Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan rahmatnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
Tegangan dan Regangan tepat pada waktunya

Penyusun tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihal yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penyusun juga menyadari
makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyusun meminta maaf bila
terjadi kesalahan penulisan kata dan salah dalam pencetakan sehingga kurang
menarik untuk dilihat maupun dibaca.

Harapan penyusun adalah semoga makalah Tegangan dan Regangan ini berguna,
dan dapat membantu untuk keperluan pembaca. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun, sehingga dapat lebih baik
kedepannya. Penyusun juga mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua, khususnya teman-teman Mahasiswa Program Studi S1 Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram.

Mataram, 30 Maret 2023

Penyusun

M. Ardy Febriyanto P.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Regangan dan tegangan merupakan suatu materi yang yang saling
berhubungan, dimana regangan merupakan suatu akibat yang terjadi karena
adanya tegangan dan tegangan ini terjadi akibat dari beberapa factor seperti
gravitasi, tekanan, pemanasan maupun pendinginan.
Hubungan antara tegangan dan regangan telah banyak diaplisikasikan
dalam kehidapan sehari-hari, oleh karena itu untuk dapat lebih memahami dan
mengerti mengenai hubungan tegangan dan regangan serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari, maka penyusun membuat makalah ini sebagai bahan
bacaan maupun referensi mengenai hubungan tegangan dan regangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian tegangan dan regangan serta penyebabnya ?
2. Bagaimana Kurva hubungan tegangan dan regangan ?
3. Bagaimana Penerapan tegangan dan regangan dalam kehidupan sehari-hari ?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Dapat memahami defenisi dari regangan serta mengetahui penyebab
timbulnya regangan
2. Mengetahui jenis-jenis regangan

D. Manfaat Penulisan Makalah


Dalam penulisan makalah ini diharapkan manfaat yang diperoleh adalah:
1. Bagi penulis, bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususunya
pengetahuan tentang klasifikasi massa batuan.
2. Bagi pembaca, memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang
klasifikasi massa batuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tegangan dan Regangan


Tegangan merupakan sebuah gaya yang diaplikasikan atau sistem gaya
yang cenderung akan meregangkan atau merubah suatu benda, sedangkan
Regangan merupakan sebuah deformasi yang dihasilkan oleh tegangan, rasio
perubahan panjang terhadap panjang awal.
Bahan aksial = Perubahan panjang
Penarikan = Perpanjangan
Penekanan = Pemendekan

Regangan, ε = δ/A Stress, σ = 𝑷

Dimana :
L = Panjang melintang
A = Luas penampang melintang
P = Beban yang bekerja
δ = Perubahan panjang
B. Penyebab Terjadinya Tegangan dan Regangan
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya suatu regangan, yaitu:
1. Gaya luar
2. Gravitasi
3. Gaya sentrifugal
4. Pemanasan dan Pendinginan
5. Tekanan
6. Perubahan tekanan yang mendadak

C. Diagram Tegangan dan Regangan


Diagram tegangan-regangan disampaikan pertama oleh Jacob Bernoulli
(1654-1705) dan J.V. Poncelet (1788-1867).

Jika sebuah benda dengan luas penampang sebesar (A), kemudian diberi
gaya tekan, tarik atau lentur (N), maka benda tersebut akan menegang sebesar
gaya (N) dibagi dengan luasan penampangnya (A). Jika gaya tersebut dari (N) = 0
kemudian berangsur-angsur diperbesar maka benda tersebut akan meregang
(memendek/ memanjang/ membengkok) sebesar ε0 sampai dengan ε.

Sebagaimana beban aksial yang bertambah bertahap, pertambahan


panjangterhadap panjang gage diukur pada setiap pertambahan beban dan ini
dilanjukan sampai terjadi kerusakan (fracture) pada spesimen. Dengan
mengetahui luaspenampang awal spesimen, maka tegangan normal, yang
dinyatakan dengan σ, dapat diperoleh untuk setiap nilai beban aksial dengan
menggunakan hubungan

Jika hubungan tegangan dan regangan dibuat dalam bentuk grafik dimana
setiap nilai tegangan dan regangan yang terjadi dipetakan kedalamnya dalam
bentuk titik-titik, maka titik-titik tersebut terletak dalam suatu garis lurus (linear)
sehingga terdapat kesebandingan antara tegangan dan regangan, seperti yang
ditunjukan gambar di bawah ini :

Hubungan tegangan – regangan seperti ini adalah linear, dimana regangan


berbanding lurus dengan tegangannya, Bahan benda yang memiliki bentuk
diagram tegangan-regangan seperti ini disebut bahan elastis linear, dimana
bahannya memiliki modulus elastisitas yang konstan. Hukum hooke berlaku
dalam keadaan ini.
Namun dalam kenyataan, tidak selalu tegangan itu berbanding lurus
dengan regangan, dimana apabila nilai dari tegangan dan regangan apabila
dipetakan dalam bentuk titik2, maka tidak terbentuk hubungan linear didalamnya.
(lihat gambar bawah).
Hubungan tegangan – regangan seperti ini adalah non-linear, dimana
regangan tidak berbanding lurus dengan tegangannya, Bahan benda yang
memiliki bentuk diagram tegangan-regangan seperti ini disebut bahan elastis non-
linear, dimana bahannya tidak memiliki modulus elastisitas yang konstan. Hukum
hooke tidak berlaku dalam keadaan ini.

D. Hubungan Tegangan dan Regangan (Hukum Hooke)


Pada kebanyakan bahan teknik terdapat hubungan antara tegangan
danregangan. Untuk setiap peningkatan tegangan terjadi peningkatan regangan
yang sebanding, sebelum batas tegangan dicapai. Jika tegangan mencapai nilai
batas, hubungan regangan tidak lagi proporsional dengan tegangan. Hubungan
proporsional tegangan dan regangan awalnya dinyatakan oleh Robert Hooke pada
tahun 1678 dan menjadi hukurn Hooke.
Hukum hooke menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang linear atau
proporsional antara tegangan dan regangan suatu material

Dimana hubungan antara keduanya ditentukan berdasarkan nilai Modulus


Elastisitas / modulus Young (E) dari masing masing material
 Hubungan linear seperti yang dinyatakan dalam hukum hooke tidaklah
selamanya terjadi.
 Hubungan yang linear terjadi hanya pada saat kondisi material masih dalam
kondisi elastis.
 Kondisi Elastis adalah adalah kondisi bahwa jika beban yang bekerja
dihapuskan maka tidak akan meninggalkan regangan sisa yang permanen.
Dan sifat material masih seperti semula saat belum ada beban bekerja.
 Hukum Hooke tidak berlaku untuk kondisi diluar kondisi elastis.Hubungan
linear seperti yang dinyatakan dalam hukum hooke tidaklah selamanya
terjadi.
 Hubungan yang linear terjadi hanya pada saat kondisi material masih dalam
kondisi elastis.
 Kondisi Elastis adalah adalah kondisi bahwa jika beban yang bekerja
dihapuskan maka tidak akan meninggalkan regangan sisa yang permanen.
Dan sifat material masih seperti semula saat belum ada beban bekerja.

E. Modulus Elatisitas
Besarnya pertambahan panjang yang dialami oleh setiap benda ketika
meregang adalah berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari
elastisitas bahannya. dan elastisitas yang dimiliki oleh tiap2 benda tergantung dari
jenis bahan apakah benda itu terbuat. Sebagai suatu contoh, anda akan lebih
mudah untuk meregangkan sebuah karet gelang daripada besi pegas yang
biasanya dipakai untuk melatih otot dada. untuk merenggangkan sebuah besi
pegas, anda akan membutuhkan ratusan kali lipat dari tenaga yang anda butuhkan
untuk merenggangkan sebuah karet gelang.
Ketika diberi gaya tarik, karet ataupun pegas akan meregang, dan
mengakibatkan pertambahan panjang baik pada karet gelang ataupun besi pegas.
Besarnya pertambahan yang terjadi pada setiap keadaan tergantung pada
elastisitas bahannya dan seberapa besar gaya yang bekerja padanya Semakin
elastis sebuah benda, maka semakin mudah benda tersebut untuk dipanjangkan
atau dipendekan (istilah jawanya : gampang molor). Semakin besar gaya yang
bekerja pada suatu benda, maka semakin besar pula tegangan dan regangan yang
terjadi pada benda itu, sehingga semakin besar pula pemanjangan atau
pemendekan dari benda tersebut. Jika gaya yang bekerja berupa gaya tekan, maka
benda akan mengalami pemendekan, sedangkan jika gaya yang bekerja berupa
beban tarik, maka benda akan mengalami perpanjangan. Dari sini sudah bisa
disimpulkan bahwasanya regangan (ε) yang terjadi pada suatu benda berbanding
lurus dengan tegangannya (σ) dan berbanding terbalik terhadap ke
elastisitasannya. Ini dinyatakan dengan rumus :
rumus ini dikenal sebagai hukum Hooke.
Dalam rumus ini, (E) adalah parameter modulus elastisitas atau modulus
young. Modulus ini adalah sebuah konstanta bahan yang memiliki nilai tertentu
untuk bahan tertentu. Seperti yang diuraikan diatas, tiap bahan mempunyai
modulus elastisitas (E) tersendiri yang memberi gambaran mengenai perilaku
bahan itu bila mengalami beban tekan atau beban tarik. Bila nilai E semakin kecil,
maka akan semakin mudah bagi bahan untuk mengalami perpanjangan atau
perpendekan.

F. Kurva Tegangan dan Regangan pada Beberapa Bahan


1. Kurva Tegangan-Regangan Baja Karbon Medium

2. Kurva Tegangan-Regangan Baja Campuran


3. Kurva Tegangan-Regangan Baja Karbon Tinggi

4. Kurva Tegangan-Regangan Besi Kasar

5. Kurva Tegangan-Regangan Karet

Dari diagram tegangan regangan pada gambar di atas, terdapat tiga daerah
kerja sebagai berikut :
 Daerah elastis merupakan daerah yang digunakan dalam desain konstruksi
mesin.
 Daerah plastis merupakan daerah yang digunakan untuk proses
pembentukan material.
 Daerah maksimummerupakan daerah yang digunakan dalam proses
pemotongan material.

G. Contoh Penerapan Tegangan dan Regangan


Dalam kehidupan sehari-hari tegangan dan regangan telah banyak
diaplikasikan dalam berbagai aktivitas/kegiatan pekerjaan suatu konstruksi,
seperti:
1. Pembuatan rel kereta
2. Pemasangan jendela
3. Pemasangan pintu
4. Pembuatan/pemanfaatan karet dan pegas, dll.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas mengenai tegangan, dapat disimpulkan bahwa
1. Regangan dapat timbul akibat adanya tegangan
2. Hukum hooke menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang linear atau
proporsional antara tegangan dan regangan suatu material
3. Ilmu dari hubungan antara tegangan dan regangan telah banyak dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari, seperti pembuatan rel kereta api dll.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai