Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

TEKNOLOGI
BAHAN
KONSTRUKSI
3 SKS
ABSTRAK
Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis logam baja yang dipakai sebagai bahan
bangunan

TUJUAN
Mahasiswa mengetahui jenis-jenis logam baja yang dipakai sebagai bahan bangunan

2019 Teknik Sipil


2 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
SIFAT-SIFAT BAJA
Pengetahuan mengenai sifat-sifat baja merupakan keharusan apabila seseorang
akan menggunakan baja sebagai pilihan untuk suatu bagian struktur.. Uji ini
melibatkan pembebanan tarik sampel baja dan bersamaan dengan itu dilakukan
pengukuran beban dan perpanjangan sehingga akan diperoleh tegangan dan
regangan yang dihitung dengan menggunakan :

Sampel ini dibebani sampai hancur. Hasil ini ditunjukan dalam diagram tegangan
– regangan. Pada gambar 2.1 diperlihatkan diagram tegangan-regangan khas
untuk baja struktural yang umum digunakan. Akibat dibebani, sampel tarik ini pada awalnya
menunjukan hubungan linier antara tegangan dan regangan. Titik
dimana hubungan tegangan – regangan menjadi tidak linier disebut limit
proporsional. Hal ini ditunjukan dalam gambar 2.2 dimana bagian kiri dari gambar
2.1 diperlihatkan dengan skala besar.

2019 Teknik Sipil


3 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
2019 Teknik Sipil
4 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Baja tersebut tetap elastis ( artinya, apabila beban dihilangkan akan kembali ke
panjang semula) asalkan tegangannya tidak melampaui harga sedikit diatas limits
proporsional yang disebut limits elastis. Limits proporsional dan limits elastis
sangat dekat harganya sehingga sering kali dianggap titik yang sama. Dengan
menambah bebannya; akan tercapai suatu titik pada saat regangan sangat
bertambah pada harga tegangan konstan. Tegangan pada saat hal ini terjadi
disebut tegangan leleh, Fy, seperti yang terlihat pada gambar 2.1 dan 2.2.
Karakteristik demikian umum dijumpai pada baja struktural yang banyak
digunakan.
Pada Gambar 2.2. juga diperlihatkan bahwa Fy adalah besarnya
tegangan untuk daerah horizontal kurva tegangan – regangan. Harga tegangan
yang sedikit lebih besar yang ada sesudah limit proporsional (sering disebut leleh
atas ) hanya dapat tercapai sesaat, dan tidak stabil. Bagian kurva mulai dari titik
awal sampai limit prpporsional disebut selang elastis.
Pada dewasa ini, hamper semua baja struktural dirancang sedemikian rupa sehingga
aktual dalam elemen struktural tidakmelebihi tegangan izin, yaitu tegangan dibawah titik leleh
Fy.
Metode desain demikian, yaitu mempertahankan tegangan didalam selang elastis
disebut dengan berbagai nama, yaitu desain tegangan izin, desain tegangan kerja,
atau desain elastis. Pada desain demikian, hanya bagian kiri dari kurva yang
diperlihatkan oleh perancang. Sekalipun demikian, perancang harus menyadari
bahwa masih ada selang tegangan-regangan yang dapat dialami oleh baja
sebelum benar-benar mengalami kegagalan tarik.
Dalam Gambar 2.2 terlihat bahwa apabila telah melampaui limit proporsionalnya,
baja akan masuk kedalam selang plastis dan regangannya akan konstan pada
tegangan sebesar Fy. Pada saat baja ini terus meregang, lama kelamaan akan
dicapai titik dimana kapasitas pikul bebannya bertambah. Fenomena
bertambahnya kekuatan ini disebut strain hardening, seperti yang terlihat pada
gambar 2.1. Sekalipun desain elastis hingga saat ini masih merupakan cara yang
banyak digunakan, ada metode desain lain yang membolehkan sebagian dari
penampang elemen struktur mengalami tegangan Fy dan regangannya ada
didalam selang plastis.

2019 Teknik Sipil


5 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Hal ini disebut desain plastis. Untuk berbagai tujuan
praktis, didalam disain struktural, hanya selang elastis dan selang plastis yang
ditinjau karena regangan didalam selang strain hardening sedemikian besarnya
sehingga deformasinya terletak dalam selang yang tidak dapat diterima didalam
desain. Gambar 2.3 memperlihatkan diagram idealisasi untuk struktural yang cukup untuk
tujuan ilustrasi hubungan tegangan-regangan baja.
Didalam gambar 2.3. tersebut, regangan pada limit atas selang plastis εp , cukup dekat
dengan 10 sampai 15 kali regangan pada titik leleh, εy. Ada dua besaran lain yang juga terlihat
dari diagram tegangan-regangan. Yang pertama adalah modulus elastis E ( atau modulus
Young ) yang besarnya merupakan konstanta proporsional antara tegangan dengan regangan
didalam selang elastis. Besaran ini merupakan juga kemiringan kurva tegangan–regangan
didala selang elastis.

E untuk semua jenis baja struktural pada dasarnya sama, yaitu 29000 ksi ( 2,1.106 kg/cm2).
Besaran kedua yang menarik adalah daktilitas, yaitu kemampuan untuk mengalami deformasi

2019 Teknik Sipil


6 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
besar sebelum gagal. Daktilitas sering kali merupakan alasan struktur rangka baja masih dapat
berdiri sesudah sebagian dari rangka tersebut mengalami tegangan jauh diatas tegangan izin
desain. Deformasi sebagian struktur tersebut akan mentransfer beban ke bagian lain yang
memikul beban lebih rendah sehingga akan mencegah struktur dari keadaan collapse meskipun
semua atau sebagian dari elemen struktur telah mengalami deformasi berlebihan. Daktilitas ini
merupakan sifat baja yang sangat berguna, terutama untuk situasi pembebanan yang tak pasti
sepert gempa.

SIFAT FISIK DAN MEKANIS BAJA BAHAN BANGUNAN


Baja sebagai bahan konstruksi bangunan mempunyai beberapa sifat fisik dan mekanis yang
dapat mempengaruhi kekutan sebuah konstruksi bangunan. Berikut ini beberapa sifat fisik dan
mekanik yang dimiliki oleh baja

Sifat fisik baja


Meliputi : berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik. Sifat mekanis
suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan
beban pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan
didalam memikul beban yang berasal dari luar. Sifat mekanis pada baja meliputi:
1. Kekuatan Baja.
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja akan
cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan
menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan
panjangnya. Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar, ,
dimana P = beban yang membebani baja, A = luas penampang baja. Pada waktu baja
diberi beban, maka terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan awal, dimana baja
belum sampai berubah bentuknya dan bila beban yang menyababkan regangan tadi
dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula. Regangan ini disebut dengan
regangan elastis karena sifat bahan masih elastis. Perbandingan antara tegangan
dengan regangan dalam keadaan elastis disebut dengan “Modulus
Elastisitas/Modulus Young. Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja, yaitu :
● Tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis
● Tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh

2019 Teknik Sipil


7 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
● Tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai kekuatan
maksimum.
2. Keuletan Baja (ductility)
Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan
dengan besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga
berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.
3. Kekerasan Baja
Adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus permukaan
baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic, dll

4. Ketangguhan Baja (toughness)


Ketangguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja
sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja
tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara
memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik).
Penjelasan Sifat – sifat Mekanis Baja
● Regangan (e) : besar deformasi perpanjang awal (tanpa satuan)

● Tegangan (s) : gaya per satuan luas dalam satuan Mpa. 

● Elongation : pertambahan panjang pada pengujian tarik (%). 

● Kekuatan tarik (tensile strength) : besar tegangan (gaya) yang diperlukan unutk
mematahkan atau memutuskan benda uji.
● Kekuatan leleh (yield strength) : besar tegangan yang diperlukan untuk mencapai
regangan plastis 0.2%.
● Keliatan (ductility) : besar regangan maksimal yang dapat terjadi pada saat benda uji
patah atau putus dalam satuan persen (%).
● Kekerasan (hardness) : ketahanan bahan terhadap penetrasi dipermukaannya, yang
dinyatakan dalam Bilangan kekerasan Brinell (BHN), Vickers (DPH) dan atau kekerasan
Rockwell (R). BKB dihitung berdasarkan luas daerah lekukan yang ditimbulkan,
sedangkan R dihitung berdasarkan dalamnya lekukan.
● Keuletan (toughness) : daya tahan bahan terhadap lenturan dan puntiran – puntiran
berulang – ulang yang diukur dari besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan

2019 Teknik Sipil


8 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
suatu benda uji yang dinyatakan dalam satuan joule. Penilaian keuletan dilakukan
dengan tes Charpy atau Izod.

Sifat-Sifat Mekanis Bahan

Baja Profil WF
Berikut ini beberapa sifat mekanis yang dapat menjelaskan bagaimana bahan merespon beban
yang bekerja dan deformasi yang terjadi. Sifat-sifat tersebut adalah:
1. Stiffness (kekakuan) 
Sifat bahan yang mampu renggang pada tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang
besar. Ini merupakan ketahanan terhadap deformasi. Kekakuan bahan merupakan
fungsi dari Modulus elastisitas E. Sebuah material yang mempunyai nilai E tinggi seperti
baja, E = 207.000 Mpa, akan berdeformasi lebih kecil terhadap beban (sehingga
kekuatannya lebih tinggi) daripada material dengan nilai E lebih rendah, misalnya kayu
dengan E = 7000 Mpa atau kurang.
2. Strength (kekuatan)
Sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan paling besar material mampu renggang
sebelum rusak (failure). Ini dapat didefinisikan oleh batas proposional, titik mulur atau
tegangan maksimum. Tidak ada satu nilai yang cukup bisa untuk mendefinisikan
kekuatan, karena perilaku bahan berbeda terhadap beban dan sifat pembebanan.
3. Elasticity (elastisitas)

2019 Teknik Sipil


9 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Sifat material yang dapat kembali ke dimensi awal setelah beban dihilangkan. Sangat
sulit menentukan nilai tepat elastisitas. Yang bisa dilakukan adalah menentukan rentang
elastisitas atau batas elastisitas.

4. Ductility (keuletan)
Sifat bahan yang mampu deformasi terhadap beban tarik sebelum benar-benar patah
(rupture). Material ulet adalah material yang dapat ditarik menjadi kawat tipis panjang
dengan gaya tarik tanpa rusak. Keliatan ditandai dengan persen perpanjangan panjang
ukur spesimen selama uji tarik dan persen pengurangan luas penampang. Besar
keuletan dapat dinyatakan dengan pernyataan sebagai berikut : Persen Pertambahan =
(pertambahan panjang ukur : panjang ukur awal) x 100% Persen pengurangan luas =
((luas awal - luas akhir): Luas awal) x 100%
5. Brittleness (kegetasan)
Menunjukkan tidak adanya deformasi plastis sebelum rusak. Material yang getas akan
tiba-tiba rusak tanpa adanya tanda terlebih dahulu. Material getas tidak mempunyai titik
mulur atau proses pengecilan penampang (necking down process) dan kekuatan patah
= kekuatan maksimum. Material getas, misalnya : Besi cor, batu, dan semen cor, yang
umumnya lemah dalam uji tarik, sehingga penentuan kekuatan dengan menggunakan
uji tekan.
6. Malleability (kelunakan)
Sifat bahan yang mengalami deformasi plastis terhadap beban tekan yang bekerja
sebelum benar-benar patah. Kebanyakan material yang sangat liat adalah juga cukup
lunak.
7. Toughness (ketangguhan)
Sifat material yang mampu menahan beban impack tinggi atau beban kejut. Jika sebuah
benda mendapat beban impack, maka sebagian energi diserap dan sebagian energi
dipindahkan. Pengukuran ketangguhan = luasan di bawah kurva tegangan-regangan
dari titik asal ke titik patah.
8. resilience (kelenturan)
Sifat material yang mampu menerima beban impack tinggi tanpa menimbulkan tegangan
lebih pada batas elastis. Ini menunjukkan bahwa energi yang diserap selama

2019 Teknik Sipil


10 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
pembebanan disimpan dan dikeluarkan jika material tidak dibebani. Pengukuran
kelenturan sama dengan pengukuran ketangguhan.

SIFAT-SIFAT MATERIAL DALAM KONTRUKSI BAJA DAN BESI


Dalam sejarah manusia ada yang disebut jaman besi. Jaman ini dimulai sekitar 1200
tahun sebelum masehi. Jaman tersebut manusia untuk pertama kalinya belajar bagaiman
menggunakan logam besi. Penggunaan besi terus berlanjut hingga abad ini. Besi bisa dibilang
unsur logam yang paling banyak dan luas penggunaannya dalam kehidupan manusia. Tidak
ada satupun logam yang dapat menggantikan peran besi sampai saat ini.
Dalam tabel periodik unsur besi adalah jenis logam transisi. Logam transisi adalah tipe
unsur logam yang punya kecenderungan sifat padat, warna silver, dan mengkilap. Suatu logam
dengan sifat-sifat ketaguhan yang besar yang pada prinsipnya mempunyai kekerasan dan
kelihatan. Sebagaian besar tergantung pada cara pengolahannya. Titik leleh dari besi murni
terletak sekitar 1525°c, berat jenisnya sama dengan 7,88 dan angka pengembangannya
(pemuaiannya)0.000012.
Besi dan baja banyak digunakan untuk segala keperluan sebagai bahan
bangunan.misalnya untuk: paku, kawat, profil,alat-alat,plat/besi batangan. Baja mempunyai
sejumlah sifat yang membuatnya menjadi baqhan bangunan yang sangat berharga. Beberapa
sifat baja yang penting adalah: kekuatan, kelenturan, kealotan, kekerasan dan ketaqhan
terhadap korosi. Baja mempunyai daya tarik, lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada
setiap partai baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu. Pabrikan
baja misalnya, memasukan satu partai baja batangan dan mencatumkan pada baja itu Fe 360.
Di sini Fe menunjukan bahwa partai itu menunjukkan daya kekuatan (minimum) tarikan atau
daya tarik baja itu.
Yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja
bergaris tengah 1 mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu adalah 360
N/mm2. Dahulu kita mencantumkan daya tarik baja itu Fe 37,  karena daya tariknya adalah 37
kgf/mm2. Karena mengandung sedikit kadar karbon, maka semua jenis baja mempunyai daya

2019 Teknik Sipil


11 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
tarik yang kuat. Oleh karna daya tarik baja yang kuat maka baja dapat menahan berbagai
tegangan, seperti tegangan lentur.

Keuntungan Baja sebagai Material Struktur Bangunan


Di samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa
membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifatsifat lain yang menguntungkan
sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan bangunan yang sangat umum dipakai
dewasa ini. Beberapa keuntungan baja sebagai material struktur antara lain:
1. Kekuatan Tinggi
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan
dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu).
Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai
perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan
bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah
konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih
panjang, sehingga. memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan
akibat langsingnya profil-profil yang dipakai.
2. Kemudahan Pemasangan
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga
satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan
bagian-bagian konstruksi yang telah dipersiapkan. Sebagian besar dari
komponen-komponen konstruksi mempunyai bentuk standar yang siap digunakan bisa
diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat
bagian-bagian konstruksi baja yang telah ada, juga bisa dilakukan dengan mudah
karena komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat
yang tertentu, serta mudah diperoleh di mana-mana.
3. Keseragaman

2019 Teknik Sipil


12 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat
terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat mengharapkan elemen-elemen
dari konstruksi baja ini akan berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam
perencanaan. Dengan demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang
biasanya terjadi dalam perencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian.
4. Daktilitas
Sifat dari baja yang dapat mengalami deformasi yang besar di bawah pengaruh
tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas. Adanya sifat
ini membuat struktur baja mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan
secara tiba-tiba. Sifat ini sangat menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni
bangunan bila terjadi suatu goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada peristiwa
gempa bumi. Di samping itu keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja, antara lain
adalah:
● Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat.
● Dapat di las.
● Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya.
● Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih mempunyai nilai
sebagai besi tua.
● Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu
sukar.

2019 Teknik Sipil


13 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PENGARUH CAMPURAN LOGAM TERHADAP SIFAT-SIFAT BAJA
Sifat- sifat baja bisa dipengaruhi oleh kombinasi logam yang lain.sifat baja Kombinasi
logam itu bisa menaikkan kekokohan, kekerasan, keuletan regangan, kekuatan energi pikul,
energi tahan karat, serta lain- lain. Namun demikian, campuran logam tertentu dapat pula
mengurangi daya kekuatan pikul, daya tahan suhu tinggi, keuletan, regangan, dan sebagainya.
Pengaruh campuran logam terhadap sifat-sifat baja dicantumkan pada Tabel dibawah ini
Tabel Pengaruh Campuran Logam terhadap Sifat Baja

2019 Teknik Sipil


14 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
2019 Teknik Sipil
15 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Konsep
D
1. http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/11/sifat-baja-sebagai-mater
ial-struktur.html
2. https://www.academia.edu/15380934/Sifat_fisik_dan_mekanis_baja_
bahan_bangunan#:~:text=Sifat%20fisik%20dan%20mekanis%20baja%20b
ahan%20bangunan%20Baja%20sebagai%20bahan,mempengaruhi%20kekutan
%20sebuah%20konstruksi%20bangunan.&text=Sifat%20penting%20pada%
20baja%20adalah,cenderung%20mengalami%20deformasi%2Fperubahan%2
0bentuk.
3. https://www.adhyaksapersada.co.id/sifat-sifat-material/
4. http://civilization14.blogspot.com/2017/01/definisi-jenis-dan-s
ifat-baja.html
5. http://dizeen.id/wp-content/uploads/2020/05/Pengaruh-campuran-l
ogam-terhadap-sifat-sifat-baja.png
6. http://belajar-ilmu-bangunan.blogspot.com/2019/03/sifat-baja-se
bagai-material-struktur.html

2019 Teknik Sipil


16 Era Agita, ST., MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai