PENDAHULUAN
kebutuhan dasar manusia yaitu air yang digunakan manusia menjadi sangat
penting. Setiap aspek kehidupan manusia pasti bergantung pada air. Air dapat
diperoleh dari berbagai macam sumber, salah satunya adalah air tanah. Air tanah
dapat diambil dengan membuat sumur pada tanah yang memiliki simpanan air
tanah yang disebut akuifer. Pengambilan sumber daya air dari bawah tanah
dengan masif bisa menyebabkan ketimpangan tata air dan penurunan permukaan
tegangan efektif ini akan menyebabkan penyusutan butiran tanah kembali dan
penurunan permukaan tanah. Kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah erosi di
bagian dalam tanah akibat terangkutnya material tanah di bawah muka air tanah
Agar keberadaan air tanah tetap terjaga dan tidak merusak ekosistem,
pemanfaatan air tanah harus dilakukan secara efisien dan bijaksana. Pemanfaatan
air tanah harus dikelola dengan baik demi hajat hidup orang banyak. Pemakaian
air tanah pun harus mengikuti regulasi pemerintah yang berlaku agar pemanfaatan
air tanah dapat dikelola dengan baik. Pemanfaatan air tanah harus dilakukan
secara efisien dan efektif dalam rangka menjaga keberadaan air tanah, termasuk di
Bandung merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia memiliki
keadaan geografis yang unik. Seperti kita ketahui, Bandung dikelilingi oleh
pegunungan dan terletak pada ketinggian sekitar 768 meter di atas permukaan
laut. Bandung dilewati oleh sungai-sungai utama seperti Sungai Cikapundung dan
Sungai Citarum serta anak-anak sungainya yang mengalir ke arah selatan. Curah
geografis seperti ini membuat Bandung sebagai tempat yang subur dan memiliki
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui cara memanfaatkan air tanah secara efisien
di Kota Bandung. Jika pemanfaatan air tanah tidak terkontrol, maka akan
dan penurunan permukaan tanah. Untuk itu pemanfaatan air tanah sangat penting
dibahas agar setiap pengguna air tanah bijaksana dalam memanfaatkan air tanah.
1.1.2 Rumusan masalah
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan ini ialah untuk menemukan
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajan beberapa pokok, yaitu:
Air tanah merupakan air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bwah
permukaan tanah. Air tanah mempunyai peranan yang sangat penting terutama
dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan
dan air tanah mencapa 70%. Potensi air tanah di Bandung sekitar 912 juta meter
1.5 Hipotesis
1.6.1 Metode
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari literature
digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitis dengan
Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data, berupa
Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,
teori dasar air tanah, gambaran umum Bandung, dan simpulan. Pada bab satu akan
penelitian, ruang lingkup kajian, metode dan teknik pengumpulan data pada
laporan penelitian ini, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan disajikan
air tanah, sumber air tanah, dan cara memperoleh air tanah serta pemanfaatan air
tanah dalam kehidupan sehari-hari. Bab tiga akan membahas mengenai gambaran
kandungan mineral tanah, iklim di Bandung, daerah aliran sungai di Bandung, dan
kondisi air tanah di Bandung. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari
penulis mengenai permasalahan yang kami angkat terkait pemanfaatan air tanah,
khususnya di Bandung.
BAB II
Ada banyak pengertian atau definisi mengenai air tanah. Undang Undang Nomor
7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (UU No. 7/2004) mendefinisikan air
tanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang
lapisan tanah yang disebut akuifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah
disebut lapisan permeabel, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil,
sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti
lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air
Air tanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan
Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui
pancaran atau rembesan (Kodoatie, 1996:7). Dalam definisi lainnya, air tanah
adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi. Lapisan tanah
yang terletak di bawah permukaan tanah dinamakan lajur jenuh (saturated zone),
dan lajur tidak jenuh terletak di atas lajur jenuh sampai ke permukaan tanah, yang
Air yang berada pada lajur jenuh adalah bagian dari keseluruhan air bawah
permukaan yang biasa disebut air tanah (groundwater). Air bawah bawah tanah
(underground water dan sub-terranean water) adalah istilah lain yang digunakan
untuk air yang berada pada lajur jenuh, namun istilah yang lazim digunakan
Pada kedalaman tertentu, pori-pori tanah atau batuan mulai terisi air dan mulai
jenuh. Batas atas lajur jenuh air disebut dengan muka air tanah (water table). Air
yang tersimpan pada lajur jenuh disebut dengan air tanah, yang kemudian
bergerak sebagai aliran air tanah melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang
ada di bumi sampai air tersebut keluar sebagai mata air, atau terkumpul masuk ke
Air bawah permukaan adalah segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di
bawah permukaan tanah sebagai akibat struktur perlapisan geologi, beda potensi
kelembaban tanah, dan gaya gravitasi bumi. Air bawah permukaan tersebut biasa
dikenal dengan air tanah (Asdak, 2002:20). Air yang berada di bawah muka air
pada umumnya disebut air tanah, dan lajur di bawahnya disebut sebagai lajur
jenuh.
Curah hujan yang masuk ke dalam tanah dan meresap ke lapisan yang ada di
Jumlah air tawar yang terbesar, menurut catatan yang ada, tersimpan di dalam
perut bumi, yang dikenal sebagai air tanah (Chow, 1978:56). Berdasarkan
perkiraan jumlah air di bumi (Chow et al, 1988:44) dijelaskan bahwa jumlah air
tanah yang ada di bumi ini jauh lebih besar dibanding jumlah air permukaan (98%
dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori
Air hujan yang meresap ke bawah permukaan tanah dalam bentuk penelusan
kimia air tanah ini memberikan beberapa pengaruh terhadap berbagai kegiatan
terlarut dalam air tanah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok (dalam
Hadipurwo, 2006:74):
dari 0,001 mg/L, yakni berilium, bismut, serium, sesium, galium, emas,
Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber daya air (tanah),
untuk memahami asal-usul dan sifat-sifat air tanah, agar tidak terjadi
akan menjadikan tujuan mewujudkan kemanfaatan air tanah terutama bagi kaum
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dan terletak pada
zona jenuh air. Air tanah berasal dari permukaan tanah, misalkan hujan, sungai,
danau. Dari dalam bumi sendiri, air tersebut terjadi bersama-sama dengan
batuannya, misalkan pada waktu terjadinya batuan endapan terdapat air yang
terjebak oleh batuan endapan tersebut. Contohnya air fosil yang biasanya asin dan
air vulkanik panas dan mengandung sulfur.
(http://klastik.wordpress.com/2008/03/27/dari-mana-asal-air-tanah/)
Dalam perjalananya, aliran air tanah ini sering kali melewati suatu lapisan akuifer
yang di atasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air (impermeable).
Hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara air tanah yang berada di bawah
lapisan penutup dan air tanah yang berada diatasnya. Perubahan tekanan inilah
yang didefinisikan sebagai air tanah tertekan (confined aquifer) dan air tanah
tanah bebas sering kita lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk,
sedangkan air tanah tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus
lapisan penutupnya. Air tanah bebas (water table) memiliki karakter berfluktuasi
Air tanah tertekan inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis
mengakibatkan adanya istilah artesis positif; kejadian dimana potensial air tanah
ini berada di atas permukaan tanah sehingga air tanah akan mengalir vertikal
secara alami menuju kesetimbangan garis potensial khayal ini. Artesis nol adalah
kejadian di mana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan tanah
sehingga muka air tanah akan sama dengan muka tanah. Artesis negatif yakni
kejadian di mana garis potensial khayal ini di bawah permukaan tanah sehingga
Gambar 1
Penampang Artesis
(Sumber: http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/9689-air tanah-apa-
dan-bagaimana-mencarinya.html)
tanah sebagai salah satu sumberdaya air saat ini telah menjadi permasalahan
nasional. Air tanah yang merupakan sumber daya alam terbarukan (renewable
natural resources) saat ini telah memainkan peran penting di dalam penyediaan
pergeseran nilai terhadap air tanah itu sendiri. Air tanah pada masa lalu
merupakan barang bebas (free goods) yang dapat dipakai secara bebas tanpa batas
dan belum memerlukan pengawasan pemanfaatan. Pada era pembangunan saat ini
yang disertai dengan peningkatan kebutuhan air tanah yang sangat pesat telah
mengubah nilai air tanah menjadi barang ekonomis (economic goods), artinya air
tanah diperdagangkan seperti komoditas yang lain bahkan di beberapa tempat air
tanah mempunyai peran yang cukup strategis. Air tanah berperan untuk
memenuhi kebutuhan air minum masyarakat, air irigasi, air untuk keperluan
Kota Bandung terletak di antara 107 36 bujur timur dan 6 55 lintang selatan,
dengan keadaan geologis dan tanah terdiri atas lapisan aluvial hasil letusan
jenis andosol, sedangkan di bagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis
aluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat. Di bagian tengah dan barat
(http://eprints.undip.ac.id/34565/5/1593_chapter_II.pdf)
lainnya yaitu:
Bandung Barat;
b. sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi;
Berdasarkan posisi tersebut, maka Kota Bandung berada pada lokasi yang cukup
strategis, dilihat dari segi komunikasi dan potensi perekonomian. Hal tersebut
disebabkan Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan utama di Pulau
Jawa, yaitu :
a. Barat Timur, pada posisi ini Kota Bandung menjadi poros tengah yang
wilayah selatan, juga menjadi lokasi titik temu antara daerah penghasil
(http://eprints.undip.ac.id/34565/5/1593_chapter_II.pdf)
Gambar 2
Peta Geografis Kota Bandung
(Sumber: http://www.indotravelers.com/ENGLISH/west-
java/bandung/bandung-map.html)
3.3 Luas Wilayah
Kota Bandung terdiri dari 30 Kecamatan dan 151 Kelurahan, mempunyai Luas
(http://dinkes.bandung.go.id/wp-content/uploads/2013/10/BAB-II-PROFIL-
KESEHATAN-KOTA-BANDUNG-TAHUN-12.pdf)
wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa. Secara geografis, kota ini terletak
di tengah-tengah provinsi Jawa Barat serta berada pada ketinggian sekitar 768
meter di atas permukaan laut dengan titik tertinggi berada di sebelah utara dengan
ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan
kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut. Di wilayah
Kota Bandung bagian selatan sampai jalur lintasan kereta api, permukaan tanah
relatif datar, sedangkan di wilayah kota bagian utara memiliki kontur yang
berbukit-bukit.
3.5 Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai
selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung
selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Kota Bandung terletak pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum hulu yang
mempunyai luas total 1771 km2. DAS tersebut yang terdiri dari 14 sub-DAS
Tangkuban Perahu, Cikuray dan di selatan ada Gunung Malbar dan Gunung
Patuha. Bukit dan gunung tersebut mempunyai ketinggian kurang lebih 2000 m
sedangakan bagian tengah terdapat depresi yang dulu berbentuk Danau Bandung
dengan ketinggian kurang lebih 600 700 m dimana mengalir Sungai Citarum
sebagai outlet tunggal dari ke-14 anak sungai. Kemiringan lahan bergerak cepat
dari 70% di daerah hulu, sampai sangat datar kurang lebih 0,02% pada Sungai
Citarum.
timur kota mengalir Sungai Cidurian. Selain ketiga sungai yang relatif besar
tersebut, terdapat beberapa sungai kecil yaitu Sungai Cikapundung Kolot, Sungai
Cipedes, Sungai Cibuntu, Sungai Leuwilimus, Sungai Citepus, Sungai Cilimus,
perkembangan kota. DAS Cikapundung dengan luas total 134 km2 berasal dari
ke Sungai Citarum Hulu di daerah Dayeuh Kolot. Panjang sungai utama kurang
lebih 30 km dengan bentuk DAS melebar di daerah hulu dan sempit di bagian
hilir. (http://eprints.undip.ac.id/34565/5/1593_chapter_II.pdf)
Kota Bandung tercatat sebagai daerah terpadat di Jawa Barat. Tingkat kepadatan
penduduk Kota Bandung mencapai 14.228 orang per kilometer persegi. Disusul
Kota Cimahi dengan 13.134 orang per kilometer persegi. Hal tersebut terungkap
dalam konferensi pers Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar tahun 2010. Jumlah
Data lain dari BPS Kota Bandung menunjukkan, penduduk Kota Bandung
Bandung 14,494 jiwa/Km2, dilihat dari segi kepadatan penduduk per kecamatan,
jumlah rumah tangga Kota Bandung adalah sebanyak 644.709 rumah tangga
Maret 2004 berjumlah 2.510.982 jiwa dengan luas wilayah 16.729,50 Ha. (167,67
km2 ), sehingga kepadatan penduduknya per hektar sebesar 155 jiwa. Komposisi
penduduk warga negara asing yang berdomisili di Kota Bandung adalah sebesar
4.301 jiwa. Jumlah warga negara asing menurut catatan Kantor Imigrasi
Bandung yang berdiam tetap di Kota Bandung setiap bulannya rata-rata sebesar
2.511 orang, sedangkan jumlah warga negara asing yang berdiam sementara di
Gambar 4
Peta Persebaran Penduduk di Jawa Barat
(Sumber: pusdalisbang.jabarprov.go.id)
oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar
awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi kereta api yang dibangun
sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya
bernama Batavia) (Ekajati et al, 1985:63). Pada tahun 1941 tercatat sebanyak
226.877 jiwa jumlah penduduk Kota Bandung. Kemudian setelah peristiwa yang
dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah
dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.
(Sariyun, 1993:32)
Tabel I
1941 226.877
1950 644.475
2005 2.315.895
2006 2.340.624
2007 2.364.312
2008 2.390.120
(Sumber: http://jabar.bps.go.id)
Pada saat ini Kota Bandung yang digunakan sebagai lahan terbangun yang cukup
Tabel II
1. Pemukiman 8739,983
4. Kesehatan 37,288
5. Pendidikan 270,581
8. Bandara 71,068
9. Kuburan 137,576
Jumlah 16.817,944
yang tidak sehat, terbatasnya lahan untuk tempat pemakaman umum (TPU) dan
tekanan berat pada kondisi fisik alam Kota Bandung. Berbagai masalah
tanah, suhu udara yang semakin meningkat, kualitas udara menurun, masalah
sampah yang belum dapat ditangani secara optimal, luas lahan terbuka yang
(http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/587/jbptunikompp-gdl-mfahmiiska-29301-9-
unikom_m-i.pdf)
3.8 Iklim dan Cuaca Kota Bandung
Terletak sedikit di atas 750 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi oleh
perbukitan vulkanik dan pegunungan, Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa
Barat di Indonesia. Bandung memiliki iklim tropis tetapi tetap dingin daripada
kebanyakan tempat lain di Indonesia. Kota ini bersuhu sekitar 25-30 oC pada
siang hari dan 18-25 oC pada malam hari sepanjang tahun, memiiliki curah hujan
rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari per bulan Khas untuk
iklim tropis, Bandung tidak memiliki musim dingin atau musim panas yang
berbeda dan suhu tetap konstan sebagian besar sepanjang tahun dengan fluktuasi
ringan. Bahkan, cuaca di sini dapat diklasifikasikan menjadi basah dan kering
karena musim hujan memiliki peran penting dalam iklim tempat itu. Musim hujan
di Bandung dimulai dari awal Oktober dan berlangsung sampai akhir April
dengan kelembaban rata-rata 85 persen, suhu menyentuh hampir 30o C dan curah
hujan rata-rata 220 milimeter per bulan. Namun pada beberapa tahun belakangan
mengalami peningkatan suhu yang disebabkan antara lain oleh polusi dan
(http://forum.detik.com/cuaca-di-bandung-t343377.html).
Akibat tingginya konsumsi air baku untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
kawasan Bandung Raya terancam krisis air tanah. Mimpi buruk itu seakan nyata
lantaran pemerintah daerah tidak bias menyediakan air bersih dan air baku bagi
bisa dimanfaatkan, tetapi debit penggunaannya harus terus dibatasi. Selain itu,
Bandung, setiap tahun terus menurun dan pasokan air tanah di Kota Bandung
sudah kritis. Jika pengambilan air tanah ini terus berlangsung, maka pengaruhnya
sangat buruk. Permukaan air tanah akan terus menurun, dan hal ini sudah terjadi
disebabkan semakin banyaknya sumur artesis dan peruntukan lahan yang tidak
prioritas penggunaan air tanah ialah untuk pemakaian rumah tangga. Ini terjadi
karena Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tidak dapat memenuhi seluruh
kebutuhan industri, sementara pasokan air permukaan terbatas dan sudah banyak
yang tercemar serta pasokan air tanah saat ini mengalami penurunan sekitar 60
persen dari debit air semula yang berkisar 20-40 liter per detik, menjadi sekitar
Saat ini pun air hujan sebagai sumber pengisi air tanah itu semakin berkurang
curahannya dari tahun ke tahun. Curah hujan yang mencapai 3000-an mm pada
tahun 1800-an menjadi hanya 2000-an mm pada tahun 2000. Sebaliknya, yang
menyedot air tanah semakin berlebihan. Para penyedot air untuk kepentingan
industri yang begitu boros air, serta semakin merebaknya bisnis air bening dalam
kemasan telah menyumbang semakin dalamnya muka air tanah. Akibatnya, sumur
harus dibor lebih dalam lagi karena muka air tanah dangkal (kedalaman 140 m)
telah turun sekitar 1-10 m, muka akuifer tengah (40-150 m) turun sekitar 10-80 m,
dan akuifer dalam (150 m) turun sekitar 50-80 m. Fakta berikutnya dari
penurunan muka air tanah itu adalah adanya beberapa kawasan yang amblas di
Kopo.
Muka air tanah di Bandung pada saat ini berada sekitar 100 meter di bawah muka
tanah, sebagai akibat penggunaan air tanah yang tidak terkendali dan daerah
resapan air yang semakin berkurang. Hal ini akan berdampak pada pencemaran
air, adanya daerah yang amblas, dan terjadinya kekeringan. Kemampuan manusia
untuk mencari sumber air tanah dalam purba begitu canggih, disertai teknologi
penyedotan air yang semakin luar biasa. Pompa air itu mampu menyedot air
dalam hitungan detik untuk sekian ribu kubik. Sementara perjalanan air hujan
sejak meresap ke dalam tanah hingga sampai di kedalaman lapisan tanah
memakan waktu puluhan ribu tahun. Perjalanan air tanah dari kawasan Bandung
30.000-45.000 tahun.
(http://kiagusrachmadi-kaem.blogspot.co.id/2011/09/kondisi-air-tanah-kota-
bandung.html)
Awalnya akuifer atau kandungan air tanah di Cekungan Bandung relatif produktif
dan tersebar merata. Selain mudah memperolehnya, juga tidak perlu membangun
sistem penyalur air. Kualitasnya pun jauh lebih baik daripada air permukaan.
tanah yang cukup luas. Namun, lama kelamaan upaya memperoleh air menjadi
sulit karena muka air tanah semakin turun seiring meningkatnya jumlah penduduk
dan industri.
Berdasarkan hasil monitoring berbagai instansi dan penelitian para ahli, sejak
1972 2002, penurunan muka air tanah di cekungan Bandung berkisar 0,057,70
meter/tahun. Pada 2002, sebagian besar muka air tanah di Kota Bandung berada
sekitar 100 meter di bawah muka tanah. Dari hasil penelitian Direktorat Geologi
Tata Lingkungan, diketahui bahwa penurunan muka air tanah di Kota Bandung
Bandung). Di beberapa titik pantau tersebut, saat ini kedalaman muka air tanah
tahun yang lalu, muka air tanah di titik pantau tersebut antara 0 hingga plus 10
meter. Bila permukaan air tanah terus turun diperkirakan dalam kurun 20 tahun
mendatang, akan terjadi ancaman krisis air tanah. Untuk beberapa daerah tertentu,
krisis air ini bisa terjadi sekitar 10 tahun lagi. Berdasarkan kondisi ini, Pemprov
Jawa Barat telah menetapkan zona air bawah tanah kritis dan rawan.
Fenomena menarik dari hasil pengamatan Dinas Pertambangan dan Energi Jabar
ketika krisis moneter tahun 1998, muka air tanah Kota Bandung justru naik sekitar
2 meter. Kenaikan muka air tanah ini diduga banyak pabrik berhenti produksi
hingga penggunaan air tanah berkurang. Pengambilan air tanah dan jumlah sumur
jumlah air yang diperoleh cukup tinggi. Kemudian, perbandingan ini terus
menurun Sejak awal 1990-an, untuk mendapatkan jumlah air yang sama
diperlukan lebih banyak sumur. Dengan demikian, produktivitas air tanah terus
menurun karena jumlah sumur bor dan persediaan air tanah ini tidak seimbang.
4.1 Simpulan
petani. Pemompaan air tanah hanya dapat diizinkan sesuai dengan kecepatan
sirkulasinya. Pemanfaatan air tanah bebas dalam lapisan yang dangkal di daerah
penerobosan air asin, kecuali daerah pantai. Pemanfaatan air tanah bebas di
lapisan yang dalam tidak perlu dikhawatirkan karena jenis air tanah ini merupakan
air tanah celah. Pemanfaatan air tanah terkekang di lapisan yang dalam terdapat di
air tanah di daerah pertanian dengan pembuatan sistem pengamatan permukaan air
tanah dan neraca air. Metode lainnya adalah dengan melakukan pengisian kembali
4.2 Saran
keinginan masyarakat. Hal tersebut perlu dicermati mengingat tidak ada satupun
teknik konservasi yang sempurna. Setiap teknik konservasi membutuhkan
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/587/jbptunikompp-gdl-mfahmiiska-
Bandung. http://eprints.undip.ac.id/34565/5/1593_chapter_II.pdf.
http://www.kaskus.co.id/lastpost/525aa95859cb17a46c000009.
Chow, Ven te, et al. 1988. Applied Hydrology. New York: McGraw-Hill.
Dinas Kesehatan Kota Bandung. 2013. Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun
2012. http://dinkes.bandung.go.id/wp-content/uploads/2013/10/BAB-II-
PROFIL-KESEHATAN-KOTA-BANDUNG-TAHUN-12.pdf. Dikunjungi 14
November 2015.
Ekajati, Edi Suhardi et al. 1985. Sejarah Kota Bandung, 1945-1979. Jakarta:
Firman, Muhammad dan Amal Nur Ngazis. 2011. Air Tanah Jakarta dan
Bandung Mengkhawatirkan.
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/263325-lipi--air-tanah-di-
Mineral Batubara dan Panas Bumi Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral.
Johnson, Gerald. 1972. Geology of the Yorktown, Poquoson West, and Poquoson
Resources.
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/143221-
November 2015.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi. 2010. Kandungan
https://klastik.wordpress.com/2008/03/27/dari-mana-asal-air-tanah/.
Putra, Kiagus Rachmadi Eka. 2011. Kondisi Air Tanah Kota Bandung.
http://kiagusrachmadi-kaem.blogspot.co.id/2011/09/kondisi-air-tanah-
http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/9689-airtanah-apa-dan-
Bandung.
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS
Nama : Keithcar Llang Mayo
Nama panggilan : Kicar
Tempat, tanggal lahir : Kotabumi, 12 November 1997
Jenis kelamin : Pria
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat asal : Jl. Kapten Mustofa No.36 Kotabumi, Lampung
Alamat di Bandung : Jl. Dago Pojok No.22a
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SDN 4 Tanjungaman, Kotabumi, Lampung Utara (2003-2009)
SMP : SMPN 7 Kotabumi, Lampung Utara (2009-2012)
SMA : SMAN 2 Bandarlampung, Lampung (2012-2015)
PT : Institut Teknologi Bandung, FTTM (2015-sekarang)
IDENTITAS
Nama : Vicky Aji Pangestu
Nama panggilan : Aji
Tempat, tanggal lahir : Pringsewu, 25 April 1997
Jenis kelamin : Pria
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat asal : Gading Rejo, Lampung
Alamat di Bandung : Asrama ITB Kidang Pananjung
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SDN 1 Karangsari, Padangratu, Lampung Tengah (2003-2009)
SMP : SMPN 1 Gadingrejo, Gadingrejo, Pringsewu (2009-2012)
SMA : SMAN 1 Gadingrejo, Gadingrejo, Pringsewu (2012-2015)
PT : Institut Teknologi Bandung, FTTM (2015-sekarang)
IDENTITAS
Nama : Gabriel Powericho Luo Daely
Nama panggilan : Gabriel/Pow/Erich
Tempat, tanggal lahir : Surabaya, 12 Februari 1998
Jenis kelamin : Pria
Agama : Kristen Protestan
Status perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat asal : Jln. Purnawairawan Perum Taman Gunter Blok E11,
Tanjungkarang Barat, Bandarlampung
Alamat di Bandung : Jln. Sangkuriang Gg. Mamah Ating No. 37/154E, Bandung
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SD Fransiskus 1 Tanjungkarang, Bandarlampung (2004-2010)
SMP : SMP Fransiskus Tanjungkarang, Bandarlampung (2010-2013)
SMA : SMAN 2 Bandarlampung, Bandarlampung (2013-2015)
PT : Institut Teknologi Bandung, FTTM (2015-sekarang)