Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara
0,2% hingga 2,1% berat sesuai tingkatannya. Fungsi karbon dalam baja adalah
sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal
(crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon
adalah mangan (manganese), krom (chromium), vanadium, dan tungsten (Tarkono
dkk., 2012).
Baja merupakan salah satu bahan konstruksi yang paling banyak digunakan
selain beton. Baja sebagai material elemen struktural dapat diklasifikasikan
berdasarkan komposisi baja, sifat tarik baja, metode pembuatan baja, dan lain-lain.
Baja adalah paduan besi dan karbon yang kandungan karbonnya berkisar hingga
2% (dengan kandungan karbon yang lebih tinggi, bahan tersebut didefinisikan
sebagai besi tuang). Baja dikenal terutama karena daya tahan, kekerasan, dan
ketangguhannya. Baja lebih keras dan lebih kuat secara keseluruhan daripada
elemen induknya, yaitu besi. Selain kuat, baja juga terkenal karena sangat fleksibel
dan memiliki kekuatan tarik yang tinggi.
Baja memiliki sifat mekanis, sifat mekanis baja sangat menentukan
kekuatan material baja dalam menerima beban. Sifat mekanis yang diperlukan dan
berpengaruh dalam perencanaan struktur baja diantaranya seperti tegangan leleh,
tegangan putus (ultima), modulus elastis, modulus geser, nisbah Pisson, dan
koefesian pemuaian. Berikut ini sifat mekanis baja struktural secara umum
berdasarkan SNI 03-1729-2002.
Tabel 1.1 Sifat Mekanis Baja Struktural secara Umum
Sifat Mekanis Simbol Nilai Satuan
Modulus elastis E 200.000 MPa
Modulus geser G 80.000 MPa
Nisbah Poisson μ 0,3
Koefesien pemuaian α 12 x 10-6 / ºC
Sumber: SNI 03-1729-2002

1
TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA I PTS244

Tabel 1.2 Sifat Mekanis Baja Struktural berdasarkan Mutu Baja


Tegangan putus Tegangan leleh Peregangan
Jenis Baja minimum (fu) minimum (fy) Minimum
(MPa) (MPa) (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 410 13
Sumber: SNI 03-1729-2002

Struktur baja adalah struktur logam yang terbuat dari komponen baja
struktural yang saling terhubung untuk mengangkut beban dan memberikan
kekakuan penuh. Baja struktural adalah bahan konstruksi baja yang dibuat dengan
bentuk dan komposisi kimia tertentu sesuai dengan spesifikasi pada proyek
tersebut. Bahan utama dari baja struktural adalah besi dan karbon, sedangkan bahan
mangan, logam campuran, dan beberapa zat kimia tertentu juga ditambahkan pada
besi dan karbon untuk menambah kekuatan dan ketahanan. Penggunaan material
baja memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan. Berikut ini beberapa
keuntungan dalam pemakaian struktur baja:
1. Memiliki kekuatan yang tinggi sehingga ukuran struktur dapat dikurangi
sekaligus mengurangi berat struktur secara keseluruhan.
2. Material struktur baja lebih seragam dibandingkan beton.
3. Memiliki tingkat elastisitas yang tinggi.
4. Memiliki daktilitas yang cukup tinggi.
5. Mudah dipasang dan digabungkan dengan struktur yang sudah ada.
Selain memiliki banyak kelebihan, baja juga memiliki beberapa kekurangan.
Berikut ini beberapa kekurangan baja:
1. Mudah mengalami korosi saat terpapar udara dan terkena air secara langsung.
2. Terdapat biaya tambahan untuk pemberian lapisan tahan api (fireproofing)
karena material baja dapat menghantarkan panas dan baja dapat mengalami
pengurangan kekuatan secara drastic apaila berada dalam suhu yang sangat
tinggi.
3. Mudah mengalami tekuk, terutama pada struktur batang tekan.
4. Sifat leleh (fatigue) harus dipertimbangkan untuk elemen struktur dan

Jasinta Lizarni Putri – F1G221015 2


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA I PTS244

sambungannya yang menahan beban.


5. Keruntuhan akibat getas, dimana pada kondisi tertentu daksitas pada baja
dapat hilang dan mengakibatkan brittle failure pada bagian yang
mempunyai konsentarasi tegangan yang tinggi.
Perencanaan struktur baja terus mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan zaman dan teknologi. Indonesia memiliki acuan dalam perencanaan
struktur baja yang dimuat dalam SNI 1729:2020 tentang Spesifikasi untuk
Bangunan Baja Struktural. SNI 1729:2020 mengacu pada AISC 360-16 tahun 2016
tentang Specification for Steel Buildings.
Perencanaan struktur baja memiliki dua konsep analisis yang dapat
digunakan, yaitu LRFD (Load and Resistence Factor) dan ASD (Allowable Stress
Design) ASD merupakan konsep perencanaan yang berdasarkan tegangan kerja
yang mengacu pada perencanaan elastis, dimana semua tegangan yang tejadi
dibawah tegangan izin. LRFD merupakan konsep perencanaan yang berdasarkan
beban terfaktor yang memperhitungkan kondisi batas, yaitu kondisi maksimum
yang dapat diberikan suatu penampang yang berada diluar batas elastis dan
tegangan ultima baja (fu).

1.2 Tujuan
Tujuan dari pengerjaaan tugas besar struktur baja I adalah untuk mencapai
tujuan berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami struktur rangka batang, serta memahami dan
menghitung desain perencanaan batang tarik dan batang tekan.
2. Mahasiswa dapat merencanakan dimensi gording dan kuda-kuda sesuai dengan
peraturan yang sudah di tentukan.
3. Mahasiswa dapat menganalisis gaya-gaya yang bekerja sesuai dengan peraturan
yang ada di SNI 1729: 2020.
1.3 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan dalam pengerjaan tugas besar struktur baja I adalah
sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang, tujuan dan sistematis penulisan.
2. Bab II Data Teknik Perencanaan

Jasinta Lizarni Putri – F1G221015 3


TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA I PTS244

Bab ini mendeskripsikan kriteria perencanaan dan panjang tiap elemen batang.
3. Bab III Desain Struktur
Bab ini meliputi perencanaan pelat meliputi perencanaan pelat dan perancanaan
balok.

Jasinta Lizarni Putri – F1G221015 4

Anda mungkin juga menyukai