Anda di halaman 1dari 17

KLIPING

“SUNGAI DI INDONESIA”

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Nabila Anggreani Afifah (20)
2. Nafiatus Sa’adah (21)
3. Nahar Naila Kanza (22)
4. Najmah Dewi Anjani (23)
5. Roro Renaning Tyas (26)
6. Sahrini Jati Ningrum (27)
7. Septiana Merolita (28)
8. Shafira Ramadhani (29)
9. Syafira Azzahra Margono (31)
10.Ulfiyah Laila Istiana (32)
Kelas : VII H

SMP NEGERI 2 ULUJAMI


TAHUN AJARAN 2023 / 2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kami
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan keberkahan.
Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami bisa
menyelesaikan kliping yang berjudul “Sungai di Indonesia” ini dengan baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada guru pembimbing dan teman-
teman yang banyak membantu dalam penyusunan kliping ini. Kami menyadari di
dalam penyusunan kliping ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa.
Oleh karena itu kami meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga
memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat kliping ini.
Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan manfaat
untuk diri kami sendiri,teman-teman, serta orang lain.

Penyusun

2
KATA MUTIARA

1. "Hidup itu seperti sungai. Itu akan menyeretmu dengan alirannya, atau kamu bisa belajar
berselancar. Pilihan ada padamu." - Nitin Kishore Rawat
2. "Tidak ada orang yang melangkah di sungai yang sama dua kali, karena itu bukan sungai
yang sama dan dia bukan orang yang sama." - Heraklitus
3. "Kamu tenggelam bukan karena jatuh ke sungai, tetapi karena tetap tenggelam di
dalamnya." - Paulo Coelho
4. "Sebuah sungai membelah batu, bukan karena kekuatannya, tetapi karena kegigihannya." -
Jim Watkins
5. “Ikhlas itu adalah buih di lautan yang tidak membutuhkan pantai".
6. "Ibarat air laut di pantai, meski ia kadang pasang dan surut. Percayalah rasa air laut itu
tidak akan berubah".
7. "Masalah hidup seperti ombak di tepi pantai, ia akan datang tapi pada saatnya ia akan
pergi".

3
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
KATA MUTIARA..............................................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5
A. Latar Belakang...............................................................................................................5
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................7
A. Pengertian Sungai..........................................................................................................7
B. Macam-Macam Sungai di Indonesia.............................................................................7
C. Bentang Alam Pantai.....................................................................................................10
D. Penyebab Pencemaran Air Sungai ................................................................................13
E. Cara Mencegah Pencemaran Air Sungai di Indonesia .................................................14
BAB III PENUTUP.............................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia.Menurut
Kodoatie (2008) “air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air.
Untuk kepentingan manusia, makhluk hidup dan kepentingan lainnya, ketersediaan air dari
segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Air di Indonesia sangat melimpah, hal
ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Akan tetapi, hal ini tidak dimanfaatkan
dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, masyarakat kebanyakan
menyalahgunakan kelebihan ini dengan mencemarinya.
Untuk Indonesia sendiri, sungai masih sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari.
Beberbeda dengan Negara maju, sungai digunakan sebagai tempat wisata tengah kota.
Sungai digunakan untuk mencuci, digunakan untuk pengairan sungai, bahkan di beberapa
daerah tertentu sungai digunakan untuk air kebutuhan minum dan memasak.
Menurut hasil pengamatan penulis terhadap sungai yang ada di sekitar tempat tinggal,
beberapa sungai sudah mulai tercemar oleh sampah-sampah domestic dan pertanian yang
di buang penduduk tanpa melalui proses pengolahan. Sampah-sampah domestic misalkan
saja limbah deterjen dari industri rumah tangga berupa loundry, sampah non-organik
berupa plastic dan botol-botol minuman kemasan, bahkan perabotan rumah tangga yang
tidak dipakai (butut). Sampah-sampah tersebut menghambat aliran sungai, bahkan sungai
yang dekat dengan pemukiman warga ketika hujan lebat air sempat meluap sehingga
mengalir melalui jalan raya dan sebagian menggenangi halaman rumah penduduk. Selain
itu, air buangan dari pertanian yang tercampur oleh pupuk, pestisida dll. Membuat warna
air menjadi kecoklatan dan mengganggu kehidupan makhluk hidup di dalamnya.
Kesadaran penduduk akan pentingnya sungai merupakan salah satu hal yang penting,
Karena dengan kesadaran tersebut masyarakat dapat menjaga dan melestarikan sungai
tanpa paksaan dari pihak manapun sehingga sungai-sungai di Indonesia menjadi terawat
dan terjaga kelestariannya yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mensejahterakan
kehidupannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sungai?
2. Apa saja macam-macam sungai yang ada di Indonesia?
3. Apa yang dimaksud bentang alam pantai?
4. Apa penyebab pencemaran air sungai?
5. Bagaimana cara mencegah pencemaran air sungai di Indonesia?

5
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian sungai
2. Untuk mengetahui macam-macam sungai yang ada di Indonesia
3. Untuk mengetahui yang dimaksud bentang alam pantai
4. Untuk mengetahui penyebab pencemaran air sungai
5. Untuk mengetahui cara mencegah pencemaran air sungai di Indonesia

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sungai
Sungai, kali, atau wai (disebut juga sebagai bengawan; bahasa Inggris: river) adalah
aliran air di permukaan besar dan berbentuk memanjang yang mengalir secara terus-
menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan tempat mengalirnya
air secara gravitasi menuju ke tempat yang lebih rendah. Arah aliran sungai sesuai dengan
sifat air mulai dari tempat yang tinggi ke tempat rendah. Sungai bermula dari gunung atau
dataran tinggi menuju ke danau atau lautan.
Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam
tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Melalui sungai merupakan cara yang biasa
bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar
seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke
anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama.
Aliran air biasanya berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan
kanan. Pengujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah
tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai
juga mengalirkan sedimen dan polutan.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.

B. Macam-Macam Sungai di Indonesia


1. Sungai Kapuas

Sungai Kapuas atau sungai Kapuas Buhang atau sungai Batang Lawai (Laue)
merupakan sungai yang berada di Kalimantan Barat. Sungai ini merupakan sungai
terpanjang di pulau Kalimantan dan sekaligus menjadi sungai terpanjang di Indonesia
dengan panjang mencapai 1.143 km.

7
Nama sungai Kapuas diambil dari nama daerah Kapuas (sekarang Kapuas
Hulu) sehingga nama sungai yang mengalir dari Kapuas Hulu hingga muaranya
disebut sungai Kapuas, namun Kesultanan Banjar menyebutnya Batang Lawai yang
mengacu pada nama daerah Lawie atau Lawai (sekarang Kabupaten Melawi) sehingga
nama sungai yang mengalir dari Kabupaten Melawi hingga muaranya di sekitar kota
Pontianak disebut Sungai/Batang Lawai.
Sungai Kapuas merupakan rumah dari lebih 700 jenis ikan dengan sekitar 12
jenis ikan langka dan 40 jenis ikan yang terancam punah. Potensi perikanan air tawar
di sungai Kapuas adalah mencapai 2 juta ton. Hutan yang masih terlindungi dengan
baik menyebabkan sungai Kapuas terjaga kelestariannya.
Namun, belakangan ini sungai Kapuas telah tercemar logam berat dan berbagai
jenis bahan kimia, akibat aktivitas penambangan emas dan perak di bagian tengah
sungai ini. Walaupun telah mengalami pencemaran oleh logam berat, Sungai Kapuas
tetap menjadi urat nadi bagi kehidupan masyarakat (terutama suku Dayak dan Melayu
di sepanjang aliran sungai. Sebagai sarana transportasi yang murah, Sungai Kapuas
dapat menghubungkan daerah satu ke daerah lain di wilayah Kalimantan Barat, dari
pesisir Kalimantan Barat sampai ke daerah pedalaman Putussibau di hulu sungai ini.
Dan selain itu, sungai Kapuas juga merupakan sumber mata pencaharian untuk
menambah penghasilan keluarga dengan menjadi nelayan/penangkap ikan secara
tradisional.
Sungai Kapuas yang lain juga terdapat di provinsi Kalimantan Tengah,
tepatnya di Kabupaten Kapuas. Sungai ini membentang sepanjang kurang lebih 610
km, dari kecamatan Kapuas Hulu sampai kecamatan Selat yang akhirnya bermuara di
laut Jawa.
Pada 17 Agustus 2019 yang lalu, Merah Putih dikibarkan di atas ponton di
tengah sungai ini dalam rangka peringatan ke-74 kemerdekaan Indonesia yang diikuti
oleh 90 komunitas, penambang, relawan, sampai ratusan masyarakat yang diikuti pula
dengan aneka lomba tradisional. Upacara hari kemerdekaan itu dilangsungkan pertama
kalinya di atas sungai ini.
2. Sungai Mahakam

Mahakam merupakan nama sebuah sungai terbesar di provinsi Kalimantan


Timur yang bermuara di Selat Makassar. Sungai dengan panjang sekitar 920 km ini

8
melintasi wilayah Kabupaten Kutai Barat di bagian hulu, hingga Kabupaten Kutai
Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilir. Di sungai hidup spesies mamalia ikan
air tawar yang terancam punah, yakni Pesut Mahakam.
Sungai Mahakam sejak dulu hingga saat ini memiliki peranan penting dalam
kehidupan masyarakat di sekitarnya sebagai sumber air, potensi perikanan maupun
sebagai prasarana transportasi.
Sebagai ibukota provinsi Kalimantan Timur, Sungai Mahakam juga membelah
Kota Samarinda. Terdapat beberapa kelurahan di Samarinda yang dilewati Sungai
Mahakam, yaitu Kelurahan Loa Buah, Loa Janan Ilir, Loa Bakung,Karang Asam Ulu,
Teluk Lerong Ulu, Teluk Lerong Ilir, Pasar Pagi, Karang Mumus, Selili, Kelurahan
Mesjid,Pulau Atas, Sungai Kapih, Rawa Makmur, Bukuan.
3. Sungai Barito

Sungai Barito atau Sungai Dusun adalah nama sungai yang berhulu di
Pegunungan Muller di provinsi Kalimantan Tengah, memasuki kota Marabahan,
sungai ini bertemu dengan muara sungai Negara di provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia, sekitar 900 km di timur laut ibu kota Jakarta. Alirannya yang menuju ke
hilir sungai disebut Sungai Banjar atau Sungai Banjarmasin[6] atau sungai Banjar
Besar (groote rivier Bandjer), walaupun nama ini sudah jarang digunakan.
Nama Barito diambil berdasarkan nama Tanah Barito atau Onder Afdeeling
Barito atau Kabupaten Barito yang dahulu beribu kota di Kota Muara Teweh yang
secara administrasi termasuk wilayah provinsi Kalimantan Tengah, tetapi sering
dipakai untuk menamakan seluruh daerah aliran sungai ini hingga ke muaranya pada
Laut Jawa di provinsi Kalimantan Selatan yang dinamakan Muara Banjar atau Kuala
Banjar.
Sungai Barito adalah sungai yang terbesar dan terpanjang di Kalimantan
Selatan. Hulu sungai Barito berada di Pegunungan Muller, membujur dari wilayah
Kalimantan Tengah di bagian utara Pulau Kalimantan hingga bermuara di Laut Jawa,
sepanjang kurang lebih 1.000 kilometer. Lebar Sungai Barito rata-rata antara 650
hingga 800 meter dengan kedalaman rata-rata 8 meter. Lebar sungai pada bagian
muara yang berbentuk corong mencapai 1.000 meter, sehingga sungai Barito

9
merupakan sungai terlebar di Indonesia. Bagian terpanjang dari Sungai Barito mulai
dari hulu sungai terletak di wilayah Kalimantan Tengah, sedangkan sisanya sampai ke
muara sungai berada di wilayah Kalimantan Selatan.
Kalimantan Selatan termasuk ke dalam wilayah kepulauan bercirikan sejumlah
besar sistem sungai yang mengalir dari daerah pedalaman ke lautan. Menurut Hall,
keadaan seperti itu merupakan sebuah keistimewaan yang membawa pengaruh
signifikan terhadap perkembangan sosial dan ekonomi daerah bersangkutan. Dari
waktu ke waktu orang bermukim di antara berbagai sistem sungai itu, sehingga terjadi
konsentrasi penduduk di daerah delta yang luas di mulut sungai.
Begitu pentingnya arti jaringan sungai, sehingga para penguasa wilayah selalu
berusaha untuk mengontrol seluruh jaringan sungai yang ada di dalam wilayah
kekuasaan mereka untuk mengimplementasikan hegemoni politik mereka. Meskipun
demikian, tidak mudah untuk melakukan kontrol ekonomi secara langsung terhadap
penduduk yang bermukim di hulu sungai dan para pendatang di pantai. Oleh karena itu
biasanya penguasa wilayah mengandalkan kekuatan fisik maupun pembentukan aliansi
untuk menguasai daerah pedalaman.
Sungai besar yang berhulu dari kaki pegunungan Muller hingga mencapai
muaranya di Laut Jawa, panjang Sungai Barito mencapai 909 km, dengan lebar antara
650 m hingga mencapai 1000 m yang menjadikan Barito sebagai sungai terbesar di
Indonesia.

C. Bentang Alam Pantai

Pantai merupakan jalur atau bidang yang memanjang , tinggi dan lebarnya dipengaruhi
oleh pasang surut dari air laut, yang terletak di antara daratan dan lautan
( Thornbury,1969). Morfologi pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : tipe batuan,
struktur geologi, diatropisme, perubahan naik turun muka air laut, erosi daratan dan air.
a. Ciri-ciri pantai
1) Biasanya terdapat ekosistem mangrove di sekitarnya
2) Memiliki garis pantai yang permanen dan terjaga secara baik

10
3) Berperan sebagai rumah bagi banyak jenis makhluk hidup sekaligus dapat menjadi
sumber kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya
4) Biasanya terdapat pola usaha budidaya air payau
b. Manfaat keberadaan pantai
1) Sebagai objek wisata
2) Sebagai sumber protein hewani
3) Area tambak garam
4) Sebagai daerah pertanian pasang surut
5) Dapat menjadi wilayah perkebunan kelapa
6) Pengembangan kerajinan tangan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya
c. Jenis-jenis pantai
 Berdasarkan Proses Pembentukannya
1) Pantai Spit, yakni pantai yang salah satu ujungnya bersambung dengan daratan.
Contohnya adalah Farewell Spit yang terletak di Selandia Baru.
2) Pantai Tambolo, yakni bukit endapan pada pantai yang menghubungan antara
sebuah pulau dengan pulau utama. Contohnya adalah The Angel Road yang
terletak di Pulau Shodo, Jepang.
3) Pantai Baymouth, yakni bukit endapan di sebuah pantai yang memotong teluk
dengan lautan.
4) Pantai Fyord, yakni pantai yang memiliki bentuk berlekuk-lekuk panjang dan
sempit dengan tebing yang curam. Pantai ini terjadi karena adanya kikisan
gletser. Contohnya adalah Fjord Geirangerfjord yang terletak di Norwegia.
5) Pantai Ria, yakni pantai yang memiliki bagian muara lebih besar dan tebing
yang curam. Pantai ini hampir menyerupai dengan Pantai Fyord, tetapi pantai
ini terbentuk karena adanya lembah sungai yang tergenang air. Contohnya
adalah Georges River yang terletak di Sydney, Australia.
6) Pantai Sekaren, yaitu pantai yang daratannya terdapat banyak pulau kecil.
7) Pantai Bukit Pasir, yakni pantai yang terjadi karena adanya perbedaan pasang
naik dan pasang surut yang besar. Pantai jenis ini sering bertiup angin laut dan
pesisirnya kering. Contohnya adalah Pantai Parangtritis yang terletak di
Yogyakarta.
8) Pantai Berdanau (Haff), yakni pantai yang terpisah dari laut dan di dalamnya
terdapat sungai yang bermuara. Pantai jenis ini sering disebut sebagai laguna.
Contohnya adalah Pantai Samas yang terletak di Yogyakarta.
9) Pantai Estuarium, yakni pantai yang memiliki muara sungai berbentuk corong
dengan dasar yang lebih dalam. Pantai jenis ini terjadi karena adanya proses
pengikisan pasang naik dan pasang surut. Contohnya adalah muara Sungai
Kapur yang terletak di Riau.

11
10) Pantai Liman, yakni pantai yang memiliki teluk kecil pada muara sungainya.
Pantai jenis ini hampir sama dengan Pantai Estuarium dan terjadi karena
adanya penurunan dasar sungai dan erosi sungai.
11) Pantai Delta, yakni pantai yang memiliki sebuah delta. Delta merupakan
daratan yang terjadi akibat proses pengendapan hasil pelapukan di muara
sungai.
12) Pantai Karang, yakni pantai yang memiliki banyak pulau dan batu karang di
sepanjang pantainya. Contohnya adalah Pantai Appalarang yang terletak di
Sulawesi Selatan.

 Berdasarkan Bentuk Geografisnya


1) Pantai Landai, yakni pantai yang memiliki permukaan relatif datar. Pantai jenis
mencangkup adanya pantai mangrove, pantai delta, pantai bukit pasir, dan
pantai estuarium.
2) Pantai Curam, yakni pantai yang bentuk geografisnya adalah bergunung-
gunung. Hal tersebut disebabkan karena adanya retakan yang memanjang
sejajar dengan pantai dan terkikis oleh ombak besar hingga menjadikan tebing
curam serta laut yang dalam. Contohnya adalah pantai di selatan Pulau Jawa
dan barat Pulau Sumatera.
3) Pantai Bertebing (Flaise), yakni pantai yang memiliki bentuk geografis berupa
curam pada muka tebingnya karena terdapat pegunungan melintang tegak lurus
terhadap pantai. Di pantai jenis ini biasanya memiliki laut yang dangkal. Pantai
Flaise ini terjadi karena adanya proses penimbunan hasil rusakan tebing itu
sendiri (biasanya karena abrasi atau erosi). Contohnya adalah Pantai Timang
yang terletak di Yogyakarta.
4) Pantai Karang, yakni pantai yang memiliki terumbu karang di sepanjang
pantainya. Contohnya adalah Taman Bunaken yang terletak di Manado.
d. Potensi sumber daya alam pantai
 Sumber daya alam yang terbarukan
1) Sumber daya perikanan (perikanan dan budidaya tangkap)
2) Mangrove
3) Terumbu karang
4) Pasang surut dan angin
5) OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).
 Sumber daya alam yang tidak terbarukan
1) Minyak dan gas bumi
2) Batu bara
3) Bahan mineral lainnya

12
D. Penyebab Pencemaran Air Sungai di Indonsia
1. Berkembangnya industri-industri di Indonesia
Dewasa ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah,
teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang di hasilkan. Industri-industri
khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya
ke dalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena pembuangan limbah
industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi,
serta fisik air. Polutan yang di hasilkan oleh pabrik dapat berupa:
1. Logam Berat: Timbal, Tembaga, Seng, Raksa/Merkuri, Cadmium.
2. Panas: air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya
akan mematikan biota air.
2. Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah
rumah tangga dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan
dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam
bentuk zat organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa bibit-
bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan
epidemi yang luas di masayarakat. Limbah dari rumah tangga bisa berupa limbah
detergen, limbah dari dapur masak, limbah detergen dari laundry yang merupakan
penyumbang terbesar.
3. Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan.
Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses
pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian
mengandung berbagai macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida.
Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari
pertanian karena air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air
seperti enceng gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami
pertumbuhan dengan cepat yang dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk
pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik lainnya.
Penggunaan pestisida juga dapat menggagu ekosistem air karena pestisida
bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.
4. Pencemaran air sungai karena proses alam
Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya
gunung meletus, erosi dan iklim. Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai
bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur
yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan
air kurang mampu mengasimilasi sampah.

13
Iklim juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada
musim kemarau volume air pada sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai
untuk menetralisir bahan pencemaran juga berkurang.
Dari uraian penyebab pencemaran air sungai di Indonesia diatas, bahan
pencemarannya dapat dikelompokkan menjadi:
1. Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah yang
mengandung senyawa organik, misalnya sampah industri makanan, sampah industri
gula tebu, sampah dari tanaman air seperti enceng gondok yang mati, sampah rumah
tangga (sisa-sisa makanan, kotoran manusia dan kotoran hewan ternak), dll. Untuk
proses penguraian sampah-sampah tersebut memerlukan banyak oksigen, sehingga
apabila sampah-sampah tersebut berada di dalam air, maka perairan tersebut akan
kekurangan oksigen.
2. Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit yaitu bahan pencemaran yang
mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli. Bahan pencemar ini berasal dari
limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
3. Bahan pencemar senyawa organik/mineral misalnya logam-logam berat seperti
merkuri (Hg), cadmium (Cd), timah hitam (Pb), tembaga (Cu), garam-garam
anorganik.
4. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu
senyawa organik yang berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik,
deterjen, serat sintesis, limbah industri dan limbah minyak.
5. Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat dan
senyawa fosfat.
6. Bahan pencemar berupa zat radioaktif yang biasanya berasal dari limbah PLTN dan
dari percobaan- percobaan nuklir lainnya.
7. Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada
tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan oleh gunung berapi
yang meletus.
8. Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit
tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin.

E. Cara Mencegah Pencemaran Air Sungai di Indonesia


Menurut Achmad Lutfi,2009:01 untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air
sungai di Indonesia kita perlu melakukan berbagai langkah diantaranya adalah:
1) Melestarikan tumbuhan di hulu sungai dan membuat sengkadan pada lahan pertanian
yang miring. Agar tidak menimbulkan erosi tanah, di sekitar hulu sungai sebaiknya
ditanami tumbuh-tumbuhan yang dapat menahan terjadinya erosi serta pada lahan

14
pertanian yang miring dibuat sengkedan agar tidak menimbulkan erosi dan tanah
longsor
2) Tidak membuang sampah apapun ke dalam sungai
Sampah seharusnya memang tidak di buang ke sungai tetapi sampah dapat
dimanfaatkan menjadi barang yang berguna. Misalnya:
 Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintesis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dapat diolah menjadi bahan lain yang berguna.
Misalnya dapat diolah menjadi karet.
 Sampah organik yang dapat diuraiakan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang
tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunkan sebagai pupuk.
3) Tidak menggunakan pupuk atau pestisida secara berlebihan
Penggunaan pupuk dan pestisida sebagian besar biasanya dilakukan oleh lahan
pertanian yang airnya kemudian dialirkan ke sungai tanpa melalui proses pengolahan.
Maka dari itu, penggunaannya harus seminimal mungkin agar tidak menimbulkan
pencemaran yang serius
4) Mengolah limbah industri menjadi barang yang bermanfaat. Misalnya mengolah
limbah industri gula menjadi tetes (yang dapat digunakan sebagai pupuk) maupun
menjadi micin (yang dapat digunakan sebagai penguat rasa makanan).
5) Memanfaatkan tanaman air seperti enceng gondok yang tumbuh secara tidak terkendali
menjadi barang-barang kerajinan, seperti tas
6) Melestarikan hutan
Yaitu dilakukan agar ketersediaan air yang disimpan oleh tumbuh-tumbuhan hutan
tidak berkurang, sehingga sumber-sumber mata air sungai tidak berkurang
memproduksi air dan volume air sungai tetap stabil. Selain itu tumbuhan hutan dapat
menyerap CO2 dan menghasilkan O2 yang dapat mencegah terjadinya hujan asam
yang dapat merusak ekosistem air sungai.
7) Membuat undang-undang mengenai pencemaran air sungai serta melakukan
pengontrolan secara ketat dan sanksi keras pada yang melanggar ketentuan pemerintah
tersebut.
8) Yang paling penting dari pencegahan pencemaran air sungai adalah menyadarkan
masyarakat Indonesia itu sendiri akan pentingnya aliran sungai bagi kehidupan. Karena
dengan kesadaran itu masayarakat akan menjaga dan melestarikan sungai tanpa
paksaan dari pihak manapun sehingga mereka tidak akan membuang bahan
pencemaran ke dalam sungai dan sungai akan terjaga kelestariannya yang akan
membawa kesejahteraan bagi makhluk hidup di sekitarnya.

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya
terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di
beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju. Selain air, sungai juga
mengalirkan sedimen dan polutan.
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air
minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya penyebab
pencemaran air adalah aktivitas manusia yang menciptakan limbah (sampah) pemukiman
atau limbah rumah tangga. Selain itu pencemaran air juga disebabkan dari limbah industri
yang dibuang sembarangan di sungai, selokan, laut, dan lain-lain. Hal itu mengakibatkan
terjadinya bencana banjir, erosi, tanah longsor, dan lain-lain.
Upaya penanggulangan pencemaran air dimulai dari pengertian yang baik dan
perubahan dari masyarakat. Dimulai dengan tidak membuang sampah rumah tangga
sembarangan di sungai sampai pada pengertian untuk mengolah sampah agar tidak
mencemari air. Selain hal itu, pennggulangan pencemaran air dengan cara penanaman
pohon dapat mencegah longsor dan dapat menyerap banyak air bersih.

B. Saran
Melihat banyak dan bahayanya dampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran air
sungai maka masyarakat Indonesia diharapkan dapat menjaga dan melestarikan air sungai
dengan penuh kesadaran agar air sungai tersebut tidak tercemar dan dapat berguna serta
bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup.
Semua lapisan masyarakat diharapkan terus menjaga dan merawat aliran sungai serta
terus belajar dan mengembangkan wawasannya mengenai cara menanggulangi
pencemaran air sungai khususnya di Indonesia agar pencemaran air sungai di Indonesia
tersebut dapat dikurangi atau bahkan diatasi dan kehidupan makluk hidup di Indonesia
menjadi lebih sejahtera.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai
https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Kapuas
https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Mahakam
https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Barito
https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-pantai/
https://www.academia.edu/9083809/Makalah_Pencemaran_Sungai

17

Anda mungkin juga menyukai