Anda di halaman 1dari 39

PERILAKU BATUAN

I. PERILAKU KURVA  - 
II. PERILAKU CREEP
Perilaku setiap batuan dapat diketahui melalui hubungan
tegangan regangan yang diperoleh melalui pengujian kuat
tekan, kuat tarik, kuat geser & Uji triaksial.
Deformasi batuan : perubahan dari bentuk asli atau
volume batuan akibat penggunaan beban luar yang terjadi
pada batuan asli atau akibat gaya-gaya tektonik.
 Material elastis  Apabila sebuah benda diberi tekanan,
maka benda tsb mengalami perubahan bentuk (deformasi),
apabila tekanan dihilangkan, baik bentuk maupun
ukurannya kembali ke bentuk semula.Apabila benda
tersebut tidak kembali ke bentuk semula  material non
elastis.
 Material Plastis  sifat bahan yang mempunyai deformasi
permanen. Mempunyai perubahan bentuk pada setiap
arah, tanpa mengalami keruntuhan akibat beban yang
melebihi beban ultimit.
Pada batuan di lapisan terdalam, dalam waktu yang
lama, tekanan konstan, temperatur dan tekanan
tinggi  batuan mengalami deformasi plastis.
I. PERILAKU KURVA  - 
Sifat Batuan
a. Homogen
b. Heterogen
c. Kontinu
d. Diskontinu
e. Isotrop
f. anisotrop
I. PERILAKU KURVA  - 

Kurva tegangan regangan (Bieniawski, 1967)


I. PERILAKU KURVA  - 
Tahapan yang terjadi saat batuan saat dibebani :
Batuan dikenakan beban, kurva berbentuk landai,
tidak linear, terjadi penutupan rekahan awal (pre-
existing cracks) yang ada dalam batuan.
Kurva menjadi linear sampai batas tertentu 
batas elastik.
Terjadi perekahan baru dengan perambatan stabil
sehingga kurva tetap linear.
Batas elastik terlewati, perambatan rekahan
menjadi tidak stabil, kurva tidak linier, lama
kelamaan batu akan hancur.
Titik runtuh dinyatakan dengan kekuatan batuan
Kurva tegangan regangan

Jumikis, A.,R , 1979, Rock Mechanics


 Material elastis  Apabila sebuah benda diberi
tekanan, maka benda tsb mengalami perubahan
bentuk (deformasi), apabila tekanan dihilangkan, baik
bentuk maupun ukurannya kembali ke bentuk
semula.Apabila benda tersebut tidak kembali ke
bentuk semula  material non elastis.

 Material Plastis  sifat bahan yang mempunyai


deformasi permanen. Mempunyai perubahan bentuk
pada setiap arah, tanpa mengalami keruntuhan akibat
beban yang melebihi beban ultimit.
Pada batuan di lapisan terdalam, dalam waktu yang
lama, tekanan konstan, temperatur dan tekanan
tinggi  batuan mengalami deformasi plastis.
4 tipe kurva hasil Uji Kuat Tekan pada batuan

Kurva A : material isotrop , padat, masif, tetdeformasi secara elastis, &


tidak mengalami penutupan pori2 diawal pembebanan,
Kurva B : mengalami penutupan pori2 diawal pembebanan
A & B  kehilangan ketahanan secara tiba-tiba
4 tipe kurva hasil Uji Kuat Tekan pada batuan

Kurva C & D : proses hilangnya ketahanan didahului oleh fasa lait (ductile)
4 tipe kurva hasil Uji Kuat Tekan pada batuan

Perilaku deformasi

Tipe Penjelasan
Kurva A E (elastis)
Kurva B PE (plastis-elastis)
Kurva C EP (elastis –plastis)
Kurva D PEP (plastis-elastis-plastis)
Karakteristik deformasi material

Jumikis, A.,R , 1979, Rock Mechanics


Kurva tegangan regangan

Bahan elastis murni : deformasi kembali awal bila tegangan dihilangkan

Bahan plastis murni : deformasi tidak hilang meski tegangan


dihilangkan,. Tegangan menentukan besarnya deformasi bukan
kecepatan deformasi.

Bahan viscous murni : tegangan menentukan kecepatan deformasi.

Bahan getas : tanpa mengalami deformasi plastis

Bahan duktil : mengalami deformasi plastis sebelum runtuh

Jumikis, A.,R , 1979, Rock Mechanics


Faktor yang mempengaruhi deformasi
Variasi cacat batuan  seperti sesar, joint set, atau bidang
diskontinuitas, pelapukan batuan. Urat-urat pada batuan
utuh
Rock matric
Dip & strike
Derajat pelapukan
Elastis, plastis, & reologi batuan (studi perilaku rayapan
/regangan sebagai fungsi waktu dalam padatan dan
cairan)
Anisotropik
Arah dan besar beban yang bekerja pada batuan
Derajat kompresi atau dekompresi
Fissure
Faktor gempa
Kedudukan awal (internal stress) dalam massa batuan
Kurva tegangan regangan
Keruntuhan secara tiba-tiba (F).
Secara umum, batuan beku &
sedimen dibawah beban tidak
besar, berdeformasi kecil sebelum
runtuh, tetapi pada temperatur
/tekanan tinggi  deformasi
plastis

Batuan getas elastis dan hampir


linear.
Contoh : batuan beku extrusive
&batuan metamorf dengan butiran
halus

Kemiringan berkurang, tegangan


bertambah. Batu kurang elastis.
Contoh : batuan beku butiran
kasar, padat & halus.
Batuan sedimen porositas rendah
dan kohesif

Jumikis, A.,R , 1979, Rock Mechanics


Kurva tegangan regangan
Diagram tegangan regangan
dari bahan benar-benar elastis,
3jenis modulus elastisitas:
Ei : modulus tangen awal
Et : modulus tangen pd titik T
/ada titik P
Es : modulus secan pada titik T

Material non elastis.


Contoh : batuan sedimen
lunak dan kurang kohesif
dengan ruang pori besar

Jumikis, A.,R , 1979, Rock


Mechanics
Terminologi deformasi batuan
Terminologi deformasi batuan
Terminologi deformasi batuan
Kekuatan Jangka Panjang
 Kekuatan jangka panjang dapat didefinisikan antara lain :
Fundamental strength (Griggs, 1939)
True Strength (phillips, 1948)
Time safe stress (Potts, 1964)
Longterm strength (Price, 1960)

 Kekuatan jangka panjang disebut juga Time dependent strength/


kekuatan bergantung waktu:
tegangan maksimum yang dapat ditahan batuan tanpa terjadinya
runtuhan pada skala waktu yang ditentukan (Vutukuri, 1978; Vukuturi
& Katsuyama, 1994).

 Kekuatan jangka panjang merupakan perwujudan dari sifat kekuatan


batuan bergantung waktu, ditunjukkan dari fenomena rayapan.

 Nilai kekuatan jangka panjang dapat digunakan untuk analisi runtuhan


disekeliling lubang bukaan (Hoek, dkk , 1995)
Kekuatan Jangka Panjang
 Rayapan (creep) : regangan atau deformasi yang tergantung terhadap
waktu, terjadi akibat adanya tegangan aksial konstan (ASTM D 4406-
84).

 Kraus, 1980 menyatakan proses rayapan pada batuan dapat dari


penambahan regangan yang terjadi akibat adanya pembebanan
konstan terus menerus selama kurun waktu tertentu.

 Rayapan juga dapat dipengaruhi oleh pengaruh suhu (Kraus, 1980)

 Uji rayapan (creep)  uji kuat tekan uniaksial & Uji geser langsung
dengan tegangan yang rendah.
Kekuatan Jangka Panjang
 Uji rayapan dapat dilakukan berdasarkan pada:
1. beban tetap menerus (continuous constant)  butuh sample batuan
yang banyak
2. beban multitahap (multistage load)  sedikit contoh batuan,walau
sudah di bebani pada beban sebelumnya

Pengujian yang dilakukan dengan tegangan konstan terhadap fungsi


waktu , akan di dapat kurva rayapan (creep)

Pengujian yang dilakukan dengan regangan konstan terhadap fungsi


waktu , akan di dapat kurva relaksasi
Kekuatan Jangka Panjang
 Pengujian untuk kekuatan jangka panjang di laboratorium pada
batuan utuh dapat dilakukan dalam 2 metode :
1. Metode langsung, dikenal sebagai uji rayapan
(1) Beban konstan 
prinsipnya :
(1)beban konstan yang berbeda-beda pada beberapa contoh
batuan. nilai beban konstan tertinggi hingga waktu ditentukan
tidak terjadi keruntuhan, ditentukan sebagai kekuatan jangka
panjang (Lama & Vuturi, 1978)

(2) Beban konstan diberikan pada beberapa contoh batuan,


hingga batuan runtuh, dicatat waktu runtuh. Beban konstan
berbeda akan menghasilkan waktu runtuh yang berbeda, di
gambar kurva kekuatan jangka panjang (Vyalo,1989)

Metode langsung : membutuhkan contoh batuan banyak yang


karakteristik yang sama dan memerlukan waktu yang lama
Kekuatan Jangka Panjang
 Pengujian untuk kekuatan jangka panjang di laboratorium pada
batuan utuh dapat dilakukan dalam 2 metode :
1. Metode langsung, dikenal sebagai uji rayapan
(2) Beban konstan, multitahap
- contoh batuan : cukup 1 sample
- dibebani bertahap dari 0,5 c - 0,9 c
- jika tidak terjadi deformasi pada setiap tahap, beban dinaikkan
, hingga beban runtuh.
- bila besar regangan setiap contoh batuan runtuh diketahui,
prediksi waktu runtuhnya bisa diketahui dari persamaan
reologi analisa rayapan. Dari waktu runtuh dan baban yang
diterapkan dapat dibuat kurva kekuatan jangka panjang
- kelemahan : pengaruh beban pada tahap pembebanan
sebelumnya dan batuan sudah mengalami deformasi akibat
beban sebelumnya.
Kekuatan Jangka Panjang
 Pengujian untuk kekuatan jangka panjang di laboratorium
pada batuan utuh dapat dilakukan dalam 2 metode :
1. Metode langsung, dikenal sebagai uji rayapan
(3)Metode Rayapan Primer, kekuatan jangka panjang di
nyatakan dengan tingkat tegangan dimana hanya terjadi
rayapan primer dan laju rayapan sekunder adalah nol.

Metode ini menggunakan data hasil uji rayapan kuat


tekan uniaksial tapi sulit dalam tingkat ketelitian
pengukuran regangan. Dan sulit mennentukan titik laju
rayapan sekunder nol
Kekuatan Jangka Panjang
 Pengujian untuk kekuatan jangka panjang di laboratorium pada batuan utuh dapat
dilakukan dalam 2 metode :
2. Metode tidak langsung,
(1)Metode Dilatansi,
- di dapat dari hasil pengujian kuat tekan uniaksial
- kuat tekan jangka panjang /tingkat rekahan merayap : tegangan pada saat
mulai terjadi perambatan rekahan tidak stabil, yang ditandai dengan
meningkatnya regangan volume pada tegangan-regangan dan berlanjut hingga
mengalami penurunan
perambatan rekahan tidak stabil terjadi sekitar 70-80 % dari tegangan puncak.

(2).Metode Log tegangan-log regangan


dibuat berdasarkan hasil pengujian kuat tekan aksial, dibuat kurva log tegangan-
regangan

(3). Metode laju pembebanan


- didapat dari hasil pengujian kuat tekan uniaksial dengan laju pembebanan
konstan serta deformasi aksial & lateral selama pembebanan dicatat secara
kontiyu & simultan
- kuat tekan jangka panjang ditunjukkan pada suatu titik dalam kurva beban-
waktu yang menunjukkan pengurangan laju pembebanan
Kekuatan Jangka Panjang
 Kurva Kekuatan jangka panjang
(Vyalov, 1986) seperti
tergambar.

 Kurva kekuatan jangka panjang


adalah hubungan tegangan
runtuh (f) terhadap waktu
runtuh (t) dari beberapa
pengujian dengan variasi beban
konstan tertentu (40% c sampai
90% c ). Masing-masing variasi
beban konstan diberikan sampai
sample contoh mengalami runtuh.
Di catat lamanya waktu runtuh
(t) dan tegangan runtuh untuk
setiap hasil pengujian.
Kekuatan Jangka Panjang
 Kekuatan batuan dapat di bedakan
dari
 Kurva Kekuatan jangka panjang
(gambar sebelah)(Vyalov, 1986)
- kekuatan seketika (0) :
kekuatan maksimum yang dapat
ditahan oleh material dalam waktu
yang singkat .
- Kekuatan jangka panjang (t) :
tegangan yang menimbulkan
runtuhan material dalam kurun
waktu yang ditetapkan.
- Kekuatan jangka panjang ultimit
() : tegangan yang tidak
menimbulkan runtuhan dalam
kurun waktu yang lama
Proses rayapan

Kurva rayapan lengkap


I. Rayapan Primer
OA : tahap regangan elastik seketika, terjadi sesat setelah pembebanan diberikan
AB : tahap terjadinya rayapan primer /rayapan sementara, laju regangan berkurang
terhadap waktu, deformasi yang terjadi adalah deformasi elastik tertunda /belum
deformasi permanen
BP : kondisi jika tegangan yang diberikan pada contoh di bebaskan sebelum sample
mencapai B, maka akan terjadi pemulihan seketika,
PQ : kondisi sample mengalami pemulihan elastik tertunda, lanjutan proses BP
Proses rayapan

Kurva rayapan lengkap


II. Rayapan sekunder
Regangan melewati titik B, batuan memasuki tahap dimana terjadi rayapan sekunder
dengan laju regangan konstan (percepatan=0), dan mengalami deformasi permanen.
Tegangan pada contoh di hilangkan, terjadi kondisi :
TU : penurunan regangan elastik seketika
UV : terjadi penurunan regangan elatik tertunda
Kondisi ini akan menjadi deformasi permanen
Proses rayapan

Kurva rayapan lengkap


III. Rayapan tersier
Beban diteruskan hingga contoh mencapai titik C , hingga mencapai pada suatu titik
runtuh
CD : laju regangan mengalami peningkatan pada suatu besaran tertentu.
Rayapan tersier : menggambarkan keruntuhan yang cepat, tidak menunjukkan proses
deformasi murni
Proses rayapan
Rayapan Primer
- terjadi setelah beban diberikan
- daerah elastis
- deformasi yang terjadi deformasi elastis
- perambatan rekahan berjalan lambat hingga stabil
dan mendekati konstan.
Rayapan sekuder
- laju regangan konstan
- sudah mengalami deformasi permanen
- kerusakan pada batuan semakin besar.
Rayapan tersier
- laju regangan mengalami peningkatan hingga akhirnya
runtuh.
Tahapan regangan elastik seketika  rayapan primer
/rayapan sementara / deformasi elastik tertunda(laju
regangan berkurang terhadap waktu) rayapan sekunder 
rayapan tersier
Faktor Yang mempengaruhi Rayapan
1. Jenis beban
Rayapan akibat beban tarik terjadi begitu cepat daripada
rayapan akibat beban tekan.
2. Tingkat tegangan
Besarnya rayapan tergantung tegangan awal yang
diterima.
Rayapan pada massa batuan dapat dianggap sebagi
perambatan rekahan.
3. Kandungan Air & kelembaban
4. Faktor struktur
peningkatan ukuran butiran mengurangi kecepatan
rayapan.
5. Temperatur
adanya peningkatan laju regangan akibat peningkatan
temperatur
Faktor Yang mempengaruhi Rayapan
Daerah terjadinya creep pada kurva tegangan regangan dan
rengan waktu

Daerah I & II : tidak terjadi rayapan dan rayapan stabil, kestabilan jangka panjang
terjadi karena regangan tidak bertambah disebabkan tegangan
konstan
Daerah III: terjadi rayapan dengan kestabilan semu yang pada kondisi tertentu akan
failure
Daerah IV : rayapan tidak stabil terjadi, sesaat kemudian akan terjadi failure
Faktor Yang mempengaruhi Rayapan
Daerah terjadinya relaksasi pada kurva tegangan
regangan dan rengan waktu
Pengujian Rayapan
1. Uji creep Uniaksial
2. Uji triaksial
3. Uji kuat gesr
4. Hasil pemantauan extensometer
Pengujian Rayapan
Uji creep Uniaksial
Pengujian Rayapan
1. Uji creep Uniaksial
Pengujian Rayapan
Uji creep Uniaksial
Pengujian Rayapan
Analogi Uji Rayapan vs Uji UCS
Uji rayapan Uji kuat tekan uniaksial
Ragangan elastik seketika Penutupan rekahan
Rayapan primer Deformasi elastik sempurna
Rayapan sekunder Perambatan rekahan stabil
Rayapan tersier Perambatan rekahan tidak
stabil

Anda mungkin juga menyukai