Anda di halaman 1dari 8

DEFORMASI

LOGAM,FCC,CPM,BCC

MENGAMATI JENIS KRISTAL LOGAM PADA


BATAS DEFORMASI TERTENTU
Struktur Kristal dan Deformasi

 A.    Struktur kristal
 Kristal adalah susunan atom-atom dalam tiga dimensi menurut suatu pola tertentu. Bila dari
inti-inti atom dalam suatu kristal ditarik garis – garis imajiner melalui inti atom tetangganya
maka akan diperoleh suatu kerangka dimensi  yang disebut space lattice (kisi ruang ). Space
lattice tersusun dari sejumlah besar unit cell (sel satuan ). Unit cell merupakan bagian terkecil
dari space lattice, yang bila disusun ke arah sumbunya akan membentuk space littice.
 Ada 7 macam sistem kristal, yaitu cubic, tetragonal, orthorhombic, monoclinic, triclinic,
hexagonal, dan rhombohedral. Dari ketujuh sistem kristal tersebut ada 14 jenis bentuk space
lattice yang mungkin terjadi. Dari keempatbelas jenis tersebut ternyata hanya 3 yang sering
dijumpai pad logam yang biasa digunakan, yaitu:
 1.      Face centered cubic (FCC) atau kubus pemusatan sisi (KPS)
 2.      Body ceentered cubic (BCC) atau kubus pemusatan ruang (KPR)
 3.      Hexagonal close-packed (HCP) atau hexagonal tumpukan padat (HTP)
 Ternyata ada beberapa unsur yang dapat dijumpai dengan sifat space lattice yang berbeda, hal
ini dinamakan polimorfi. Logam yang bersifat polimorfi ada yang bersifat polimorfinya
bersifat refersibel, pada suatu kondisi jenis space latticenya tertentu dan bila kondisi berubah,
space lattice juga akan berubah, dan bila kondisi berubah, dan bila kondisi kembali seperti
semula maka space latttice juga kan kembali seperti semula. Sifat ini dinamakan allotropi.besi
juga memiliki sifat allotropi.
 B.    Bidang kristalografi
 Bidang kristalografi atau indeks miller adalah bidang didalam lattice kristal
dimana terdapat susunan atom-atom. Untuk menentukan indeks miller dibuat
suatui ruang melalui susunan atom, dengan mengambil saatu titik atom dari
lattice sebagai  titik pusat koordinat ruang. Selanjutnya :
 1.    Tentukan panjang potongan ketiga sumbu koordinat, diukur dari pusat
koordinat sampai ke titik potong sumbu dengan bidang  yang dimaksud.
 2.    Ambil kebalikan dari harganya
 3.    Sederhanakan perbandingan harga tersebut. Bilangan tersebut dinamakan
indeks miller
 4.    Tulis nama bidang kristalografi denag memberi tanda kurung pada indeks
miller
 Titik pusat koordianat dapat ditetapkan sembarang titik pada lattice atau unit
cell maka bidang yang berbeda akan dapat mempunyai indeks miller yang
sama, asal kedudukan nya terhadap titik pusat juga sama. Jadi bidang ini
dapat dikatakan ekuivalen.
 B.    Bidang kristalografi
 Bidang kristalografi atau indeks miller adalah bidang didalam lattice kristal
dimana terdapat susunan atom-atom. Untuk menentukan indeks miller dibuat
suatui ruang melalui susunan atom, dengan mengambil saatu titik atom dari
lattice sebagai  titik pusat koordinat ruang. Selanjutnya :
 1.    Tentukan panjang potongan ketiga sumbu koordinat, diukur dari pusat
koordinat sampai ke titik potong sumbu dengan bidang  yang dimaksud.
 2.    Ambil kebalikan dari harganya
 3.    Sederhanakan perbandingan harga tersebut. Bilangan tersebut dinamakan
indeks miller
 4.    Tulis nama bidang kristalografi denag memberi tanda kurung pada indeks
miller
 Titik pusat koordianat dapat ditetapkan sembarang titik pada lattice atau unit
cell maka bidang yang berbeda akan dapat mempunyai indeks miller yang
sama, asal kedudukan nya terhadap titik pusat juga sama. Jadi bidang ini
dapat dikatakan ekuivalen.
 D.      Cacat pada kristal
 Kristal yang sempurna adalah kristal yang susunan atomnya seluruhnya teratur
mengikuti suatu pola tertentu. Cacat disini merupakan keridak sempurnaan
susunan atom.cacat dapat terjadi pada saat pembekuan atau dikarenakan mekanik.
  
 Macam-macam cacat:
 1.    Cacat fisik ( point defect )
 2.    Cacat garis ( line defect )
 3.    Cacat bidang ( interfacial defect )
 4.    Cacat ruang ( bulk defect )
 E.    Deformasi plastik pada kristal
 Bila suatu kristal mengalami tegangan maka susunan atom pada kristal itu akan
mengalami perubahan posisi, perubahan ini bersifat sementara bila tegangan yang
bekerja tidak cukup besar dan akan bersifat permanen bila tegangan yang bekerja
melampaui yield. Deformasi tersebut dapat dikarenakan slip atau twinning
ataupun kombinasi keduanya.
 a.       Deformasi dengan slip
 Slip terjadi bila sebagian kristal tergeser relatif terhadap bagian kristal lain sepanjang bidang kristolografi
tertentu. Slip terjadi pada bidang yang paling padat atom dan arah slip juga pada daerah yang paling padat
karena untuk menggesernya perlu energi paling kecil. Sistem slip adalah slip terjadi pada beberapa bidang dan
arah tertentu. Slip terjadi dengan bergesernya garis dislokasi sedikit demi sedikit.
 Untuk dapat terjadinya slip harus ada gaya geser yang cukup, bila belum cukup distorsi yang ditimbulkan
hanya bersifat sementara dan elastik. Bila slip telah terjadi hingga seberang butir kristal maka slip ini akan
diteruskan ke butir berikutnya dan karena butir berikutnya mempunyai orientasi yang berbeda, arah bidang
slip  akan berbeda, maka dislokasi akan tertahan pada batas butir.
 b.      Deformasi dengan twinning
 Twinning terjadi bila satu bagian dari butir kristal berubah orientasinya sedemikian rupa sehingga susunan atom
di bagian tersebut akan membentuki simetri dengan bagian kristal lain yang tidak mengalami twinning. Susunan
atom pada bagian yang mengalami twinning ini merupakan mirror image dari bagian yang tidak mengalami
twinning. Perbedaan antara slip dan twinning, yaitu : pada slip orientasi seluruh kristal tetap sama, sedangkan
pada twinning sebagian kristal akan berubah orientasinya. Jarak pergeseran atom pada slip dapat hingga
beberapa jarak atom, sedangkan pada twinning jarak pergeseran ini hanya sedikit. Pada twinning pergerakan
atom terjadi sekaligus seluruh atom bergerak bersamaan sedangkan pada slip sebagian demi sebagian.
 Twinning dapat terjadi bila kemungkinan untuk slip kecil, yaitu bila pada slip system terbatas seperti pada
logam dengan kristal HCP. Karena itu twinning biasany tidak terjadi pada BCC dan FCC.
  Twinning dapat terjadi sebagai akibat gaya mekanik, disebut mechanical twins, dan dapat terjadi pada kristal
yang telah dideformasi lalu dianneal, disebut annealing twins
  
 F.    Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat mekanik
 Akibat pengerjaan dingin beberapa sifat mekanik akan mengalami perubahan, yaitu tensile strength, yield
strength, dan kekerasan akan naik, keuletan akan menurun dan sifat penghantar listrik akan mengalami
penurunan.
 I.       Rekristalisasi
 Bila logam yang telah mengalami pengerjaan dingin ini dipanaskan kembali maka atom-atom akan menerima
sejumlah energi panas yang dapat dipakai untuk bergerak menuju atau membentuk sejumlah kristal yang
lebih bebas cacat, bebas teganan dalam. Perubahan selama pemanasan terdapat dapat dibagi menjadi 3
tahapan :
 1.      Recovery
 Terjadi pada awal pemanasan kembali , pada temperatur yang agak rendah, dan perubahan yang terjadi
tidak diikuti perubahan struktur mikro. Perubahan yang terjadi hanyalah perubahan tegangan dalam.
 2.      Recrystallization
 Pemanasan kembali hingga ke temperatur yang lebih tinggi akan menyebabkan munculnya kristal baru dari
kristal yang terdistorsi, dengan struktur lattice dengan komponen yang sama seperti pada saat sebelum
pengerjaan dingin.
 3.      Grain growth
 Butir ( grain) kristal yang besar mempunyai free energy yang lebih rendah, karenanya butir kristal cenderung
untuk tumbuh lebih besar hingga mencapai ukuran maksimum untuk temperatur tersebut. Mskin tinggi
temperatyur pemanasan makin besar juga ukuran butir yang terjadi.
  
  
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai