Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ILMU BAHAN

ILMU BAHAH KRISTAL

OLEH:

ANWAR IBRAHIM
211910101109
S1 TEKNIK MESIN
Universitas Negeri Jember
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Kristalografi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Ir. Sumarji S.T,M.T. mata kuliah Ilmu Bahan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ir. Sumarji S.T,M.T. selaku dosen
mata kuliah Ilmu Bahan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember,8 september 2021


DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................1


Kata Pengantar .............................................................................. 2
Daftar Isi......................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................... 4
B. Tujuan....................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kristal....................................................................... 5
B. Arah Kristal......................................................... 6
C. Cacat Kristal........................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................ 8
B. Daftar Pustaka........................................................... 8
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu bahan, saat ini semakin
pesat. Penelitian terhadap bahan-bahan alam yang relatif sederhana dengan
tujuan mendapatkan material baru yang lebih baik pada kondisi tertentu
intensitasnya semakintinggi.
Secara umum Material Science ( Ilmu Bahan ) adalah displin ilmu yang
mempelajari hubungan antara struktur material dengan sifat-sifat material.
Atau dapat dikatakan bahwa Ilmu Bahan adalah sebuah ilmu teknik yang
mempelajari sifat bahan dan aplikasinyaterhadap berbagai bidang ilmu dan
teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur dan sifatnya .
Secara umum material teknik diperlukan terutama berhubungan dengan
sifat-sifat mekanik, dan sifat-sifat teknologi dari material khususnya logam.
Semua sifat material tersebut ditentukan oleh struktur atom-atomnya secara
mikro. Sifatmaterial khususnya logam dibangun atas dua konsep utama yaitu
konsep strukturkristal atom dan konsep perlakuan logam. Konsep struktur
kristal atom menjelaskanbagaimana atom-atom tersusun pada setiap jenis
logam, dan pada kondisi yangberbeda-beda bisa menyebabkan perbedaan
sifat. Sementara konsep perlakuan logam menjelaskan interaksi antar logam
dan perubahan struktur atom yang mengakibatkan perubahan sifat-sifat pada
logam.

B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui/mengkaji tentang
Kristal, Struktur Kristal, dan Jari-Jari Atom.
BAB II
PEMBAHASAN
A.KRISTAL
Kristal merupakan benda padat yang terbentuk dari komposisi atom-
atom, ion-ion atau molekul-molekul dengan susunan berulang dan jarak
yangteratur dalam tiga dimensi. Keteraturan susunan tersebut terjadi karena
kondisigeometris yang harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan
susunan yang rapat.
Ditinjau dari struktur atom penyusunnya, benda padat dibedakan menjadi
tigayaitu kristal tunggal (monocrystal), polikristal (polycrystal) dan amorf
(Smallman,2000: 13). Pada kristal tunggal, atom atau penyusunnya mempunyai
strukturtetap karena atom-atom atau molekul-molekul penyusunnya tersusun
secarateratur dalam pola tiga dimensi dan pola-pola ini berulang secara
periodik dalamrentang yang panjang tak berhingga. Polikristal dapat
didefinisikan sebagaikumpulan dari kristal-kristal tunggal yang memiliki ukuran
sangat kecil dan salinmenumpuk yang membentuk benda padat.
Struktur amorf menyerupai pola hampir sama dengan kristal, akan
tetapipolasusunan atom-atom, ion-ion atau molekul-molekul yang dimiliki
tidak teratur.Amorf t erbentuk karena proses kristalisai yang terlalu cepat
sehingga atom-atom tidak dapat dengan tepat menempati lokasi kisinya,
benda seperti gelas, plastidan aspal memiliki struktur yang identik dengan
amorf. Gambar susunan dua-dimensional simetris dari dua jenis atom yang
berbeda antara kristal dan amorf.
B.ARAH KRISTAL
1.Arah kristalografi
Ketika berurusan dengan material kristal, sering diperlukan untuk
menentukan beberapa bidang kristalografi atau arah kristalografi. Arah
kristalografi didef inisikan sebagai sebuah garis antara dua titik, atau sebuah
vektor. Langlah-langkah dalam menentukan indeks arah:
1.Sebuah vektor dengan panjang tertentu diletakkan sedemikian sehingga
vektor tersebut melewati titik asal sistem koordinat. Vektor bisa ditranlasikan
di sepanjang kisi kristal tanpa perubahan, jika keparalelannya dijaga.
2 Tentukan panjang proyeksi vektor pada masing-masing sumbu; Proyeksi
diukur dalam dimensi sel satuan yaitu a, b, dan c.
3. Ketiga angka ini dikali atau dibagi dengan suatu faktor untuk mendapatkan
bilangan bulat terkecil.
4. Tiga indeks yang didapat, ditulis tanpa memakai koma dan diberi tanda
kurung persegi, [u v w].u, v, dan w adalah harga proyeksi pada sumbu x, y dan
z.Catatan: Jika indeks negatif, tanda negatif ditulis dengan strip diatas indeks.

2.Bidang kristalografi
Bidang kristalografi dituliskan dengan indeks Miller dalam format (h k l).
Bidang-bidang yangparalel satu sama lain adalah ekivalen dan mempunyai
indeks yang identik.Prosedsur dalam menentukan indeks Miller adalah sebagai
berikut:
1. Jika bidang melalu titik awal, buat bidang paralel lainnga di dalam sel satuan
dengan translasi.Atau dengan membuat titik awal lain di sudut lain sel satuan.
2. Bidang yang dicari bisa berpotongan atau sejajar dengan sumbu. Panjang
bidang yang berpotongan ditulis dalam satuan parameter kisi a, b dan c.
3. Ambil kebalikan dari angka-angka perpotongan tersebut. Bidang yang sejajar
dengan sumbu dianggap berpotongan di tak berhingga sehingganya
kebalikannya adalah nol.
4. Bila perlu robah ketiga bilangan ini ke bilangan bulat terkecil dengan mengali
atau membaginya dengan suatu faktor tertentu.
5. Tulis indeks ini tanpa koma dengan diapit tanda kurung biasa, (h k l).
A.CACAT KRISTAL
Berdasarkan struktur kristal, atom dalam setiap butir material tersusun
secara teratur, tetapi terdapat berbagai ketidaksempurnaan kristal atau cacat
kristal. Cacat yang terdapat pada kristal memiliki beberapa bentuk,
diantaranyayaitu: cacat titik dan cacat garis.
1. Cacat titik terjadi karena adanya penyimpangan susunan periodik kisi
beberapa atom, sehingga terjadi kekosongan atom (vacancy), sisipan
(interstitial) dan perpindahan kedudukan atom tak murni di sela kisi (anti site).
Kekosongan terjadi ketika kristal kehilangan sebuah atom karena penumpukan
yang salahketika proses kristalisasi, yaitu pada saat temperatur tinggi.
Pada keadaan suhu tinggi, energi thermal akan meningkat sehingga atom-atom
akan melompat meninggalkan letak kisinya ke lokasi atomik terdekat. Sisipan
terjadi jika terdapat atom tambahan dalam struktur kristal, sedangkan untuk
anti site terjadi jika pemindahan ion dari kisi ke tempat sisipan.

2. Cacat garis (linear), muncul karena adanya diskontinuitas struktural


sepanjanglintasan kristal (dislokasi), atau cacat akibat salah susun struktur
Kristal. Terdapat dua bentuk dasar dislokasi yaitu: dislokasi tepi dandislokasi
sekrup. Pembentukan dislokasi tepi akibat adanya gesekan antarakristal
dengan arah slip secara sejajar. Sedangkan dislokasi sekrup terjadikarena
pergeseran atom dalam kristal secara spiral.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
1.Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya
terkemas secarateratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
2.Arah dalam latis kristal ditentukan relatif terhadap aksisnya yang
didefinisikan oleh unit vektor dari unit sel.
3.Kristal yang sempurna adalah kristal yang susunan atomnya seluruhnya
teratur mengikuti susunan atom dalam kristal pola tertentu.
B.DAFTAR PUSTAKA
1.https:eprint.uny.ac.id
2.id.wikipedia.org/wiki/kristal
3.https:statik.unesa.ac.id

Anda mungkin juga menyukai