mengubah komposisi penyusun bahan tetapi hanya manipulasi cacat Kristal.
Berikut ini merupakan jenis-jenis cacat Kristal
Cacat titik yaitu adanya atom yang hilang atau terdapat sisipan atom asing dalam kisi (kekosongan,
interstitial dan subtitutional , cacat Schottky dan cacat Frenkel)
Cacat Linear yaitu sekelompok atom berada pada posisi yang menyimpang ( dislokasi tepi dan
dislokasi screw)
Cacat interfacial yaitu interface antara daerah sejenis pada bahan (permukaan eksternal, grain
boundaries, dan twin boundaries)
gambar disamping merupakan
representasi dua dimensi kristal sempurna dengan susunan atom yang benar. Namun kenyataannya
tidak ada yan sempurna

Gambar disamping merupakan skematik polikristal dengan berbagai macam cacat. Kita dapat lihat bahwa
ada beberapa grain Kristal yang dipisahkan oleh batas-batas dan juga terdapat atom-atom yang hilang
dan ada juga atom tambahan. Gambar diatas dari Helmut Fll, University of Kiel, Germany



B. Jenis-Jenis Cacat Kristal
Berikut ini akan dijelaskan masing-masing cacat pada bahan padat.
1. Cacat Titik
Cacat titik terdiri dari kekosongan, interstisial dan subtitutional, cacat Schottky dan cacat Frenkel
a. Kekosongan
Di alam ini tidak terdapat Kristal yang sempurna dengan susunan atom yang teratur. Selalu terdapat cacat
dalam suatu Kristal, dan yang paling sering dijumpai adalah cacat titik. Hal ini terutama ketika
temperature Kristal cukup tinggi dimana atom-atom bergetar dengan frekuensi tertentu dan secara acak
dapat meninggalkan kisi, lokasi kisi yang ditinggalkan disebut vacancy atau kekosongan. Dalam
kebanyakan kasus difusi atau transportasi massa oleh gerak atom juga dapat disebabkan oleh
kekosongan.
Semakin tinggi suhu, semakin banyak atom yang dapat meninggalkan posisi kesetimbangannya dan
semakin banyak kekosongan yang dapat dijumpai pada Kristal. Banyaknya kekosongan yang terjadi Nv
meningkat dengan meningkatnya suhu Kristal dan banyaknya kekosongan ini dapat diperoleh dengan
persamaan berikut (distribusi Boltzman)
Rj=Ro exp(-Em/kT)
Dalam persamaan ini, N adalah banyaknya atom dalam Kristal, Qv adalah energy yang dibutuhkan
untuk membentuk vacancy atau kekosongan, T adalah suhu kristal dalam Kelvin, dan k adalah konstanta
Boltzman yang bernilai 1.38 x 10
-23
J/atom-K, atau 8.62 x 10
-5
eV/atom-K bergantung pada satuan Qv.
Dengan menggunakan persamaan tersebut kita dapat mengestimasi bahwa pada suhu kamar terdapat
satu kekosongan dalam 10
15
kisi Kristal dan pada suhu tinggi atau suhu mendekati titik leleh zat padat
terdapat satu kekosongan dalam 10000 atom.
Pada Kristal,atom membutuhkan energy untuk bergerak ke posisi kekosongan (misalnya energi termal)
untuk lepas dari tetangga-tetangganya. Energi tersebut disebut energy aktivasi kekosongan, Em. Energi
termal rata-rata atom biasanya lebih kecil dari energy aktivasi Em dan fluktuasi energy yang
besar dibutuhkan untuk loncat. Peluang untuk fluktuasi atau frekuensi loncatan atom Rj, tergantung
secara eksponensial terhadap suhu dan dapat digambarkan oleh persamaan yang ditemukan kimiawan
Swedia Arrhenius:
Dimana R0 adalah frekuensi percobaan yang sebanding dengan frekuensi getaran atom


(kiri) Skema representasi kekosongan pada Kristal dalam 2 dimensi.
(kanan) Skema representasi difusi atom dari posisi asalnya ke posisi kosong. Energy aktivasi Em telah
diberikan pada atom sehingga atom dapat memutuskan ikatan antar atom dan pindah ke posisi yang baru
b. Interstitial dan Subtitutional
Interstitial yaitu Penekanan atau penumpukan antara tempat kisi teratur. Jika atom interstitial adalah atom
yang sejenis dengan atom-atom pada kisi maka disebut self interstitial. Terciptanya self-interstitial
menyebabkan distorsi besar disekeliling kisi dan membutuhkan energy lebih dibandingkan dengan energy
yang dibutuhkan untuk membuat vacancy atau kekosongan (Ei>Ev), dan dibawah kondisi kesetimbangan,
self-interstitial hadir dengan konsentrasi lebih rendah dari kekosongan. Jika atom-atom interstitial adalah
atom asing, biasanya lebih kecil ukurannya (karbon, nitrogen, hydrogen, oksigen) disebut interstitial
impurities. Mereka memperkenalkan distorsi kecil pada kisi dan banyak terdapat pada material nyata.
Subtitutional yaitu Penggantian atom pada matriks Kristal. Jika atom asing mengganti atau mensubtitusi
matriks atom, maka disebut subtitusional impurity

Gambar disamping menunjukan skema representasi macam-macam cacat titik dalam Kristal (1)
kekosongan, (2) self-interstitial, (3) Interstitial impurity, (4) (5) subtitutional impurities. Tanda panah
menunjukan tekanan local yang dihasilkan oleh cacat titik.
c. Cacat Schottky dan Cacat Frenkel
Dalam Kristal ionic (misalnya garam dapur- Na
+
Cl
-
), ikatannya disebabkan oleh gaya Coulomb antara ion
positif dan ion negatif. Cacat titik dalam Kristal ion adalah muatan itu sendiri. Gaya Coulomb sangat besar
dan setiap muatan yang tidak seimbang memiliki kecenderungan yang kuat untuk menyeimbangkan diri.
Untuk membuat muatan netral, beberapa cacat titik akan terbentuk. Cacat Frenkel adalah kekosongan
pasangan ion dan cation interstitial. Atau kekosongan pasangan ion dan anion interstitial. Namun ukuran
anion jauh lebih besar dari pada kation maka sangat sulit untuk membentuk anion interstitial. Cacat
Schottky adalah kekosongan pasangan kation dan anion. Keduanya cacat Frenkel dan Schottky, pasangan
cacat titik tetap berdekatan satu sama lain karena tarikan coulomb yang kuat antara muatan yang
berlawanan.

Gambar disamping merupakan skema representasi dari (1) cacat Frenkel (kekosongan dan pasangan
interstitial) dan cacat schottky (kekosongan pasangan kation dan anion) dalam Kristal ionic
2. Cacat Linear
Mengapa logam dapat terdeformasi plastis dan mengapa sifat deformasi plastis dapat diubah sangat besar
dengan ditempa tanpa mengubah komposisi kimia adalah sebuah misteri pada ribuan tahun yang lalu. Hal
ini menjadi misteri yang sangat besar ketika awal tahun 1900an para ilmuan memperkirakan bahwa logam
mengalami deformasi plastis jika diberi gaya yang lebih kecil dari gaya yang mengikat atom-atom logam
bersama, .
Kejelasan muncul pada tahun 1934 ketika Taylor, Orowan dan Polyani menemukan dislokasi. Dislokasi
garis dapat dikenal dan dipikiran sebagai bidang kisi tambahan dimasukan kedalam Kristal, tetapi tidak
diperpanjang ke seluruh Kristal tapi berakhir di dislokasi garis.

Gambar tiga dimensi penyisipan setengah bidang tambahan melalui pusat gambar.
Dislokasi adalah cacat garis. Ikatan interatomik secara signifkan terdistorsi hanya dalam daerah sekitar
dislokasi garis yang cepat. Dislokasi juga membentuk deformasi elastic kecil kisi pada jarak yang jauh.
Untuk menggambarkan ukuran dan arah distorsi kisi utama disebabkan oleh dislokasi, kita seharusnya
memperkenalkan vector Burger b. Untuk menentukan vector burger , kita dapat membuat lintasan dari
atom ke atom dan menghitung masing-masing jarak antar atom dalam segala arah. Jika lintasan
melingkupi dislokasi, lintasan tidak akan ditutup. Vektor yang menutup loop merupakan vector Burger b.
Dislokasi dengan arah vector Burger tegak lurus dengan dislokasi disebut dislokasi tepi atau dislokasi
edge. Ada tipe dislokasi kedua yang disebut screw dislocation. Screw dislocation sejajar dengan arah
Kristal yang dipindahkan atau yang digeser (vector Burger sejajar dengan dislokasi garis). Hampir seluruh
dislokasi yang ditemukan pada Kristal bahan tidak terdiri daru edge dislocation saja atau screw dislocation
saja tetapi terdiri dari campuran keduanya atau disebut mix dislocation.

edge dislocation screw dislocation
Gerak dislokasi mengikuti slip-deformasi plastis ketika ikatan interatomik patah dan terbentuk
kembali. Sebenarnya, slip selalu terjadi melalui gerak dislokasi

Lihatlah pada diagram diatas, kita akan mengerti mengapa dislokasi mengijinkan slip pada tekanan yang
kecil yang diberikan pada Kristal yang sempurna. Jika setengah bagian atas Kristal di geser dan pada saat
itu hanya fraksi kecil dari ikatan yang patah dan hal ini membutuhkan gaya yang cukup kecil. Pada proses
pergeseran ini dislokasi terbentuk dan menyebar melalui Kristal. Penyebaran satu dislokasi melalui bidang
menyebabkan setengah bidang atas tersebut bergerak terhadap bagian bawahnya tetapi kita tidak
memecah semua ikatan pada tengah bidang secara simultan (dimana akan membutuhkan gaya yang
sangat besar). Gerak dislokasi dapat dianalogikan dengan perpindahan ulat bulu. Ulat bulu harus
mengadakan gaya yang besar untuk memindahkan seluruh tubuhnya pada waktu yang sama. Untuk itu
bagian belakang tubuh akan bergerak ke depan sedikit dan membentuk punggung bukit. Punggung bukit
lalu menyebar terus dan memindahkan ulat bulu. Cara yang sama digunakan untuk memindahkan karpet
yang besar. Daripada memindahkan seluruhnya pada waktu yang bersamaan, kita dapat membuat
punggung bukit pada karpet dan mendorongnya menyebarangi lantai.
3. Cacat interfacial
Kristal tunggal terkadang dapat ditemukan dalam material nyata yang tidak sedikit kondisi
pertumbuhannya secara khusus di desain dan di atur sebagai contoh ketika memproduksi Kristal tunggal
silicon untuk device mikroelektronik atau bilah untuk turbin yang terbuat dari super alloy. Zat padat pada
umumnya terdiri dari beberapa Kristal-kristal kecil atau grain. Grain dapat berukuran dari ordo nanometer
hingga millimeter dan orientasi bidang atom diputar terhadap grain tetangganya. Material ini disebut
polikristal. Grain-grain tunggal dipisahkan oleh batas grain atau grain Boundaries, yaitu daerah yang
berdensitas kecil dan twin boundaries.
a. Permukaan eksternal
Salah satu batas yang selalu ada adalah permukaan luar atau permukaan eksternal, dimana permukaan
ada disetiap ujung Kristal. Di permukaan, atom tidak memiliki jumlah tetangga maksimum sehingga
jumlah ikatanya lebih kecil dan memiliki keadaan energy yang lebih besar dari atom atom yang berada
dibagian dalam. Ikatan atom pada permukaan Kristal yang tidak terikat memberikan energy permukaan
yang diekspresikan dalam satuan energy persatuan luas permukaan (J/m
2
atau org/cm
2
). Untuk
mengurangi energy tersebut, suatu bahan cenderung untuk memperkecil permukaannya. Namun untuk
zat padat hal ini sulit karena memiliki sifat yang kaku.
b. Grain Boundaries
Jenis lain dari cacat interfacial adalah grain boundaries yaitu batas yang memisahkan dua grain kecil atau
Kristal yang memiliki struktur Kristal yang berbeda dalam bahan polikristalin. Didalam daerah batas,
dimana terdapat jarak cukup lebar diantara atom, terdapat beberapa atom yang hilang dalam transisi dari
orientasi Kristal dalam satu grain ke grain yang berdekatan.
Bermacam-macam ketidak sejajaran kristalografi diantara grain yang berdekatan merupakan hal yang
mungkin. Ketika orientasi yang tidak cocok ini diabaikan atau derajatnya kecil maka bentuk sudut kecil
grain boundaries digunakan.Batas ini dapat digambarkan dalam bentuk susunan dislokasi. Salah satu
contoh sederhana dari sudut kecil grain boundaries dibentuk ketika dislokasi tepi disejajarkan seperti
pada gambar 1. Jenis ini disebut tilt boundaries atau batas kemiringan. Jika sudut kecil dibentuk dari
susunan dislokasi screw maka disebut twist boundaries.
Atom-atom disekitar batas diikat dengan jumlah kurang dari yang diperlukan dan konsekuensinya
terdapat energy grain boundary yang serupa dengan energy permukaan eksternal. Besarnya energy ini
merupakan fungsi dari derajat misorientasi dan menjadi besar jika sudut batasnya besar. Grain boundaries
sifat kimianya lebih reaktif dari grain-grain itu sendiri sebagai akibat dari kehadiran energy tersebut.
Lebih jauh lagi atom-atom yang tidak murni terpisahkan secara khusus karena tingkat energinya yang
lebih besar. Energi interfacial total material bergrain kasar lebih kecil daripada material bergrain halus
karena pada grain kasar memiliki area batas grain total yang kecil. Jumlah grain meningkat dengan
meningkatnya suhu untuk mengurangi energy total batas.

Kita dapat membedakan antara sudut batas grain kecil dan sudut batas grain besar. Hal ini mungkin untuk
menjelaskan sudut batas kecil grain sebagai kesatuan dislokasi. Gambar disamping merupakan transmisi
mikroskop electron dari kemiringan sudut batas grain kecil silicon. Garis merah menandakan dislokasi
tepi atau edge dislocation dab garis biru mengindikasikan kemiringan sudut. Jenis lain dari cacat
permukaan dalam kisi adalah stacking fault dimana rentetan bidang atom memiliki kesalahan.
Walaupun susunan atom tidak teratur dan ikatan yang seharusnya sangat kurang, material polikristalin
sangat kuat. Gaya kohesif didalam dan sepanjang batas terbentuk. Lebih jauh, densitas polikristalin
sebenarnya serupa dengan Kristal tunggal pada bahan yang sama

c. Twin Boundaries
Twin boundaries atau batas kembar merupakan jenis khusus dari grain boundaries dimana terdapat
cermin kisi yang simetri. Atom dalam satu sisi batas ditempatkan sebagai cermin atom pada sisi yang
lainnya. Daerah diantara dua sisi tersebut terbentuk bidang twin. Batas kembar dihasilkan dari
perpindahan atom yang diproduksi oleh gaya mekanik yang dikerjakan pada bahan (mechanic twin) dan
juga terbentuk selama proses annealing panas yang mengikuti deformasi (annealing twins). Perkembaran
terjadi pada bidang Kristal tertentu dan arah tertentu juga dan keduannya tergantung pada struktur
Kristal. Annealing twin adalah tipe yang ditemukan dalam metal yang berstruktur FCC dan mechanic twin
dapat di observasi pada logam berstruktur BCC dan HCP.

4. Manfaat Cacat Kristal
Cacat pada Kristal dapat mengubah sifat listrik dan mekanik bahan. Kekosongan pada Kristal dapat
mengubah sifat listrik bahan. Sebagai contoh, kita memanfaatkan kekosongan pada Kristal silicon untuk
pendopingan oleh phospor sehingga terbentuk semikonduktor tipe n. Selain itu cacat Kristal seperti
kekosongan, dislokasi, dan boundaries dapat meingubah sifat mekanik bahan. Grain Boundaries dapat
menghambat difusi atom dan gerak dislokasi sehingga deformasi bahan sulit terjadi. Semakin kecil grain,
semakin kuat bahan tersebut.
Ukuran grain dapat diatur dengan laju pendinginan. Laju pendinginan yang cepat menghasilkan grain-
grain yang kecil sedangkan proses-proses pendinginan yang lambat menghasilkan grain-gran yang besar
No 3
Prinsip dasar pembentukan logam : melakukan perubahan bentuk pada benda kerja dengan cara
memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis, contoh : pengerolan, tempa, ekstrusi,
penarikan kawan, penarikan dalam, dll.
Proses pemebentukan logam dengan pengerjaan Teknik pengecoran, Teknik pembentukan, Teknik
permesinan, Teknik pengelasan, merupakan proses yang mengubah bentuk benda kerja.
Proses pengerjaan panas, digunakan pemanasan, dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya
deformasi plastis dalam pengerjaannya dan tidak untuk mencairkan logam benda kerja.
Tujuan proses pembentukan logam :
1. mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan.
2. memperbaiki sifat logam dengan jalan memperbaiki struktur mikronya, misalnya dengan
menghomogenkan dan menghaluskan butir, memecah dan mendistribusikan inklusi, menutup
rongga cacat cor-an, serta memperkuat logam dengan mekanisme pengerasan regangan.
Proses pembentukan logam, yg diklasifikasikan dengan berbagai cara, yaitu dikarenakan :
1. berdasarkan daerah temperature pengerjaan
2. berdasarkan jenis gaya pembentukan
3. berdasarkan bentuk benda kerja
4. berdasarkan tahapan produk
Klasifikasi berdasarkan temperature pengerjaan :
1. Proses pengerjaan panas : proses pembentukan yang dilakukan pada daerah temperature
rekristalisasi logam yang diproses. Akibat konkretnya ialah logam bersifat lunak pada temperature
tinggi. Keuntungannya : bahwa deformasi yang diberikan kepada benda kerja dapat relative besar,
hal ini dikarenakan sifat lunak dan sifat ulet pada benda kerja, sehingga gaya pembentukan yang
dibutuhkan relative kecil, serta benda kerja mampu menerima perubahan bentuk yang besar tanpa
retak.
2. Proses pengerjaan dingin : proses pembentukan yang dilakukan pada daerah temperature
dibawah temperature rekristalisasi, pada umumnya pengerjaan dingin dilakukan pada suhu
temperature kamar, atau tanpa pemanasan. Pada kondisi ini, logam yang dideformasi terjadi
peristiwa pengerasan regangan. Logam akan bersifat makin keras dan makin kuat, tetapi makin
getas bila mengalami deformasi, bila dipaksakan adanya suatu perubahan bentuk yang besar, maka
benda kerja akan retak akibat sifat getasnya. Keunggulan : kondisi permukaan benda kerja yang
lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas, hal ini dikarenakan tidak adanya
proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak pada permukaan. Contoh, proses penarikan
kawat, dan pembentukan pelat.
Klasifikasi berdasarkan gaya pembentukan :
1. pembentukan dengan tekanan, contoh tempa, pengerolan, ekstrusi, pukul putar.
2. pembentukan dengan tekanan dan tarikan, contoh : penarikan kawat, pipa, penarikan dalam, dan
penipisan dinding tabung.
3. pembentukan dengan tarikan, contoh : tarik regang, ekspansi.
4. pembentukan dengan tekukan, contoh : proses tekuk, proses rol tekuk.
5. pembentukan dengan geseran.
Klasifikasi berdasarkan bentuk benda kerja :
1. pembentukan benda kerja masif atau pejal, ciri : terjadinya perubahan tebal pada benda kerja
secara maksimal, atau mencolok selama diproses.
2. pembentukan benda kerja pelat, ciri : tebal dianggap tetap, karena perubahan tebal sangat kecil,
tetapi perubahan bentuk tertentu saat dideformasi.
Klasifikasi berdasarkan tahapan produk :
1. proses pembentukan primer, proses ini menghasilkan produk setengah jadi. Contoh : pelat dan
profil dari bahan baku berupa ingot, slab dan billet.
2. proses pembentukan sekunder, proses lebih lanjut yang dihasilkan oleh proses primer, atau
proses final. Contoh, penarikan kawat, penarikan dalam, dan pembuatan pipa dan plat.
Secara makrokopis, deformasi dapat dilihat sebagai perubahan bentuk dan ukuran. Deformasi
dibedakan atas deformasi elastis dan plastis. Deformasi elastis, perubahan bentuk yang terjadi bila
ada gaya yang berkerja, serta akan hilang bila bebannya ditiadakan (benda akan kembali kebentuk
dan ukuran semula). Deformasi plastis, perubahan bentuk yang permanen, meskipun bebannya
dihilangkan.
Mekanisme deformasi secara mikro. Secara mikro, perubahan bentuk baik deformasi elastis
maupun plastis disebabkan oleh bergesernya kedudukan atom-atom dari tempatnya semula. Pada
deformasi elasitis adanya tegangan akan menggeser atom-atom ke tempat kedudukannya yang
baru, dan atom-atom tersebut akan kembali ke tempatnya yang semula bila tegangan tersebut
ditiadakan. Jarak pergeseran atom secara elastis, yaitu tidak kuran dari 0,5%. Pada deformasi
plastis, atom-atom yang bergeser menempati kedudukannya yang baru dan stabil, meskipun beban
(tegangan) dihilangkan, atom-atom tersebut tetap berada pada kedudukan yang baru. Model
pergeseran atom-atom tersebut disebut slip.
Mekanisme slip.
Atom-atom logam tersusun secara teratur mengikuti pola geometris yang tertentu. Adanya tegangan
geser yang cukup besar, maka atom akan bergeser dan berpindah serta menempati posisinya yang
baru. Bidang-bidang atom yang jaraknay berjauhan adalah yang kerapatan atomnya tinggi. Maka,
bidang slip adalah bidang yang rapat atomnya tinggi. Pergeseran atom-atom ini juga mempunyai
arah, yang disebut arah slip.
Hubungan antara deformasi dengan teori dislokasi.
Dislokasi yaitu, cacat bidang atau cata garis yang mempermudah terjadinya slip. Dengan demikian
adanya dislokasi akan menurunkan kekuatan logam. Hal ini disebabkan adanya tegangan geser.
Dislokasi yang mencapai permukaan luar dapat diartikan menimbulakan suatu deformasi, dalam
skala mikroskopis. Dislokasi dibedaka atas 2 jenis, secara model ekstrem :
1. dislokasi sisi, (garis dislokasi tegak lurus terhadap vektor slipnya, dan arah gerakan dislokasi
searah dengan vektor Burgernya).
2. dislokasi ulir, (garis dislokasi searah dengan vektor Burger, arah gerakan dislokasi tegak lurus
terhadap vektor Burger).
Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat logam adalah, deformasi akan menyebabkan naiknya
kekerasan, naiknya kekuatan, tatapi disertai dengan turunyanya keuletan. Untuk mengembalikan
logam kesifat semula (lunak dan ulet) perlu dilakukan proses pemanasan terhadap benda kerja yang
telah mengalami pengerjaan dingin.
Pengaruh pemanasan setalah pegerjaan dingin, perubahan sifat akibat pemanasan tergantung pada
temperatur dan waktu pemanasan. Prinsip dasarnya ialah bahawa pemanasan terhadap benda
kerja yang telah mengalami deformasi akan menurunkan kerapatan dislokasinya. Pemanasan pada
daerah yang dibawah temperatur rekristalisasai akan menyebabkan dua hal :
1. terjadinya gerakan dislokasi difusi yang disebut gerakan memanjat (climb).
2. adanya pengaturan kembali susunan dislokasi yang tadinya kurang teratur menajdi lebih teratur.
Peristiwa ini disebut poligonisasi.
Pengaruh deformasi terhadap temperatur rekristalisasi. Temperatur rekristalisasi, yaitu pada mulai
terjadinya nukleasi inti-inti baru, bukanlah suatu titik yang tetap sebagimana halnya titik cair logam.
Deformasi menyebabkan kenaikan energi dalam pada logam, yaitu dalam bentuk kerapatan
dislokasi yang lebih tinggi.
*Proses pembentukan selalu diberikan gaya pembentukan agar deformasi plastic terjadi. Gaya apa
saja yang menghasilkan deformasi plastic dan berikan contohnya !
Dalam grafik tegangan-regangan terdapat yang namanya batas luluh (yield strength). Deformasi
elastis berada dibawah batas luluh, sedangkan untuk deformasi plastis berada/melawati batas luluh
suatu material. Sedangkan pengertian batas luluh (Titik Luluh/Yield Point) adalah batas dimana
material akan terus mengalami deformasi tanpa adanya penambahan beban. Gaya yang
menghasilkan deformasi plastis adalah dilakukannya pembakaran dengan temperature pengerjaan,
baik panas maupun dingin serta perlakuan terhadap material dengan gaya tarik, dan gaya tekan.
Pipa jenis API 5L dimana yield strengthnya (kekuatan luluh) adalah 52000 psi yang artinya karakter
elastis pada material tersebut adalah 52000 psi.
*Mekanisme deformasi logam dalam kaitannya dengan teknik pembentukan logam, Deformasi dapat
dilihat sebagai perubahan bentuk dan ukuran, secara makroskopis. Perubahan tersebut dibedakan
atas deformasi elastis dan deformasi plastis. Sedangkan, hakekat proses pembentukan logam
adalah menggusahakan deformasi plastis yang terkontrol, namun dalam berbagai hal pengaruh
deformasi elastis cukup besar sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. Dari penjelasan awal
diatas, dapat dijelaskan mekanisme deformasi logam dalam kaitannya dengan teknik pembentukan
logam, yaitu : Perubahan bentuk, secara mikro, baik deformasi elastis maupun deformasi plastis,
disebabkan oleh bergesernya kedudukan atom-atom dari tempatnya yang semula.
*Pengaruh temperatur terhadap sifat mekanik material dalam proses pengerjaan panas,
dikarenakan temperatur dan waktu pemanasannya. Kekuatan dan keuletan logam yang telah
dideformasi dapat diukur dengan mengubah kondisi pemanasannya. Logam yang dikerjakan
dengan pengerjaan dingin, akan bersifat keras dan kuat, tetapi relatif getas. Sedangkan pengerjaan
panas pada logam akan bersifat lunak dan ulet, proses ini disebut dengan fully annealed.
*Hubungan deformasi dengan dislokasi :
a. Akibat adanya tegangan, maka dislokasi akan bergerak menuju permukaan luar, sehingga terjadi
deformasi.
b. Selama bergerak, dislokasi dislokasi tersebut bereaksi satu dengan yang lainnya. Hasil
reaksinya ada yang mudah bergerak dan ada pula yang sukar bergerak.
c. Hasil reaksi yang sukar bergerak justru akan berfungsi sebagai sumber dislokasi baru, sehingga
kecepatan dislokasi akan bertambah (dari 106 : 108 dislokasi per cm2 dapat naik menjadi 1010
:1011 dislokasi per cm2 ).
d. Akibat naiknya kerapatan dislokasi, maka gerakan dislokasi akan lebih sulit akibat makin
banyaknya hasil reaksi yang sukar bergerak.
e. Akibat nyata dari sukarnya gerakan dislokasi adalah naiknya kekuatan logam.
1. Kenapa proses penempaan logam sangat banyak diaplikasikan di Industri, dikarenakan logam
memiliki ketangguhan (tough) serta sifat bahan yang ulet (ductile) sehingga dapat dibentuk melalui
proses penempaan. Proses tempa juga memiliki keunggulan berupa kekuatan dan ketangguhan
yang lebih baik dibanding dengan proses lainnya, sehingga sangat cocok untuk membuat komponen
yang aplikasinya handal terhadap tegangan yang tinggi ( highly stress ). Keuntungan dari operasi
penempaan lainnya yaitu struktur kristal yang halus dari logam, tertutup lubang-lubang, waktu
pemesinan yang menyebabkan meningkatnya sifat-sifat fisis.
Bagaimana proses penempaan digunakan di Industri, proses penempaan dilakukan dengan cara
menaikkan temperature dan tekanan yang bertujuan untuk menambah kekuatan ikatan antar benda
yang akan digabungkan.
2. Perbedaan antara penempaan dengan cetakan terbuka dan cetakan tertutup :
Penempaan dengan cetakan terbuka, dilakukan diantara dua cetakan datar atau cetakan yang
bentuknya sangat sederhana. Penempaan cetakan terbuka digunakan pada pembentukan awal
benda kerja untuk penempaan cetakan tertutup.
Sedangkan penempaan dengan cetakan tertutup, benda kerja dibentuk diantara dua pasang
cetakan yang akan menghasilkan bentuk akhir yang diinginkan. Benda kerja dibentuk dibawah
tekanan tinggi dalam suatu rongga tertutup, dan demikian dapat dihasilkan produk yang mempunyai
dimensi yang ketat. Pada penempaan cetakan tertutup, semula bilet-bilet tempa diatur pinggirannya
agar dapat diletakkan di tempat yang tepat untuk proses penenmpaan berikutnya.
3. Pemahaman saya tentang penempaan metalurgi serbuk,, adalah penempaan yang menggunakan
serbuk metal (powder) yang dimana logam lebih tercampur secara homogeny dalam pemaduaan
beberapa material yang tidak sama dan lebih mampu untuk mengendalikan porositas.
4. Mengapa proses pengerolan sangat banyak digunakan di Industri.
Rolling adalah proses pembentukan logam dengan cara menggiling logam tersebut di antara dua
atau lebih rol-rol penggiling yang berputar. Penggunaan rolling dalam dunia Industri dikarenakan,
sebuah kemudahan dalam proses pengerjaan untuk mengurangi ketebalan logam dan kemudahan
dalam membentuk suatu logam. Rolling Mill bisa dilakukan dengan pengerjaan panas maupun
pengerjaan dingin. Mesin pembentukan rol terdiri dari pasangan rol yang secara progresif memberi
bentuk pada lembaran logam yang diumpankan secara continue. Salah satu akibat dari proses dari
pengolahan adalah penghalusan butir yang disebabkan rekristalisasi. Struktur yang kasar, kembali
menjadi struktur memanjang akibat pengaruh penggilingan. Pada proses pengerolan suatu logam,
ketebalan logam mengalami deformasi terbanyak. Adapun lebarnya hanya bertambah sedikit. Pada
operasi pengerolan, keseragaman suhu sangat penting karena berpengaruh pada aliran logam dan
plastisitas. Proses pengerjaan panas dengan pengerolan ini biasanya digunakan untuk membuat rel,
bentuk profil, pelat dan batang. Keuntungan dari pengerolan adalah benda kerja memiliki strength
tinggi, biaya cost produksi lebih rendah dan laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses cuttin
5. Perbedaan antara pengerolan panas dan pengerolan dingin.
Pengerjaan panas ialah proses pembentukan logam di atas dari suhu rekristalisasi. Pada proses
pengerjaan ini tidak terjadi kenaikan tegangan lulur, kekerasan dan penurunan keuletan bahan,
contohnya Shape Rolling dan Rolling Forging Shape Rolling yang umumnya mengerjakan bagian-
bagian yang kecil, misalnya ulir dan dikerjakan pada pengerjaan panas. Sedangkan pengerolan
dingin logam berada dibawah suhu rekristalisasi, pengerolan logam dengan proses seperti ini
menggunakan gaya yang lebih besar dari pengerolan panas. Biasanya, pengerolan dingin dilakukan
pada baja karbon rendah, contoh Rolling Forging yang dikhususkan pada pengerjaan dingin dan
bagian yang besar.
Roll Bending biasanya digunakan untuk membentuk silinder. Bentuk-bentuk lengkung atau lingkaran
dari pelat logam.
1. Kriteria Luluh :
Suatu logam terdeformasi merupakan hal yang penting dari proses pembentukan logam, menuju
deformasi plastis. Secara umum, titik luluh tergantung pada material berhubungan dengan mobilitas
geser dari atom-atom.
Kriteria luluh dalam proses pembentukan logam, secara umum adalah peristiwa penyusunan
kembali atom-atom atau molekul secara permanen. Penyusunan kembali atom-atom ditandai
dengan adanya tegangan luluh, (yield) yaitu tegangan dimana logam mulai terdeformasi plastis,
yang merupakan salah satu sifat material yang sensitive terhadap mikrostruktur. Pada logam
khususnya, kekuatan luluh tergantung pada susunan-susunan atom di dalam Kristal dan mekanisme
deformasi geser yang terjadi.
Fakta penting dari kriteria luluh, adalah tidak boleh tergantungnya sumbu atau orientasi bidang
terhadap bahan isotropis. Artinya, kriteria luluh haruslah merupakan fungsi invariant tegangan yang
tidak tergantun pada pilihan sumbu atau bidang orientasi yang kita pilih. Untuk logam ulet (ductile)
terdapat dua buah kriteria luluh yang penting, yaitu Kriteria Von Mises dan Kriteria Tresca.
2. Kriterial luluh Tresca :
Teori Tegangan Geser Maksimum, atau Tresca berisi bahwa luluh akan terjadi pada saat tegangan
geser maksimum (terbesar) mencapai nilai kritisnya. Criteria luluh tresca tidak semata-mata
tergantung pada nilai tegangan normal, tetapi tergantung pada tegangan geser maksimum yang
dihasilkan oleh suatu system tegangan tertentu.
Kriteria luluh tresca dengan mudah dijelaskan menggunakan lingkaran Mohr dari suatu system
tegangan. Peluluhan akan tergantun pada ukuran dari lingkaran Mohr, tidak pada posisinya.
3. Kriteria luluh Von Mises :
Pada tahun 1913 Von Mises mengajukan pendapatnya bahwa luluh pada system tegangan yang
kompleks akan terjadi pada saat deviator kedua dari invariant tegangannya melewati suatu nilai
kritis tertentu. Persamaan ini adalah persamaan matematis yang ternyata konsisten dengan fakta
empiris. Hasil percobaan menunjukkan bahwa material yang bersifat anisotropis, kriteria luluh tidak
tergantung pada sumbu atau orientasi bidang, atau dengan kata lain merupakan suatu fungsi
invarian dari tegangan.
Sedangkan, Hencky (1924) memberikan tafsir persamaan matematis yang telah diajukan oleh Von
Mises tersebut. Hencky mengajukan pendapatnya bahwa luluh akan terjadi pada saat energi distorsi
atau energi regangan geser dari material mencapai suatu nilai kritis tertentu. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa energi distorsi adalah bagian dari energi regangan total per unit volume
yang terlibat di dalam perubahan bentuk. Bagian lain adalah bagian yang berhubungan dengan
perubahan volume.
4. Perbedaan Antara Kriteria Luluh Tresca Dengan Kriteria Von Mises :
Perbandingan/perbedaan keduanya secara umum dapat dilihat dari superposisi lokus luluh untuk
kedua kriteria tersebut. Walaupun pada beberapa titik kedua kurva tersebut saling berhimpit, tampak
bahwa titik-titik luluh untuk Tresca lebih kecil nilainya pada titiktitik yang lain jika dibandingkan
dengan Von Mises. Dengan selisih terbesar pada keadaan tegangan geser murni, yaitu sebesar
115.5%.
Secara umum di dalam konteks desain, dapat dikatakan bahwa kriteria Tresca lebih bersifat
konservatif, karena memprediksi luluh pada nilai yang sama atau lebih rendah dari pada criteria Von
Mises. Atau dengan kata lain, di dalam desain, di mana tidak diharapkan terjadi luluh, kriteria Tresca
lebih memberikan jaminan. Namun sebaliknya, di dalam proses pembentukan logam, di mana yang
diharapkan adalah deformasi plastis, terlihat bahwa kriteria Von Mises akan lebih memberikan
kepastian.
About these ads
Beri rating:

No 4
Tranformasi fasa
Fasa adalah daerah materi dari suatu sistem yang secara fisis dapat dibedakan dari daerah materi
yang lain dalam sistem tersebut; fasa memiliki struktur atom dan sifat, sifat sendiri yang apabila
terjadi perubahan temperatur, komposisi, atau peubah thermodinamik yang lain, akan
berubah secara kontinyu (tidak berubah mendadak).
Pada dasarnya berbagai fasa yang hadir dalam suatu sistem dapat dipisahkan secara mekanis.
Transformasi fasa adalah proses perubahan struktur atau keadaan dari suatu keadaan awal (fasa
pertama) menjadi struktur yang berbeda (fasa selanjutnya) dengan perubahan karakteristik dan sifat
yang berbeda.
Sedangkan Transformasi fasa padat adalah proses perubahan berbagai fase ke fase padat, bisa
dengan system multi-fasa ataupun system satu fasa.
Transformasi fasa dapaat dilakukan dengan memvariasikan temperatur , komposisi dan tekanan.
Perubahan panas yang terjadi bisa dilihat pada diagram
fasa. Namun kecepatan perubahan temperatur berpengaruh terhadap
perkembangan pembentukan struktur mikro.
Sebagian besar transformasi bahan padat tidak terjadi terus menerus sebab ada hambatan yang
menghalangi jalannya reaksi dan bergantung terhadap waktu. Contoh : umumnya transformasi
membentuk minimal satu fase baru yang mempunyai komposisi atau struktur kristal yang berbeda
dengan bahan induk (bahan sebelum terjadinya transformasi). Pengaturan susunan atom tejadi karena
proses difusi.
Secara stuktur mikro, proses pertama yang terjadi pada transformasi fasa adalah nukleasi yaitu
pembentukan partikel sangat kecil atau nuklei dari fase baru. Nuklei ini akhirnya tumbuh membesar
membentuk fasa baru. Pertumbuhan fase ini akan selesai jika pertumbuhan tersebut berjalan sampai
tercapai fraksi kesetimbangan.
Fraksi transformasi , y di rumuskan:



Laju transformasi , r diambil pada waktu dari proses berakhir :

t 5,0 = waktu proses


Laju transformasi , r terhadap jangkauan temperatur dirumuskan :
R = konstanta gas
T = temperatur mutlak
A = konstanta , tidak tergantun waktu.
Q = Energi aktivasi untuk reaksi tertentu
No 6
Perlakuan panas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa


Tungku perlakuan panas pada suhu 1.800 F (980 C)
Perlakuan panas adalah suatu metode yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, dan kadang-
kadang sifat kimia dari suatu material. Aplikasi yang paling umum adalah untuk
material logam walaupun perlakuan panas juga digunakan dalam pembuatan berbagai materi lain,
seperti kaca. Secara umum perlakuan panas adalah memanaskan atau mendinginkan material,
biasanya dalam suhu ekstrem, untuk mencapai hasil yang diinginkan seperti pengerasan atau
pelunakan material. Yang termasuk Teknik Perlakuan Panas adalah Annealing, caseHardening,
precipitation Strengthening, Tempering dan Quenching. Perlu dicatat bahwa walaupun perlakuan
panas sengaja dilakukan untuk untuk tujuan mengubah sifat secara khusus, di mana pemanasan
dan pendinginan dilakukan untuk tujuan mengubah sifat, pemanasan dan pendinginan sering terjadi
secara kebetulan selama proses manufaktur lain seperti pembentukan panas (Hot forming)
atau Pengelasan.
Proses[sunting | sunting sumber]
Material logam itu terdiri dari struktur mikro berupa kristal-kristal kecil yang disebut "butir"
atau kristalit. Sifat butir (yaitu ukuran butir dan komposisi) adalah salah satu faktor paling penting
yang dapat menentukan sifat mekanis logam secara keseluruhan. perlakuan panas menyediakan
cara yang efisien untuk memanipulasi sifat dari logam dengan mengendalikan laju difusi, dan tingkat
pendinginan dalam struktur mikro tersebut.
Proses perlakuan panas yang Kompleks sering dijadwalkan oleh Ahli logam (metallurgists) untuk
mengoptimalkan sifat mekanis dari Logam paduan. Dalam Industri antariksa(aerospace), logam
paduan super (superalloy) mungkin mengalami lebih dari lima macam panas temperatur yang
berbeda untuk mengembangkan sifat yang diinginkan. Hal ini dapat mengakibatkan masalah
kualitas tergantung pada akurasi kontrol suhu tungku dan penanda waktu (timer) .
No 7
Proses Perlakuan Permukaan (Surface TReatment)

Proses Perlakuan permukaan (Surface treatment)
Dalam beberapa penggunaan material, sering diperlukan material yang tidak seragam sifatnya. Misalnya
pada roda gigi dimana permukaannya diharapkan keras untuk mengurangi gesekan dan aus, sedangkan
bagian dalamnya diharapkan ulet agar lebih tahan terhadap beban dinamik dan impak. Beberapa jenis
perlakuan permukaan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :

Carburizing
Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karbon rendah di dalam lingkungan gas monoksida,
sehingga baja akan menyerap karbon dari gas CO.

Nitriding
Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karon rendah di dalam lingkungan gas Nitrogen sehingga
terbentuk lapisan besi nitrida yang keras pada permukaannya.

Cyaniding
Proses ini dilakukan dengan memanaskan komponen yang akan diproses, kedalam larutan garam
sianida dengan temperatur sekitar 800C sehingga baja karbon rendah akan membentuk lapisan karbida
dan nitrida.

Flame hardening
Proses flame hardening dan induction hardening biasa dilakukan pada baja karbon sedang atau
tinggi. Flame hardening dilakukan dengan memanaskan permukaan yang akan dikeraskan dengan nyala
api oxyacetylene yang dilanjutkan dengan semprotan air untukquenching.

Induction hardening
Proses ini prinsipnya sama dengan flame hardening tetapi pemanasannya tidak dilakukan dengan
menggunakan nyala api tetapi dengan menggunakan kumparan listrik.
Diposkan oleh Ria Inus di 20.47
Kirimkan Ini lewat
No 8
Deformasi plastis terjadi ketika banyak dislokasi bergerak dan berkembang biak sehingga mengakibatkan
deformasi makroskopik. Dengan kata lain, itu adalah gerakan dislokasi dalam materi yang memungkinkan
untuk deformasi. Jika kita ingin untuk meningkatkan sifat mekanik bahan (yaitu meningkatkan hasil dan
kekuatan tarik), kita hanya perlu memperkenalkan suatu mekanisme yang melarang mobilitas dislokasi
ini. Apa pun mekanisme mungkin, (bekerja pengerasan, ukuran butir, pengurangan, dll) mereka semua
dislokasi menghambat gerak dan membuat materi lebih kuat daripada sebelumnya.
Tekanan yang diperlukan untuk menimbulkan gerakan dislokasi lipat lebih rendah daripada tegangan
teoritis yang diperlukan untuk memindahkan seluruh bidang atom, sehingga mode ini stres lega adalah
menguntungkan dengan penuh semangat. Oleh karena itu, kekerasan dan kekuatan (baik hasil dan tarik)
secara kritis tergantung pada kemudahan yang bergerak dislokasi. Menjepit poin, atau lokasi dalam
kristal yang menentang gerakan dislokasi dapat diperkenalkan ke dalam kisi untuk mengurangi mobilitas
dislokasi , dengan demikian meningkatkan kekuatan mekanik.
Dislokasi dapat disematkan karena lapangan stres interaksi dengan dislokasi dan partikel terlarut, atau
hambatan fisik dari batas butir dan tahap kedua presipitat. Ada empat utama mekanisme penguatan
logam, namun konsep kunci yang harus diingat tentang penguatan bahan logam adalah bahwa hal itu
adalah tentang gerak dan mencegah dislokasi propagasi; Anda tidak menguntungkan sehingga
bersemangat untuk dislokasi bergerak atau menyebarkan. Untuk materi yang telah diperkuat, dengan
beberapa metode pengolahan, jumlah gaya yang dibutuhkan untuk memulai ireversibel (plastik)
deformasi lebih besar daripada itu untuk bahan asli.
Dalam amorf bahan-bahan seperti polimer, keramik amorf (kaca), dan logam amorf, tidak adanya
tatanan rentang panjang mengarah ke menghasilkan melalui mekanisme seperti patah getas, krasing,
dan geser band pembentukan. Dalam sistem ini, penguatan mekanisme tidak melibatkan dislokasi,
melainkan terdiri dari modifikasi struktur kimia dan pengolahan bahan utamanya.
Sayangnya, kekuatan bahan baku tidak dapat jauh meningkat. Masing-masing dari mekanisme diuraikan
di bawah ini melibatkan beberapa trade off dengan yang lain properti materi dikompromikan dalam
proses penguatan.

Penguatan Mekanisme di Metals
Kerja pengerasan
Artikel utama: Pekerjaan pengerasan
Spesies utama yang bertanggung jawab untuk bekerja pengerasan adalah dislokasi. Dislokasi berinteraksi
satu sama lain dengan menghasilkan medan tegangan dalam materi. Interaksi antara medan tegangan
dislokasi dislokasi dapat menghambat gerak oleh menjijikkan atau interaksi menarik. Selain itu, jika dua
dislokasi lintas, garis dislokasi belitan terjadi, menyebabkan pembentukan jogging yang menentang
pergerakan dislokasi. Jog keterbelitan ini dan bertindak sebagai poin menjepit, yang menentang gerak
dislokasi. Sebagai proses kedua lebih mungkin terjadi ketika lebih dislokasi hadir, ada korelasi antara
kerapatan dislokasi dan kekuatan luluh,
di mana G adalah modulus geser, b adalah vektor Burgers, dan adalah kerapatan dislokasi.
Meningkatkan kerapatan dislokasi meningkatkan kekuatan luluh yang menghasilkan tegangan geser yang
lebih tinggi diperlukan untuk memindahkan dislokasi. Proses ini mudah diamati saat bekerja suatu
material. Secara teoritis, kekuatan dari suatu material tanpa dislokasi akan sangat tinggi ( = G / 2)
karena deformasi plastis akan memerlukan pemecahan banyak ikatan secara bersamaan. Namun, pada
nilai-nilai kerapatan dislokasi moderat sekitar 10 7 -10 9 dislokasi / m 2, material akan memperlihatkan
jauh lebih rendah kekuatan mekanik. Analog, lebih mudah untuk memindahkan karpet karet di
permukaan dengan menyebarkan beriak kecil daripada dengan menyeret seluruh karpet. Pada kepadatan
dislokasi 10 14 dislokasi / m 2 atau lebih tinggi, kekuatan bahan menjadi tinggi sekali lagi. Perlu dicatat
bahwa kerapatan dislokasi tidak bisa jauh tinggi karena materi maka akan kehilangan struktur kristal.



Gambar 1: Ini adalah skema menggambarkan bagaimana kisi tegang dengan penambahan zat terlarut
substitusi dan interstisial. Perhatikan ketegangan dalam kisi bahwa atom terlarut penyebabnya.
Interstisial terlarut dapat karbon dalam besi misalnya. Atom karbon dalam situs interstisial kisi
menciptakan lapangan stres yang menghambat gerakan dislokasi.

Solid Solution Penguatan / paduan
Artikel utama: penguatan larutan padat
Untuk memperkuat mekanisme ini, terlarut atom dari satu elemen yang ditambahkan ke yang lain,
sehingga baik substitusi atau interstisial cacat titik dalam kristal (lihat Gambar 1). Atom terlarut kisi
menyebabkan dislokasi distorsi yang menghalangi gerak, meningkatkan tegangan luluh bahan. Terlarut
atom memiliki ladang di sekitar mereka stres yang dapat berinteraksi dengan orang-orang dislokasi.
Kehadiran atom terlarut menanamkan tegangan tekan atau tarik ke kisi, tergantung pada ukuran zat
terlarut, yang mengganggu dengan dislokasi dekat, yang menyebabkan atom terlarut bertindak sebagai
hambatan potensial dislokasi propagasi dan / atau perkalian.

Tegangan geser yang diperlukan untuk bergerak dislokasi dalam suatu material adalah:

di mana c adalah konsentrasi zat terlarut dan adalah regangan pada bahan yang disebabkan oleh zat
terlarut.
Meningkatkan konsentrasi atom terlarut akan meningkatkan kekuatan luluh material, namun ada batasan
untuk jumlah zat terlarut yang dapat ditambahkan, dan satu harus melihat pada diagram fase untuk
material dan paduan untuk memastikan bahwa fase kedua tidak diciptakan.
Secara umum, penguatan larutan padat tergantung pada konsentrasi zat terlarut atom, modulus geser
terlarut atom, ukuran atom terlarut, valensi atom terlarut (untuk bahan ionik), dan simetri stres terlarut
lapangan. Perhatikan bahwa besarnya penguatan yang lebih tinggi untuk non-simetris bidang stres
karena zat terlarut ini dapat berinteraksi dengan kedua tepi dan dislokasi ulir sedangkan medan tegangan
simetris, yang hanya menyebabkan perubahan volume dan bentuk tidak berubah, hanya dapat
berinteraksi dengan dislokasi sisi.




Gambar 2: Ini adalah skema menggambarkan bagaimana dislokasi dapat berinteraksi dengan sebuah
partikel. Ini dapat menembus partikel atau busur sekitar partikel dan membuat loop dislokasi ketika
bergerak atas partikel.

Air hujan Pengerasan
Artikel utama: Air hujan penguatan
Pada kebanyakan sistem biner, paduan atas konsentrasi yang diberikan oleh diagram fase akan
menyebabkan pembentukan tahap kedua. Tahap kedua juga dapat diciptakan oleh mekanik atau termal
perawatan. Partikel yang membentuk presipitat tahap kedua bertindak sebagai poin menjepit dengan
cara yang sama untuk zat terlarut, meskipun tidak selalu partikel atom tunggal.
Dislokasi dalam suatu material dapat berinteraksi dengan atom presipitat dalam salah satu dari dua cara
(lihat Gambar 2). presipitat atom kecil, dislokasi akan memotong melalui mereka. Akibatnya, permukaan
baru (b pada Gambar 2) dari partikel akan terkena matriks dan partikel / energi antarmuka matriks akan
meningkat. Mengendapkan partikel yang lebih besar, memutar atau membungkuk dislokasi akan terjadi
yang mengakibatkan dislokasi semakin panjang. Oleh karena itu, pada jari-jari kritis sekitar 5 nm,
dislokasi akan lebih baik melintasi rintangan sedangkan untuk radius 30 nm, akan mudah dislokasi
membungkuk atau loop untuk mengatasi rintangan.
Deskripsi matematika adalah sebagai berikut:
Untuk Particle Membungkuk -
Untuk Particle Cutting -




Gambar 3: Ini adalah kira-kira skema yang menggambarkan konsep dislokasi menumpuk dan bagaimana
efek kekuatan material. Sebuah material dengan ukuran butir lebih besar dapat memiliki lebih banyak
dislokasi menumpuk menuju kekuatan pendorong yang lebih besar untuk dislokasi untuk berpindah dari
satu butir yang lain. Dengan demikian Anda akan memiliki kurang menerapkan kekuatan untuk
memindahkan dislokasi dari yang lebih besar daripada dari biji-bijian yang lebih kecil, bahan terkemuka
dengan biji-bijian yang lebih kecil untuk memperlihatkan hasil yang lebih tinggi stres.

Grain Boundary Penguatan
Artikel utama: Penguatan batas butir
Dalam polikristalin logam, ukuran butir mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sifat mekanik.
Karena biji-bijian biasanya memiliki orientasi kristalografi yang berbeda-beda, batas butir muncul.
Sementara yang mengalami deformasi, slip gerakan akan terjadi. Batas butir bertindak sebagai
penghambat gerakan dislokasi untuk dua alasan berikut:
1. Dislokasi harus mengubah arah gerak karena orientasi yang berbeda butir.
2. Diskontinuitas slip pesawat dari butir 1 sampai butir 2.
Tegangan yang diperlukan untuk memindahkan sebuah dislokasi dari satu butir lain untuk terdeformasi
plastis bahan tergantung pada ukuran butir. Jumlah rata-rata per butir dislokasi berkurang dengan rata-
rata ukuran butir (lihat Gambar 3). Jumlah yang lebih rendah dislokasi per butir hasil dislokasi yang lebih
rendah 'tekanan' membangun pada batas butir. Hal ini membuat lebih sulit bagi dislokasi untuk pindah ke
butir berdekatan. Hubungan ini adalah Hall-Petch Hubungan dan dapat matematis digambarkan sebagai
berikut:
, ,
di mana k adalah konstanta, d adalah diameter butir rata-rata dan y, 0 adalah hasil asli stres.
Kenyataan bahwa kekuatan luluh meningkat dengan penurunan ukuran butir tersebut dibarengi dengan
peringatan bahwa ukuran butir tidak dapat berkurang jauh. Sebagai ukuran butir menurun, lebih bebas
dihasilkan volume kisi mengakibatkan ketidakcocokan. Namun, di bawah ini kira-kira 10 nm, batas butir
akan cenderung slide instead; sebuah fenomena yang dikenal sebagai butir-batas geser. Jika ukuran butir
terlalu kecil, menjadi lebih sulit untuk sesuai dengan dislokasi dalam gandum dan stres diperlukan untuk
memindahkan mereka kurang. Tidak mungkin untuk memproduksi bahan-bahan dengan ukuran butir di
bawah 10 nm sampai baru-baru ini, sehingga penemuan bahwa kekuatan berkurang di bawah ukuran
butir kritis masih menarik.

Anda mungkin juga menyukai