PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Analisis untuk dapat memprediksi beban eksternal yang dibutuhkan serta
1.2
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
2.1.1 Tegangan
Apabila kita perhatikan suatu penampang, umumnya gaya-gaya yang
bekerja pada luasan sangat kecil (infinitesimal areas) pada penampang tersebut
bervariasi dalam besar maupun arah. Gaya dalam merupakan resultan dari gayagaya pada luasan sangat kecil ini. Intensitas gaya menentukan kemampuan
suatu
material
terutama
dalam
memikul
beban
(kekuatan)
disamping
Tegangan normal
Merupakan intensitas gaya normal per unit luasan dan dinyatakan dalam
unit gaya per unit luasan, misalnya lb/in2, atau N/m2.
Apabila gaya-gaya dikenakan pada ujung-ujung batang sedemikian
sehingga batang dalam kondisi tertarik, maka terjadi suatu tegangan tarik
pada batang; jika batang dalam kondisi tertekan maka terjadi tegangan
tekan. Perlu dicatat bahwa garis aksi dari gaya yang bekerja adalah
melalui pusat setiap bagian penampang melintang batang.
b.
Tegangan Geser
Tegangan geser bekerja di sepanjang atau sejajar bidang. Tegangan
geser merupakan tegangan yang bekerja dalam arah tangensial terhadap
permukaan bahan. Tegangan geser dinotasikan dengan t (tou), yaitu
gaya gesek dibagi luasan, dengan satuan N/m2
2.1.2 Regangan
Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa suatu material yang mengalami
tegangan pada saat yang sama juga mengalami perubahan panjang/volume.
Perubahan panjang/volume
didefinisikan sbb:
Dimana adalah perubahan panjang yang dialami oleh bagian specimen sepanjang
L.
Dalam kondisi pembebanan sehari-hari, sebagian besar material struktur
menunjukkan perilaku yang memenuhi hukum Hooke, dimana dinyatakan
tegangan berbanding lurus dengan regangan (hubungan linear): f E
atau E
dimana E adalah suatu konstanta yang disebut modulus elastisitas atau modulus
Young.
a. Regangan normal
Perpanjangan per unit panjang yang biasa disebut regangan normal dan
diberi simbol dengan , dapat diperoleh dengan membagi total
pertambahan panjang l dengan panjang gage L, yaitu
l
L
2.2
P
A
B
Y
Gb 1-5
Gb 1-6
Gb 1-7
regangan
normal
data
percobaan
dapat
digambarkan
dengan
dimana E menyatakan kemiringan (slope) garis lurus OP pada kurva-kurva Gb. 15, 1-6 dan 1-7.
Modulus elastisitas
Kuantitas E, yaitu rasio unit tegangan terhadap unit regangan, adalah modulus
elastisitas bahan, atau, sering disebut Modulus Young. Nilai E untuk berbagai
bahan disajikan pada Tabel 1-1. Karena unit regangan merupakan bilangan
tanpa dimensi (rasio dua satuan panjang), maka E mempunyai satuan yang sama
dengan tegangan yaitu N/m2. Untk banyak bahan-bahan teknik, modulus
elastisitas dalam tekanan mendekati sama dengan modulus elastisitas dalam
tarikan. Perlu dicatat bahwa perilaku bahan dibawah pembebanan yang akan kita
diskusikan dalam buku ini dibatasi hanya pada daerah kurva tegangan regangan.
2.3
regangantidak
lagi
proporsional
dengan
tegangan.Hubungan
1678
dan
menjadi
hukurn
Hooke.
Pada
bahan
yangnmengikuti
dimensi
panjang
dengan
panjang),
maka
modulus
elastisitas mempunyai satuanyang sama dengan tegangan, yaitu pascal (Pa) atau
megapascal (MPa). Untuk umumnyabahan teknik dan alasan praktis, modulus
elastisitas tekan sama dengan tarik. Pada bajaatau bahan tangguh (ductile)
lainnya, uji tarik lebih mudah dilaksanakan daripada ujitekan sehingga modulus
elastisitas yang ada adalah untuk uji tarik. Uji tarik standardigunakan untuk
menentukan modulus elastisitas, yang akan dibahas pada Bab 5, sejauhbatas
tegangan dengan modulus elastisitas adalah tepat. Nilai modulus elastisitas
sangatpenting untuk desain pada banyak bahan keteknikan.
Modulus elastisitas baja (tarik atau tekan) umumnya dianggap antara 200.000 207.000 MPa. Nilai tepatnya tergantung pada jenis baja. Untuk bahan teknik
yang laindiberikan Apendiks E. Secara fisik, modulus elastisitas adalah mengukur
kekakuan(stiffness) bahan terhadap respons pada beban yang bekerja dan
menunjukkan sifattertentu bahan. Bahan kaku didefinisikan sebagai sifat bahan
yang mampu bertahanpada tegangan tinggi tanpa terjadi regangan yang
besar.Jika benda dikenakan beban aksial (baik tarik atau tekan), gaya geser
sebandingdengan regangan geser sepanjang batas proporsional regangan belum
tercapai.Konstanta proporsionalitas dikenal dengan modulus kekakuan (modulus
BAB III
KESIMPULAN
regangantidak
lagi
proporsional
dengan
tegangan.Hubungan
dimensi
panjang
dengan
panjang),
maka
modulus
elastisitas mempunyai satuanyang sama dengan tegangan, yaitu pascal (Pa) atau
megapascal (MPa).
Daftar Pustaka
Ayhan ince and Grzegorz Glinka. The Journal of Strain Analysis for Engineering
design. originally published online 5 April 2013The Journal of Strain Analysis for
Engineering Design
Dieter, Engineering Design, A Material & Prosessing Aproach, MCGraw-Hill 1983
Hoffmann M and Seeger T. A generalized method for estimating multiaxial
elasticplastic notch stresses and strains. Part I: theory. J Eng Mater: T ASME
1985; 107: 250254.
R.C. Hibbeler, Mekanika Teknik, Statika, Terjemahan, Jilid 1 dan 2., 1997 R.C.