Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis berupa makalah ini dengan baik dan
tanpa suatu kendala berarti. mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Teknik
Pengerukan Bapak Broto Prioyono, S.SiT., MT yang telah membimbing dan memberi arahan
dalam penyusunan makalah ini. Begitu pula kepada teman-teman seperjuangan yang telah
memberi masukan dan pandangan kepada kami selama menyelesaikan makalah ini.

Makalah berjudul “MENILAI DATA SUNGAI PAPUA DAN MALUKu” ini disusun untuk
memenuhi tugas semester 3 mata kuliah Teknik Pengerukan. Pemilihan judul didasarkan pada
banyaknya berita hoaks yang tersebar di media sosial, terutama Twitter.

Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Karenanya, kami menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca agar kami
dapat menulis makalah secara lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga dapat memberi
inspirasi bagi para pembaca, terutama pengguna Twitter yang kerap menemukan berita hoaks.

Palembang, 27 Agustus 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I .................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN........................................................................................
BAB II.................................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................................
2.1 SUNGAI DI PAPUA..................................................................................................
2.2 SUNGAI DI MALUKU.............................................................................................
BAB III...............................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terletak di garis khatulistiwa yang
menyebabkan Indonesia memiliki iklim yang tropis. Hal ini kemudian membuat
indonesia memiliki kaeanekaragaman flora dan fauna serta alam yang membentang luas
di dalamnya. Keberadaan flora dan fauna yang beranekaragam ini tentunya tidak terlepas
dari adanya alamnya yang juga sangat nyaman bagi mahluk hidup didalamnya.
Pepohonan yang rindang hingga sungai – sungai yang mengalir di setiap daerahnya.
Sungai adalah tempat berkumpulnya air yang berasal dari hujan yang jatuh di daerah
tangkapannya dan mengalir dengan takarannya. Sungai tersebut merupakan drainase alam
yang mempunyai jaringan sungai dengan penampangnya, mempunyai areal tangkapan
hujan atau disebut Daerah Aliran Sungai (DAS) (Siregar, 2004).
Hampir di setiap darerah di Indonesia, kita pasti bisa menemukan sungai. Karena
kontur tanah di Indonesia juga berbeda-beda, karaktertistik pada setiap sungai-sungai
Indonesia pasti juga memiliki perbedaan. Sungai juga memiliki peranan yang sangat
penting bagi masyarakat. Sungai sangat dibutuhkan mulai dari untuk kehidupan sehari-
hari hingga untuk kepentingan sebuah jalur transportasi. Sehingga tidak heran jika
masyarakat Indonesia banyak menggantungkan kehidupannya pada sungai.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja sungai yang ada di Papua dan Maluku?


2. Bagaimana Karakteristik dari sungai-sungai tersebut?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian apa saja sungai yang ada di Papua dan Maluku
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik sungai yang ada di Papua dan Maluku
BAB II
PEMBAHASAN

A. SUNGAI DI PAPUA
1. Sungai Baliem

Sungai yang letaknya di kabupaten Jaya Wijaya, tepatnya lembah Baliem ini memiliki
panjang sekitar 60-80 km dengan lebar kira-kira 15-20 km. Sungai yang mengalir di
lembah Baliem ini pun melewati kota Wamena. Suhu air sungai Baliem tergolong dingin.
Brr… membayangkan merendam kaki di sungai itu pasti kita kedinginan, karena suhu
airnya berkisar 14 hingga 18oC. Tingkat keasaman sungai Baliem berkisar antara 6,8-7,5.
Kadar oksigen 4,1-4,3 mg/L. Kecepatan arus 0,09-0,92m/det. Kecerahan 17-160 cm.
Kedalaman 0,60-3,7 meter.
Kadar keasaman air di sungai Baliem masih tergolong bagus bagi pertumbuhan
organisme yang hidup di air, misalnya ikan. Di sungai Baliem juga ditemukan sejenis
hewan yang mempunyai nilai adat yang tinggi. Sama tingginya dengan ubi (hipiri) dan
babi (wam) bagi masyarakat sekitar. Hewan ini sejenis cherax spp dan suka di lumpur.
Pada malam hari hewan tersebut akan muncul dan bermigrasi ke pinggir sungai,
sedangkan malamnya kembali ke perairan sungai yang dalam. Di tepian sungai Baliem
juga terdapat rawa-rawa, daerah yang rawan terhadap banjir dan biasa dimanfaatkan
masyarakat sekitar untuk melepas ternak babi mereka. Daerah sekitar aliran sungai
memiliki potensi berupa pariwisata, perkebunan, dan pertanian.
2. Sungai Digul

Salah satu sungai terpanjang di nusantara ini ternyata berada di tanah Papua. Panjang
sungai Digul mencapai 546 km. Beberapa anak sungai Digul antara lain Sungai Mappi
(Kabupaten Mappi sampai Boven Digul) dan anak sungai Mandobo (Tanah Merah
sampai Kecamatan Mandobo). Tanaman merambat dan pakis banyak dijumpai di sekitar
sungai. Apabila ingin melihat kejernihan sungai Digul sebaiknya berkunjung
ketika pembagian musim kemarau, ya. Karena kalau musim penghujan air sungai ini
cenderung keruh. Hal ini disebabkan oleh karakteristik tanah sungai yang berlumpur.

Hewan air yang habitatnya di sungai Digul ini antara lain adalah kura-kura, buaya, ikan
mujair, lele, gabus, gurameh. Sungai Digul juga dimanfaatkan sebagai sarana
transportasi. Di sekitar sungai ada dua perusahaan, perusahaan kelapa sawit dan tripleks.
Sayangnya pembuangan limbah pabrik tidak terkendali dan tidak diperhatikan sehingga
kemungkinan hewan dan tumbuhan yang tinggal di sungai Digul dapat mengalami
kepunahan.
3. Sungai Bian

Sungai Bian atau disebut dengan Mbian letaknya di Papua Barat. Sungai Bian dan
Muting sering dijuluki sebagai Baliem alternative. Maksudnya adalah apabila kita belum
sempat atau mampu menjelajah lembah Baliem dapat berkunjung ke dua sungai tersebut
untuk melihat kehidupan asli suku Papua.

Bagi yang suka memancing silakan datang ke sungai Bian, menurut cerita ini spot yang
menarik bagi para pemancing karena banyak jenis ikan yang berada di sungai ini dan
mudah untuk di dapatkan tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mendapatkan ikan jika
anda sudah berkunjung dan memancing ke sungai ini dan menikmati keindahan sungai ini
dengan adanya pepohonan yang rindang dan bebatuan yang menambah keindahan sungai
Bian ini.
4. Sungai Kamundan

Sungai Kamundan masih alami dengan hulu yang berada di kabupaten Manokwari
dan muaranya di perbatasan Teluk Bintuni dan kabupaten Sorong Selatan. Sungai
Kamundan tenang dengan pepohonan di kiri dan kanan sungai. Sungai ini
meerupakan sungai yang memiliki panjang yang luas dengan air yang tenang dan
jernih. Sehingga banyak orang yang berkunjung untuk menikmati keindahan sungai
Kamundan ini.

Beberapa spesies yang dapat ditemui di sekitar sungai Kamundan ini antara lain
adalah buaya muara, primata, sejenis rangkong, kakatua jambul kuning, dan
kelelawar.

5. Sungai Lorentz
Sungai ini sering disebut juga dengan sungai Unir atau Undir. Berhulu di pedalaman
Papua, lalu melewati hutan alami dan dataran rendah yang akhirnya bemuara di
Teluk Flamingo. Ada sejarah yang terjadi di sungai ini, yaitu sekitar abad 20 silam.
Di mana Belanda melakukan 3 kali ekspedisi ilmiah melewati sungai Lorentz menuju
pegunungan Jaya Wijaya. Sungai Lorentz ini telah beberapa kali mengalami
pergantian nama.

Yang pertama nama yang diberikan ketika ekspedisi Belanda di wilayah pantai
selatan Papua yaitu Noordrivier atau sungai Utara. Setelah tahun 1910 nama sungai
Utara diubah menjadi sungai Lorentz, sesuai dengan nama pemimpin ekspedisi,
Hendrikus Albertus Lorentz. Setengah abad dalam peta, nama sungai Lorentz
bertahan. Lalu Papua diserahkan ke Indonesia dan nama sungai pun dirombak
kembali dengan meninggalkan unsur nama berbau Belanda. Oleh suku Asmat Papua,
sungai Lorentz dinamai sungai Unir atau Undir. Sedangkan Belanda masih tetap
menyebutnya sungai Lorentz.

6. Sungai Mamberamo

Sungai Mamberamo airnya berasal dari pertemuan beberapa anak sungai, yaitu Van
Daalen, Taritatu, dan Tariku. Aliran air ke utara degn malalui lmbah perunungan Van
Reese, menuju dataran rendah dan muaranya di samudera Pasifik (utara tanjung
D’Urville). Wilayah sekeliling Mamberamo tersusun dari bebatuan sedimen yang
mengendap dengan tebal hingga beberapa ribu meter.

Di kawasan ini pun dapat dijumpai fenomena alam berupa semburan lumpur
bercampur pasir dengan warna abu-abu dan diameter sepanjang 50 meter yang
terdapat di hutan. Semburan lumpur ini disebut mudvocano. Panjang sungai
Mamberamo ini sekitar 670 km dengan kedalaman antara 8 hingga 33 meter. Luas
daerah resapannya 138.877 km2 dan debit air sebanyak 5500 m3/detik. Kawasan
sekitar sungai Mamberamo bagian hulu adalah pegunungan, hilir daerah rawa, dan di
tengah merupakan dataran tinggi luas.

Spesies yang terdapat di sungai Mamberamo dan daerah sekitar sungai antara lain
adalah buaya muara, buaya daratan, kupu-kupu putih dan hitam, katak hidung
panjang, beragam kaisar, tikus pohon kecil, kelelawar kembang baru, cenderawasih,
dan 143 jenis burung lainnya. Potensi alam yang dimiliki adalah : gas alam, emas,
batu bara. Dan akan dibangun PLTA di kawasan ini. Sungai Mamberamo juga
dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai sarana transportasi. Di sepanjang aliran
sungai tumbuh hutan sagu yang subur, selain sagu, hasil nipahnya juga banyak.

7. Sungai Torasi

Terletak di kecamatan Domonggi, kabupaten Merauke merupakan bagian dari muara


sungai Bensbach yang terkenal karena terdapat wisata alam di Papua New Guinea.
Batas utaranya republik Palau, di sini ada garis batas (Meridien Monumen).
Sungai torasi ini memiliki panjang yang luas, sehingga sering digunakan untuk jalan
pelayaran alternatif untuk melakukan perjalanan. Dengan sungai yang memiliki
keindahan serta ikan-ikan kecil yang berada di dalam sungai ini. Sehingga tak heran
banyak manusia yang ingin berkunjung ke tempat ini untuk melakukan wisata alam
dan menikmati keindahan di sungai ini.

8. Sungai Merauke

Sungai Merauke atau dikenal dengan nama sungai Maro. Nilai sejarah sungai ini
karena namanya dipakai sebagai asal nama Merauke. Daerah sekitar aliran sungai
sangat subur dan dimanfaatkan untuk bertanam. Panjang sungai Merauke adalah 207
km sedangkan lebarnya 48-900 m. Air sungai Maro yang keruh dan katanya
mengandung kadar garam tinggi tidak bisa dimanfaatkan untuk pengairan atau
irigasi. Spesies yang ada di sungai Maro yaitu beragam jenis ikan mulai dari ikan
sebilang, ikan tulang, ikan mata bulan, ikan kaca, ikan bulanak, ikan arwana.
Optimalisasi sungai Maro masih tetap dilakukan dan akan dilakukan upaya supaya
sungai Maro dapat bermanfaat untuk irigasi.

Selain delapan sungai tersebut, Papua pun memiliki beberapa sungai lainnya yaitu
sungai Mayu, Noordwese, Sungai Sircaden, dan Sungai Warenoi. Sebagian besar
merupakan sungai yang masih alami di mana terdapat beragam spesies ikan dan
binatang air lainnya. Bagi yang senang wisata alam, budaya, maupun petualangan,
jangan ragu untuk berkunjung ke sungai-sungai yang ada di Papua.
B. Sungai di Maluku

1. Sungai Yaro

Sungai Yaro adalah sebuah sungai di pulau Halmahera, provinsi Maluku


Utara Indonesia, sekitar 2500 km di timur laut ibu kota Jakarta. Sungai ini mengalir
di bagian utara pulau Halmahera yang beriklim hutan hujan tropis Suhu rata-rata
setahun sekitar 24 °C. Bulan terpanas adalah September, dengan suhu rata-rata
26 °C, and terdingin Januari, sekitar 22 °C.[5] Curah hujan rata-rata tahunan adalah
2543 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Januari, dengan rata-rata
270 mm, dan yang terendah September, rata-rata 80 mm

2. Sungai Way Apu


Sungai Way Apu merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Buru. Aliran
sungai yang membentang sejauh 47,25 km ini melintasi permukiman penduduk dan
terletak di Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Untuk memaksimalkan fungsi sungai
Way Apu bagi masyarakat, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) membangun Bendungan Way Apu sebagai Proyek
Strategis Nasional (PSN). Kehadiran Bendungan Way Apu berfungsi sebagai
infrastruktur yang memiliki potensi sebagai penyedia air baku, air irigasi,
energi/pembangkit listrik, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan mendorong
perekonomian lokal.

Perwakilan BPKP Provinsi Maluku melalui Tim Bidang Instansi Pemerintah Pusat
(IPP) menerjunkan tim pada Kamis (20/10), guna melakukan kunjungan lapangan
dalam rangka Reviu Tata Kelola Proyek Strategis Nasional Bendungan Way Apu
Triwulan IV Tahun 2022. Dalam kunjungan ini Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Maluku Yunaedi juga ikut turun lapangan. Selama melaksanakan kegiatan reviu ini
Kepala Perwakilan dan tim turut didampingi PPK M. Santang Istiaji, Pihak Penyedia
dan Konsultan Supervisi.

Bendungan Way Apu sendiri merupakan bendungan pertama di Provinsi Maluku dan
memiliki kapasitas daya tampung sebesar 50,05 juta m3. Bendungan yang
membendung Sungai Way Apu ini dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 422,08
hektar, dan merupakan tipe zonal urugan inti tegak dengan tinggi mencapai 72 meter,
lebar puncak 12 meter, panjang puncak 490 meter, dan luas daerah genangan
mencapai 235,10 hektar. Progres fisik pembangunannya diperkirakan telah mencapai
42,53% per 15 Oktober 2022 dan ditargetkan selesai pada tahun 2024 mendatang.

Bendungan Yang Terletak Di Desa Wapsalit Kecamatan Lolong Guba dan Desa Wae
Flan Kecamatan Wae Lata Kabupaten Buru ini direncanakan akan mampu
menyediakan kebutuhan air irigasi seluas 10.000 ha, reduksi banjir sebesar 557
m3/detik dan pembangkit listrik 8 mw atau setara dengan 8.750 pelanggan 900 watt.
Diharapkan kehadiran bendungan ini dapat mendukung keberlanjutan produksi
pertanian, ketersediaan air baku dan energi serta menumbuhkan ekonomi lokal
menjadi lebih baik.

3. Sungai Kawa

Sungai ini mengalir ke arah timur melalui wilayah selatan Taman Nasional
Manusela, dengan banyak "sungai kecil mengalir deras mengalir".[2]

Sungai ini mengalir di wilayah barat laut pulau Seram yang beriklim hutan hujan
tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[3] Suhu rata-rata setahun
sekitar 22 °C. Bulan terpanas adalah Desember, dengan suhu rata-rata 24 °C, and
terdingin Agustus, sekitar 20 °C.[4] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3137 mm.
Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Juli, dengan rata-rata 494 mm, dan yang
terendah Oktober, rata-rata 89 mm

4. Sungai Eti
Sungai Eti adalah sungai di Pulau Seram, provinsi Maluku, Indonesia, sekitar 2400 km di
timur laut ibu kota Jakarta.[1] Mengalir ke laut di sisi barat daya pulau, beberapa kilometer
di selatan kota Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat.[2]

Menurut cerita rakyat Maluku Tengah, tiga sungai, yaitu sungai Eti, sungai Tala, dan sungai
Sapalewa, bersumber pada sebuah danau keramat di puncak sebuah gunung yang bernama
"Nunusaku". Di tempat itu tumbuh suatu pohon beringin dengan tiga akar tunjangnya yang
masing-masing mengarah ke sungai-sungai tersebut di atas dan di situlah berasal manusia-
manusia asli pulau Seram, yaitu orang "Alifuru", yang kemudian mendiami pulau-pulau di
sekitarnya.[3] Ketiga sungai itu dikenal dengan nama "Tiga Batang Air" (dalam bahasa
daerah: Kwele Batai Telu atau Kwalai Batai Telu) atau "Tiga Ruas Sungai" yang mengaliri
pulau Seram (Nusa Ina).[4] Nunusaku (yang menurut legenda adalah suatu kerajaan besar
yang kemudian menghilang)[4] adalah istilah yang terbentuk dari dua kata, yaitu "nunu" atau
"nunue" yang merujuk kepada "pohon beringin", dan "saku" yang berarti "benar". [5] Tempat
ini terletak di wilayah Manusa-Manue dan dianggap sebagai wilayah yang tidak dapat
dimasuki oleh manusia.[5] Di wilayah tiga sungai ini berdiam suku Alune dan suku Wemale,
di mana suku Alune menghuni seluruh wilayah sungai Eti, daerah bergunung sungai Tala
dan sebagian besar wilayah sungai Sapalewa di dekat pantai, sedangkan suku Wemale
tinggal di sebelah timur sungai Tala dan sungai Sapalewa. [5] Bagian daerah aliran sungai
(DAS) Eti (bahasa daerah: saniri kwele batai Eti) meliputi wilayah-wilayah desa Eti,
Kamal, Kawa, Layuwin, Luhu, Lumoli, Morekau, Nurue dan hatalaele desa Waisa
(hatalaele adalah wilayah penghubung antara daerah suku Alune dan suku Wemale).

Sungai ini mengalir di wilayah barat daya pulau Seram yang beriklim hutan hujan
tropis (kode: Af menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[6] Suhu rata-rata setahun sekitar
22 °C. Bulan terpanas adalah April, dengan suhu rata-rata 23 °C, and terdingin Juli, sekitar
20 °C.[7] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3233 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi
adalah Juli, dengan rata-rata 596 mm, dan yang terendah Oktober, rata-rata 124 mm.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sungai adalah tempat berkumpulnya air yang berasal dari hujan yang jatuh di daerah
tangkapannya dan mengalir dengan takarannya. Sungai tersebut merupakan drainase alam
yang mempunyai jaringan sungai dengan penampangnya, mempunyai areal tangkapan
hujan atau disebut Daerah Aliran Sungai. Sungai merupakan hal yang sangat penting bagi
sebuah negara dan Masyarakat di dalamnya, sehingga hal ini tentunya perlu diperhatikan
seksama oleh seluruh insan yang ada di sebuah negara. Indonesia yang dianugerahi dengan
begitu banyak Sungai sudah seharusnya menjaga keberadaan Sungai yang ada di berbagai
wilayah Indonesia.
LAMPIRAN

https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Daftar_sungai_di_Papua
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/sungai/sungai-yang-terdapat-di-papua
https://papua.inews.id/berita/8-sungai-di-papua-nomor-5-dijuluki-amazon-indonesia
https://poskupangwiki.tribunnews.com/2021/07/05/2-nama-sungai-di-kepulauan-maluku
https://www.wikiwand.com/id/Daftar_sungai_di_Maluku
https://infosekolah.net/Daftar_sungai_di_Maluku

Anda mungkin juga menyukai