id 34
digilib.uns.ac.id
BAB 4
Pada bangunan Rusunawa Cilacap yang diteliti ini mempunyai elevasi tertinggi
+15,6 m pada bagian atap dan elevasi terendah +0,00 m pada bagian dasar pondasi.
Tinggi lantai yang digunakan yaitu +3,0 m, untuk detail elevasi pada gedung dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
34
library.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
Ada dua tipe pelat lantai yang digunakan pada struktur bangunan Rusunawa Cilacap
yaitu tipe pelat A dengan tebal 14 cm dan tipe pelat B dengan tebal 12 cm. Untuk
detail ketebalan pelat lantai dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini.
4.3.2. Balok
Balok yang digunakan pada struktur bangunan Rusunawa Cilacap memiliki tipe
yang bervariasi. Tiap tipe balok mempunyai ukuran dimensi yang berbeda-beda.
Untuk detail tipe dan ukuran dimensi balok dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.
library.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
Dimensi Dimensi
No. Tipe No. Tipe
(mm) (mm)
1 B1 300 x 450 10 BK3 300 x 400
2 B2 250 x 400 11 BK1a 200 x 300
3 B3 300 x 500 12 BR1 200 x 300
4 B4 150 x 300 13 BR2 200 x 400
5 B5 300 x 450 14 BR3 200 x 300
6 B6 300 x 300 15 BR4 150 x 250
7 B7 200 x 550 16 BR2b 250 x 400
8 BK1 300 x 300 17 Ba1 150 x 250
9 BK2 200 x 300 18 BK2a 200 x 300
4.3.3. Kolom
Kolom yang digunakan pada struktur bangunan Rusunawa Cilacap memiliki tipe
dan ukuran dimensi yang berbeda-beda, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.4
di bawah ini.
Dimensi
No. Tipe
(mm)
1 K1-35 350 x 350
2 K1-30 300 x 300
3 K2-35 350 x 350
4 K2-30 300 x 300
5 K3 150 x 150
6 K4 150 x 300
7 K5 150 x 300
library.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
4.4. Pembebanan
Beban mati yang bekerja pada struktur terdiri dari berat sendiri struktur dan beban
mati tambahan. Berat sendiri struktur pada pemodelan dimasukkan dalam load
pattern DEAD, sedangkan beban mati tambahan dimasukkan dalam load pattern
SUPERDEAD.
Beban hidup struktur pada pemodelan dimasukkan dalam load pattern LIVE.
Besarnya beban hidup diperoleh berdasarkan ketentuan PPIUG 1987 sebagai
berikut.
Dari perhitungan tersebut selanjutnya diplotkan pada grafik dengan sumbu x adalah
periode (T) dan sumbu y adalah percepatan respon spektrum (C). Grafik dapat
dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode, T (sec)
Dari perhitungan tersebut selanjutnya diplotkan pada grafik dengan sumbu x adalah
periode (T) dan sumbu y adalah percepatan respon spektrum (Sa). Grafik dapat
dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini.
library.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Pada penelitian ini digunakan dua respon spektrum berdasarkan peraturan SNI-03-
1726-2002 dan SNI 1726:2012 sebagai target matching dengan respon spektrum
rekaman gempa. Perbandingan grafik kedua respon spektrum tersebut dapat dilihat
pada Gambar 4.4 berikut ini.
0.8
0.7
Spectral Acceleration, Sa (g)
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode, T (sec)
Adapun data rekaman gempa yang digunakan telah dijelaskan sebelumnya pada
bagian Bab 3 dan dapat dilihat pada Tabel 3.2. Dalam penelitian ini digunakan dua
arah gempa yaitu pada arah longitudinal (arah sumbu x) dan arah transversal (arah
sumbu y). Panjang rekaman yang digunakan juga berbeda-beda. Berikut contoh
rekaman gempa Imperial Valley yang dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan Gambar
4.6, kemudian untuk rekaman gempa lainnya dapat dilihat pada bagian lampiran.
0.15
0.1
0.05
Acceleration (g)
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-0.05
-0.1
-0.15
Time (sec)
0.15
0.1
0.05
Acceleration (g)
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-0.05
-0.1
-0.15
Time (sec)
Karakterisitk dinamik struktur terdiri dari modus getar alami (natural mode shape)
dan periode getar alami (natural periode). Untuk mendapatkan karakteristik
dinamik pada struktur perlu dijalankan sebuah analisis getaran bebas. Hasil analisis
tersebut tidak hanya untuk mengetahui perilaku alami struktur saja, tetapi akan
digunakan dalam proses matching spektrum gempa.
Hasil dari analisis getaran bebas tersebut berupa periode getar alami berdasarkan
modus getarnya yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Mode Period
No (sec)
1 0.4682
2 0.4652
3 0.4592
4 0.3483
5 0.2587
6 0.2559
7 0.2556
8 0.2555
9 0.2181
10 0.1917
11 0.1891
12 0.1829
library.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
Tabel tersebut menampilkan periode alami dari 12 modus getar yang muncul
berdasarkan hasil analisis. Pada proses selanjutnya yang digunakan saat proses
matching respon spektrum gempa adalah periode alami modus getar pertama dan
modus getar kedua. Secara berurutan dapat dilihat pada Gambar 4.7 – 4.9 berikut
ini telah terjadi translasi x pada mode pertama, translasi y pada mode kedua dan
torsi pada mode ketiga.
Karena sulit untuk mendapatkan rekaman gempa yang memiliki respon spektrum
yang sama dengan respon spektrum desain, maka peneliti membuat akselerogram
sintetik. Akselerogram sintetik ini dibuat dengan melakukan matching respon
spektrum pada setiap data gempa dengan respon spektrum desain 2002 dan respon
spektrum desain 2012 yang dijadikan target spektrum.
0.8
0.7
Spectral Acceleration, Sa (g)
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode, T (sec)
0.8
0.7
Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui periode getar alami pada mode
pertama (T1) yaitu sebesar 0.4682 detik, sehingga dapat diperoleh nilai pada saat
0.2T dan 1.5T yaitu sebesar 0.09364 detik dan 0.7023 detik. Selanjutnya
menggunakan persamaan 2.21 untuk menghitung nilai scaling factor (SF) pada
kedua arah gempa. Dengan membandingkan respon spektrum gempa dan target
spektrum pada saat 0.2T sampai 1.5T, maka didapatkan nilai scaling factor (SF)
sebagai berikut :
0.3
0.2
0.1
Acceleration (g)
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-0.1
-0.2
-0.3
Time (sec)
0.25
0.2
0.15
0.1
Acceleration (g)
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-0.05
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
Time (sec)
0.3
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-0.1
-0.2
-0.3
Time (sec)
0.25
0.2
0.15
0.1
Acceleration (g)
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
-0.05
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
Time (sec)
0.9
0.8
0.900
0.800
Spectral Acceleration, Sa (g)
0.700
0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode, T (sec)
Setiap data gempa yang digunakan pada penelitian ini mendapatkan perlakuan yang
sama secara keseluruhan, sehingga didapatkan satu set gempa sintetik dengan
spektrum gempa yang sesuai (matching) dengan target spektrum 2002 dan 2012.
Rekapitulasi hasil perhitungan scaling factor (SF) pada keseluruhan data gempa
dengan target spektrum desain 2002 dan 2012 masing-masing pada arah
longitudinal (X) dan arah transversal (Y) selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.6
dan Tabel 4.7 berikut ini.
Berikut adalah grafik keseluruhan spektrum gempa yang digunakan dalam analisis
sebelum dan sesudah dilakukannya proses matching spektrum dengan target
spektrum 2002 dan target spektrum 2012. Untuk gempa arah longitudinal (X) dapat
dilihat pada Gambar 4.18 – 4.21 dan untuk gempa arah transversal (Y) dapat dilihat
pada Gambar 4.22 – 4.25.
library.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
0.8
0.7
Gambar 4.18 Unmatched Spektrum Gempa dengan Target Spektrum 2002 Arah
Longitudinal (X)
0.9
0.8
Spectral Acceleration, Sa (g)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode, T (sec)
Gambar 4.19 Matched Spektrum Gempa dengan Target Spektrum 2002 Arah
Longitudinal (X)
library.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
0.8
0.7
Gambar 4.20 Unmatched Spektrum Gempa dengan Target Spektrum 2012 Arah
Longitudinal (X)
0.9
0.8
Spectral Acceleration, Sa (g)
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode, T (sec)
Gambar 4.21 Matched Spektrum Gempa dengan Target Spektrum 2012 Arah
Longitudinal (X)
library.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
0.8
0.7
Gambar 4.22 Unmatched Spektrum Gempa dengan Target Spektrum 2002 Arah
Transversal (Y)
1
0.9
Spectral Acceleration, Sa (g)
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode, T (sec)
Gambar 4.23 Matched Spektrum Gempa dengan Target Spektrum 2002 Arah
Transversal (Y)
library.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
0.8
0.7
Gambar 4.24 Unmatched Spektrum Gempa dengan Target Spektrum 2012 Arah
Transversal (Y)
1
0.9
Spectral Acceleration, Sa (g)
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
Periode, T (sec)
Gambar 4.25 Matched Spektrum Gempa dengan Target Spektrum 2012 Arah
Transversal (Y)
library.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
Pada analisis dinamik riwayat waktu (dynamic time history analysis), beban gempa
yang dimasukkan pada program SeismoStruct2016 berupa percepatan maksimum
permukaan tanah (PGA) yang diambil dari akselerogram gempa sintetik.
Rekapitulasi nilai percepatan maksimum permukaan tanah (PGA) untuk
keseluruhan data gempa dengan target spektrum desain 2002 dan 2012 dapat dilihat
pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 berikut ini.
Displacement X Displacement Y
Elevasi
No Lantai (m) (m)
(m)
2002 2012 2002 2012
1 Atap 15.6 0.08169 0.08353 0.09024 0.09144
2 Rooftank 12.6 0.07007 0.07204 0.08595 0.08701
3 Lantai 3 9 0.05604 0.05815 0.07214 0.07297
4 Lantai 2 6 0.0429 0.04432 0.05221 0.05278
5 Lantai 1 3 0.02177 0.02237 0.02459 0.02483
Displacement X Displacement Y
Elevasi
No Lantai (m) (m)
(m)
2002 2012 2002 2012
1 Atap 15.6 0.09797 0.09983 0.03969 0.04123
2 Rooftank 12.6 0.09264 0.09484 0.03779 0.03902
3 Lantai 3 9 0.07963 0.08137 0.02876 0.02961
4 Lantai 2 6 0.05873 0.05989 0.018 0.01831
5 Lantai 1 3 0.02766 0.02893 0.00768 0.00783
Displacement X Displacement Y
Elevasi
No Lantai (m) (m)
(m)
2002 2012 2002 2012
1 Atap 15.6 0.18141 0.18187 0.09914 0.10709
2 Rooftank 12.6 0.17078 0.17153 0.09413 0.1019
3 Lantai 3 9 0.15065 0.15174 0.07964 0.08748
4 Lantai 2 6 0.13016 0.13117 0.06121 0.0682
5 Lantai 1 3 0.08067 0.08069 0.034 0.03736
library.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
Displacement X Displacement Y
Elevasi
No Lantai (m) (m)
(m)
2002 2012 2002 2012
1 Atap 15.6 0.07033 0.06645 0.09647 0.09105
2 Rooftank 12.6 0.06624 0.06264 0.08984 0.08466
3 Lantai 3 9 0.05472 0.05149 0.07145 0.06657
4 Lantai 2 6 0.0386 0.03633 0.05011 0.04631
5 Lantai 1 3 0.01714 0.01612 0.02408 0.0222
0,03
∆< × ℎ < 30
Sumber : SNI-03-1726-2002
dengan :
R = faktor reduksi gempa struktur gedung, R = 5,13 (diperoleh dari data sekunder)
dengan :
Menurut Tabel 16 pasal 7.12.1 SNI 1726:2012, simpangan antar lantai tingkat
desain (Δ) tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin (Δa) untuk semua
tingkat yang ditentukan dengan persyaratan berikut ini.
∆ < 0,025 × ℎ
dengan :
Berdasarkan pasal 7.12.1.1 SNI 1726:2012, simpangan antar lantai tingkat desain
(Δ) tidak boleh melebihi Δ ⁄ untuk semua tingkat. Sesuai dengan pasal 7.3.4.2
SNI 1726:2012, nilai yang digunakan adalah 1,3. Rekapitulasi hasil perhitungan
kontrol kinerja batas layan berdasarkan ketentuan SNI 1726:2012, untuk semua
data gempa pada arah longitudinal (x) dan transversal (y) dapat dilihat pada Tabel
4.18 - 4.21 berikut ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62
Selain mendapatkan respon displacement, pada analisis ini didapatkan juga output
berupa kurva histeresis dari suatu kolom. Kolom yang ditinjau terletak di lantai
dasar dimana pada bagian teratas kolom tersebut memiliki lantai tambahan (lantai
rooftank). Dalam program SeismoStruct2016 yang digunakan untuk analisis, notasi
elemen pada kolom yang ditinjau adalah “C_12”. Hasil kurva histeresis dari beban
gempa Imperial Valley dengan target spektrum 2002 dan 2012 pada arah
longitudinal (X) dan arah transversal (Y) dapat dilihat pada Gambar 4.26 - 4.29,
sedangkan untuk beban gempa lainnya dapat dilihat pada bagian lampiran.
150
100
50
0
Mx (kNm)
-100
-150
-200
Rx (rad)
Gambar 4.26 Kurva Histeresis Gempa Imperial Valley Matched Spektrum 2002
Arah X
library.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
150
100
50
0
Mx (kNm)
-100
-150
-200
Rx (rad)
Gambar 4.27 Kurva Histeresis Gempa Imperial Valley Matched Spektrum 2012
Arah X
300
250
200
150
100
My (kNm)
50
0
-0.008 -0.006 -0.004 -0.002 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01
-50
-100
-150
-200
-250
Ry (rad)
Gambar 4.28 Kurva Histeresis Gempa Imperial Valley Matched Spektrum 2002
Arah Y
library.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
300
250
200
150
100
My (kNm)
50
0
-0.008 -0.006 -0.004 -0.002 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01
-50
-100
-150
-200
-250
Ry (rad)
Gambar 4.29 Kurva Histeresis Gempa Imperial Valley Matched Spektrum 2012
Arah Y
| |+ | |
=
| |+ | |
dengan :
K = kekakuan,
10 1.53E-04, 8.93215
0
Mx (kNm)
-5
-10
-2.25E-04, -
11.27164 -15
Rx (rad)
| | | |
K1 = | | | |
| . | | . |
=| . | | . |
= 53358.84 kNm/rad
library.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
30
0.00034291,
18.55133
20
10
0
Mx (kNm)
-20
-30
-8.28E-04, -
-40
32.91127 Rx (rad)
| | | |
K2 = | | | |
| . | | . |
=| . | | . |
= 43955.07 kNm/rad
60
0.00101768,
38.05711
40
20
0
Mx (kNm)
-40
-60
-0.00251184, -
59.13632 -80
Rx (rad)
| | | |
K3 = | | | |
| . | | . |
=| . | | . |
= 27537.29 kNm/rad
Berdasarkan tabel rekapitulasi di atas, maka dapat dilihat grafik kekakuan untuk
semua data gempa pada Gambar 4.33 - 4.36 berikut ini.
60000
50000
Kekakuan (kNm/rad)
40000
30000
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Siklus
60000
50000
Kekakuan (kNm/rad)
40000
30000
20000
10000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Siklus
120000
80000
60000
40000
20000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Siklus
120000
100000
Kekakuan (kNm/rad)
80000
60000
40000
20000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Siklus
Dapat dilihat dari Gambar 4.30 – 4.31, grafik tersebut menunjukkan semakin
bertambahnya waktu (siklus kurva) maka nilai kekakuannya relatif semakin turun.
Akibatnya kolom pada struktur tersebut akan mengalami keretakan secara perlahan
dengan rentang waktu tertentu. Setelah gempa berhenti maka kolom tersebut sudah
tidak berdiri tegak seperti semula, tetapi kolom tersebut akan mengalami
kemiringan/patah. Hal tersebut membuktikan bahwa respon struktur yang ditinjau
akan memiliki perilaku inelastik akibat beban gempa yang terjadi secara dinamik.
( 12 − 02)
% = × 100%
02
dengan :
δe12 = displacement dari data gempa yang di-match dengan target spektrum 2012
δe02 = displacement dari data gempa yang di-match dengan target spektrum 2002
Jika hasil presentase perbandingan negatif (-), maka displacement dari target
spektrum 2002 terhadap target spektrum 2012 mengecil. Sebaliknya, jika hasil
presentase perbandingan positif (+), maka displacement dari target spektrum 2002
terhadap target spektrum 2012 membesar.
Dari hasil analisis pada Tabel 2.26 dan Tabel 2.27, dapat dibandingkan nilai displacement gempa yang di-match dengan target spektrum
desain 2012 memiliki nilai displacement yang lebih besar dari gempa yang di-match dengan target spektrum desain 2002, kecuali pada
gempa Urakawa yang memiliki nilai displacement lebih kecil.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 77
Dari Tabel 2.28 dan Tabel 2.29 tersebut, dapat dilihat hasil perbandingan simpangan antar tingkat akibat beban gempa yang di-match dengan
target spektrum desain 2012 memiliki hasil yang lebih besar daripada beban gempa yang di-match dengan target spektrum desain 2002
untuk semua jenis gempa.
library.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id
(Kx12 - (Ky12 -
Kx02 Kx12 Kx02) / Ky02 Ky12 Ky02) /
Kekakuan
Kx02 Ky02
kNm/rad kNm/rad % kNm/rad kNm/rad %
Rata-rata 27077.69 26846.08 -0.86% 59977.30 59914.76 -0.10%
Maksimum 53358.84 51476.03 -3.53% 96456.98 96674.07 0.23%
Minimum 19688.54 19419.48 -1.37% 32316.77 32127.55 -0.59%
(Kx12 - (Ky12 -
Kx02 Kx12 Kx02) / Ky02 Ky12 Ky02) /
Kekakuan
Kx02 Ky02
kNm/rad kNm/rad % kNm/rad kNm/rad %
Rata-rata 19390.81 19119.35 -1.40% 64391.43 63848.56 -0.84%
Maksimum 32432.15 31898.07 -1.65% 91721.36 91674.70 -0.05%
Minimum 17186.79 16882.58 -1.77% 41900.74 41706.43 -0.46%
library.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id
(Kx12 - (Ky12 -
Kx02 Kx12 Kx02) / Ky02 Ky12 Ky02) /
Kekakuan
Kx02 Ky02
kNm/rad kNm/rad % kNm/rad kNm/rad %
Rata-rata 16349.88 15808.19 -3.31% 38829.95 37974.74 -2.20%
Maksimum 32828.07 29016.26 -11.61% 65812.25 64410.85 -2.13%
Minimum 7912.36 7935.51 0.29% 28657.41 27494.74 -4.06%
(Kx12 - (Ky12 -
Kx02 Kx12 Kx02) / Ky02 Ky12 Ky02) /
Kekakuan
Kx02 Ky02
kNm/rad kNm/rad % kNm/rad kNm/rad %
Rata-rata 27919.94 29025.68 3.96% 50002.43 50644.50 1.28%
Maksimum 49767.31 49869.27 0.20% 93205.69 92235.87 -1.04%
Minimum 20306.14 20666.05 1.77% 31875.22 32990.47 3.50%