BATANG TEKAN
A. Pendahuluan
Dengan mempelajari bab ini, mahasiswa pembelajar dapat
memiliki kemampuan baik pengetahuan, sikap maupun
ketrampilan dasar di bidang struktur baja 1, serta dapat
menerapkan prinsip dasar struktur baja dalam perencanaan yang
memenuhi syarat kekuatan dan ekonomis pada bangunan teknik
sipil.
Manfaat dari bab ini adalah mahasiswa mendapat
pengetahuan tentang apa itu batang tekan, bentuk – bentuk batang
tekan yang sering digunakan pada struktur baja dan kemampuan
mahasiswa untuk dapat menghitung kekuatan batang tekan
nominal dari suatu penampang material baja yang mengalami
gaya tekan dengan memperhatikan batas kelangsingan batang
tekan yang digunakan. Mahasiswa juga akan mendapat
ketrampilan melakukan perencanaan penggunaan profil baja
akibat gaya tekan pada elemen struktur kolom. Untuk itu setelah
mengkaji bahasan bab ini, mahasiswa pembelajar diharapkan
dapat melakukan aktivitas menghitung dan merencanakan
penggunaan profil baja akibat gaya tekan.
Materi ini merupakan pengetahuan dasar dari perencanaan
perhitungan struktur bangunan gedung khususnya pada struktur
baja I, sehingga untuk pemakaiannya harus didampingi buku-
buku standar dan spesifikasi teknik SNI 1729-2015. Urutan dari
bahasan ini terdiri dari pengertian batang tekan, bentuk – bentuk
profil baja yang biasa digunakan pada batang tekan, menghitung
kekuatan nominal batang tekan dan mengontrol batas
kelangsingan batang tekan. Mahasiswa akan diberikan
metrampilan menggunakan nomogram untuk melakukan
perhitungan tekuk pada batang tekan.
Dianjurkan kepada mahasiswa supaya memahami tentang
materi pada Bab I, Bab II, Ilmu Bahan dan dasar-dasar Mekanika
Teknik.
113
B. Materi
114
Gambar 4.2. Kolom Sebagai Batang Tekan Pada Struktur Portal
115
Ada dua perbedaan utama antara batang tarik dan tekan,
yaitu:
a. Gaya tarik menyebabkan batang lurus sedangkan gaya tekan
menyebabkan batang melentur ke luar bidang gaya tersebut
bekerja dan ini merupakan kondisi berbahaya.
b. Lubang baut atau rivet dalam batang tarik akan mereduksi luas
penampang, sedangkan pada batang tekan seluruh luas
penampang dapat menahan beban.
116
Gambar 4.3 memperlihatkan penampang profil yang biasa
digunakan sebagai elemen tekan.
117
Jika rangka atap menggunakan alat penyambung las, maka
pelat buhul dapat ditiadakan dan profil T dapat dipilih untuk
elemen atas karena web dari elemen dapat dilas langsung pada
kaki profil T. Profil kanal dapat digunakan dengan menyediakan
sokongan lateral tambahan dalam arah sumbu lemah. Profil IWF
merupakan profil yang paling sering digunakan sebagai elemen
tekan baik pada gedung maupun jembatan.
Untuk beban tekan kecil dan medium, penampang pipa atau
tube sudah mencukupi. Profil ini mempunyai kelebihan yaitu
kekakuan yang sama kesemua arah dan biasanya sangat ekonomis
kecuali jika momen yang bekerja cukup besar. Manual AISC-
LRFD mengelompokan pipa baja dalam sangat kuat dan dua kali
sangat kuat.
Penampang persegi dan segiempat belum lama digunakan
sebagai elemen tekan. Kesulitan yang timbul dengan profil ini
adalah dalam hal sambungan dengan rivet atau baut, tetapi dapat
diatasi dengan alat penyambung las.
Meningkatnya penggunaan profil ini antara lain adalah:
a. Profil yang efisien sebagai elemen tekan adalah profil dengan
jari-jari girasi yang konstan terhadap pusat penampang. Jadi
yang paling efisien adalah penampang bulat, dan berikutnya
adalah penampang persegi.
b. Permukaan yang rata memudahkan pengecatan dibandingkan
profil IWF, S, dan M.
c. Luas permukaan yang harus dicat lebih sedikit.
d. Mempunyai ketahanan terhadap torsi yang baik.
e. Permukaan penampang sangat menarik.
f. Tahanan terhadap angin dari penampang lingkaran hanya 2/3
dari permukaan rata dengan lebar yang sama.
g. Jika kebersihan diutamakan maka profil persegi ini tidak
mempunyai masalah dalam hal terkumpulnya kotoran pada
flens.
Beberapa kelemahan dari penampang pipa dan persegi atau
segi empat adalah:
a. Memerlukan penutup pada ujung penampang untuk mencegah
korosi.
b. Mempunyai berat yang lebih besar dibandingkan dengan profil
IWF untuk modulus penampang yang sama.
118
Jika beban tekan besar, kemungkinan diperlukan
penampang built-up. Tetapi untuk luas penampang yang sama,
penampang W lebih ekonomis dibandingkan penampang built-
up. Jika digunakan penampang built-up maka penampang
tersebut harus dihubungkan satu sama lain dengan pengikat
sehingga bekerja menjadi satu kesatuan. Ujung dari profil built-
up juga harus dihubungkan dengan pelat pengikat.
P x P
𝜋 2 𝐸𝐼
𝐹𝑒 =
𝐴𝑔 (𝐾𝑙)2
Untuk jari – jari inertia :
𝐼
𝑟=√
𝐴𝑔
Maka ,
𝜋 2 𝐸. 𝑟 2
𝐹𝑒 =
(𝐾𝑙)2
120
Diperoleh :
𝜋2𝐸
𝐹𝑒 =
(𝐾𝑙/𝑟)2
Sebagai catatan bahwa ( Kl/r) = ƛ = angka kelangsingan
Pendekatan EULER diatas hanya terjadi pada batang tekan
dalam kondisi elastis dengan kelangsingan yang besar ( > 110,
batang panjang), artinya batang tekan sudah menekuk sebelum
tegangan mencapai leleh. Untuk kelangsingan sedang ( < 110,
batang sedang ) akan terjadi tekuk inelastis, yaitu pada sebagian
penampang sudah leleh dan untuk batang pendek ( < 20) seluruh
penampang leleh, seperti dilukiskan gambar 4.6.
𝜋 2 𝐸𝑡
𝐹𝑒 =
𝜆2
121
Grafik yang menggambarkan hubungan tegangan –
kelangsingan dapat dilihat pada gambar 4.7.
Sendi
Sendi Rol Tanpa rotasi Rol Tanpa rotasi
Jepit Lepas
123
Untuk kolom pada struktur portal ( gambar 4.9 ), faktor
panjang tekuknya (k) dipengaruhi oleh nilai G pada ujung-ujung
kolom.
Ic, Lc
Ib, Lb Ib, Lb
A
Ic, Lc
Ib, Lb Ib, Lb
B
Ic, Lc
𝐼
Ʃ (𝐿𝑐𝐴 )
𝑐𝐴
𝐺𝐴 =
𝐼𝑏𝐴
Ʃ (𝐿 )
𝑏𝐴
𝐼
Ʃ (𝐿𝑐𝐵 )
𝑐𝐵
𝐺𝐵 =
𝐼𝑏𝐵
Ʃ (𝐿 )
𝑏𝐵
Dimana :
IcA = Momen inertia kolom yang bertemu di titik A.
IcB = Momen inertia kolom yang bertemu di titik B.
LcA = Panjang kolom yang bertemu di titik A.
LcB = Panjang kolom yang bertemu di titik B.
IbA = Momen inertia balok yang bertemu di titik A.
IbB = Momen inertia balok yang bertemu di titik B.
124
LbA = Panjang balok yang bertemu di titik A.
LbB = Panjang balok yang bertemu di titik B.
kecuali bahwa:
a) untuk komponen struktur tekan yang dasarnya tidak
terhubungkan secara kaku pada fondasi, nilai Gtidak boleh
diambil kurang dari 10, kecuali bila dilakukan analisis khusus
untuk menetapkan nilai G tersebut; ( untuk tumpuan sendi
nilai G = 10 ) dan
b) untuk komponen struktur tekan yang dasarnya terhubungkan
secara kaku pada fondasi, nilai G tidak boleh diambil kurang
dari 1, kecuali bila dilakukan analisis khusus untuk
menetapkan nilai Gtersebut ( untuk tumpuan jepit nilai G
=l)
125
Dari kedua titik nilai G tersebut ditarik garis yang
memotong garis skala k. Titik potong ini menunjukan nilai k dari
kolom tersebut. Perlu diperhatikan bahwa ada dua nomogram,
yaitu untuk struktur tak bergoyang dan untuk struktur bergoyang.
Struktur tak bergoyang artinya jika ujung-ujung dari kolom yang
ditinjau tidak dapat berpindah kearah lateral.
= Lk / r < 200
Dimana,
Lk = panjang tekuk = k . L ;
r = jari-jari inertia.
126
Gambar 4.11. Pola Tegangan Residu Yang Umum Pada Profil Giling
127
atau bagian elastis dari kolom akan berubah dengan perubahan
tegangan yang terjadi.
Pu <n . Pn
Dimana,
n = adalah faktor reduksi kekuatan (lihat SNI, Tabel
6.4-2), = 0,85.
Pu = beban terfaktor.
Pn = kekuatan tekan nominal.
Pn = Fcr . Ag
𝐾𝑙 𝐹𝑦
(a). ≤ 4,71√𝐸/𝐹𝑦 atau ≤ 2,25, tekuk inelastis, maka :
𝑟 𝐹𝑒
𝑭𝒀
Fcr = (𝟎, 𝟔𝟓𝟖 𝑭𝒆 )𝑭𝒚
𝐾𝑙 𝐹𝑦
(b). > 4,71√𝐸/𝐹𝑦 atau 𝐹𝑒 > 2,25, tekuk elastis, maka :
𝑟
Fcr = 0,877 𝑭𝒆
Keterangan:
Ag = luas penampang bruto, mm2
Fcr = tegangan kritis penampang, MPa
Fy = tegangan leleh material, MPa
129
Contoh – Contoh Soal
Contoh Soal 1
Hitunglah nilai k untuk masing-masing kolom pada struktur
portal seperti gambar 4.14.
Penyelesaian :
a). Kekakuan tiap elemen balok dan kolom, dihitung dalam tabel
berikut,
Ix L Ix / L
Elemen Fungsi Profil 4 3
cm cm cm
AB Kolom WF 200.200.8.12 4720 350 13.486
BC Kolom WF 200.200.8.12 4720 300 15.733
DE Kolom WF 250.125.6.9 4050 350 11.571
EF Kolom WF 250.125.6.9 4050 300 13.500
GH Kolom WF 200.200.8.12 4720 350 13.486
HI Kolom WF 200.200.8.12 4720 300 15.733
BE Balok WF 450.200.9.14 33500 600 55.833
CF Balok WF 400.200.8.13 23700 600 39.500
EH Balok WF 450.300.11.18 56100 900 62.333
FI Balok WF 400.300.10.16 38700 900 43.000
130
b). Faktor G tiap titik buhul (Joint)
Tabel Perhitungan faktor G tiap titik buhul (Joint).
Joint G Ket.
A - 10 Sendi
E (Kolom DE + Kolom EF) / (Balok BE + Balok EH) (11.571 + 13.500) / (55.833 + 62.333) 0.212
Kolom GA GB k
AB 10 0.523 1.80
BC 0.523 0.398 1.15
DE 10 0.212 1.72
EF 0.212 0.164 1.07
GH 10 0.469 1.79
131
Contoh 2 :
Lalukanlah evaluasi terhadap komponen struktur tekan berikut (
gambar 4.15 )dengan memakai profil WF 300.200.9.14. Kondisi
perletakan jepit – sendi. Beban aksial terfaktor Nu = 120 ton =
1200 kN. Mutu baja BJ-37 (fy = 240 MPa, fu = 370 MPa).
Panjang batang L = 4500 mm.
Data – Data WF 300.200.9.14 :
d = 298 mm, b = 201 mm, tf = 14 mm, tw = 9 mm
L = 4500 mm, r = 18 mm, Ag = 8336 mm2
rx = 126 mm, ry = 47,7 mm
h = d - 2.(tf + r) = 298 – 2 . (14 + 18)
h = 234 mm
Sendi
Jepit
- Ke arah sumbu – Y,
𝜋 2 𝐸. 𝑟 2
𝐹𝑒 =
(𝐾𝑙)2
𝐹𝑒 = 3,142. 200.000 MPa. 47.72 /( 3600mm)2 = 346,195 MPa
Kl/r = 3600/47,7 = 75,4717
133
4,71√200000/240 = 135,966
C. Penutup
4.9. Rangkuman
Batang tekan adalah batang yang menerima gaya tekan
secara sentris yang dijumpai pada struktur rangka atap, jembatan,
menara dan struktur lain yang bersifat rangka. Pada struktur
rangka atap dan jembatan umumnya dijumpai pada batang-batang
tepi atas, sedikit pada batang-batang diagonal dan vertikal.
Batang ini tidak mengalami momen dan gaya lintang, hanya ada
gaya normal tekan yang bekerja sentris, tepat pada garis berat
penampang, oleh karena sifat dari struktur rangka itu sendiri
dimana buhul-buhulnya dapat berotasi sehingga gaya-gaya dalam
yang lain seperti momen dan gaya lintang akan tereduksi dengan
sendirinya. Pada struktur portal, kolom merupakan elemen utama
yang memikul gaya tekan, tetapi masih mengandung gaya dalam
momen dan gaya lintang.
Secara umum ada tiga ragam keruntuhan dari batang tekan
yaitu tekuk lentur (flexural buckling), tekuk lokal (local
buckling), dan tekuk torsional (torsional buckling).
Profil yang sering digunakan adalah baja siku, siku gandam
profil T, Box, Segi Empat, Kanal, WF atau ( IWF ) dan profil
tersusun.
Pada tekuk elastis, komponen struktur yang dibebani gaya
tekan, masih dalam keadaan elastis, akan melengkung secara
perlahan-lahan. Gaya yang bekerja sentris pada batang
menyebabkan batang tersebut melentur sejauh y, sehingga terjadi
momen lentur tambahan sekunder yang besarnya,
Mx = P . y
dan P kritis yang dihasilkan adalah sebesar :
134
𝜋 2 . 𝐸𝐼
𝑃𝑐𝑟 =
𝐿𝑘 2
Pada daerah tekuk inelastik besaran modulus rumus EULER
menjadi
𝜋 2 𝐸𝑡
𝐹𝑒 =
𝜆2
Panjang tekuk (Lk) batang tekan sangat tergantung kepada
jenis perletakannya; seperti kolom dengan tumpuan jepit dapat
mengekang ujungnya dari berotasi dan translasi, sehingga mampu
menahan beban yang lebih besar dibandingkan tumpuan sendi.
Panjang tekuk dihitung seperti berikut, apabila Lk = k . L, dimana
k faktor panjang tekuk, maka nilai k dapat dilihat pada tabel.
Untuk kolom pada struktur portal, faktor panjang tekuknya (k)
dipengaruhi oleh nilai G pada ujung-ujung kolom
Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan
sentris akibat beban terfaktor Pu menurut SNI 1729-2015,
Pu <n . Pn
Pn = Fcr . Ag
𝐾𝑙 𝐹𝑦
(a). ≤ 4,71√𝐸/𝐹𝑦 atau ≤ 2,25, tekuk inelastis, maka :
𝑟 𝐹𝑒
𝑭𝒀
Fcr = (𝟎, 𝟔𝟓𝟖 𝑭𝒆 )𝑭𝒚
𝐾𝑙 𝐹𝑦
(b). > 4,71√𝐸/𝐹𝑦 atau 𝐹𝑒 > 2,25, tekuk elastis, maka :
𝑟
Fcr = 0,877 𝑭𝒆
Soal 4
Dengan menggunakan baja BJ50 dan SNI 03-1729-02, tentukan
kuat rencana
n N n kolom berikut.
(a) W14 x 90 dengan KL = 12 ft
(b) W12 x 72 dengan KL = 22 ft