Anda di halaman 1dari 14

CACAT PADA KRISTAL

Kristal yang sempurna adalah Kristal yang susunan atomnya seluruhnya teratur
mengikuti suatu pola tertentu. Cacat yang dimaksud di sini adalah
cacat/ketidaksempurnaan susunan atom dalam kristal (lattice). Cacat ini dapat
terjadi pada saat pembekuan ataupun oleh sebab-sebab mekanik.

Cacat ini dapat berupa :

1. Cacat titik (point defect)


2. Cacat garis (line defect)
3. Cacat bidang (interfacial defect)
4. Cacat ruang (bulk defect)
1. Cacat titik dapat berupa kekosongan (vacavt) yang terjadi karena tidak
terisinya suatu posisi atom pada lattice. Juga dapat terjadi karena “salah
tempat”, posisi yang seharusnya kosong ternyata ditempati atom, terjadi
sisipan (interstilials). Mungkin juga ada atom “asing” yang menggantikan
tempat yang seharusnya diisi atom, terjadi substitusi (substitutions), Gambar
3.15.
Cacat-cacat ini akan menyebabkan terjadinya tegangan pada lattice. Vacant akan
menyebabkan atom-atom disekitarnya tertarik mendekat dan interstitials
mengakibatkan atom-atom disekitarnya terdorong saling menjauhi (Gambar 3.16).

Pada subtituonals, bila atom pengganti lebih besar maka atom di sekitarnya
terdorong menjauh, dan bila legih kecil, tertarik saling mendekat.
2. Cacat garis, cacat yang menimbulkan distorsi pada lattice yang berpusat
pada suatu garis, sering disebut dislokasi. Pada dasarnya ada 2 macam
dislokasi yaitu edge dislocation dan screw dislocation, dan dapat juga
terjadi dislokasi yang merupakan kombinasi keduanya.

Untuk menggambarkan dislokasi diambil sebuah Kristal seperti Gambar 3.17 dan
padanya dibuat irisan yang mengiris ikatan antar atom menurut bidang ABCD,
(gambar a). bila bagian atas irisan didorong hingga baris atom yang di tepi tergeser
ke atas baris kedua dari irisanbawah, maka akan tampak adanya distorsi yang
berpusat di garis AB, gambar b dan garis AB ini dinamakan garis dislokasi.
Dislokasi semacam ini adalah edge dislocation.

Bila dorongan tersebut ke ara samping, sejajar AB (gambar c), maka akan terjadi
screw dislocation, dinamakan demikian karena susunan atom di sekitar garis
dislokasi berbentuk seperti ulir (screw). Dan bila dorongan tersebut membuat
suatu sudut terhadap garis AB, maka akan diperoleh missed dislocation, (gambar d
dan e). Gambar-gambar selanjutnya, 3.18, 3.19 dan 3.30 menunjukkan susunan
atom pada dislokasi.
Semua cacat dapat bergeser dalam suatu lattice, baik karena pengaruh
thermodinamik maupun gaya mekanik. Gambar 3.21. menunjukkan bagaimana
suatu edge dislocation dapat bergeser.

Gerakan dari edge dislocation dimulai dari tepi Kristal dengan terbentuknya
dislocation line, sebagai akibat dari gaya geser (shear force). Garis dislokasi ini
berupa garis lurus sepanjang Kristal dan tegak lurus terhadapp arah gaya geser.
Gaya geser seterusnya akan mendorong garis dislokasi ini dari satu baris atom ke
baris atom berikutnya. Baris atom yang telah tergeser ini dikatakan telah
mengalami slip, dan bidang termpat terjadinya pergeseran ini dinamakan bidang
slip (slip plane). Slip plane selalu merupakan bidang yang padat atom.
Dari gambar juga tampak bahwa baris atom yang telah tergeser akan kembali
memiliki ikatan antar atom seperti semula, hanya saja ikatan ini sekarang terjadi
dengan baris atom yang berbeda.

Pada gambar 3.22 dapat dibandingkan gerakan dislokasi dari edge, screw dan
mixed dislocation.

Pengertian mengenai dislokasi ini akan bermanfaat untuk menjelaskan berbagai


sifat logam antara lain, deformasinya, penguatan dan lain-lain.

3. Cacat bidang yang selalu terdapat pada Kristal logam adalah grain boundary
(batas butir). Pada batas butir selalu terdapat distorsi baik karena pengaruh
tegangan permukaan meupun akibat dari interaksi dengan atom-atom dari
Kristal tetangganya. Karena setiap butir Kristal mempunyai orientasi yang
berbeda satu sama lain, maka pada batas antara satu butir dengan butir lain
akan terjadi ketidak teraturan susunan atom (dibandingkan dengan bagian
dalam dari Kristal).

Pada Gambar 3.23. dapat dilihat susunan atom pada suatu batas butir. Tampak
bahwa batas butir merupakan daerah yang penuh dislokasi, karenanya ia
merupakan daerah yang penuh dengan tegangan. Jadi batas butir merupakan
tempat yang menyimpan banyak energy, karena itu banyak peristiwa transformasi
dimulai dari batas butir ini.
3.7. Deformasi plastic pada Kristal

Bila sutu Kristal mengalami tegangan maka susunan atom pada Kristal itu akan
mengalami perubahan posisi, perubahan ini bersifat sementara bila tegangan yang
bekerja tidak cukup besar dan akan bersifat permanen bila tegangan sudah
melampaui yield. Bila tegangan telah melampaui yield maka garis dislokasi sudah
bergeser dan mungkin telah mencapai batas butir, sehingga butir Kristal
mengalami perubahan bentuk permanen. Perubahan bentuk pada butir Kristal
akibat terjadinya hal ini akan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk pada
bentuk luar benda. Deformasi (perubahan bentuk) dapat terjadi dengan terjadinya
slip atau twinning, atau kombinasi keduanya.

3.7.1. Deformasi dengan slip

Slip merupakan mekanisme terjadinya deformasi yang paling sering dijumpai. Slip
terjadi bila sebagian dari Kristal tergeser relative terhadap bagian Kristal lain
sepanjang bidang kristalografi tertentu. Bidang tempat terjadinya slip ini

dinamakan bidang slip (slip plane) dan arah pergeseran atom pada bidang slip
dinamakan arah slip (slip direction). Slip terjadi pada bidang yang paling padat
atom dan arah slip juga pada daerah yang paling padat atom, karena untuk
menggeser atom pada posisi ini memerlukan energy paling kecil. Pada gambar
3.24. dapat dilihat bahwa pergeseran atom akan lebih mudah terjadi bila susunan
atom-

nya lebih rapat, gambar a (di gambar b yang susunan atomnya kurang padat, atom-
atom seolah-olah “terkunci” di sela-sela atom-atom lain, dan untuk menggeser
atom-atom ini tentu akan memerlukan energy lebih besar).

Seperti diketahui pada suatu system Kristal mungkin terdapat lebih dari satu
bidang yang padat atom, bidang-bidang ini merupakan satu keluarga, demikian
pula dengan arah slip. Karenanya slip dapat terjadi pada beberapa bidang dan arah
tertentu, ini dinamakan system slip (slip system) dari system Kristal. Tabel 3.2.
menunjukkan beberapa system slip dari berbagai Kristal logam.

Slip tidak terjadi dengan menggesernya seluruh atom pada bidang slip secara
sekaligus. Slip terjadi dengan bergesernya garis dislokasi sedikit demi sedikit. Bila
slip terjadi dengan pergeseran sekaligus seluruh atom pada bidang slip, maka akan
diperlukan gaya yang sangat besar, beberapa ribu kali lebih besar dari pada yang
diperlukan untuk menggeser garis dislokasi. Karena itulah kekuatan logam lebih
rendah daripada kekuatannya yang dihitung dengan menjumlahkan gaya yang
perlu untuk memutuskan ikatan antar atomnya.

Untuk dapat terjadinya slip harus ada gaya geser yang cukup, bila gaya geser itu
belum cukup besar maka distorsi yang ditimbulkannya hanya bersifat sementara,
elastic. Perubahan bentuk akan terjadi bila telah terjadi slip, dan slip akan dapat
terjadi bila gaya geser yang bekerja pada Kristal telah mencapai Critical resolved
shear stress, semacam yield stress untuk suatu Kristal.

Terjadinya slip dengan cara bergesernya garis dislokasi dapat digambarkan dengan
analogi gerakan dari ulat, cacing atau permadani. Untuk meng-
geser permadani yang telah digelarkan dilantai dengan menarik sekaligus seluruh
permadani tentu akan sangat berat. Akan lebih mudah bila mula-mula dibuat suatu
tekukan pada tepi permadani (analog dengan garis dislokasi) dan mendorong
tekukan tersebut hingga tekukan mencapai ujung lain dari permadani Gambar
3.25.

Bila slip telah terjadi hingga ke seberang butir Kristal maka slip ini akan
diteruskan ke butir berikutnya dank arena butir berikutnya mempunyai orientasi
yang berbeda, arah bidang slip akan berbeda maka dislokasi akan tertahan pada
bats butir, dan untuk membuat slip berikutnya pada bidang yang sama akan
memerlukan gaya yang lebih besar. Karenanya slip akan mudah terjadi pada
bidang lain yang sejajar dengan bidang slip mula-mula.

Karena itu dapat dimengerti bahwa logam yang telah mengalami deformasi akan
menjadi lebih kuat dank eras. Di samping itu juga dapat dijelaskan mengapa
logam dengan butiran yang halus akan menjadi lebih kuat dan keras.

3.7.2. Deformasi dengan twinning

Cara lain untuk terjadinya deformasi adalah dengan twinning. Twinning terjadi
bila satu bagian dari butir Kristal berubah orientasinya sedemikian rupa sehingga
susunan atom di bagian tersebut akan membentuk simetri dengan bagian Kristal
yang lain, yang tidak mengalami twinning. Susunan atom pada bagian yang
mengalami twinning ini merupakan “mirror image” dari bagian yang tidak
mengalami twinning. Bidang yang terjadi pusat simetri antara kedua bagian itu
dinamakan twinning plane.

Pada Gambar 3.26. terlihat bagian dari Kristal yang mengalami twinning
(twinning region). Pada twinning seluruh atom-atom dari sebagian Kristal tergeser
kea rah tertentu, twinning direction. Atom-atom di daerah yang tidak mengalami
twinning (di sebelah kanan twinned region) bergeser satu jarak atom pada arah
twinning, sedang pada twinned region besarnya pergeseran atom sebanding
dengan jarak atom tersebut ke twinning plane, sehingga posisi akhir atom itu akan
merupakan “mirror image” dari atom di daerah yang tidak mengalami twinning
(C’ simetris dengan A’) :

Ada beberapa perbedaan antara slip dan twinning, yaitu bahwa pada slip orientasi
seluruh Kristal tetap sama, sedang pada twinning sebagian Kristal akan berubah
orientasinya. Jarak pergeseran atom pada slip dapat hingga beberapa jarak atom,
sedang pada twinning jarak pergeseran ini hanya sedikit, tidak sampai satu jarak
atom. Pada twinning pergeseran atom itu terjadi sekaligus seluruh atom (pada
twinned region) bergerak bersamaan sedang pada slip sebagian demi sebagian.

Dari hal di atas tampak bahwa untuk terjadinya twinning diperlukan tenaga yang
cukup besar, karena itu tidak banyak logam yang padanya dijumpai twinning,
sebab mungkin sebelum twinning dapat terjadi, slip sudah terjadi lebih dulu.
Twinning dapat terjadi bila kemungkinan untuk slip kecil, yaitu bila slip system
terbatas seperti pada logam dengan Kristal HCP yang memiliki hanya sedikit slip
system (karena itu twinning biasanya tidak terjadi pada BCC dan FCC).

Regangan yang terjadi dengan twinning kecil sekali, sehingga twinning bukanlah
suatu mekanisme deformasi yang utama, tetapi tetap cukup penting karena dengan
twinning terjadi perubahan orientasi Kristal yang memungkinkan salah satu
sistemslipnya akan bersesusaian dengan arah gaya geser yang bekerja dan slip
akan dapat terjadi.

Twinning dapat terjadi sebagai akibat gaya mekanik disebut mechanical twins,
atau dapat juga terjadi pada Kristal yang telah dideformasi lalu dianneal, disebut
annealing twins.

Pada mikroskop twinning dapat ditandai dengan adanya dua garis sejajar di tengah
Kristal, dan slip dapat diketahui dengan adanya slip lines, sejumlah garis sejajar
pada Kristal (lihat gambar 3.27. dan 3.28.).

3.7.3. Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat mekanik

Suatu logam dikatakan mengalami pengerjaan dingin (cold work) bila butir-butir
kristalnya berada dalam keadaan terdistorsi setelah mengalami deformasi plastic.
Dalam keadaan ini pada Kristal terdapat berbagai dislokasi setelah terjadi slip
dan/atau twinning.

Sebagai akibat dari pengerjaan dingin ini beberapa sifat mekanik akan mengalami
perubahan, yaitu Tensile strength, Yield strength dan kekerasan akan naik, sedang
keuletan akan menurun, dengan makin tingginya derajat deformasi dingin yang
dialami.

Dari Gambar 3.29. tampak bahwa laju kenaikan yield strength lebih tinggi
daripada laju kenaikan tensile strength, dan pada derajat deformasi yang tinggi
perbedaan antara yield strength dengan tensile strength hanya sedikit sekali.

Ini berarti deformasi yang akan terjadi sebelum patah sedikit sekali (keuletannya
rendah).
Ini juga berarti akan sangat berbahaya mendeformasi logam yang telah mengalami
derajat deformasi dingin cukup tinggi karena sewaktu-waktu dapat putus. Hal ini
perlu diperhatikan dalam operasi pembentukan dengan pengerjaan dingin, seperti
cold rolling, cold drawing dan lain-lain.

Juga sifat penghantaran listrik akan mengalami penurunan dengan naiknya derajat
deformasi dingin. Hal ini terutama akan sangat terasa pada logam yang bukan
logam murni (paduan).

Anda mungkin juga menyukai