Anda di halaman 1dari 20

1

MODUL PERKULIAHAN

W112100023 –
Struktur Baja 1
Pengenalan Material Baja

Abstrak Sub-CPMK

Pertemuan ini akan membahas Sub-CPMK 1


material baja, sifat-sifatnya, Mampu menjelaskan karakteristik dan
kelebihan dan kekurangannya dasar perencanaan struktur baja
serta definisi jenis beban serta sertaperhitungannya.
menyusun kombinasi pembebanan
berdasarkan beberapa metode
perencanaan struktur baja (ASD
dan LRFD)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
Fella Supazaein, ST. MT
Teknik Teknik Sipil
Pengenalan Material Baja
Sejarah Penggunaan Material Baja

Tahun 4000 SM, besi yang merupakan komponen utama penyusun baja digunakan
sebagai bahan material peralatan – peralatan sederhana. Material ini dibuat dalam bentuk
besi tempa, yang diperoleh dengan memanaskan bijih – bijih besi dengan menggunakan
arang. Sekitar akhir abad ke – 18 dan permulaan abad ke-19, besi tuang dan besi tempa
sudah mulai banyak digunakan untuk pembuatan struktur jembatan. Jembatan pertama
yang terbuat dari besi tuang adalah Jembatan Lengkung Coalbrookdale yang berada
diatas Sungai Severn, Inggris.

Gambar 1. Jembatan Lengkung Coalbrookdale, Inggris

Material yang berasal dari perpaduan antara besi dan karbon muncul pada abad
ke-19 dan dinamakan baja. Baja memiliki kadar karbon yang lebih sedikit dari besi tuang.
Material baja mulai digunakan pada konstruksi besar atau berat. Pada tahun 1870 baja
karbon mulia diproduksi dalam skala besar dan menggantikan besi tuang sebagai elemen
konstruksi.
Jembatan Eads di Amerika Serikat merupakan jembatan kereta api pertama yang
dibuat dari baja pada tahun 1874. Jembatan ini memilki 3 buah bentangan yaitu bentang
520 ft pada bagian tengah dan dua bentang lainnya sebesar 500ft. Bangunan pertama
lainnya yang terbuat dari baja adalah struktur portal rangka baja yaitu Home Insurance
Company Building di Chicago yang dibangun oleh Wiliam – Baron Jenny. Jenny
menggunakan kolom dari besi tuang yang dibungkus dengan bata, balok – balok untuk 6
lantai pertama dibuat dari besi tempa, sedangkan balok – balok di lantai atasnya terbuat
dari balok baja struktural.

2022 Struktur Baja I


2 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 2. Jembatan Eads di Amerika Serikat

Gambar 3. Home Insurance Company Building di Chicago

Baja sebagai Material Konstruksi

Salah satu bahan konstruksi yang banyak digunakan selain beton adalah baja. Material ini
memiliki bahan dasar logam. Material baja diklasifikasikan berdasarkan komposisi
kimianya, sifat tariknya dan metode pembuatannya seperti baja karbon (carbon steel),
baja paduan rendah mutu tinggi (high-strength low-alloy), baja paduan rendah (low alloy).
Klasifikasi ini mempengaruhi sifat – sifat mekanis baja sebagai bahan konstruksi.

2022 Struktur Baja I


3 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
➢ Baja Karbon
Baja karbon dikategorikan menjadi 3 kategori berdasarkan persentase
kandungan karbonnya, yaitu :
a. Baja karbon rendah (C=0,03 – 0,35%)
b. Baja karbon medium (C=0,35 – 0,55%)
c. Baja karbon tinggi (C=0,55 – 1,7%)
Baja yang sering digunakan dalam struktur baja karbon medium seperti baja BJ
37. Baja karbon umumnya memiliki tegangan leleh (fy) antara 210 – 250 Mpa.

➢ Baja paduan rendah mutu tinggi


Baja paduan rendah mutu tinggi memiliki tegangan leleh berkisar antara 290-550
Mpa dengan tegangan putus (fu) antara 415 – 700 Mpa.

➢ Baja paduan
Baja paduan rendah (low alloy) dapat ditempa dan dipanaskan untuk
memperoleh tegangan leleh antara 550 – 760 Mpa.

Sifat Mekanik Material Baja

Kekuatan material baja dalam menerima beban sangat ditentukan oleh sifat mekanisnya.
Sifat mekanis suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut dalam memberikan
perlawanan terhadap beban yang bekerja pada bahan tersebut. Sifat mekanis baja
struktural yang dibutuhkan dalam perencanaan meliputi tegangan leleh, tegangan putus
(tegangan ultima), modulus elastisitas, modulus geser, nisbah poisson, serta koefisien
pemuaian.
Tabel 1. Sifat Mekanis Baja Struktural berdasarkan Mutu Baja

2022 Struktur Baja I


4 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pemahaman mengenai karakteristik/ sifat dari material akan sangat diperlukan agar
dapat memahami perilaku dari struktur baja. Diagram tegangan-regangan akan dapat
memberikan informasi untuk memahami bagaimana perilaku baja pada kondisi tertentu.
Model pengujian yang paling tepat untuk mendapatkan sifat – sifat mekanik dari suatu
material baja adalah melakukan uji tarik terhadap suatu benda uji baja. Uji tekan tidak
dapat memberikan data yang akurat terhadap sifat – sifat mekanik material baja, karena
disebabkan hal antara lain adanya potensi tekuk pada benda uji yang mengakibatkan
ketidakstabilan dari benda uji tersebut. Selain itu perhitungan tegangan yang terjadi
didalam benda uji lebih mudah dilakukan untuk uji tarik daripada uji tekan. Uji tekan pada
baja jarang digunakan karena titik leleh dan modulus elastisitas yang diperoleh dari
pengujian tarik dan tekan mempunyai nilai yang hampir sama. Diagram tegangan-
regangan baja tipikal untuk baja struktural dengan kadar karbon rendah pada temperatur
ruang. Berdasarkan grafik tersebut, terdapat beberapa kondisi diantaranya adalah elastis,
plastis dan strain-hardening.

Gambar 4. Grafik tegangan-regangan baja tipikal untuk baja struktural dengan Kadar
karbon rendah pada temperatur ruang.

Batas elastis (elastic limit) merupakan kondisi pada saat tegangan maksimum dapat
ditahan oleh material tanpa mengalamu deformasi tetap atau dapat kembali ke bentuk
awalnya. Pada kondisi tersebut berlaku hukum Hooke, dimana perbandingan antara

2022 Struktur Baja I


5 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tegangan terhadap regangan dalam batas elastisnya disebut dengan modulus elastisitas
(E). Modulus elastisitas untuk semua struktur baja sekitar 29 x 103 ksi atau 2 x 105 mpa
kecuali pada kondisi khusus.
Adapun tegangan pada keadaan dimana terjadi perpanjangan (elongation) atau
regangan yang besar tanpa peningkatan tegangan disebut dengan tegangan leleh (yield
stress). Tegangan leleh merupakan sifat baja yang sangat penting untuk diketahui karena
sebagai dasar perencanaan suatu struktur baja. Regangan pada saat sebelum terjadinya
tegangan leleh disebuh regangan elastis (elastic strain), sedangkan regangan yang terjadi
sesudahnya tanpa adanya tambahan tegangan disebut regangan plastis (plastic strain).
Regangan plastis biasanya bernilai antara 10-15 kali regangan elastisnya. Setelah terjadi
regangan plastis, maka akan terjadi strain hardening yaitu kondisi dimana terjadi
penambahan tegangan untuk menghasilkan regangan. Karena regangan yang terjadi
sudah sangat besar, maka kondisi ini jarang dipakai sebagai acuan perencanaan dari
engineer. Untuk baja getas (brittle steel), diagram tegangan regangan terlihat sebagai
berikut :

Gambar 5. Grafik tegangan-regangan baja getas (Brittle Steel) Tipikal

2022 Struktur Baja I


6 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Untuk dapat lebih memahami grafik tegangan- regangan dibuat gambaran yang lebih
detail dengan Bagian – bagian pada kurva tegangan-regangan antara lain :
= batas proporsional

= batas elastis
= tegangan leleh atas dan bawah

= tegangan putus
= regangan saat mulai terjadi efek strain-hardening (penguatan regangan)
= regangan saat tercapainya regangan putus

Gambar 6. Kurva Hubungan Tegangan ( ) vs regangan ( )

2022 Struktur Baja I


7 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 7. Kurva Hubungan Tegangan ( ) vs regangan ( ) yang diperbesar

2022 Struktur Baja I


8 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dalam perencanaan struktur baja, SNI 03-1729-2002 mengambil beberapa sifat-sifat
mekanik dari material baja yang sama yaitu :
Modulus Elastis, E = 200.000 Mpa
Modulus Geser, G = 80.000 Mpa
Angka poisson = 0,30

Koefisien muai panjang, α =

Kelebihan dan Kekurangan Material Baja

Pemilihan baja sebagai elemen struktur pada bangunan didasarkan pada beberapa
keunggulan yang dimilki oleh material tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut ;
a. Baja mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga dapat mengurangi ukuran struktur
yang secara langsung akan mengurangi berat struktur secara keseluruhan
b. Material penyusun baja lebih seragam dibandingkan dengan beton
c. Tingkat elastisitas yang tinggi dan sesuai dengan Hukum Hooke. Selain itu,
momen inersia dari baja akan dapat dihitung secara akurat.
d. Daktilitas yang cukup tinggi, dimana daktilitas adalah kemampuan material dalam
menahan deformasi yang besar tanpa terjadinya keruntuhan dengan tegangan
tarik yang tinggi. Pada pengujian tarik, daktilitas diperoleh dari persentase
perpanjangan dibagi dengan panjang gage atau persen penurunan dari luasan.
e. Kekerasan (toughness) adalah kemampuan dari material untuk menyerap energi
dalam jumlah besar. Struktur naja merupakan material yang kuat karena memiliki
daktilitas yang tinggi. Ketika suatu baja dibebani sampai mengalami deformasi
yang besar, tetap akan bisa menahan gaya yang besar. Karakteristik ini sangat
penting karena baja dapat mengalami deformasi yang besar selama fabrikasi dan
ereksi tetapi tidak mengalami kerusakan.
f. Mudah dipasang atau digabungkan dengan struktur yang sudah adasehingga
mempercepat waktu pelaksanaan konstruksi.

Selain memiliki keunggulan, material baja juga memiliki beberapa kelemahan yang
harus diperhatikan karena dapat menurunkan kekuatan dari struktur baja tersebut.
Beberapa kelemahan yang ada adalah sebagai berikut :
a. Mudah mengalami korosi apabila terpapar dengan udara dan air secara langsung
sehingga harus diberikan perlakuan khusus, misalnya dicat secara periodik.
b. Terdapat biaya tambahan untuk pemberian lapisan tahan api karena baja
merupakan material penghantar panas yang sangat baik. Jika terpapar oleh api

2022 Struktur Baja I


9 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
atau berada pada suhu tinggi, maka kekuatannya akan mengalami penurunan
secara drastis,
c. Mudah mengalami tekuk terutama untuk struktur batang tekan. Oleh karena itu,
jika dipakai sebagai material kolom, maka perlu diberikan pengaku baja untuk
mencegah tekuk tersebut,
d. Sifat leleh (fatigue) harus dipertimbangkan untuk elemen struktur dan
sambungannya yang menahan beban perulangan.
e. Keruntuhan akibat getas, dimana pada kondisi tertentu sifat daktilitas baja dapat
hilang dan terjadi brittle failure pada bagian yang mempunyai konsentrasi
tegangan yang tinggi.

Jenis – jenis Material Baja dalam Konstruksi

Struktur baja mempunyai beberapa tipe antara lain :


• Portal
• Rangka bidang (plane truss)
• Rangka ruang (space truss)
• Gantung (suspension)
• Shell systems

1. Portal
Sistem portal yaitu sistem struktur yang terdiri dari tiang/ kolom dan balok (beam) di mana
tiang dan balok tersebut tersusun dari batang tunggal. Sistem portal dapat digunakan
sebagai struktur pada bangunan bentang panjang maupun bentang pendek. struktur ini
cukup sederhana sehingga secara arsitektural pun biasa-biasa saja (terkesan konvensional)
dan mempunyai kelemahan yaitu dimensi kolom dan balok semakin besar bila bentangnya
semakin besar.

Gambar 1. Sistem Portal Baja

2022 Struktur Baja I


10 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Rangka Bidang (plane truss)
Rangka Bidang yaitu sistem struktur rangka batang yang tersusun secara dua
dimensional. Umumnya digunakan pada struktur atap bentang panjang (sport hall,
exhibition hall, stadion dan lain - lain) dan juga jembatan. Secara arsitektural lebih baik
dibandingkan portal dan lebih terkesan modern.

Gambar 2. Contoh Rangka Bidang

3. Rangka ruang (space truss)


Rangka ruang yaitu sistem struktur rangka batang yang tersusun secara tiga
dimensional (ruang). Secara fungsional hampir sama dengan rangka bidang,
umumnya digunakan pada struktur atap bentang panjang (sport hall, exhibition
hall, stadion dan lain-lain). Secara estetika dapat menghasilkan bentuk-bentuk
yang lebih kompleks dan atraktif.

Gambar 3. Contoh Rangka Ruang

2022 Struktur Baja I


11 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
4. Struktur Gantung
Struktur gantung yaitu sistem struktur yang menggunakan kabel sebagai
penggantung (menahan gaya tarik) suatu konstruksi. Struktur gantung digunakan
untuk konstruksi jembatan, atap, penggantung untuk lantai bangunan tinggi.
struktur ini menghasilkan bentuk-bentuk yang menarik, unik, modern, dan
memberi kesan ringan.

Gambar 4. Contoh Struktur Gantung

5. Struktur Shell
Struktur shell yaitu sistem struktur yang menggabungkan plate, arc, dan catenarie
sehingga menghasilkan kekuatan yang dihasilkan oleh bentukan lengkung yang
dimilikinya. Struktur ini digunakan untuk bangunan yang menggunakan bentuk
dome, atap lengkung (stadion, bandara, stasiun kereta api dan lain-lain).
bentuknya dinamis dan tidak kaku.

Gambar 5. Contoh Struktur Shell

2022 Struktur Baja I


12 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
PERENCANAAN STRUKTUR BAJA

Perencanaan struktur dapat didefinisikan sebagai gabungan antara seni dan ilmu
pengetahuan yang dikombinasikan dengan intuisi seorang ahli struktur mengenai perilaku
struktur dengan dasar – dasar pengetahuan dalam statika, dinamika, mekanika bahan
dan analisis struktur untuk menghasilkan suatu struktur yang ekonomis dan aman, selama
masa layannya. Perhitungan yang melibatkan prinsip – prinsip ilmiah harus dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan, namun tidak diikuti secara asal-asalan.
Pengalaman intuisi seorang ahli struktur digabungkan dengan hasil- hasil perhitungan
ilmiah akan menjadi suatu dasar proses pengambilan keputusan yang baik.
Tujuan dari perencanaan struktur menurut Tata Cara Perencanaan Struktur untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2020) adalah menghasilkan suatu struktur yang stabil,
cukup kuat, mampu layan, awet dan memenuhi tujuan – tujuan lainnya seperti ekonomi
dan kemudahan pelaksanaan. Perencanaan adalah sebuah proses untuk mendapatkan
suatu hasil yang optimum apabila memenuhi kriteria – kriteria berikut :
A. Biaya minimum
B. Berat minimum
C. Waktu konstruksi minimum
D. Tenaga kerja minimum
E. Biaya manufaktur minimum
F. Manfaat maksimum pada saat masa layan

Prosedur Perencanaan Struktur

Garis besar prosedur perencanaan adalah sebagai berikut :


1. Perancangan. Penentuan fungsi dari struktur
2. Konfigurasi struktur prarencana. Penetapan konfigurasi awal (preliminary)
sesuai langkah 1 termasuk pemilihan jenis material yang akan digunakan.
3. Penentuan beban yang dipikul oleh struktur yang direncanakan.
4. Pemilihan profil baja prarencana.
5. Analisis struktur dilakukan untuk mengetahui apakah struktur yang ditetapkan
sebagai konfigurasi struktur awal sudah memenuhi kriteria kekuatan atau
belum.
6. Penilaian. Setelah dilakukan analisis struktur dinilai juga apakah setiap elemen
struktur sudah memakai material yang paling optimum.

2022 Struktur Baja I


13 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
7. Perencanaan ulang. Jika material yang dianalisis menunjukan struktur yang
tidak aman dan struktur dinilai belum optimum, maka dilakukan perencanaan
ulang dengan mengikuti lagi langkah 1 sampai 6.
8. Keputusan akhir. Penentuan optimum atau tidaknya perencanaan yang telah
dilakukan.

Pembebanan

Beban adalah gaya luar yang bekerja pada struktur (Pandeleke et al., 2019).
Pembebanan merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan struktur, dimana
apabila beban yang ada melebihi beban yang direncanakan akan berakibat fatal pada
bangunan. Standar yang mengatur mengenai beban minimum untuk merancang
bangunan gedung atau struktur lain adalah SNI 1727 : 2013. Beban dibagi menjadi dua
yaitu beban tetap terdiri dari beban mati dan beban hidup. Beban tidak tetap berupa
beban gempa (Setiawan, 2016). Beberapa jenis beban yang sering dijumpai antara lain :

1. Beban Mati
Beban mati adalah beban gravitasi yang berasal dari berat semua komponen
gedung/bangunan yang bersifat permanen selamat masa layan struktur termasuk pula
unsur-unsur tambahan, mesin serta peralatan tetap yang tak terpisahkan dari gedung
tersebut. Beban mati diperoleh dengan memperhitungkan berat sendiri dari material
yang dipakai diantaranya adalah berat isi beton, berat isi baja, berat atap dan
sebagainya. Beban sendiri bahan bangunan dan komponen gedung ditunjukkan pada
Tabel 1.

Tabel 1. Beban Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung

2022 Struktur Baja I


14 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan
gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan,
seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir atau beban mati. Beban
hidup merupakan beban maksimum yang terjadi akibat penggunaan bangunan gedung
dimana nilainya tidak boleh kurang dari beban rerata minimum yang telah ditetapkan
pada Tabel 2.

Tabel 2. Beban hidup terdistribusi merata minimum dan beban hidup terpusat minimum

Sumber : SNI 1727 : 2013

2022 Struktur Baja I


15 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
3. Beban Angin

Beban yang bekerja pada struktur akibat tekanan – tekanan dari gerakan angin. Beban
angin sangat bergantung dari lokasi dan ketinggian struktur. Besarnya tekanan tiup
minimum sebesar 25 kg/m2, kecuali untuk bangunan-bangunan berikut :
1. Tekanan tiup di tepi laut hingga 5 km dari pantai harus diambil minimum 40 kg/m2
2. Untuk bangunan di daerah lain yang kemungkinan tekanan tiupnya lebih dari 40

kg/m2, harus diambil sebesar (kg/m2) dengan V adalah kecepatan angin

dalam m/s
3. Untuk cerobong, tekanan tiup dalam kg/m2 harus ditentukan dengan rumus (42,5 +
0,6 h), dengan h adalah tinggi cerobong seluruhnya dalam meter

Nilai tekanan tiup yang diperoleh dari hitungan diatas harus dikalikan dengan suatu
koefisien angin untuk mendapatkan gaya resultan yang bekerja pada bidang kontak
tersebut.

4. Beban Gempa

Semua beban statik ekivalen yang bekerja pada struktur akibat adanya pergerakan
tanah oleh gempa bumi, baik pergerakan arah vertikal maupun horizontal. Namun
pada umumnya percepatan tanah arah horizontal lebih besar daripada arah
vertikalnya, sehingga pengaruh gempa horizontal jauh lebih menentukan daripada
gempa vertikal. Besarnya gaya geser dasar statik ekivalen ditentukan berdasarkan
persamaan :

Dimana :
C adalah faktor respon gempa yang ditentukan berdasarkan lokasi bangunan dan jenis
tanahnya,
I adalah faktor keutamaan gedung,
R adalah faktor reduksi gempa yang tergantung pada jenis struktur yang bersangkutan
W adalah berat total bangunan termasuk beban hidup yang bersesuaian.

Kombinasi pembebanan digunakan sesuai pedoman SNI 1727 : 2013.

2022 Struktur Baja I


16 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Metode Analisis Struktur Baja

Ada dua konsep analisis pada struktur baja yaitu konsep Allowable Stress Design
(ASD) dan Load and Resistance Factor Design (LRFD). Konsep ASD adalah nalisis
struktur baja berdasarkan tegangan kerja yang mengacu pada perencanaan elastis,
dimana semua tegangan yang terjadi dibawah tegangan izin. LRFD merupakan
perencanaan berdasarkan beban terfaktor yang memperhitungkan kondisi batas, yaitu
kondisi maksimum yang dapat diberikan suatu penampang yang berada diluar batas
elastis (inelastis). Selain itu juga memperhitungkan tegangan ultima baja (fu).
Pada SNI 1729 : 2020 mengenai Spesifikasi untuk Bangunan Baja Struktural,
desain struktur baja dengan menggunakan ASD disebut dengan Desain Kekuatan Izin
(DKI), sedangkan desain struktur baja dengan menggunakan LRFD diistilahkan sebagai
Desain Faktor Beban dan Ketahanan (DFBT).

1. Metode ASD
Metode ASD terdiri dari dua yaitu Allowable Stress Design (ASD) dan Allowable
Strength Design (ASD). Pada standar AISC tahun 1989, metode ASD yang digunakan
adalah allowable stress design.

Allowable Stress Design (desain tegangan yang diijinkan) yang disebut pula working
stress design (desain tegangan kerja), didalam metode ini, eleman struktur pada
bangunan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tegangan yang timbul akibat
beban kerja atau/layan tidak melampaui tegangan ijin yang telah ditetapkan.

atau,

Ket : P = Beban yang ditopang


A = luas penampang
M = Momen lentur maksimal yang ditopang penampang
I = momen Inersia penampang
c = Jarak dari sumbu netral
= tegangan leleh

= Faktor safety = 0,66 x tegangan leleh ( )

2022 Struktur Baja I


17 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Spesifikasi Allowable Stress Design (ASD) menggunakan kombinasi pembebanan
tanpa beban terfaktor yang diberikan dalam persamaan berikut :
D+L
D+W
(D + L + W) x 80%

Ket : D = beban mati


L = beban hidup
W = beban angin

Allowable Strength Design, desain ini memenuhi persyaratan bila kekuatan izin
setiap komponen struktur sama atau melebihi kekuatan perlu yang ditentukan
berdasarkan kombinasi beban Desain Kekuatan Izin (DKI). Desain hasrus dilakukan
sesuai rumus berikut :

Dengan :
= kekuatan perlu yang menggunakan kombinasi beban DKI
= kekuatan nominal
= faktor keamanan
= kekuatan izin

kombinasi pembebanan :

Ket : D = beban mati R = beban hujan


L = beban hidup E = beban gempa
W = beban angin

2022 Struktur Baja I


18 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Metode LRFD
Konsep LRFD digunakan dalam spesifikasi di AISC (American Institute of Steel
Construction), dimana persyaratan keamanan struktur tertera pada persamaan :

Dengan :
= beban yang harus dipikul oleh struktur
= faktor beban
= kuat nominal
= faktor reduksi

Pada LRFD, beban yang digunakan adalah beban ultima, dimana beban yang bekerja
dikalikan dengan faktor beban sehingga menghasilkan beban yang lebih besar dari beban
yang diterima struktur. Selain faktor beban, pada LRFD juga menggunakan faktor ketahan
( ) yang besarnya ditentukan oleh jenis gaya yang bekerja, apakah batang mengalami
gaya tarik, tekan, lentur atau geser.

Kombinasi pembebanan metode LRFD

Ket : D = beban mati R = beban hujan


L = beban hidup E = beban gempa
W = beban angin

2022 Struktur Baja I


19 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan Agus, 2013 “Perencanaan Struktur Baja, Metode LRFD”, edisi pertama
Erlangga, Jakarta.

Salmon, C.G., & Johnson, J.E., 1992 “Struktur Baja, Desain dan Prilaku”, edisi ketiga, PT.
Gramedia Pusat Utama, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional, 2000 “Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung, SNI 03–1729–2020”, Bandung.

Badan Standarisasi Nasional, 2000 “Beban minimum untuk perancangan bangunan


gedung dan struktur lain, SNI 03–1727–2013”, Bandung.

Departemen PU Ditjen Cipta Karya, 1983 “Peraturan Perancanaan Bangunan Baja


Indonesia (PPBBI)” Jakarta.

Pandeleke et al., 2019. Perencanaan Ulang Bangunan Struktur Baja Rumah Sakit Umum
Ratumbuysang di Kota Manado. Jurnal Sipil Statik Vol 7 (6). Pp 723-732.

Setyowulan, E.A.D. 2020. Perencanaan Struktur Baja : Berdasarkan SNI 1729 : 2020.
Universitas Brawijaya Press.

2022 Struktur Baja I


20 Fella Supazaein, ST. MT
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai