Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KERJA

PRAKTEK BETON

DISUSUN OLEH :

EDELWEIS GENT HARYANTO


NIM : 4115010026

JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI

PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ................ 1
1.3 Ruang Lingkup pengerjaan ........ 2

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian .......................................................................... 3
2.2 Karakteristik Beton yang Baik........................................ 3
2.3 Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas beton.. 4
2.4 Bahan Pembentuk Beton .................................................................................... 4
2.5 Kinerja Beton ..................................................................................................... 4
2.6 Kuat Tekan Beton .............................................................................................. 5
2.7 Kemudahan Pengerjaan ..................................................................................... 5
2.8 Perancangan Campuran Beton ........................................................................... 5
2.9 Jenis Beton ................................................................................................. 7
2.10 Kelebihan dan Kekurangan Beton ................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Keselamatan Kerja .......................................................................................... 9
3.2 Pengerjaan ........................................................................................................ 9

BAB IV
DAFTAR GAMBAR
4.1 Alat dan Bahan................ 20
4.2 Pengerjaan ..... 22

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 28
5.2 Saran ................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
\

1.1 Latar Belakang

Beton adalah campuran yang terdiri dari agregat (kasar dan halus) di tambah semen
(PC), air ,admixture (bahan tambah) jika diperlukan,diaduk sampai homogen dan sampai
waktu tertentu ia dapat menjadi suatu masa yang kompak/keras seperti batu. Setelah
mengeras,beton mempunyai sifat menahan gaya tekan sampai batas yang ditentukan dan tidak
mampu menahan gaya tarik. Sehingga diperlukan tulangan didalam beton agar beton mampu
menahan gaya tekan sekaligus gaya tarik.

Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, dapat
dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil sturuktur beton digunakan untuk bangunan
pondasi,kolom,balok,dan pelat.

Pada praktek kerja beton kali ini kami para mahasiswa diajarkan bagaimana
merencanakan,membuat,dan mengaplikasikan beton aupun tulangannya dalam kerja
dilapangan sehingga diharapkan kami akan menjadi tenaga profesional dalam bidang sipil
untuk pengerjaan-pengerjaan bangunan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan praktek kerja beton ini mempunyai peranan yang cukup besar bagi
mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Pontianak yaitu agar mahasiswa dapat memahami dan
menerapkan :
1. Dasar teori tentang konstruksi beton dan aplikasinya dilapangan yang meliputi
penulangan dan pengecoran.
2. Perencanaan dan analisa perhitungan dalam praktek kerja.
3. Efisiensi waktu,kebutuhan bahan, dan peralatan serta kedisiplinan dalam bekerja.
4. Cara-cara pengecoran yang tepat.

1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan praktek kerja beton ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu pembuatan
tulangan dan pengecoran (pembetonan). Untuk pembuatan tulangan meliputi :
1. Penulangn balok
2. Penulangan kolom
3. Penulangan pondasi telapak
4. Penulangan plat lantai
5. Penulangan penutup drainase
6. Pengecoran (pembetonan)

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian

Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam kondisi tarik,
kuat tariknya bervariasi dari 8-4% dari kuat tekannya. Karena rendahnya kapasitas tarik
tersebut, maka dipasanglah tulangan.
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen,agregat
kasas dan halus, air dan bahan tambah (admixture).

2.2 Karakteristik Beton yang Baik


Kepadatan
Sepadat mungkin terisi oelh agregat dan pasta semen.
Kekuatan
Beton harus mempunyai kekuatan dan daya tahan internal
Faktor Air Semen
Faktor air harus terkontrol sehingga memenuhi persyaratan kekuatan beton yang
direncanakan
Tekstur
Permukaan beton harus mempunyai kerapatan dan kekerasan tekstur yang tahan
segala cuaca

2.3 Bahan Pembentuk Beton

Semen, merupakan matrial yang bersifat hidrolik, artinya semen dapat bereaksi dengan air
dan membentuk suatu masa yang keras. Selain itu semen juga bersifat adhesif dan kohesif yang
diperlukan untuk mengikat agregat.
Menurut ASTM semen dibagi menjadi 5 tipe, yaitu :
Semen tipe 1 : untuk konstruksi beton umum
Semen tipe 2 : untuk konstruksi beton pada lingkungan sulfat sedang
Semen tipe 3 : untuk beton yang cepat kering
Semen tipe 4 : untuk beton yang memiliki panas rendah
Semen tipe 5 : untuk beton dengan daya tahan tinggi terhadap sulfat

Agregat yang terkandung didalam beton mempunyai komposisi 75%.


Syarat agregat :
Agregat halus (debu batu/seplit,biji besi,pasir)
o Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%
o Tidak mengandung zat organik
o Tidak tajam / bersudut dan keras
Agregat kasar (batu pecah,batu sungai,dll)
o Tidak mengandung lumpur lebih dari 1%
o Tidak mengandung zat organik
o Mempunyai butiran keras dan bersudut
o Butiran pipih kurang dari 20%
Air, tidak boleh mengandung minyak,asam,alkali,zat organik,garam- garam,atau air
yang dapat diminum (air bersih.
Bahan-bahan kimia lainnya (admixture), bahan-bahan kimia ini hanya ditambahkan
pada beton dalam keperluan-keperluan tertentu.

2.4 Kinerja Beton

Sampai saat ini beto masih menjadi pilihan utama dalam pembuatan struktur.
Selain karena kemudahan dalam mendapatkan material penyusunnya, hal itu juga disebabkan
oleh penggunaan tenaga yang cukup besar sehingga dapat mengurangi masalah penyediaan
lapangan kerja. Selain kinerja utama yang telah disebutkan diatas, yaitu kuat tekan yang tinggi
dan kemudahan pengerjaannya, kelangsungan proses pengerjaan beton pada proses
produksinya juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan.

Menurut SNI T.15-1990-03 beton yang digunakan pada rumah tinggal atau untuk
penggunaan beton dengan kekuatan tekan tidak melebihi 10 Mpa boleh menggunakan
campuran 1 semen: 2 pasir : 3 batu pecah dengan slump untuk mengukur kemudahan
pengerjaannya tidak lebuh dari 100 mm. Pengerjaan beton dengan kekuatan tekan hingga
20 Mpa boleh menggunakan penakaran volume, tetapi pengerjaan beton dengan kekuatan
tekan lebih besar dari 20 Mpa harus menggunakan campuran berat.

2.5 Kuat Tekan Beton

Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah
kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuam luas. Semakin tinggi tingkat
kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan.
Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan
tekan didukung oleh beton tersebut.

2.6 Perancangan Campuran Beton

Karakteristik dan sifiat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan. Proporsi campuran
dari bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan melalui sebuah perancangan beton. Hal ini
dilakukan agar proporsi campuran dapat memenuhi syarat teknis serta ekonomis.
Kriteria dasar perancangan beton,antara lain :

o Kekuatan tekan dan hubungannya dengan faktor air seman yang digunakan
o Kemudahan pengerjaan
o Pemilihan agregat yang akan digunakan
2.6.1 Pengerjaan Beton

Pencampuran bahan-bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu komposisi


yang solid dari bahan-bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran beton. Komposisi
yang baik akan menghasilkan kuat tekan yang tinggi, tetapi jika pelaksanaannya tidak
dikontrol dengan baik, kemungkinan dihasilkannya beton yang tidak sesuai dengan rencana
akan semakin besar. Cara pengelolaan ini akan menentukan kualitas dari beton yang akan
dibuat. Adapun tahapan dalam pelaksanaan dilapangan meliputi :
1. Membuat cetakan beton/bekesting ( merakit dan menyetel bekesting )
2. Penulangan / pembesian beton ( merakit dan menyetel tulangan )
3. Mengaduk beton (mencampur adukan dan mengaduk secara masinal atau manual)
4. Penuangan adukan, beton dalam keadaan diam dalam waktu 20-30 menit terjadi
pengikatan
5. Pengangkutan
6. Pengecoran ( pengecoran langsung dan pengecoran pipa termi )
7. Pemadatan ( manual dan masinal )
8. Perawatan ( menutup dengan plastik setelah pengecoran dan menyiram air pada
permukaan beton, beton umur 1 hari )
9. Pembongkaran bekesting

2.6.2 Metode Pengadukan

Pengadukan Dengan Mesin


Jika ditinjau dari sisi ekonomi, penggunaan mesin aduk untuk pengerjaan beton
yang besar justru akan menurunkan biaya (cost). Campuran beton yang dihasilkan pun
biasanya akan bersifat lebih homogen dan plastis. Pengadukan dengan mesin ini dilakukan
sesuai dengan manual alat aduknya. Selama proses pengadukan, kekentalan campuran beton
harus diawasi terus dengan cara memeriksa nilai slump yang disesuaikan dengan jarak
pengangkutan.

2.6.3 Perawatan

Kondisi perawatan yang baik dapat dicapai dengan menggunakan salah satu metode
antara lain beton dibasahi terus menerus dengan air, beton dilindungi dengan karung
basah,atau kertas perawatan tahan air
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Beton

Kelebihan
o Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi
o Mampu memikul beban yang berat
o Tahan terhadap temperatur yang tinggi
o Biaya pemeliharaan yang kecil
Kekurangan
o Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
o Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi
o Daya pantul suara yang besar
o Berat
BAB III
PEMBAHASAN

Keselamatan Kerja

1. Tempatkan bahan dan peralatan dekat dengan lokasi pekerjaan sehingga mudah
dalam pemakaian dan tidak menghambat berlangsungnya pekerjaan
2. Peralatan yang tidak sedang digunakan hendaknya dimasukkan dalam kotak
peralatan
3. Gunakan perlatan sesuai dengan fungsi atau kegunaannya
4. Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan rencana, hati-hati dan penuh konsentrasi
5. Gunakan pelindung tangan ( sarung tangan ) dan peralatan keselamatan lainnya
sebelum memulai pekerjaan
6. Bersihkan peralatan dan lokasi pekerjaan setelah pekerjaan tersebut selesai.

Pengerjaan

3.1 Pembuatan Tulangan Balok


3.1.1 Gambar Kerja

3.1.2 Alat dan Bahan


1. Peralatan
a) Pemotong besi
b) Bending 8 dan 12
c) Gunting bendrat
d) Tang / kakaktua
e) Penyangga tulangan
2. Bahan
a) Besi 8.
b) Besi 12.
c) Kawat bendrat.
3.1.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Balok

PANJANG VOLUME BERAT JENIS BERAT


KODE NO BENTUK DAN DIMENSI (mm) JUMLAH a/12m
POTONG (cm) TULANGAN (m3) (kg/m3) (kg)

1 12 300 12 3 0.00136 32.028

B 7850

2 8 111 48 5 0.000603 23.66775

3.1.4 Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :
- 8 sepanjang 111 cm sebanyak 48 buah untuk 2 balok
- 10 sepanjang 300 cm sebanyak 12 buah untuk 2 balok
3. Membuat sengkang 15x35 cm dan membengkokkan besi sesuai dengan ukuran masing-masing
(Lihat gambar potongan tulangan).
4. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.
5. Merangkaikan besi-besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan mengikatnya dengan
menggunakan kawat bendrat (Lihat daftar gambar). Untuk memudahkan pengerjaan gunakan
penyangga tulangan yang diletakkan pada rangkaian.
6. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.
3.2 Pembuatan Tulangan Pondasi Telapak
3.2.1 Gambar Kerja
3.2.2 Alat dan Bahan
1. Peralatan
a) Pemotong besi.
b) Bending 6 dan 10.
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Usuk
2. Bahan
a) Besi 6.
b) Besi 10.
c) Kawat bendrat.
3.2.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Pondasi

PANJANG VOLUME BERAT JENIS BERAT


KODE NO BENTUK DAN DIMENSI (mm) JUMLAH a/12m
POTONG (cm) TULANGAN (m3) (kg/m3) (kg)

1 10 115 20 2 0.000942 14.789

2 10 75 20 2 0.000942 14.789

PT 7850
3 10 120 8 1 0.000942 7.395

4 6 75 8 1 0.000339 2.661

3.2.4 Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :
- 6 sepanjang 75 cm sebanyak 8 buah untuk 2 pondasi telapak
- 10 sepanjang 115 cm sebanyak 20 buah untuk 2 pondasi telapak
- 10 sepanjang 120 cm sebanyak 8 buah untuk 2 pondasi telapak
- 10 sepanjang 75 cm sebanyak 20 buah untuk 2 pondasi telapak
3. Membuat sengkang dengan ukuran 10x20 cm dan membengkokkan besi sesuai dengan ukuran
masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan).
4. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.
5. Merangkai bagian2 yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan mengikatnya dengan
menggunakan kawat bendrat (Lihat gambar). Untuk memudahkan pengerjaan gunakan usuk
yang diletakkan di bawah rangkaian.
6. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

3.3 Pembuatan Tulangan Kolom


3.3.1 Gambar Kerja

3.3.2 Alat dan Bahan


1. Peralatan
a) Pemotong besi.
b) Bending 6 dan 10.
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Penyangga tulangan
2. Bahan
a) Besi 6.
b) Besi 10.
c) Kawat bendrat.

3.3.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Kolom

PANJANG VOLUME BERAT JENIS BERAT


KODE NO BENTUK DAN DIMENSI (mm) JUMLAH a/12m
POTONG (cm) TULANGAN (m3) (kg/m3) (kg)

1 10 300 12 3 0.000942 22.184

K 7850

2 6 75 48 3 0.000339 7.983

3.3.4 Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :
- 6 sepanjang 75 cm sebanyak 48 buah untuk 2 kolom
- 10 sepanjang 300 cm sebanyak 12 buah untuk 2 kolom
3. Membuat sengkang 10x20 cm dan membengkokkan besi sesuai dengan ukuran masing-masing
(Lihat gambar potongan tulangan)
4. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.
5. Merangkaikan besi-besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan mengikatnya dengan
menggunakan kawat bendrat (Lihat daftar gambar). Untuk memudahkan pengerjaan gunakan
penyangga tulangan yang diletakkan pada rangkaian.
6. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

3.4 Pembuatan Tulangan Plat lantai


3.4.1 Gambar Kerja

3.4.2 Alat dan Bahan


1. Peralatan
a) Pemotong besi.
b) Bending 8 dan 10
c) Gunting bendrat.
d) Tang/kakaktua.
e) Usuk.
2. Bahan
a) Besi 8.
b) Besi 10.
c) Kawat bendrat.

3.4.3 Tabel Kebutuhan Bahan Untuk Penulangan Pelat Lantai


PANJANG VOLUME BERAT JENIS BERAT
KODE NO BENTUK DAN DIMENSI (mm) JUMLAH a/12m
POTONG (cm) TULANGAN (m3) (kg/m3) (kg)

1 10 306 10 3 0.000942 22.184

2 10 258 20 4 0.000942 29.579

PL 7850

3 10 112 20 2 0.000942 14.789

4 8 258 16 4 0.000603 18.934

3.4.4 Langkah Kerja


1. Memotong besi dengan ketentuan sebagai berikut :
- 10 sepanjang 306 cm sebanyak 10 buah.
- 10 sepanjang 258 cm sebanyak 20 buah.
- 10 sepanjang 112 cm sebanyak 20 buah
- 8 sepanjang 256 cm sebanyak 16 buah.
2. Membengkokkan besi sesuai dengan ukuran masing-masing (Lihat gambar potongan tulangan).
3. Memotong kawat bendrat sebagai pengikat.
4. Merangkaikan besi-besi yang telah dibentuk sesuai sket tulangan dan mengikatnya dengan
menggunakan kawat bendrat (Lihat daftar gambar). Untuk memudahkan pengerjaan digunakan
usuk yang diletakkan di bawah rangkaian.
5. Mengencangkan ikatan kawat bendrat dengan menggunakan tang.

3.5 Pekerjaan Beton


3.5.1 Gambar Kerja
3.5.2 Langkah Kerja untuk Pengecoran
3.5.2.1 Peralatan dan Bahan
Peralatan
a.Bak penampung air
b.Mesin pengaduk ( molen )
c.Sekop
d.Sendok spoesi ( cetok )
e. Ruskam
f. Vibrator
Bahan
a. Tulangan 8
b. Pasir dan kerikil (agregat)
c.Semen Type I
d.Air
3.5.2.2 Langkah Kerja
a. Siapkan seluruh bahan dan peralatan yang diperlukan. Isi bak penampung dengan air agar
distribusi air lancar.
b. Setelah itu hidupkan molen sementara siapkan campuran semen, splite, dan pasir dengan
perbandingan 1:2:2 fas 0.6 untuk pengecoran pelat sederhana.
c. Masukkan sedikit air untuk membasahi permukaan molen, kemudian masukkan koral dan pasir.
Setelah tercampur, masukkan semen dan yang terakhir tambahkan air secukupnya.
d. Setelah adukan tercampur merata, tuangkan adukan kedalam bak yang sudah disiapkan di lokasi
pengecoran. Setelah adukan dituangkan ke tempat kerja, gunakan vibrator untuk mengisi
cetakan dengan padat atau untuk mengurangi rongga udara. Pekerjaan tersebut dilakukan secara
berkelanjutan sampai selesai.
e. Lakukan finishing pada beton yang masih segar dengan menghaluskan permukaan beton dengan
menggunakan ruskam dan cetok.
f. Setelah semua pekerjaan rampung, bersihkan semua peralatan dan kembalikan ketempatnya
masing-masing.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pekerjaan beton bertulang merupakan pekerjaan konstruksi untuk menahan beban yang
sangat besar. Oleh karena itu beton yang dihasilkan mempengaruhi kekuatan menahan
beban yang sudah diisyaratkan. Adapun kesimpulan yang dapat kami uraikan sebagai berikut:
1. Perhitungan dalam perencanaan pembuatan beton memerlukan
ketelitian,kesabaran,dan kedisiplinan yang itnggi. Sehingga akan dicapai
efektifitas dan efisiensi bahan, waktu, dan tenaga.
2. Perawatan beton yang baik akan sangat mempengaruhi sifat beton.
3. Keselamatan kerja, kebutuhan bahan, dan alat harus diperhatikan dalam
pelaksanaan praktek beton.
4. Pada waktu pengecoran beton harus dilakukan dengan hati-hati agar hasilnya
sesuai dengan apa yang kita harapkan.
5. Pada waktu pembuatan begel harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan
ukuran yang ditentukan pada gambar kerja

5.2 Saran

Dalam pembuatan beton dibutuhkan ketelitian, kecermatan dan kesabaran. Selain itu
rangkaian beton yang dibuat harus sesuai dengan standart dan komposisi karena apabila terjadi
banyak kesalahan akan mengakibatkan tidak efektif dan tidak efisiennya bahan, waktu, tenaga,
dan biaya.
Keselamatan kerja hedaknya selalu diperhatikan, terutama pada saat penulangan.
Serta keamanan peralatan praktek juga sangat penting

Anda mungkin juga menyukai